
“Kalian apa?” tanya Ayah sembari menyondongkan tubuh. Mungkin berpikir barangkali beliau salah dengar.
“Kami berencana bercerai, Dad,” ulangku pelan, tetapi tegas. Rasanya aku ingin mengeluarkan seluruh isi perut ke toilet karena mual dan pening. Namun, gravitasi menahanku lebih kuat. Sehingga aku tidak mampu membangkitkan tubuhku yang gemetar hebat dan dingin ini ke mana pun.
“Kau pasti bercanda, kan, Sky?” tanya Pops. Mata hitam yang diwariskan ke Horizon itu menyipit. Seperti berusaha menyelidiki...
DIVORCE PLAN
18
2
15
Berlanjut
“Aku punya alasan tersendiri. Kau tidak bisa mengotak-atik privasi itu.”“Apa pun alasannya, aku benar-benar tidak tertarik mendengarnya!” sungut Skylar dengan wajah jijik. Jelas sekali dia tidak peduli. Karena yang dipedulikannya hanya resor ibunya. Bukan aku.Skylar kembali berjalan dan gantian aku yang menukas, “Oh! Kalau begitu biarkan aku memberitahumu dengan suka rela. Sepertinya kau juga sudah tahu kalau dia dokter bedahku. Dia mengecek keadaanku dan mengingatkanku agar minum obat. Tugas yang seharusnya kau lakukan sebagai istriku, tapi kau sama sekali tidak melakukannya! Kau malah keluyuran sampai malam tanpa menghubungiku! Itukah yang dinamakan kau mencintaiku?”Secepat kilat menyambar langit, Skylar membalik tubuh 180 derajat menghadapku untuk meneriakiku sambil membelalak. “Why should I if you did same way to me more than three weeks ago? Dan kalau dia sempurna bisa melakukan tugas istri, kenapa kau melepaskannya begitu saja dan malah menikah denganku?”
2,262 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DIVORCE PLAN Chapter 42
2
0
Telepon diangkat, jantungku jumpalitan saat mendengar suara Skylar di seberang sambungan. “Kukira Ralph sudah mengurusi semuanya. Jadi, kurasa tidak seharusnya kau meneleponku malam-malam begini.”Jujur saja aku penasaran alasan dia belum tidur selarut ini. Namun, aku tak berani bertanya lantaran takut akan jawabannya. Toh, tujuanku menelepon bukan membahas tentang itu.“Sebaiknya kita berangkat bersama ke restoran kesukaanmu Sabtu nanti.”“Tidak perlu. Toh, kita akan mengumumkan perpisahan. Buat apa beramah-tamah?”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan