
“Iya, bu... Tapi... saya rasa sebaiknya kita gak terlalu dekat seperti ini... saya... saya gak nyaman...” ucapku sedikit gugup, belum lagi umur pernikahanku masih seumur jagung. Aku tak menyangka bu Annisa bisa mengucap seperti itu.
“Anggap aja tadi cuma kesalahan kecil... Kita kan profesional, ya?” Dia menepuk-nepuk bahuku dengan pelan, tapi jelas membuat bulu kudukku sedikit merinding. Ditambah aku sendiri pernah bercinta dengan bu Wulan sebelumnya, pikiranku terus melayang kemana-mana. Aku tak...
Hotel Paradise
25
0
14
Berlanjut
Gabungan cerita menarik di hotel dan sesuai dengan deskripsinya. Latar dan ilustrasi hanya pemanis saja
2,859 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Be Ning Tyas Part 10
3
0
Aku mengangguk, lalu menyandarkan kepalaku di bahu suamiku. Selama perjalanan, aku terus melirik ke dirinya, aku ingin terus bermanja dengannya.“Sayang... entah kenapa aku nyaman jadi seperti ini...” ucapku dengan nada memelan, dan suamiku langsung menyentuh kepalaku sambil terus mengusapnya. Ku pejamkan mataku, entah kenapa aku malah semakin nyaman dan serta masuk ke dalam imajinasiku.**“Sayang.... bangun sayang...” aku perlahan membuka mataku, dan tak terasa aku tertidur sepanjang perjalanan tadi. Suamiku membangunkanku di pangkuannya itu.
“Hoaammm... maaf ya sayang... aku malah ketiduran,” balasku sambil merapikan jilbabku yang sedikit acak-acakan.“Kita udah sampai di rumah,” kata suamiku, dan aku mengangguk sambil membuka pintu mobil.“Sayang... tadi mbak Ratna chat aku, katanya kamu disuruh ke kamarnya... Kamu ada janji ya dengan dia?” tanya suamiku sedikit membuatku kaget, karena aku belum sempat bilang kepadanya.“Iyaa... tadi mbak Ratna minta bantuan... cuma aku gak tau mau minta bantuan apa...” ucapku begitu polos, karena aku juga tak tahu mbak Ratna butuh bantuan apa. Suamiku tak banyak bicara setelah aku berkata seperti itu. Suamiku langsung menatapku, dan dirinya berpesan untuk membantu mbak Ratna, apapun itu asalkan dirinya tahu sepengetahuan suaminya.“Iyaa sayang... aku gak mungkin aneh-aneh kok...” ucapku sedikit gugup dengan apa yang dimaksudkan oleh suamiku, aku berusaha menjaga jarak dengan ipar-iparku.“Yaudah... kita bawa masuk belanjaannya tadi... kamu beli banyak belanjaan sih...” canda suamiku yang langsung berubah dari mode serius. Aku hanya tersenyum tipis setelahnya. Aku langsung menolong suamiku untuk mengambil barang belanjaannya,“Aku bawa aja... aku gak pengen ya kamu keguguran gara-gara angkat belanjaan ini...” ucapku sambil membawa barang belanjaan, suamiku malah tertawa kecil sambil mengusap kepalaku.“Kamu nih ya... ada-ada aja...” ucapnya sambil membawa beberapa barang kecil, sedangkan aku mengambil barang yang cukup berat meski hanya dua barang.“Udah... ah... kita masuk...” ucapku sedikit kepayahan untuk angkat-angkat seperti ini, tak berapa lama mbak Ratna dan suaminya langsung menolongku untuk membawa barang yang ku bawa barusan.“Kamu nih ya... entar kalau dilihat orang bisa-bisa berabe...” ucap mbak Ratna memarahiku, padahal aku sendiri yang memaksa untuk membawa barang itu. Terlebih di malam hari, sepertinya tak ada orang yang melihatku sedang mengangkat barang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan