Cepy Hidayaturrahman adalah (ngakunya) penulis fiksi dan pengamat hidup sehari-hari yang doyan memelototi absurditas manusia modern—dari yang receh, kadang romantis, sampai yang bikin kepala nyut-nyutan. Lulusan Teknik Kimia yang nyasar ke dunia digital marketing karena keadaan, ia percaya bahwa hidup kadang lebih masuk akal kalau ditertawakan dulu sebelum dipahami.

Dalam karya-karyanya, Cepy menulis cerpen (dua di antaranya pernah dimuat di majalah Femina, 2013–2014), esai reflektif (beberapa dimuat di Harian Kompas dan IDN Times), komik strip (bisa dilihat di Instagram @keluarrumahproject), dan narasi-narasi yang terinspirasi dari keseharian—mulai dari bus kota beraroma ketiak asam di medio 2010-an, kegaduhan anak kecil saat salat Jumat, hingga toko buku kecil misterius yang sepi pengunjung. Ia gemar menyelipkan kritik sosial dalam bungkus satir, gaya bertutur yang mengalir dan diusahakan mudah dicerna, serta karakter-karakter yang rawan bikin pembaca merasa, “Kok gue banget, ya?”

Selain aktif sebagai digital strategist di ranah profesional, ia tengah mengembangkan proyek kreatif pribadi—mulai dari kumpulan tulisan fiksi/nonfiksi hingga proyek berbasis teknologi AI yang sedang digodok bersama rekan seniornya. Gaya menulisnya banyak dipengaruhi oleh Putu Wijaya, Haruki Murakami, Albert Camus, Aan Mansyur, Eka Kurniawan, dan tentu saja, sebagian besar bersumber dari: kegelisahan personal yang tidak sempat ia kirim lewat WhatsApp atau DM Instagram ke teman-teman kuliahnya, bahkan ke istrinya sendiri.

Lewat Karyakarsa, Cepy ingin berbagi ruang dengan pembaca yang gemar merenung, sekaligus juga perlahan mengerti bahwa hidup sering kali lebih komedi daripada tragedi; yang suka cerita-cerita ringan tentang hidup yang berat; dan yang percaya bahwa menulis dan membaca fiksi adalah cara paling indah untuk berdamai dengan hidup, tanpa harus sepenuhnya paham untuk apa kita semua hidup jika kemudian nanti pun mati.