Karena Aku Tak Percaya Pria Lagi ( 7 Bab )

0
0
Terkunci
Deskripsi

Vera, seorang wanita yang penuh kecantikan dan pesona, selalu merasa ada yang kosong dalam dirinya. Cinta yang ia terima dari suaminya, Ryan, tidak bisa menghapus luka lama yang membekas dalam hatinya. Masa lalu yang penuh pengkhianatan dan kekerasan dari pria membuatnya membangun tembok tinggi, tak seorang pun pria yang bisa menembusnya, termasuk suaminya. Sejak ia masih muda, Vera dipaksa untuk menyembunyikan perasaannya dan menyembuhkan luka-luka batinnya sendirian, meskipun banyak orang yang...

2,733 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Pustakawati Cantik - Full Cerita ( 10 Bab )
0
0
Namaku Randy, seorang lulusan sastra yang hidupnya mandek sejak pandemi melanda dunia. Saat teman-teman seangkatanku mulai menapaki karier, entah sebagai penulis konten, guru les daring, atau bahkan pebisnis kecil-kecilan, aku masih berkutat mengirim lamaran yang tak kunjung berbalas. Hari-hariku diisi menatap layar laptop yang terlalu sering menampilkan kata “maaf,” dan malam-malamku berlalu dengan rasa cemas akan esok yang tak menentu.Segalanya terasa buntu, sampai suatu hari telepon rumah berdering. Suara di seberang adalah milik Pak Dimas, paman dari pihak ibu—sosok paruh baya yang pernah beberapa kali kutemui saat lebaran. Beliau bekerja sebagai kepala perpustakaan kota. Percakapan kami singkat, tapi mengubah arah hidupku.“Ada pekerjaan sementara di perpustakaan,” katanya. “Kau mau?”Tentu saja aku mau. Dalam situasi seperti ini, pekerjaan apa pun terdengar seperti harapan.Namun saat kami bertemu di ruang kerjanya yang penuh tumpukan buku dan aroma kayu tua, ia menatapku lama dengan senyum geli. “Tapi kau harus tahu dulu,” katanya pelan, “ini bukan pekerjaan laki-laki sejati.” Ia terkekeh pelan, seolah ingin mengaburkan ketegangan.Aku hanya bisa menatapnya bingung. Ia melanjutkan.“Posisi yang kosong itu bagian dari program pemkot untuk memberdayakan perempuan,” katanya sambil menyodorkan map kuning yang ternyata berisi form administrasi. “Kami butuh staf administrasi perempuan untuk bagian front desk. Tapi daripada kursi itu kosong, aku pikir... yah, mungkin kau bisa sedikit menyesuaikan.”Aku mengerutkan kening. “Maksud Paman?”Ia hanya tertawa. “Kau bisa menyamar. Wajahmu cukup... lentur.”Kupikir ia hanya bercanda. Tapi saat aku hendak pulang, ia memberiku sebuah tas plastik bening. “Ini seragamnya,” katanya. ikuti cerita selanjutnya….
Komentar dinonaktifkan
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan