Bab 7: Potongan Sosis

1
0
Deskripsi

Sebuah foto kiriman Yohan membuat Heasoo tersedak sosis—secara harfiah. Kekacauan makin pecah saat Haesoo nyaris kehilangan napas, dan diselamatkan oleh… orang yang justru membuatnya hampir mati konyol. Dan Haesoo? Hanya bisa membeku, terbungkus backhug darurat, dengan jantung berdetak seperti adegan klimaks drama prime time.

Haesoo menyeret kakinya ke restoran all-you-can-eat seperti veteran perang. Hoodie-nya lecek, mata panda level boss, dan sendalnya… masih beda warna.

Tapi duit di dompetnya? Tebal.

Dia baru aja dapet tawaran adaptasi drama dari manhwa yang ending-nya belum ada. Otomatis: mood = traktir perut sendiri.

Masuk ke resto yang cukup fancy, para pengunjung dengan rapi dan penuh gaya menatapnya seperti alien yang nyasar. Tapi Harsoo? Jalan terus. Tanpa dosa. Tanpa rasa malu. Duduk di pojokan, langsung isi piring dengan daging, sayur, dan sosis panggang ukuran kepala lengannya.

“Biarlah mereka menatap. Yang penting… nafsuku terpenuhi,” katanya sambil menahan air mata penuh dendam pada takdir.

Baru dua suapan masuk mulut, HP-nya bergetar. Notif dari Yohan.

Yohan: “Nih, balasan dari dunia nyata yang kamu cari.”

Haesoo yang setengah tidur melek seketika. Dibukanya foto yang dikirim Yohan—dan…

“AKHHH—KHAKHKH!!!”

Tangannya refleks mencengkeram meja. Dia tersedak sosis. Potongan sosis yang kenyal itu nyangkut di tenggorokannya. Matanya melebar. Napas tertahan. Dunia berputar.

Karena di foto yang dikirim Yohan… ada cowok selca di cermin gym.

Cowok dengan wajah persis… Jay. Cowok yang dilihatnya 2 minggu lalu.

Itu bukan cuma mirip. Itu Jay, dengan kaos dalam hitam, celana training, dan earphone di leher. Di caption chat foto itu tertulis:

post-image-680234fd4499c.jpeg

“KATANYA NAMANYA RYU JISEOK. DIA MODEL BARU YANG MANTAN ATLET RENANG NASIONAL. AKU DAPET INFO DARI STAYLISH LAIN. GIMANA, MIRIP GA SAMA JAY FIKTIFMU ITU?”

Mata Haesoo membulat. Otaknya nyetrum. Tapi yang paling penting: sosisnya belum keluar.

Orang-orang mulai panik. Seorang ibu-ibu berteriak. Seorang anak kecil merekam pakai HP.

Dan di tengah kekacauan itu—sebuah tangan besar menyentuh bahunya. Dingin. Tegas.

Permisi.”

Tangan lain melingkar dari belakangnya. Haesoo tersentak—dan sebelum sempat protes, tubuhnya ditarik ke belakang dalam gerakan cepat. Lengan kokoh melingkar di perutnya. Tekanan kuat menghentak lambungnya.

HUP!

Sosis terlempar keluar dari mulutnya, meluncur bak peluru, mendarat di piring sup seseorang.

Haesoo batuk. Terengah. Sadar napasnya kembali. Tapi tubuhnya… masih dalam posisi backhug. Didekap. Sama seseorang yang…

…bau parfumnya mahal banget.

“…Kamu gak apa-apa?” tanya suara rendah di belakangnya.

Haesoo membeku. Perlahan, ia menoleh. Dan matanya langsung membulat.

Di depannya, berdiri Jay.

Jay yang lagi di bahas oleh Yohan. Jay yang menjadi alasan dirinya tersedak potongan sosis lezat itu. Dan Jay.. Jay, karakter yang mirip ciptaan tangannya.

“Kamu… yang beberapa minggu yang lalu jatuh depan gym, kan?”

Haesoo ingin jawab.

Tapi otaknya memilih shutdown.

Dan dunia mendadak… sunyi.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bab 8: Denial yang Berkepanjangan
0
0
Haesoo diselamatkan oleh pria yang membuatnya hampir mati. Tapi cowok ini ngaku bernama Jiseok, bukan Jay. Dunia Haesoo langsung jungkir balik. Soalnya, Jiseok terlalu sempurna… untuk dianggap nyata. Dan yang lebih gila? Dia perhatian banget. Bahkan lebih dari mantan pacarnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan