
Catatan gak panjang-panjang banget buat THE BATMAN
Biasanya kalo ada film DC yang baru rilis, yang rame dibahas para warga adalah “AH BAGUSAN DC/MCU!”. Atau “Tuh bikin kayak gini dong! Jangan yang banyolan mulu!” Begitu aja berulang-ulang. Padahal yah, mau DC atau MCU dua-duanya itu banyak film yang bagus dan banyak yang buruk. Ga usahlah disebutin satu-satu, dan ga usah jauh-jauh nyebut judul yang 5 tahun lalu, yang 2 tahun lalu aja dua-duanya ada yang jelek. Jadi kita sebagai penonton sebenernya kudu banyak bersyukur, masih untung masih ada yang mau bikinin film karakter kesukaan kalian. Masih untung mereka mau berbenah dan memperbaiki film komik menjadi lebih berkualitas. Ga usah kubu-kubuan, karena pada akhirnya akan mempersempit pilihan kalian untuk menikmati film bagus.
Lalu ada yang bilang “Ah DC ga asik, pemerannya ganti-ganti mulu”. Padahal hal seperti itu ga usah dipusingin loh. Anggap aja semua yang ada di DC itu adalah multiverse. Mereka berada di dunia yang berbeda-beda. Masing-masing Batman ada di dunia yang berbeda. Untunglah tema multiverse ini sudah digambarkan dengan sederhana oleh MCU, jadi saya tak perlu panjang lebar menjelaskan di sini. Oia, di DC tuh sebenernya ada konsep multiverse, dan udah dikenalkan ke penonton dari dulu jauh sebelum konsepnya muncul di MCU. Konsep multiverse di DC sudah dikenalkan oleh The Flash di serialnya. Iya, serial The Flash yang itu. Yang ga kelar-kelar seasonnya dan semua karakter yang di The Flash kayaknya jadi punya kekuatan super. Dan si Joe bapaknya Iris tetep aja sering pasang muka bingung. Salut dan respek buat yang masih ngikutin serial The Flash sampe sekarang.
Oke balik lagi ke The Batman. Satu lagi film Batman yang bagus dan bisa dibilang kembali ke pakem DC yang bikin film serius dan penuh isu-isu sosial. Setelah Joker yang kelam dan bikin perasaan ga enak setelah nontonnya. Setelah The Suicide Squad yang ceria tapi sebenernya banyak membicarakan kesehatan mental dan pemanfaatan dari kaum yang berkuasa. The Batman muncul dengan isu yang seperti biasa terjadi di Gotham, yaitu korupsi, mafia, dan hujan terus. Sempet bingung ini Gotham atau Bogor, hehehe, kan Bogor kota hujan, hehehe.
Mungkin buat yang mencari film superhero ceria hore-hore akan kecewa dengan film ini. Dan mungkin juga akan banyak yang pecinta trilogi Dark Knight kecewa ama film ini karena ga banyak perkelahian dan gambar di The Batman cenderung gelap terus. Ibarat kata kalo nonton The Batman di vcd bajakan yang ada TVnya cuma gelap mulu yang keliatan cuma bayangan penontonnya.

Nah kan ngelantur. Balik lagi deh yuk. Semua karakter di The Batman sangatlah pas. Pas kerennya. Pas banget juga auranya. The Riddler dibuat logis alasannya merusuhnya, bukan jadi jahat karena terobsesi dengan Bruce Wayne dan ga disapa pas ketemu di kantor (Batman Forever). Tepuk tangan buat Paul Dano yang muka dan suaranya tetep tampolable dari dulu. James Gordon jadi partner yang pas buat si Batman. Sama-sama rusuh dan keras kepala. Alfred di sini juga memunculkan kelebihan dia sebagai mantan agen rahasia. Oia, tiap si Penguin muncul, saya berusaha mencari garis wajah si Colin Farrell, dan ga nemu dong sisa-sisa mukanya dia. Bener-bener kayak orang lain. “Manglingi” kalo kata orang Jawa bilang. Satu lagi, yang jadi Carmine Falcone adalah yang main jadi agen berisik banget di Transformers, di sini beda banget. Kalo di Transformers berisik dan berusaha melucu terus, di sini jadi seram dan intimidatif. KEREN semua lah pokoknya.

Lalu bagaimana dengan Robert Pattinson dan Zoë Kravitz? PAS BANGET. Ternyata rahang Robert Pattinson cocok banget dipakein topeng Batman. Kalo Christian Bale pas jadi Batman kan di bagian dagunya kayak penuh banget dan keliatan kejepit gitu. Badannya yang ramping membuat Batman bisa bergerak lincah dan tidak keliatan bantet kayak Batman Ben Affleck. Dan karena cerita The Batman ini adalah 2 tahun setelah Bruce jadi Batman, maka si Brucenya masih sering galau gitu. Rambut polem, mata kurang tidur, dan merengut terus. Jadinya tiap Bruce Wayne muncul tuh bawaannya mau nyanyi:

When I was a young boy
My father took me into the city
To see a marching band
He said, "Son, when you grow up
Would you be the savior of the broken
The beaten and the damned?"
He said, "Will you defeat them?
Your demons, and all the non-believers
The plans that they have made?"
"Because one day, I'll leave you a phantom
To lead you in the summer
To join the black parade
Emo Bruce ini lebih gelap daripada Emo Peter Parker yang suka joget di jalanan.

Dan ada Zoë Kravitz. Yang walau topengnya kayak kupluk mamang-mamang penjaga vila di puncak ya tetep aja keren dipake dia. Tetep aja liat dia ga berkedip. Mukanya tuh bukan yang cantik buanget, tapi kemunculan dia dipastikan bisa bikin kepala menengok, mata tak berkedip, dan mulut berkata “wow, dia siapa?”. She owns the room.
Musik latarnya The Batman ini keren banget. Semuanya terasa makin tambah tegang dan gelap gegara musiknya. Oia, seperti yang udah dibilang tadi, ini cerita si Bruce jadi Batman baru 2 tahun. Jadinya Batmannya “belum” banyak pengalaman. Masih suka telat dateng, masih masuk ke tempat musuh dari pintu depan, masih belum terlalu cepat menebak teka-teki, jadi bisa dibilang si Batman di sini masih manusiawi, bukan yang sempurna bisa segalanya.

The Batman ini cocok buat pecinta film detektif yang lagi menyelidiki pembunuhan berantai. Yang tiap scenenya membuat penonton itu mikir ini bakal ada apalagi nih. Cocok buat pecinta film seperti Seven, Mindhunter, Zodiac, dan Sin City. Judul terakhir masuk karena si Batman suka banget narasiin dia lagi ngapain. Dan tiga judul pertama bisa diliat adalah film drama yang penuh dengan ngobrol dan diskusi. Jadi seperti disebut di paragraf sebelumnya, benar-benar bukan film yang cocok untuk yang nyari film ceria hore-hore penuh berantem. Kalo mau yang ceria, disarankan untun nonton Shang-Chi lagi aja, itu film warnanya banyak, dan tiap ketemu orang pasti berantem. Dan karena ceritanya tentang jagoan asia tentu saja ga afdol kalo berantem ga kelar kalo belum 10 menit. Plus ada naganya loh. Mantap.
Baru kepikiran, si The Riddler itu sebenernya influencer ya. Dan memanfaatkan kanal sosial media dia untuk merusuh. Mirip-mirip lah dengan keadaan sekarang. Penutup film ini cukup menggelitik, Batman dan Catwoman sunmori bareng.
Film ini penuh kekerasan, durasinya 3 jam, dan ratingnya 13 tahun ke atas. Jadi disarankan tidak bawa anak kecil ya untuk nonton ini. BTW, udah basi lah kalo masih bikin joke Twilight. Si Robert Pattinson aja udah jauh berkembang akting dan pemilihan perannya, kok ya yang bikin joke Twilight masih aja di situ-situ aja kapasitas jokenya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
