Teror Villa Bromo

2
0
Deskripsi

Rendy bersama kelima temannya merencanakan berlibur ke Gunung Bromo untuk mengisi waktu libur akhir pekan. Dimana rendy tidak sendiri, dia bersama dg 5 orang temannya, yaitu Rizal, Amanda, Ergie, Zhaf, dan Diyah. Kelima temannya ini merupakan teman sewaktu Rendy masih duduk dibangku SMA.

Di Bromo mereka ingin memburu surise, oleh karenanya mereka harus bermalam disana.

Singkat cerita, mereka sudah menemukan villa yang secara visualnya terkesan horror.

“Mungkin hanya firasatku saja”, kata amanda dalam...

C370AF6D-F13B-4D88-876C-5B196678FBC5.jpg

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bertamu di Villa yang Salah !!!
2
2
Kejadian ini diawali saat ada agenda sekolah, dimana celvin saat itu masih duduk dibangku SMA disalah satu kota di Indonesia.Kami sering menyebutnya “bedol desa”.Bedol desa biasanya berlangsung selama 3 hari didaerah pegunungan. Disana kami akan mendapatkan banyak pelajaran, dan tentunya bermalam divilla atau mungkin rumah warga.Dalam satu rumah celvin bersama 8 teman lainnya.Singkat cerita celvin dan teman - temannya sudah mendapatkan jatah bagian rumah warga yang memang tergolong jauh dari rumah - rumah lainnya.“Assalamualaikum”, kata Celvin saat mulai memasuki rumah tersebut.Mungkin karna aura rumahnya yang singup membuat Celvin dan teman - temannya seperti masuk kedalam rumah hantu.Lalu semua masuk kerumah, mereka mulai merapikan seisi rumah dan membagi kamar tidur dengan teman yang lain.Oh ya, jadi dari 8 teman celvin ini, salah satunya ada yg indigo. Celvin biasa memanggilnya bimo.Sore hari, satu persatu dari mereka mulai mandi secara bergantian.Berawal dari situ, kejanggalan mulai dirasakan, diawali dari Anggit. Dimana pada saat mandi, pintu kamar mandinya seperti digedor - gedor, padahal Celvin dan teman - teman yang lain lagi asik mengobrol dan bermain PlayStation diruang tengah.“Opo ae cok”. (apa saja cok) Kata Anggit yang datang menemui Celvin dan temannya yang lain sambil marah - marah, karena dia merasa diganggu oleh teman - temannya saat mandi.Hal itu membuat Celvin dan teman - temannya yang lain bingung dengan maksud Anggit.”opo git, teko - teko moro ngamuk” (apa git, datang - datang langsung marah) kata Celvin.”sopo mau gedor - gedor lawang jedeng pas aku adus”(siapa tadi yang menggedor - gedor pintu saat saya mandi) tanya Anggit.”yo gak ero, lawong arek - arek mulai mau neng kene”(ya gak tau, lawong dari tadi kami semua disini) jawab Celvin lagi.Dengan perasaan kesal Anggit langsung berjalan menuju kamar tidurnya.”Aku adus sek”(saya mandi dulu) kata Tito.Lalu tito beranjak darisana dan berjalan menuju kamar mandi.Pada saat Tito mulai mandi.  “Toooo, cepetan too”.(tooo, cepat too)Tito mendengar suara temannya sedang memanggil - manggil namanya.”Sek”(Tunggu) jawab Tito.Selesai dia mandi Tito langsung berjalan menuju teman - temannya dan bilang “Aku uwes iki loh, sopo mau ngongkon aku cepet?”(saya sudah selesai, siapa tadi yang menyuruh saya harus cepat mandinya?).“Gak wero, gak onok iki”(tidak tau, tidak ada ini) kata Celvin.Tito diam, “terus, mau iku suarane sopo?”(terus, tadi itu suaranya siapa?) kata Tito dalam hati. Kejadian itu membuatnya bingung, Namun Tito memilih untuk tidak terlalu memikirkan kejadian itu. Lalu teman - teman yang lain secara bergantian melalukan mandi. Hingga yang terakhir, pada saat giliran Alfan untuk mandi.Tiba - tiba dia mengatakan sesuatu kepada teman - temannya.“opo, opo rek?”(apa, apa rek) kata Alfan dari dalam kamar mandi.Karena dari mereka tidak ada yang merasa memanggil Alfan, jadi mereka semua diam tidak menjawabnya.”Opo rek ndak krungu”(apa rek, tidak dengar) kata Alfan lagi masih dari dalam kamar mandi.Kejadian itu membuat semuanya bingung, seperti Celvin yang bertanya kepada Anggit “Alfan iki ngomong karo sopo se”(Alfan itu bicara sama siapa se). Namun dari mereka tidak ada yang mengerti jawabannya.”Cobak takono bimo”(Coba tanya bimo) kata Anggit.”bimo sek turu”(Bimo masih tidur) jawab Celvin.Akhirnya mereka semua membiarkan saja kejadian yang dialami Alfan, mereka kembali melanjutkan bermain PlayStation dan ada juga yang mengerjakan tugas.Selesai mandi, Alfan mendatangi Celvin dan Anggit.”Ngomong opo kon git mulai mau, omonganmu ndak jelas, aku ndak krungu”(bicara apa kamu git dari tadi, bicaramu tidak jelas, saya tidak dapat mendengarnya) kata Alfan.”awakmu sing ngomong opo”(kamu yang bicara apa) jawab AnggitLalu disana Alfan mulai bercerita ke Anggit dan Celvin. Kalau tadi ada yang memanggil hingga mengajaknya mengobrol, akan tetapi suaranya samar sehingga dia tidak bisa mendengar jelas omongannya. Ditengah - tengah pembicaraan Alfan, Celvin dan Anggit tiba - tiba Bimo datang yang baru bangun dari tidurnya. “Opo ae rame”(berisik aja) kata Bimo. Lalu dia pergi keruang tamu.“eh Bim rinio”(eh bim kesini ta) kata Celvin.”males, nek butuh kon sing mrene” jawab Bimo.Akhirnya Celvin beranjak menuju keruang tamu. Sesampainya didekat Bimo, Celvin menceritakan kejadian yang dialami Anggit, Tito, dan Alfan.Lalu Celvin berbisik kepada Bimo, ”opo iku setan?”(apa itu hantu) tanya Celvin“Iyo, tapi ndak jahat. Cuman pengen kenalan tok”(Iya, tp tidak jahat. Cuma mau berkenalan aja) jawab Bimo.“gak jahat tapi kok ganggu uwong”(Tidak jahat kok mengganggu orang) kata Celvin.Karena penasaran, Celvin kembali bertanya ”wujude yopo iku?”(wujudnya seperti apa itu?) kata Celvin. “lanang gedhe koyok gondoruwo”(cowo besar seperti genderuwo) jawab Bimo.“Tapi dek e apik, sing mbaurekso nang kene. Dek e ngomong nang aku nek engkok bengi bakal akeh jin - jin sing jail nampakno awak e”(tapi dia baik, dia penunggu sini, tp dia bilang ke aku jika nanti malam bakal banyak jin yang jail menampakan diri) kata Bimo.Sontak Celvin kaget, dia hanya bisa menelan ludah.Celvin ini tergolong orang yang pemberani karena dia mempunyai rasa penasaran yang tinggi terhadap makhluk - makhluk gaib. Sedangkan dia tidak indigo jadi tidak pernah bisa melihat makhluk - makhluk itu.Singkat Cerita, malam pun tiba, selesai acara di Pendopo Agung, semua siswa kembali ke villa masing - masing.Celvin yang sedari tadi sore sudah mulai penasaran dengan sosok apa yang nanti malam bakal menampakkan diri. Akhirnya Celvin memutuskan untuk tidak tidur hingga larut malam. “halah paling cuma kuntilanak” Kata Celvin.Celvin yang sendirian diruang tamu tiba - tiba dikagetkan oleh Bimo.”kok durung turu kon?” (Kenapa kamu masih belum tidur?) tanya Bimo.”penasaran aku karo jin sing bakal nampak jaremu” (saya penasaran sama jin yang bakal nampak katamu) jawab Celvin.”oh yowes ayo tak barengi” (oh yaudah ayo saya temani) kata Bimo.Akhirnya Bimo menemani Celvin diruang tamu sambil mengobrol kesana kemari.Dor dor dorrrr. Tiba - tiba ada suara gedoran tembok yang terdengar oleh mereka.“krungu?” (dengar?) kata Bimo.Celvin mengangguk, dan langsung saja dia berdiri mencari sumber suara tersebut, namun hasilnya nihil.Bimo hanya tertawa melihat kelakuan Celvin.Karena masih penasaran dan juga kesal ditertawai oleh Bimo, akhirnya Celvin kembali menuju ke Bimo.“Teko endi suara iku” (Darimana suara itu?) tanya Celvin serius.Sebelum bimo menjawab, mereka kembali mendengar suara gedoran yang sama persis dengan tadi.“Kunu” (Situ) jawab Bimo sambil tangannya menunjuk kearah pojok kamar mandi.Pada saat itu teman yang lain sudah pada tidur, hanya tinggal Celvin dan Bimo yang masih terjaga.Sembari matanya menyoroti pojok kamar mandi, Celvin mulai melangkah menuju tempat yang ditunjuk Bimo tadi.“Jangan kesana”, cegah Bimo.Karena rasa penasaran, Celvin tidak mendengarkan BimoSesampainya dipojok kamar mandi, Clvin tidak menemukan apa - apa disana. Tidak ada yang menjanggal dipandangannya.“Lawong gak onok opo - opo” (Lawong tidak ada apa - apa) kata celvin.Bimo hanya diam sambil matanya terus memantau Celvin.Namum, pada saat Celvin ingin balik badan dengan niat kembali keruang tengah menemui Bimo, tiba2 Celvin mendengar suara hembusan nafas.Saat itu Celvin diam, bulu kuduknya berdiri. Namun dia tetap mencoba untuk mengontrol rasa takutnya. Hingga pada saat dia menoleh tiba - tiba muncul sosok kepala buntung tanpa badan, penuh darah, berambut gimbal, matanya melotot dan lidahnya menjulur.Celvin menjerit, lalu langsung saja dia lari kearah Bimo.Masih dengan nafas yang tidak beraturan. Celvin bertanya “dia siapa, dia siapa”.Bimo hanya menanggapi perilaku Celvin dengan tertawa.“Hahahaha””sopo iku cok medeni ngunu raine” (siapa itu cok kok mukanya menakutkan) kata Celvin.”iku jin sing jail iku mau, sing gedor - gedor tembok gawe ndase” (itu jin yang tadi, yang menggedor - gedor tembok dengan kepalanya) jawab Bimo.”ngerti kan wes, turu age” (sudah tau kan, yaudah tidur saja) kata Bimo.Sambil terus mengatur nafasnya “Ndak, neng kene sek aku karo awakmu” (tidak, saya disini dulu sama kamu) jawab.Bimo akhirnya menenangkan Cevin dengan mengajaknya mengobrol.Ditengah pembicaraan Bimo dikagetkan dengan sosok yang nongol dijendela. Celvin mengetahui gelagat Bimo tiba - tiba aneh.”opo’o bim?” (kenapa bim?) tanya Celvin.”sektas, onok sing delok i” (barusan seperti ada yang mengintip) jawab Bimo.Celvin langsung menoleh kearah yang ditunjuk Bimo, ”jendela itu” kata Celvin.Setelah melihat Bimo mengangguk, Celvin langsung berdiri dengan niat mendatangi jendela itu.Namun kali ini rasa penasarannya tidak sekuat tadi, mungkin karena tadi dia melihat sosok kepala buntung.Akhirnya Celvin mengurungkan niatnya, Celvin memilih untuk kembali duduk.”biarkan saja Bim” kata Celvin.Celvin pun mencoba mengawali pembicaraan, lalu mereka kembali mengobrol seperti biasa.Tidak terasa lama sekali mereka mengobrol hingga adzan subuh dihandphone Bimo berbunyi.Kejadian itu ternyata membuat Celvin tidak bisa tidur hingga pagi hari.Dipagi harinya Celvin mencoba menceritakan kejadian yang dia alami kepada teman - temannya.Bukannya menenangkan, teman - teman Celvin malah menertawakannya. Karena kesal dengan perilaku temannya, Celvin menyuruh semua temannya untuk tidak tidur saat malam kedua di Villa.Singkat cerita, setelah seharian menghabiskan waktu untuk presentasi di Pendopo Agus, akhirnya malam hari pun tiba.Sepulang dari Pendopo Agung, Celvin langsung menyuruh teman - temannya untuk tidak tidur terlebih dahulu hingga larut malam, supaya mereka juga ikut merasakan, apa yang Celvin rasakan dimalam pertama.Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Celvin dan teman - temannya tidak sekalipun menemukan hal aneh didalam Villa tersebut.Lalu pada saat Anggit akan membuang hajat ke kamar mandi, Anggit meminta diantarkan Pekik.  Saat keduanya berada dikamar mandi, Celvin mulai mendengar suara gamelan dan ada suara sinden yang menyanyikan tembang jawa.Ntah itu lagu apa, karena memang suaranya tidak begitu jelas.Celvin dan teman - temannya mulai fokus mendengarkan suara itu. Suasana yang awalnya ramai dengan obrolan - obrolan mereka, seketika menjadi hening.Semakin lama suaranya semakin kencang.Sambil terus fokus mendengarkan, bola mata Celvin tidak diam, dia juga melihat sekelilingnya, sudut demi sudut ruangan tidak luput dari pandangannya. Tepat pada saat Celvin menoleh kekanan, Celvin kaget karena ada sosok sinden disampingnya sambil melantunkan tembang jawa ditelinga CelvinCelvin menjerit “Pantes tambah banter” (Pantas saja semakin kencang) Reflek Celvin Langsung lari keluar rumah, hal itu juga membuat teman - teman yang lain juga ikut lari kecuali Bimo.Setelah agak jauh, mereka menenangkan satu sama lain.“Oke gapapa, aman. Ayo kita masuk villa lagi”, kata Celvin.”delok opo se kon vin” (liat apa sih kamu vin) tanya Anggit.”sinden” jawab Celvin singkat.”wes gak onok, reneo” (sudah tidak ada, kesini) kata Bimo dari dalam Villa.Akhirnya Celvin memberanikan diri masuk kedalam Villa, dari belakang teman - temannya mengikuti Celvin.Sesampainya didalam Villa mereka kembali duduk bersama diruang tengah sambil menenangkan satu sama lain.Kejadian itu tidak berhenti, tepat pada pukul 2 dini hari mereka mendapat lemparan batu kecil yang mengenai tangan Anggit, sontak Anggit kaget. Dia menjerit keras sekali. Keadaan yang horor membuat mereka parno.”sopo balang watu iki cok” (siapa yang melempar batu ini cok) kata Anggit.”watu opo iku? delok e git” kata Bimo.”watu kerikil biasa Bim” jawab Anggit sambil memberikan batu itu ke Bimo.Bimo mengambil batu itu dari Anggit. Menurut Bimo itu hanya batu biasa yang dilempar untuk menakut - nakuti kita. Bimo mencoba menenangkan keadaan agar suasana tidak semakin horor.”wes jarno gak onok opo - opone kok” (sudah biarkan, tidak ada apa - apa kok) kata BimoBimo mencoba mengalihkan pembicaraan agar pikiran teman - temannya tidak tersugesti dengan suasana horor.Namun ditengah pembicaraan mereka tiba - tiba Bimo yang dibuat kaget. Dia melihat ada sosok yang lewat menuju kamar mandi.Meskipun dia tidak bilang kepada teman - temannya, namun teman - temannya sudah mengetahui gelagat aneh dari Bimo.Mereka semua hanya diam, suasana horor muncul kembali, rasa takut seakan menguasai tubuh mereka.Disaat mereka diam, tangisan seorang wanita menghiasi keheningan disitu.Saat itu Celvin mencoba kabur lagi, namun dicegah Bimo. “Disini saja” kata Bimo.Karena sebenarnya dia juga takut kalau keluar rumah, akhirnya Celvin kembali duduk diantara mereka.Tidak Lama dari Celvin duduk,“tok tok tok” suara ketokan pada pintu.”woyy sopo cok” (woy siapa cok) kata Anggit dan Alfan.”Halah paling Pak Aris” (Halah mungkin Pak Aris) kata Bimo.Bimo berdiri melangkah menuju pintu itu, Celvin mengikuti Bimo dari belakang.Namun disaat Bimo sudah membuka pintunya, tidak ada orang didepan Villanya. “Kok kosong?” tanya Celvin.Bimo hanya diam lalu menutup pintu itu secara perlahan. Bimo menoleh kearah Celvin “Digudo maneh” (Digoda lagi) kata Bimo.Cepat - cepat Celvin berjalan menuju teman - nya diikuti Bimo dari belakangnya.Pukul 04.00 dinihari, Bimo yang mengantuk mengajak teman - temannya untuk tidur, dan disetujui oleh mereka.Akhirnya mereka memutuskan untuk tidur. Namun mereka semua tidak dapat tidur, karena suara hembusan nafas yang keras dan suara tangisan cewek tidak bisa hilang dari telinga mereka.Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak tidur saja hingga subuh.Pada saat adzan subuh berkumandang, mereka semua cepat - cepat mengambil wudhu lalu melakukan sholat secara berjamaah ditemani suara tangisan cewek tersebut.Akhirnya mereka seperti terbiasa dengan suara tangisan cewek.Anehnya, setelah mereka semua selesai melakukan sholat subuh, suara tangisan tersebut perlahan menghilang dari pendengaran mereka.Karena kejadian itu, mereka tidak tidur semalaman, padahal pukul 06.00 pagi, mereka harus berladang kekebun.—Sekian—
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan