
Bab 1: Awal dari Sebuah Transformasi
Aku tidak pernah membayangkan bahwa acara Porseni di kampus akan mengubah hidupku. Semuanya dimulai ketika panitia Porseni Fakultas Ekonomi memutuskan untuk membuat pertunjukan drama yang memerlukan peran seorang perempuan. Kebetulan, saat itu jumlah perempuan di kelompok kami tidak mencukupi. Tanpa banyak berpikir, teman-temanku memilihku sebagai kandidat untuk peran tersebut.
"Bagaimana kalau Raka saja yang memerankan tokoh perempuan? Tubuhnya kan cukup ramping...
1,762 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Demi Posisi Sekretaris di Perusahaan Besar, Aku Harus Berpenampilan Seperti Wanita
0
0
Sudah beberapa bulan sejak Arman melamar pekerjaan di perusahaan besar itu. Setiap kali ia menerima balasan dari perusahaan lain, selalu berakhir dengan penolakan. Namun, perusahaan ini memberikan harapan. Mereka mengundang Arman untuk wawancara. Tapi ada satu masalah besar. Posisi sekretaris yang ia lamar lebih disukai untuk wanita.Arman duduk di ruang tamu sambil memegang undangan wawancara. Ia berbicara pada dirinya sendiri, Apa yang harus aku lakukan? Ini kesempatan yang langka, tapi mereka jelas lebih menginginkan wanita untuk posisi ini.Ia merenung panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk curhat pada sahabatnya, Dina, seorang wanita yang sangat memahami seluk-beluk dunia kerja di perusahaan besar.Din, aku dapat panggilan wawancara untuk posisi sekretaris di perusahaan besar itu, kata Arman dengan suara bergetar.Serius? Itu hebat! Tapi kenapa kamu terlihat khawatir? tanya Dina, penasaran.Masalahnya, mereka lebih mengutamakan wanita untuk posisi ini. Aku tidak tahu harus bagaimana, jawab Arman putus asa.Dina terdiam sejenak sebelum akhirnya memberikan ide yang mengejutkan. Kalau begitu, kenapa kamu tidak mencoba berpakaian seperti wanita saja? Setidaknya untuk wawancara. Kita bisa mencobanya sekarang, lihat apakah kamu merasa nyaman.Arman terperangah dengan ide tersebut. Apa? Berpakaian seperti wanita? Dina, aku tidak bisa melakukan itu.Arman, dengar, ini hanya untuk wawancara. Jika kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu. Lagipula, kita bisa melakukannya dengan baik, dan mungkin saja kamu mendapatkan pekerjaan itu, Dina mencoba meyakinkannya.Setelah berdiskusi panjang, Arman akhirnya setuju untuk mencoba. Dina mengajak Arman ke apartemennya, di mana ia menyimpan banyak pakaian wanita. Dina memilihkan gaun berwarna merah marun dengan bahan satin yang lembut. Gaun itu memiliki potongan yang elegan, dengan detail renda di bagian leher dan lengan.Ini gaun favoritku. Coba kamu pakai, Arman, kata Dina sambil memberikan gaun tersebut.Arman ragu-ragu menerima gaun itu. Ia berjalan ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Saat pertama kali merasakan bahan satin menyentuh kulitnya, ia merasa aneh tapi juga ada sedikit rasa nyaman. Gaun itu lembut dan dingin di kulitnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan