
Sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan yang terpisah sejak lahir bertemu kembali saat berusia 17 tahun, tidak saling tahu latar belakang dan saling jatuh cinta.
Opening Song : Losing Grip - Avril Lavigne
SOULMATE
Episode 6
1. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI
Murid-murid sedang mendengarkan penjelasan dari guru.
Dana terenyak, memikirkan sesuatu.
DISSOLVE TO Flashback Episode 5
AIRISH
Evan takut lo ntar nggak bisa fokus sekolah.
Dia bilang bentar lagi lo ujian.
DANA
Kenapa lo malah bilang ke gue?
Airish tersentak melihat Dana.
DANA
Karna lo suka sama Evan?
(lalu melihat Airish)
AIRISH
Karna lo lebih kuat dari yang orang lain kira.
Dana terenyak.
AIRISH
Karna lo sahabat gue.
(mengalihkan pandangan)
DANA
Lo suka Evan, kan?
Airish terdiam.
Dana tersenyum, mengalihkan pandangan.
AIRISH
Gue nggak mau kehilangan sahabat lagi.
Dana tersentak.
AIRISH
Cuma karna masalah cowok.
Gue jadi musuhin lo.
Gue bilang lo pengkhianat.
(mengusap air matanya)
Dana tersentak melihat Airish.
AIRISH
Maaf..
DANA
Gue nggak bakal maafin kalo lo rahasiain ini dari gue.
(jeda)
Makasih.
Airish memeluk Dana, masih menangis.
Dana menepuk-nepuk pundak Airish, hampir menangis.
FADE OUT & FADE IN :
Xena mengetukkan bolfoin ke lengan Dana.
Dana tersentak melihat Xena.
XENA
Lo kenapa?
DANA
(segera menghapus air matanya)
Nggak apa-apa.
XENA
(tidak habis pikir melihat Dana)
Lo fikir itu jawaban?
Dana tersentak, kembali melihat Xena.
CUT TO :
2. EXT. SEKOLAH DANA. LAPANGAN BASKET - PAGI
Airish duduk di antara penonton pertandingan basket antar kelas.
Beberapa murid berseru memberi semangat pada temannya yang sedang bertanding.
DANA (O.S)
Lo nekat banget.
Untung hari ini cuma classmeeting.
Airish melihat sekeliling.
MURID I (P)
Pertandingan yang nggak imbang.
MURID II (P)
Hmm..
Ibarat pasukan intelijen ngejar pencuri biasa.
MURID I
Hmm..
Anak IPS rata-rata ikut basket.
Airish melihat Murid I.
MURID I
Lihat aja.
Citra, Shadine, Amanda anak musik semua, kan?
Airish kembali melihat ke lapangan.
MURID II
Payah milihnya.
Tim cowok kelas mereka juga nggak bisa diandalin.
AIRISH
Hey.
Murid I menoleh melihat Airish.
AIRISH
Boleh pinjem kaos olah raganya?
Murid II ikut melihat Airish.
MURID I
Apa?
CUT TO :
Kedua tim sedang istirahat.
JUPITER
Hey. Shadine.
Lo jangan malu-maluin gitu.
Shadine menghabiskan minumannya, lalu memukulkan botol plastik ke kepala Jupiter.
JUPITER
Argh!
SHADINE
Bilangin ke kawanan lo itu.
Mainnya yang sportif.
Masa anak basket bisa-bisanya curang.
AIRISH
(datang menghampiri)
Gue boleh gabung nggak?
Shadine dan Jupiter bersamaan melihat Airish.
CUT TO :
Pertandingan dimulai.
Tim IPS menguasai bola dan mencetak beberpa poin di menit- menit awal.
Airish masih berusaha menyesuaikan dengan pertandingan.
CUT TO :
Shadine mendapat umpan.
Airish segera berlari melanjutkan serangan Shadine.
Shadine mengoper bola pada Airish.
Lawan datang mengepung. Tapi Airish melesat dengan gesit melewatinya, lalu shooting.
BCU : Bola yang dilempar Airish berhasil mencetak poin.
Supporter tim bahasa bersorak riang.
Shadine juga berseru senang, lalu tos dengan Airish dan anggota tim lainnya.
INSERT :
Murid III (L)
Siapa sih dia?
Kok gue nggak pernah liat?
JUPITER
Katanya anak baru.
(tersenyum melihat Airish)
Murid III heran melihat Airish.
CUT TO :
Pertandingan berlangsung seru.
Beberapa kali tim Bahasa mencetak poin.
Tim IPS tidak mau kalah. Mereka menyerang habis habisan.
CUT TO :
CU : Wajah-wajah dari tim IPS yang terlihat sangar di sekitar ring yang mereka jaga.
Airish melihat keadaan tidak memungkinkan untuk maju. Dia lalu bersiap melakukan shoot.
INSERT :
Airish mulai shooting.
CAMERA FOLLOW TO : Bola yang ditembakkan Airish melesat menuju ring.
SLOW MOTION :
Airish tampak ragu.
BCU : Bola berhasil masuk ke ring.
Penonton bersorak senang.
Tim IPS tercengang, lalu melihat Airish.
CU : Airish tersenyum.
Shadine juga senang, lalu menghambur dan mengacak-acak rambut Airish.
INSERT :
Murid I
Gila!
(masih shock)
CUT TO :
JUPITER
Three point.
(terpana)
POV JUPITER : Airish tos dengan timnya.
CUT TO :
Ni
Tim Bahasa berjalan menuju kantin.
SHADINE
Kita emang kalah poin dari mereka.
Tapi gue bisa seneng banget ngelihat mereka kayak tadi.
Airish tersenyum juga.
SHADINE
Jadi, lo baru pindah hari ini?
Airish menoleh melihat Shadine, lalu membuka jaket, menunjukkan bet sekolahnya.
Shadine menghentikan langkah, tersentak melihat Airish.
AIRISH
Ssst!!
(memberi isyarat pada Shadine agar merahasiakannya)
SHADINE
Jadi, lo—
Jupiter datang.
Airish lalu melihatnya.
JUPITER
Hai.
(tersenyum melihat Airish)
Kita belum kenalan tadi.
Gue Jupiter.
(mengulurkan tangan pada Airish)
Airish hampir menjabat tangan Jupiter.
EVAN
Airish!
(baru datang)
Semua kini melihat Evan.
EVAN
Ngapain lo di sini?
AIRISH
(tersenyum melihat Evan)
Hey.
Evan meraih tangan Airish, mengajaknya menjauh dari Shadine dan Jupiter.
Shadine menepuk tangan Jupiter yang masih terulur.
Jupiter tersentak melihat Shadine, lalu kembali pada Airish dan Evan.
JUPITER
Pelanggaran si Evan main serobot aja.
SHADINE
(terbahak melihatnya)
Kayaknya dia bukan anak sekolah kita.
JUPITER
(tersentak melihat Shadine)
Maksud lo?
CUT TO :
EVAN
Trus, dia gimana?
(khawatir, melihat Airish)
AIRISH
Dia bilang makasih.
EVAN
Dia baik-baik aja, kan?
AIRISH
Ya nggak lah.
Lo temuin dia ntar.
AIRISH
Gue mau balik sekarang.
EVAN
Sekarang banget?
Airish tersentak melihat Evan, lalu Shadine dan Jupiter yang masih menunggu.
CUT TO :
4. INT. SEKOLAH DANA. KANTIN - SIANG
Airish, Evan, Jupiter dan Shadine makan bersama.
SHADINE
Kirain lo mau nemuin Evan.
AIRISH
Nggak.
(sambil makan)
SHADINE
(lalu melihat Jupiter yang fokus memerhatikan Airish)
Ehem!
JUPITER
(tersentak melihat Shadine)
Apa?
SHADINE
Matanya tolong dikondisikan..
Airish tertawa.
EVAN
(tersenyum saja melihat Jupiter dan Shadine, lalu Airish)
Jadi, hari ini lo bolos lagi?
AIRISH
Hmm..
EVAN
Di DO ntar lo bolos trus.
AIRISH
Santai aja.
Tatibsi nya CS gue.
EVAN
Dasar!
(melanjutkan makan)
SHADINE
(makan juga)
Airish.
Airish lalu melihat Shadine.
SHADINE
Kita pernah ketemu nggak sih sebelumnya?
Kok gue kayak pernah lihat lo.
Tapi gue lupa di mana.
AIRISH
Mungkin di LZ festival.
Evan waktu itu ikut juga, kan?
SHADINE
(tersentak)
Lo ikut festival band juga?
Airish tersenyum mengangguk.
SHADINE
Pantesan.
JUPITER
Oh ya?!
(ikut antusias)
Gue juga ikut.
Lo pegang apa?
AIRISH
Vocal-Gitar.
JUPITER
Nama bandnya?
AIRISH
Rascals.
JUPITER
Rascals..
(mencoba mengingat)
SHADINE
Udah nggak usah maksa,
Ntar korslet otak lo.
JUPITER
(tidak habis pikir melihat Shadine)
Din.
Lo jealous apa gimana sih?
Airish dan Evan tertawa mendengarnya.
SHADINE
Idih.. Males banget.
Heh, Rish!
Lo mau nggak jalan sama dia?
JUPITER
Ch!
Gue nggak butuh juru bicara!
(lalu melihat Airish)
Tapi, boleh kan gue minta nomor WhatsApp-nya?
EVAN
Ehem!
Semua lalu melihat Evan.
Evan meneguk minuman. Airish tersenyum melihatnya.
CUT TO :
5. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG
Evan dan Jupiter berjalan bersama, sementara Shadine dan Airish berjalan jauh di depannya.
EVAN
Jupi..
Lo jangan PDKT sama Airish ya.
JUPITER
Kenaapa?
EVAN
Dia suka gue.
JUPITER
(tersentak)
Trus?
Lo nggak mungkin suka dia, kan?
Dana gimana?!
Evan terenyak memikirkannya.
JUPITER
Wah. Nggak bener nih!
Evan mengalihkan pandangan, tidak tahu harus berkata apa.
CUT TO :
6. INT. RUMAH JUNE - SIANG
June sedang berbicara di telfon dengan Aldrian.
JUNE
Apa?
Nggak jadi??
INTERCUT WITH ALDRIAN
7. EXT. RUMAH ALDRIAN - SIANG
ALDRIAN
Iya. Kata mereka udah ada tim dari kampus.
JUNE
Trus ceritanya gimana?
ALDRIAN
Nggak jadi juga.
JUNE
(menghela napas, kesal)
Gue mau ke lokasi sekarang
ALDRIAN
Buat apa?
Mereka juga udah ubah lokasi syutingnya.
JUNE
Lo pasti tau kan di mana?
CUT TO :
8. EXT. LOKASI SYUTING SHORT MOVIE - SIANG
Rana sedang syuting short movie bersama empat orang teman.
June dan Aldrian turun dari mobil, melihat Rana dkk, lalu menghampirinya.
Rana tersentak melihat kedatangan June dan Aldrian.
JUNE
Mana skenarionya?
RANA
Apa?
JUNE
Skenario yang kalian syut sekarang.
Rana agak bingung, lalu melihat Aldrian.
ALDRIAN
Ini June, yang kemaren gambar story board sama mau ngedit video kalian.
RANA
Oh. June.
(kembali melihat June)
Sorry ya.
Kita udah nggak pake skenario kalian.
JUNE
Gue cuma mau lihat aja skenario yang sekarang.
Rana memberikan naskah skenario pada June.
June melihatnya.
RANA
Padahal jauh-jauh hari nggak ada yang minat sama project kita.
Giliran udah mau deadline pada daftar.
JUNE
Delisha karakter di cerita sebelumnya, kan?
RANA
Ya tapi, ceritanya beda.
JUNE
Nggak ada nama lain apa?
RANA
Lo—
(hampir tertawa)
Bisa sih.
Iya nanti bisa diganti kok kalo lo keberatan.
JUNE
Sifatnya juga sama.
RANA
Ya. Sebenernya kita emang terinspirasi dari cerita kalian.
JUNE
Cerita yang buat lo terinspirasi jadi sampah,
dan lo yang jadi bintangnya?!
ALDRIAN
(tersentak melihat June)
June.
JUNE
(menghela napas, menenangkan diri sembari mengalihkan pandangan)
Keterlaluan.
RANA
(tidak habis pikir)
Keterlaluan gimana?
Jelas-jelas ini alurnya beda!
JUNE
Gue bahkan inget detail ceritanya.
(kembali menatap Rana)
Beberapa dialog sama persis.
Aldrian dan Rana tersentak.
Rana segera memeriksa skenarionya.
JUNE
Sekalipun itu cuma satu dua kata.
Ada di beberapa bagian.
RANA
(tidak habis fikir)
Yang mana sih?
June mengalihkan pandangan, sementara Aldrian terlihat cemas.
RANA
(kembali melihat June)
Oke.
Kalau kita menang, kita nggak akan lupa kok sama kalian.
JUNE
Bahkan kalo gue nggak ke sini hari ini?
Rana terenyak.
JUNE
Gue sama temen-temen gue emang cuma anak SMA.
Tapi jangan harap kalian bisa manfaatin seenaknya.
INSERT :
Ismail heran melihat June, Aldrian dan Rana, lalu bergegas menghampiri mereka sambil menenteng kameranya.
ISMAIL
Ada apa sih?
June mengambil skenario dari tangan Rana, merobek kertas itu, lalu membuangnya.
Semua tersentak melihat June.
JUNE
Gue harap lo juga nggak bakal lupa yang satu itu.
Rana tercengang.
June melangkah pergi.
ISMAIL
Heh! Apaan sih lo?!
Aldrian menahan Ismail.
RANA
Dia bener-bener ya!
ISMAIL
(kesal melihat Aldrian)
Temen lo gila ya?!
ALDRIAN
Dia nggak pernah semarah itu.
(melihat Rana dan Ismail)
Kalo dia sampe marah, artinya kalian bener-bener keterlaluan.
(mundur)
Sorry, Ran.
Gue juga kecewa sama sikap lo.
(lalu pergi, menyusul June)
RANA
Hey!!
(tidak habis pikir, lalu menendang skenario yang hampir diraih oleh Ismail dari tanah)
ISMAIL
Ergh! Mau diambil juga!
(kesal melihat Rana)
RANA
Batal aja syutingnya.
Gak mood gue!!
(membuang pandangan, kesal)
CUT TO :
9. EXT. MOBIL JUNE - SIANG
June duduk dan menangis.
Aldrian membuka pintu mobil, terenyak melihat June, lalu masuk dan duduk di sampingnya.
ALDRIAN
June..
(menepuk bahu June)
Udah.. Jangan nangis.
JUNE
(mengusap air matanya)
Gak punya hati.
Aldrian ikut sedih melihat June.
June menghela napas, lalu melajukan mobilnya pergi.
CUT TO :
10. INT. RUMAH DANA - SORE
Dana melihat Bu Kamila sibuk di ruang kerjanya, lalu memikirkan sesuatu.
AIRISH (O.S)
Tapi,
Jangan kasih tau nyokap lo dulu.
Kata Evan kondisinya ga bagus sekarang.
Dana kembali melihat mamanya, lalu melangkah pergi.
CUT TO :
11. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - MALAM
Dana duduk di tempat tidur.
SFX : Dering ponsel Dana.
Dana mengambil ponsel, lalu melihatnya.
BCU : Layar ponsel Dana : Panggilan masuk dari Evan.
CUT TO :
12. INT. RUMAH EVAN - MALAM
Evan mencoba menelfon Dana. Tapi lalu kecewa, karena Dana tidak juga menjawab.
Evan mengetik pesan untuk Dana.
CUT TO :
Dana melihat pesan masuk di ponselnya.
BCU : LAYAR PONSEL DANA : PESAN DARI JUNE (O.S)
Gue chat ga di bales?
DANA (V.O) mengetik pesan balasan :
Sorry. Ada apa emangnya?
(ON SCREEN : CHAT Dana & June)
JUNE (O.S)
Bisa ketemu sekarang?
DANA (O.S)
Udah malem. Kenapa nggak besok aja?
JUNE (O.S)
Yaudah. Besok aja.
Dana terenyak, memikirkan sesuatu.
CUT TO :
13. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI
DANA
June nggak masuk lagi?
XENA
(mengangguk)
Sakit kan minimal dua hari.
Pinter juga dia.
DANA
(heran)
Bukannya syutingnya cuma satu hari?
XENA
Kesempatan dalam kelonggaran.
Lo kayak nggak kenal June aja.
DANA
(tersentak melihat Xena)
Iya deh.. Elo yang lebih kenal.
XENA
(tersentak melihat Dana)
Bukan itu maksud gue.
DANA
(tertawa)
Bercanda!
Xena tersenyum, tidak habis pikir.
CUT TO :
Dana mengirim pesan pada June.
Pesan DANA (V.O) :
Lo bilang mau ngomongin sesuatu.
Kenapa malah nggak masuk sekolah?
Balasan pesan dari JUNE (V.O) :
Di luar sekolah aja.
Hari ini pulang siang, kan?
CUT TO :
14. EXT. SEKOLAH DANA - SIANG
XENA
Yakin nih nggak mau pulang bareng gue aja?
DANA
Iya. Bentar lagi jemputan gue dateng.
XENA
Yaudah. Duluan ya..
(tersenyum melihat Dana)
Dana tersenyum melihat Xena melajukan motornya pergi. Dia lalu tersentak saat melihat Evan menghampirinya.
EVAN
Gue mau jelasin semuanya.
DANA
Udah jelas kok.
Evan terenyak.
DANA
Kemarin gue masih shock aja.
(lalu melihat Evan)
Sekarang udah nggak apa-apa.
EVAN
Gue anterin lo pulang.
DANA
Gue ada janji sama June.
EVAN
(tersentak)
June?
DANA
Iya. Dia mau ngomongin sesuatu.
Katanya penting.
EVAN
Oh..
DANA
Lo ikut aja.
EVAN
Nggak lah.
Ganggu kalian ntar.
DANA
Nggak lah, Van..
EVAN
Kita emang harus pisah.
DANA
17 tahun berpisah apa masih belum cukup?
Evan tersentak melihat Dana.
DANA
Sekarang lo mau ninggalin gue?
EVAN
Mana mungkin?
Lo kan adik gue.
DANA
(terenyak)
Jadi gue adik?
Evan mengangguk.
CUT TO :
15. EXT. JALAN RAYA. MOBIL JUNE - SIANG
June sedang menyetir mobil, lalu melihat pesan masuk di ponselnya.
JUNE
Langsung ke restoran?
(heran)
CUT TO :
16. INT. RESTORAN - SIANG
June melihat Dana dan Evan duduk di satu sisi, lalu menghampirinya.
DANA
(tersenyum melihat June)
Jadi, kayak gini tampangnya lo kalo lagi sakit?
June mengacak rambutnya sebentar, duduk, lalu melihat Evan.
JUNE
Lo Evan, kan?
EVAN
Iya.
(tersenyum, lalu berjabat tangan dengan June)
JUNE
Gue June.
JUMP CUT TO :
Makanan dan minuman sudah tersaji di meja.
JUNE
Waktu masih kecil, orang bilang gambar gue bagus.
(jeda)
Gue ngerasa spesial.
Tapi sekarang gue tau.
Ternyata, bukan cuma gue yang bisa gambar sebagus itu.
Banyak yang gambarnya lebih bagus dari gue.
Evan terenyak melihat June.
JUNE
Gue jadi ngerasa..
Sebenernya kemampuan gue biasa aja.
Gue aja yang belum lihat dunia lebih luas.
Dana masih memerhatikan June.
Evan lalu minum.
JUNE
Tapi, masalah yang kemaren itu beda.
Gue jadi takut berkarya.
Karena ternyata, ada juga yang manfaatin kecintaan orang terhadap seni,
Demi keuntungannya sendiri.
DANA
(menyentuh lengan June, bermaksud menenangkannya, tapi malah tersentak)
Lo beneran sakit?
JUNE
(tersenyum)
Bego, kan?
Evan tersentak melihat June.
JUNE
Gue sakit cuma karna mikirin dunia yang nggak adil.
DANA
Badan lo panas banget!
Evan ikut khawatir.
JUNE
Gue emang belum minum obat.
DANA
Kenapa?
EVAN
Gue beliin sekarang ya?
JUNE
(tersentak)
Nggak usah.
Di rumah juga ada obat.
Tapi males aja mau minum.
Evan terenyak.
DANA
Pura-pura sakit malah sakit beneran.
June tertawa, lalu mulai makan.
DANA
Lo harus minum obat.
JUNE
Iya nanti..
(melihat Dana yang masih cemas)
Makan gih.
Ini makanan paling enak di restoran ini.
DANA
Oh ya?
(mulai makan, lalu tersenyum)
JUNE
Kata Dana, lo INFJ juga?
EVAN
(mengangguk, lalu makan)
Jadi Triple INFJ ya?
Dana tersenyum.
JUNE
Pas banget.
(lalu melihat Dana)
Lo tau nggak meme tentang INFJ?
DANA
Apa?
JUNE
Hal yang bisa bikin INFJ high itu,
Pembicaraan yang berkualitas,
Musik yang menakjubkan,
Sama..
DANA & JUNE
Makanan enak!
(lalu tertawa)
Evan terenyak melihatnya, lalu melanjutkan makan.
DANA
Gue juga pernah lihat yang itu.
Oh..
Jadi lo ngajak ke sini biar cepet sembuh?
JUNE
(tersenyum)
Gue masih kepikiran aja hal kemarin.
Jadi, mungkin ini pelarian terbaik.
(lalu mengalihkan pandangan)
DANA
(menghela napas, sedih)
Gue bakal buat film yang lebih bagus.
June dan Evan bersamaan melihat Dana.
DANA
(melihat June)
Gue mau kuliah jurusan perfilman.
June tersentak. Evan juga.
JUNE
Serius?
DANA
Hmm...
(tersenyum mengangguk)
JUNE
Emangnya, lo udah lama pengen masuk jurusan film?
DANA
Baru aja kepikiran.
(melanjutkan makan)
Kayaknya keren juga.
Selama ini, gue suka banget nonton film.
June terenyak.
DANA
(lalu melihat June)
Jadi lo jangan sedih lagi.
June tersenyum, lalu tersentak saat melihat Evan berubah sedih.
JUNE
Kalo lo mau kuliah di mana, Van?
EVAN
(lalu melihat June)
Gue mungkin langsung kerja.
DANA
Katanya mau nyusul ke Prancis?
JUNE
(tersentak melihat Dana)
Lo mau ke Prancis?
DANA
Iya.
Mama punya project di sana.
Jadi, gue harus pindah.
JUNE
Emm..
(lalu teringat sesuatu)
Film pertama dibuat di Prancis.
Dana tersentak.
JUNE
Kenapa bisa kebetulan?
DANA
Oh ya?
Gue baru tau.
CUT TO :
17. EXT. DEPAN RESTORAN - SORE
JUNE
Da..
(tersenyum melihat Evan dan Dana, lalu melajukan mobilnya)
Dana lalu melihat Evan bersiap dengan motornya.
DANA
Lo nggak ngelanjutin kuliah karena gue?
EVAN
(tersentak melihat Dana)
Ya nggak lah.
DANA
Bukannya lo beli motor sama uang tabungan kuliah?
EVAN
(terenyak, sedih)
Ya.
(lalu melihat Dana)
Dana naik ke boncengan Evan.
Evan mengalihkan pandangan sebentar, lalu melajukan motornya pergi.
CUT TO :
18. EXT. JALAN RAYA - SORE
Evan masih melajukan motor.
Dana melihat suasana sekitar, lalu Evan.
CUT TO :
19. EXT. DEPAN RUMAH DANA - SORE
Dana turun dari motor Evan.
EVAN
Lo harus move on.
Dana tersentak melihat Evan.
EVAN
June keliatannya baik.
DANA
Dia emang baik.
EVAN
(tersenyum, mengalihkan pandangan)
Gue balik dulu ya?
Dana masih terenyak.
Evan kembali melihat Dana.
Dana meneteskan air mata.
EVAN
(tersentak)
Kenapa?
DANA
(menghapus air matanya)
Kalo lo mau move on, move on aja.
Lo udah ada Airish, kan?
(jeda)
Gue nggak bisa.
Evan terenyak sedih.
DANA
Bahkan kalo seumur hidup gue harus sendirian.
Gue nggak apa-apa.
Evan mengalihkan pandangan. Menahan air matanya.
Dana kembali melihat Evan, lalu masuk ke halaman rumahnya.
Evan melihat Dana menaiki undakan, lalu masuk ke dalam rumah.
CUT TO :
20. EXT. JALAN RAYA - SORE
Evan melajukan motornya. Dia menangis.
CUT TO :
21. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - SORE
Dana duduk, menangis tersedu.
CUT TO :
22. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM
Evan duduk, termenung.
DISSOLVE TO FLASHBACK :
23. EXT. CAFE - SORE
EVAN
Gue nggak tau harus gimana.
Gue bahkan nggak tega ninggalin dia.
(jeda)
Gue sayang banget sama Dana.
JUPITER
(terenyak sedih)
Kalo cewek itu suka sama lo.
Yaudah terima aja.
Gimanapun, lo nggak akan bisa bersatu sama Dana.
FADE OUT & FADE IN :
Evan melihat ponselnya.
BCU : Layar ponsel Evan : Foto profil Airish : Gambar secangkir kopi.
Evan menelfon Airish. Tapi tidak juga tersambung. Dia lalu mengirim pesan untuk Airish.
CUT TO :
24. INT. KOS AIRISH - MALAM
Airish mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Dia terlihat sedih.
AIRISH (V.O)
Kewajiban gue sebagai sahabat udah selesai.
Gue nggak bakal ganggu hidup lo lagi.
(duduk, mengganti kartu pada ponsel, lalu menyalakannya)
CUT BACK TO :
Evan bersiap tidur, lalu kembali melihat ponselnya, heran. Dia meletakkan ponsel di meja, lalu tidur.
CUT TO :
25. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - MALAM
Dana membaca buku panduan menulis skenario.
Dana lalu menulis di tempat tidurnya.
BCU : Tulisan Dana di buku :
SOULMATE
Dana meletakkan bolfoin, lalu menangis lagi.
CUT TO :
26. INT. RUMAH JUNE - MALAM
June mematikan lampu kamar.
Gambar pemandangan gedung-gedung dari ketinggian yang dilukis menggunakan cat glow in the dark, menyala di dinding kamar di sekeliling June.
June menjatuhkan diri di tempat tidur. Menyilangkan kedua tangan di bawah kepalanya sambil melihat pemandangan kota buatannya. Tapi lalu teringat sesuatu.
DISSOLVE TO FLASHBACK :
JUNE
Emangnya, lo udah lama pengen masuk jurusan film?
DANA
Baru aja kepikiran.
(melanjutkan makan)
Kayaknya keren juga.
Selama ini, gue suka banget nonton film.
June terenyak.
DANA
(lalu melihat June)
Jadi lo jangan sedih lagi.
FADE OUT & FADE IN :
JUNE
Kenapa harus lo yang nyembuhin luka gue?
Kenapa bukan orang-orang egois itu.
(menghela napas)
Mereka yang seharusnya bertanggung jawab.
CUT TO :
27. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI
JUNE
Lo serius mau masuk perfilman?
DANA
(menaruh buku-bukunya di meja, lalu melihat June)
Iya. Kenapa?
JUNE
Bukan karna gue, kan?
DANA
(hampir tertawa)
Kadang, hidup emang gitu kan.
Seseorang hadir di hidup kita pasti punya satu alasan.
Dan yang paling berkesan itu, ada yang bilang namanya Soulmate.
Sekalipun ketemu cuma sebentar.
Tapi pengaruh takdirnya buat kita lumayan besar.
JUNE
Oh ya?
(memikirkannya)
Dana kembali sibuk dengan bukunya.
INSERT : Xena cemburu melihat keakraban June dan Dana.
CUT TO :
28. INT. PERPUSTAKAAN SEKOLAH DANA - SIANG
Xena sedang menunggu pustakawan memproses pengembalian bukunya.
JOE
Hey.
(menaruh buku di meja)
XENA
(tersentak melihat Joe)
Eh. Joe.
JOE
(lalu melihat Xena)
Apa kabar?
XENA
Baik.
(mengambil kartu yang diberikan pustakawan)
Makasih.
PUSTAKAWAN
Sama-sama
(lalu mengambil buku Joe)
Ini mau dibalikin aja?
JOE
Iya.
XENA
Gue duluan ya.
(melangkah pergi)
JOE
Oke.
(tidak melihat Xena)
Xena menghentikan langkah, lalu melihat Joe.
Joe juga melihat Xena, lalu mengalihkan pandangan.
XENA
Joe.
Gue..
Mau ngomongin sesuatu.
Joe tersentak, kembali melihat Xena.
CUT TO :
29. INT. SEKOLAH DANA. KELAS EVAN - SIANG
Suasana riuh dengan murid-murid yang mengobrol santai. Semua berpakaian olah raga. Beberapa duduk di atas meja. Beberapa berjalan keluar-masuk.
Evan duduk di bangku, melihat ponselnya.
BCU : Layar ponsel Evan : Pesan yang Evan kirim untuk Airish masih belum terbaca.
Evan terenyak memikirkan sesuatu.
CUT TO :
30. EXT. CAFE TEMPAT AIRISH BEKERJA. RUANGAN CHARLIE - MALAM
CHARLIE
(tersentak melihat Airish)
Resign?
AIRISH
Iya, Pak.
CHARLIE
Bukannya bentar lagi kamu liburan sekolah?
Kenapa resign?
AIRISH
Saya mau—
(bingung harus berkata apa)
CHARLIE
Kenapa?
Kamu ada masalah sama anak-anak?
AIRISH
Nggak ada.
Saya cuma—
CHARLIE
Trus kenapa?
Kayaknya baru kemaren kamu bilang pengen banget jadi barista?
Airish diam saja.
CHARLIE
Kenapa sih Rish?
Cerita..
AIRISH
Saya nggak boleh kerja sama ibu saya.
Saya disuruh fokus belajar, supaya bisa masuk kedokteran.
CHARLIE
(terenyak)
Oh.. Gitu.
(menghela napas panjang)
Yaudah kalo kamu punya rencana yang lebih bagus.
AIRISH
Makasih, Pak.
(lalu melihat Charlie)
CHARLIE
Tapi kalau kamu keluar karena alasan lain.
Saya nggak bisa terima.
Airish tersentak.
CHARLIE
(mengalihkan pandangan sebentar)
Hhh! Tapi emangnya gue siapa bisa ngatur-ngatur elo.
(bergumam)
AIRISH
Maaf, kalau selama saya kerja di sini,
Saya banyak ngelakuin kesalahan.
CHARLIE
Sama-sama.
(kembali melihat Airish sedih)
Nanti kalau mau pulang, kamu ambil gaji di Liana ya.
AIRISH
Iya, Pak.
Terima kasih.
CHARLIE
Tapi..
Airish menunggu Charlie menyelesaikan kata-katanya.
CHARLIE
Bisa kamu bikinin saya kopi buat terakhir kali?
Airish tersentak.
CHARLIE
Maksudnya..
Di hari terakhir kamu kerja di sini.
AIRISH
Sekarang, Pak?
CHARLIE
Kalau bisa sih tahun depan aja.
Airish menahan tawa.
CHARLIE
Ketawa aja..
AIRISH
Bapak mau kopi apa?
CHARLIE
Karena lo mau resign, jadi leluasa ya lo panggil gue bapak?
Airish tersenyum mengalihkan pandangan.
CHARLIE
Kopi apapun yang dibuat Bu dokter, saya mau minumnya.
AIRISH
(terbahak)
Serius nih, Pak.
Saya kan belum jadi dokter!
CHARLIE
Apa aja, Sayang..
Udah sana bikinin.
AIRISH
(hampir tertawa, tidak habis pikir, lalu melangkah pergi)
Bentar ya, Beib.
CHARLIE
Heh!
Panggil apa lo barusan?
Airish tersenyum, menutup pintu dari luar.
Charlie tertawa sebentar, tidak habis pikir.
CUT TO :
31. INT. CAFE - MALAM
Airish membuat kopi, sambil mengusap mesin kopinya dengan sedih.
GANDHI
Cie.. Mesin kopi aja di elus-elus.
Airish tidak habis pikir melihat Gandhi.
GANDHI
(memakai apron)
Yang ada manis-manisnya nggak ke sini apa?
AIRISH
(tersentak)
Apaan sih?!
(kembali sibuk dengan kopinya)
GANDHI
(menata rambutnya)
Cowok yang pake seragam sekolah, yang kemaren ke sini kan yang lo suka?
AIRISH
Kata siapa?
GANDHI
Kata gue.
AIRISH
Sok tau.
(membawa kopinya, melewati Gandhi)
Minggiiir..!
GANDHI
(lalu minggir)
Jutek banget sih, Mbak.
Kabur ntar pelanggannya.
AIRISH
Bodo amat.
CUT TO :
32. INT. CAFE. RUANGAN CHARLIE - MALAM
Airish meletakkan secangkir Cappuccino di meja Charlie
BCU : Hiasan berbentuk hati pada cappuccino.
CHARLIE
(tersentak melihat gambar hati itu, lalu Airish)
Maksudnya apa ini?
AIRISH
(tersentak)
Bukan apa-apa..
Saya cuma bisa gambar itu.
CHARLIE
(tertawa)
Modus lo.
AIRISH
(tidak habis pikir)
Serius, Pak.
Dibilangin juga.
CHARLIE
Iya iya makasih ya, Beib.
Airish tersenyum, lalu melangkah pergi.
Charlie tersenyum, lalu meminum kopinya.
CUT TO :
33. EXT. SEKOLAH DANA - SORE
Dana dan teman-temannya berjalan keluar kelas.
XENA
Gue duluan ya.
(melihat Dana sebentar, lalu pergi)
Dana terenyak melihat Xena, lalu June yang baru saja keluar kelas.
JUNE
Xena buru-buru banget?
(melihat Xena, lalu Dana)
DANA
Hmm..
(lalu berjalan bersama June)
Akhir-akhir ini dia kelihatan sibuk.
TERE
Iyalah sibuk. Orang baru jadian.
Dana dan June tersentak melihat Tere.
TERE
Woah. Kalian nggak tau?
Ck ck ck..
Persahabatan macam apa?
(mengalihkan pandangan)
JUNE
Xena jadian sama siapa?
TERE
Joe.
June terenyak memikirkannya.
TERE
(lalu melihat June sebentar)
Elo sih!
Nggak peka jadi cowok.
JUNE
Nggak peka gimana maksud lo?
TERE
Joe kan udah lama nembak Xena, tapi ditolak.
JUNE
Kenapa?
Dana ikut penasaran, memerhatikan Tere.
TERE
(hampir tertawa)
Lo bener-bener ya, June.
Lo nggak tau apa Xena suka sama lo?
Dana lalu melihat June.
JUNE
Trus kenapa?
TERE
Hadeeh...
Dasar nggak punya perasaan!
JUNE
Heh!
(menghentikan langkah, kesal melihat Tere)
Dana dan Tere ikut berhenti, melihat June.
JUNE
Trus kalo emang gue nggak punya perasaan buat dia, kenapa?
TERE
Ya udah..
Bukan urusan gue juga.
(melangkah pergi)
JUNE
Emang bener ya.
Semakin tinggi IQ seseorang semakin labil emosinya.
Dana tersentak melihat June.
JUNE
Tadi tiba-tiba nimbrung.
Sekarang bilang bukan urusan gue.
(menghela napas, mengalihkan pandangan)
DANA
Mau gue bawain cermin??
June lalu melihat Dana.
DANA
Lo juga sama emosiannya.
(melanjutkan langkah)
June berjalan di samping Dana.
DANA
Rekor lo jadi murid tersantai kalah sama gue.
(tersenyum melihat June)
Untung IQ gue nggak setinggi punya kalian.
JUNE
Persetan sama IQ.
(masih kesal)
Dana kembali melihat June.
JUNE
(lalu menyesal melihat Dana sebentar)
Sorry, gue lagi nggak mood.
Dana mengalihkan pandangan.
CUT TO :
34. INT. RUMAH JUNE - MALAM
JUNE
Baguslah sekarang dia udah punya cowok.
Gue bisa bebas.
(lalu minum air putih)
June meletakkan gelas di meja, lalu memikirkan sesuatu.
JUNE
Tapi, Kenapa Tere bisa tau?
(menghela napas panjang)
Apa Xena cerita?
CUT TO :
35. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - SIANG
Murid-murid sedang mendengarkan penjelasan dari guru.
Xena sesekali mencatat, lalu melihat June yang memerhatikannya dari seberang.
XENA
Apa?
(tanpa suara, kesal melihat June)
June tidak habis pikir, lalu mengalihkan pandangan.
Xena kembali mencatat di buku.
Dana tersenyum geli melihat June dan Xena.
CUT TO :
36. EXT. SEKOLAH DANA. JALAN MENUJU TEMPAT PARKIR SISWA - SORE
Hujan turun.
June berjalan sendirian, lalu menghentikan langkah saat melihat Xena dan Joe naik ke mobil.
POV JUNE : Joe melajukan mobilnya pergi.
June terenyak, sedih.
CUT TO :
37. INT. SEKOLAH DANA. KANTIN - SIANG
June sedang makan bersama Dana.
DANA
June..
JUNE
Hmm?
(lalu melihat Dana)
DANA
Kenapa diem aja?
JUNE
(melanjutkan makan sebentar)
Biasanya juga diem, kan?
DANA
Lo mikirin Xena ya?
June tersentak melihat Dana.
DANA
Jadi bener, karna Xena?
JUNE
(tidak habis pikir melihat Dana, lalu mengalihkan pandangan)
Biasanya kan dia sama kita.
Sekarang ganti nongkrongnya, sama anak aksel 2 di green cafe.
Beuh. Kacang lupa bawangnya.
(melanjutkan makan)
DANA
(tertawa)
Kulitnya kali?
JUNE
Gue lagi ngomongin kacang bawang, emang nggak boleh?
(lalu terfikir sesuatu, segera melihat Dana)
Lo nggak mikir—
DANA
Nggak.
(makan lagi)
JUNE
Gue nggak cemburu!
DANA
Gue mikir dari banyak sudut pandang.
Cemburu salah satunya.
June menghela napas lelah, mengalihkan pandangan.
Dana tersenyum melihatnya.
JUNE
Gue ngerasa kehilangan temen aja.
Dana terenyak.
JUNE
Xena..
Sebelum ada lo..
Dari sepuluh anak di kelas.
Cuma dia yang mau temenan sama gue.
Yang lain pada jaim.
Dana melanjutkan makan.
JUNE
Dia selalu bantuin gue ngerjain tugas.
Selalu nawarin jadi kelompoknya.
DANA
Dan?
JUNE
(lalu melihat Dana)
Apa lagi ya?
(mengacak rambut, pura-pura lupa)
DANA
(tersenyum)
Xena lagi jatuh cinta aja.
Ntar juga balik lagi.
JUNE
Tapi dia tuh beda sikapnya.
Jadi makin ngeselin aja sama gue.
Ya cuma sama gue kan.
Ke elo biasa aja.
DANA
Yaiyalah dia naksirnya sama lo.
JUNE
Kalo naksirnya sama gue, mana mungkin jadian sama Joe?
DANA
(hampir tertawa)
Lo cemburu..
JUNE
Enggak.
Ya logikanya di mana coba?
DANA
Logikanya..
Lo nggak peka.
JUNE
Kenapa lo ikut-ikutan bilang gue nggak peka?
(kesal melihat Dana)
DANA
Xena suka sama lo.
Tapi karna lo nggak respon, jadinya benci.
Itu logika perasaan.
(lalu minum)
JUNE
Logika perasaan??
DANA
(tertawa)
Serius banget mikirnya!
JUNE
Dasar INFJ!
Logika bisa pake perasaan?
Dana tersenyum geli melihat June.
DANA
INFJ teriak INFJ!
June tertawa sebentar, lalu manyun lagi.
CUT TO :
38. EXT. SEKOLAH DANA. TEMPAT PARKIR SISWA - SORE
June bersiap melajukan mobilnya, tapi teringat sesuatu.
DISSOLVE TO FLASHBACK :
39. INT. SEKOLAH DANA. KELAS AKSEL - SIANG
XENA
June..
(mengetuk-ngetuk bahu June dengan sebungkus coklat)
JUNE
Apa?
(menoleh melihat Xena)
XENA
Happy valentine's day!
JUNE
(tersentak)
Lo ngerayain valentine?
XENA
(tersentak)
Lo enggak?
FADE OUT & FADE IN :
June terenyak mengingatnya, lalu melajukan mobilnya pergi.
CUT TO :
40. INT. RUMAH EVAN. KAMAR EVAN - MALAM
Evan melihat ponselnya.
EVAN
Habis bongkar rahasia, sekarang lo pergi gitu aja.
(meletakkan ponselnya)
Lihat aja kalo ketemu ntar.
(kesal)
CUT TO :
41. INT. RUMAH SAKIT - PAGI
Airish duduk menunggu, sambil memegang selembar kertas, tampak cemas.
Airish lalu tersentak saat Charlie meraih kertas yang ada di tangannya.
CHARLIE
(melihat kertas di tangannya)
Psikiatri?
(lalu melihat Airish)
Airish mengalihkan pandangan.
CUT TO :
42. EXT. RUMAH SAKIT - PAGI
Airish dan Charlie duduk di bangku di pinggir jalan.
AIRISH
Gue pikir, gue termasuk Neurosis.
Karena gue masih bisa kontak dengan kenyataan.
(menghela napas panjang)
Gue masih sadar kalo gue sakit.
Charlie memerhatikan Airish.
AIRISH
Penderita Neurosis cuma butuh terapi.
Nggak perlu obat kayak Psikosis.
(jeda)
Tapi, gue nggak tahan lagi.
Gue takut kehilangan kendali.
(masih menundukkan pandangan)
Setiap hari semakin banyak yang masuk ke pikiran gue.
Perasaan takut.
Khawatir tentang masa depan.
CHARLIE
Gue pikir, lo tipe yang gampang cari temen baru.
(menjauhkan tangannya, mengalihkan pandangan)
Airish ikut mengalihkan pandangan.
CHARLIE
Kenapa lo nyimpan semua masalah sendirian?
AIRISH
(termenung)
Gue nggak biasa cerita.
Gue pikir kalo cerita kelemahan kita ke orang lain,
Kita lebih mudah dijatuhin.
CHARLIE
(tersentak melihat Airish)
Nggak gitu, Rish.
Jangan cerita sama sembarang orang.
Pilih yang bener-bener bisa lo percaya.
AIRISH
Gue nggak bisa percaya siapapun sekarang.
CHARLIE
Trus kenapa lo ke rumah sakit?
AIRISH
Kalo gue jadi dokter,
Gue bakal ngerasa bersalah sama pasien gue karena maksa mereka minum obat.
Sementara, gue sendiri kalo sakit nggak mau minum obat.
CHARLIE
Emang lo beneran pengen jadi dokter?
Airish terenyak.
CHARLIE
Jawab jujur.
Anggep aja gue psikiater?
AIRISH
(tidak habis pikir melihat Charlie)
Gue nggak tau.
CHARLIE
Gue tau lo bohong kemaren.
(mengalihkan pandangan)
Karna gue juga pernah bohong.
(jeda)
Lo tau nggak?
(lalu melihat Airish)
Kopi lo enak.
Airish kembali melihat Charlie.
CHARLIE
Untuk ukuran pemula nyaris perfect.
Airish terenyak.
CHARLIE
Lo seneng kan gue bilang gini?
AIRISH
(mengalihkan pandangan)
Jangan menghasut gue buat balik ke kafe lo.
CHARLIE
Jangan sampe lo nyesel karena salah pilih jurusan.
Kuliah kedokteran itu mahal.
Kalo lo nggak total. Percuma.
AIRISH
(menutup wajahnya dengan telapak tangan)
Gue bingung.
(kembali melihat Charlie)
Seberapa menjanjikan penghasilan barista?
CHARLIE
Set goal yang tinggi.
Jangan cuma mau jadi barista.
AIRISH
Jadi, gue harus kayak lo?
CHARLIE
Cuma ikan mati yang berenang ngikutin arus.
Lo harus berani beda.
AIRISH
Emang lo fikir ikan mati bisa berenang?
Itu namanya hanyut!
CHARLIE
(tersentak, lalu tertawa melihat Airish)
Salah ya gue?
AIRISH
(tertawa, mengalihkan pandangan)
Charlie.. Charlie..
CHARLIE
(tersenyum melihat Airish)
Nah, Gitu dong senyum.
Kan cantik?
AIRISH
Berapa cewek yang udah lo gombalin kayak gini, hah?
CHARLIE
Banyak.
(santai, mengalihkan pandangan)
Tapi, baru satu yang panggil Beib nya tulus banget.
AIRISH
Chh!!
(tidak habis pikir)
CHARLIE
Kalo lo kepaksa minum obat.
Ya nggak usah minum.
Lo cukup bikin kopi aja yang enak.
(lalu melihat Airish)
Buat semua orang tersenyum.
Lo pasti juga bisa lebih tenang.
Percaya sama gue.
Airish terenyak.
CHARLIE
Kalo ada apa-apa,
Cerita sama gue.
Gue bakal bantu semaksimal mungkin.
Deal?
(mengulurkan tangannya)
AIRISH
(melihat tangan Charlie, lalu menjabatnya)
Deal.
(tersenyum melihat Charlie)
Airish dan Charlie mengalihkan pandangan, masih tersenyum.
CHARLIE
Tapi kalo lo emang niat jadi dokter ya terserah lo sih.
Gue cuman kasih saran aja.
Jangan maksain diri ngelakuin hal yang lo nggak suka.
Dalam hal kebaikan loh ya.
Gue nggak mau denger lo nggak suka sekolah.
AIRISH
(tersenyum melihat Charlie)
Siap bapak guru..
CHARLIE
Dasar..
(tersenyum, mengalihkan pandangan)
AIRISH
Ohiya.
Lo nggak lagi ngikutin gue kan tadi?
Lo ngapain ke rumah sakit?
CHARLIE
Gue..
Ada masalah dikit sama lambung.
AIRISH
Kurang banyak minum kopinya.
Charlie tertawa.
CUT TO :
43. EXT. RUMAH DANA. TAMAN - PAGI
Dana mengetik pesan untuk Evan.
DANA (V.O)
Gue pengen pulang.
Lo ada di rumah nggak?
Dana mengalihkan pandangan pada tanaman di sekitarnya.
SFX : Denting ponsel Dana.
Dana melihat balasan pesan dari EVAN (O.S) :
Emang lo di mana sekarang?
DANA (V.O) segera membalas pesan :
Di rumah.
Gue pengen pulang ke rumah lo.
Dana menghela napas, memikirkan sesuatu.
CUT TO :
44. INT. RUMAH DANA. RUANG KELUARGA - PAGI
Dana menenteng tas, menuruni tangga, lalu tersentak melihat Bu Kamila yang kini menangis tersedu.
DANA
(menghampiri Bu Kamila, lalu duduk di sampingnya)
Mama kenapa?
BU KAMILA
Kenapa papanya bunuh diri??
DANA
(heran)
Papanya siapa?
Bu Kamila mengarahkan remote ke TV, melanjutkan pemutaran film zombie.
DANA
(tidak habis pikir melihat film itu)
Dana kira kenapa.
Bukannya mama udah sering nonton ini?
BU KAMILA
Iya. Tapi, mama masih sedih aja lihatnya..
DANA
Kalau nggak mau mimpi dikejar zombie jangan ditonton trus, Ma.
Bu Kamila mengusap air matanya.
DANA
Emm.. Ma.
(lalu melihat Bu Kamila)
Di Prancis nanti, Dana pengennya sekolah film.
BU KAMILA
(tersentak melihat Dana)
Kamu yakin?
DANA
Iya.
(mengalihkan pandangan)
BU KAMILA
Baguslah.
Kamu sudah punya gambaran untuk masa depan.
(tersenyum)
Nanti bikinin mama film zombie ya.
DANA
Mama..
BU KAMILA
(tertawa, kembali melihat 1ke layar)
Mama bercanda.
Sebenernya lebih bagus di Amerika kan kalau film?
(lalu melihat Dana)
Apa kita pindah ke Amerika aja?
DANA
(tersentak melihat Bu Kamila)
Mama bilang ada project di Prancis?
BU KAMILA
(tersentak)
Ohiya..
DANA
Di Prancis juga nggak apa-apa, Ma.
BU KAMILA
Oke.
Nanti kamu sambil tanya-tanya ke guru les kamu itu siapa namanya?
DANA
Bu Frida?
BU KAMILA
Iya.
Dia pasti lebih tau.
DANA
(mengerti, mengalihkan pandangan)
Dana mau jalan dulu ya, Ma.
Ada janji sama temen.
BU KAMILA
Siapa?
DANA
Temen sekolah Dana.
(lalu menyalimi Bu Kamila)
BU KAMILA
Kamu dikasih libur jangan main trus.
Belajar yang giat, Dana.
DANA
Bentar aja, Ma.
(lalu pergi)
Assalamualaikum.
BU KAMILA
Waalaikum salam..
(menghela napas panjang, melihat Dana, lalu memutar film, kembali merasa sedih)
CUT TO :
45. INT. RUMAH EVAN - SIANG
BU FEBYANA
Evan ke mana sih?
Bukannya bantuin beres-beres rumah, malah pergi.
(memindahkan barang-barang ke dalam kardus)
NUE
Biar aja.
Namanya juga kanak-kanak.
Paling jalan sama teman-teman sekolah.
BU FEBYANA
Evan sudah bukan anak-anak lagi.
(tidak habis pikir melihat Nue)
Dia remaja. Udah mau dewasa.
NUE
Iyalah terserah kamu.
EVAN & DANA
Assalamualaikum..
Bu Febyana dan Nue tersentak melihat Evan dan Dana.
Bu Febyana tersenyum sedih melihat Dana, lalu beranjak menghampirinya.
DANA
Mama..
(lalu menyalimi Bu Febyana)
Bu Febyana hampir menangis melihat Dana, lalu mencium pipinya.
Nue dan Evan terharu juga melihatnya.
BU FEBYANA
(memeluk Dana)
Ibu kangen sama kamu.
Mata Dana berkaca-kaca melihat Bu Febyana melepas pelukannya.
CUT TO :
Dana, Bu Febyana dan Evan duduk di kursi sementara Nue membereskan barang-barang di dapur.
BU FEBYANA
Kalau aja ibu nggak kesulitan keuangan saat itu,
Ibu nggak mungkin ngasih kamu ke Kamila.
Dana tampak bisa memahami.
BU FEBYANA
Ibu harap, kamu nggak salah paham masalah ini.
DANA
Dana ngerti kok.
EVAN
Bu. Katanya tadi mau masak?
BU FEBYANA
Ohiya.
Ibu masak dulu ya.
Dana tersenyum mengangguk.
Bu Febyana melangkah pergi.
DANA
(lalu melihat Evan)
Nenek ke mana?
EVAN
Nenek ikut pengajian di gang depan.
DANA
Oh..
(lalu melihat tumpukan kardus di sekitarnya)
Lo mau pindahan?
EVAN
Hmm..
(tersenyum melihat Dana)
Nue beli rumah baru buat kita.
DANA
Papa!
Evan tertawa.
CUT TO :
Dana membantu Bu Febyana memasak. Sementara Evan membantu Nue mengepak barang-barang.
NENEK ALIMAH
(baru datang)
Wah.. Donaaa!!!
(bergegas memeluk Dana)
DANA
Nenek..
(menyalimi nenek Alimah)
NENEK ALIMAH
Ini nenek kamu..
Bukan cuma neneknya Evan..
DANA
(tersenyum senang)
Iya, Nek.
Nenek mencium pipi Dana berkali-kali.
EVAN
Namanya Dana bukan Dona, Nek.
(datang untuk menyicip makanan)
NENEK
Dana??
(lalu kembali melihat Dana)
Nenek udah biasa panggil Dona.
Maaf ya, Dana.
DANA
Nggak apa-apa, Nek.
(tersenyum melihat neneknya)
Nenek Alimah menepuk-nepuk pundak Dana, lalu pergi ke kamar.
DANA
(lalu melihat Evan)
Enak nggak?
EVAN
(mengacungkan jempolnya)
Enak.
(tersenyum melihat Dana)
DANA
Gue jarang masak di rumah.
BU FEBYANA
Evan juga jarang bantu masak.
Tapi sekali masak..
(lalu melihat Dana)
Pecah dapurnya.
Dana terbahak.
EVAN
(tidak habis pikir melihat ibunya)
Tapi enak kok.
BU FEBYANA
Iya. Selera kamu sama Nue sama.
Cocok jadi anak bule!
Dana tertawa, lalu melihat Nue masih sibuk menyegel kardus.
DANA
Om Nue orang mana sih, Ma?
BU FEBYANA
(melanjutkan memasak)
Kamu panggil aku Mama, kenapa panggil Nue Om?
DANA
(tersentak)
Ohiya. Papa ya?
(ikut menyicip makanan)
EVAN
Ciee.. Sekarang ibu dipanggilnya Mama..!
Bu Febyana tersenyum, tidak habis pikir melihat Evan.
Dana tersenyum juga, lalu mencuci peralatan masak.
EVAN
Evan juga mau panggil Mama.
BU FEBYANA
Hus!
Evan tersentak.
BU FEBYANA
Nggak cocok kamu ngomong Mama.
Dana terbahak.
EVAN
Kenaapa?
BU FEBYANA
(lalu melihat Dana)
Nue orang Singapore, Sayang..
Dulu mama ketemunya waktu jalan-jalan ke sana sama temen mama yang sama-sama jadi TKW di Malaysia.
DANA
Love at first sight donk, Ma?
Sama kayak—
(lalu terenyak teringat sesuatu)
BU FEBYANA
Kamu?
(menebak, sambil tersenyum melihat Dana. Tapi, lalu teringat sesuatu)
Bu Febyana beralih pada Evan yang juga terdiam.
BU FEBYANA
Emm..
Kamu bawa ini ke depan gih!
(memberi Dana semangkuk sayuran)
Dana menerimanya.
BU FEBYANA
Papa kalian pasti udah laper.
Dana lalu melangkah pergi.
BU FEBYANA
(lalu melihat Evan)
Sst..
Evan menoleh melihat Bu Febyana.
BU FEBYANA
Nggak mau bantuin Mama?
Evan tersenyum, lalu membantu membawakan makanan ke ruang tamu.
CUT TO :
Dana dan keluarga makan bersama sambil sesekali bercanda.
ESTABLISHING SHOT : Rumah Evan---bintang-bintang di langit malam.
CUT TO :
46. INT. RUMAH DANA. KAMAR DANA - PAGI
Dana membersihkan lemari bukunya, lalu menata buku-buku dan peralatan menulis di rak.
BIBI
(menghampiri Dana)
Kenapa nggak manggil bibi aja sih?
Malah diberesin sendiri.
DANA
(melihat bibi sebentar)
Bibi kayak baru kerja di sini aja.
BIBI
Tapi, kan memang pekerjaan bibi beresin rumah.
Dana sarapan aja dulu.
Udah bibi siapin.
DANA
(menghela napas panjang, melihat Bibi)
Paling tau Dana nggak bisa nolak masakan bibi.
BIBI
(tertawa, lalu mengelap meja belajar)
Kan bibi bukan orang baru.
Dana tersenyum, melangkah pergi, lalu kembali untuk mengambil ponsel.
CUT TO :
47. INT. RUMAH DANA. RUANG MAKAN - PAGI
Dana sarapan, lalu melihat ponselnya.
DANA
Xena?
(lalu menerima telfon dari Xena)
Halo..
(tersentak)
Sekarang??
CUT TO :
48. EXT. TOKO BUKU - PAGI
Dana dan Xena melihat-lihat buku.
DANA
Lo beneran jadian sama anak aksel 2?
XENA
(tersentak melihat Dana)
Lo tau?
DANA
(tersenyum, lalu mengambil satu buku, melihat covernya)
Tau.
XENA
June juga tau?
Dana tersentak melihat Xena.
CUT TO :
49. EXT. TAMAN - SIANG
Dana dan Xena duduk, sambil makan snack.
DANA
Lo nggak ngelakuin itu karna June kan?
XENA
(lalu melihat Dana)
Emangnya kenapa?
DANA
Kalo lo terpaksa, kasihan Joe-nya.
XENA
(mengalihkan pandangan, makan snack lagi)
Gue baru tau kalau Joe nggak seperti yang orang lain bilang selama ini.
DANA
Maksud lo?
XENA
Semua orang tau Joe trouble maker.
Dia anak aksel yang paling sering dihukum.
Tawuran. Ngerokok.
Dana terenyak.
XENA
Tapi setelah gue deket,
Gue malah lebih nyaman sama dia.
Dia mau dengerin gue curhat.
Ya. Sekalipun awalnya gue ngerasa nggak diperhatiin.
(lalu melihat Dana)
Dia agak.. hiperaktif.
Nggak bisa diem.
Tapi dia inget semua yang gue omongin.
Bahkan saat gue sendiri lupa.
DANA
(tersenyum melihat Xena)
Emang..
Nggak bisa nilai orang dari penampilan luarnya aja.
XENA
Yang paling lucu.
Dia batalin janji sama gue cuma karena mamanya minta dianterin ke mall.
Dia video call lagi jalan nemenin mamanya belanja.
(tertawa sebentar)
Dia kelihatan sayang banget sama mamanya.
Mungkin karena anak pertama.
Dana terenyak.
XENA
(lalu melihat Dana)
June..
Dana lalu melihat Xena.
XENA
Kayaknya suka sama lo.
Dana tersentak.
XENA
Beberapa kali gue lihat dia perhatiin lo.
(mengalihkan pandangan)
DANA
Nggak lah.
(mengalihkan pandangan)
XENA
Lo nggak salah.
Dana kembali melihat Xena.
XENA
June juga nggak.
DANA
Gue nggak mau denger lo bilang lo yang salah.
Xena tersenyum.
Dana menghela napas sedih, mengalihkan pandangan.
CUT TO :
50. INT. SEKOLAH DANA. KELAS DANA - PAGI
June sibuk dengan kerajinan tangan buatannya.
Dana bertopang dagu, memerhatikan June.
XENA (O.S)
June.
(jeda)
Kayaknya suka sama lo.
June menoleh melihat Dana, lalu tersenyum.
DANA
(tersentak, lalu tersenyum)
Udah selesai?
(melihat kerajinan tangan buatan June)
JUNE
Dikit lagi.
(kembali sibuk)
DANA (V.O)
(masih memerhatikan June)
Gue nggak boleh egois.
CUT TO :
51. EXT. JALAN RAYA. MOBIL DANA - SORE
Dana duduk di kursi belakang.
DANA (V.O)
Gue nggak boleh jadiin June pelarian gue.
Hujan turun.
Dana mengalihkan pandangan ke luar jendela.
CUT TO :
52. EXT. RUMAH DANA. TERAS KAMAR DANA - MALAM
Dana menampung tetesan air hujan dengan telapak tangannya, lalu melihat ke langit.
DANA (V.O)
Gue bakal hadapin semuanya sendiri.
(lalu melihat air di tangannya)
Betapapun sakitnya.
CU : Dana meneteskan air mata.
Dana tersenyum menjatuhkan air dari tangannya, lalu kembali menampung tetesan air hujan.
OST : Mariage d'Amour - Paul de Senneville.
CUT TO :
53. INT. APARTEMEN DANA - SIANG
ON SCREEN : Beberapa tahun kemudian..
Paris, Prancis
Dana sedang mengetik skenario di laptop sambil mendengarkan musik.
BCU : Ponsel Dana menyala-nyala.
Dana melepas headset, lalu menjawab panggilan di ponselnya.
DANA
Allo..
(jeda)
Oui, c'est moi
(jeda)
Paquet?
(heran)
CUT TO :
54. EXT. DEPAN GEDUNG APARTEMEN - SIANG
Dana keluar gerbang, menghampiri kurir.
Kurir menyerahkan paket pada Dana, sambil memberikan lembaran untuk ditandatangani.
Dana menerima paket.
BCU : Pengirim paket : Evan
Dana memberi tanda tangannya, berterima kasih, lalu masuk ke dalam gedung.
CUT TO :
55. INT. APARTEMEN DANA - SIANG
Dana menutup pintu dari dalam, lalu duduk untuk membuka paket.
Dana terenyak melihat scrapbook di tangannya.
POV DANA : Scrapbook berisi foto-foto Dana saat berada di taman, metro, dan trotoar. Beberapa ada foto saat Dana bersama teman-temannya.
Dana tersenyum, tidak habis pikir, lalu tersentak saat melihat halaman terakhir.
BCU : Foto June di Arc de Triomphe.
DANA
June?
(lalu melihat nama pengirim di kertas pembungkus, heran memikirkannya)
BCU : Tulisan di bawah foto JUNE (O.S) :
Gue tunggu di sini jam 7 sore ini.
Dana tersenyum.
CUT TO :
56. EXT. JALANAN. BUS - SORE
Dana duduk sambil melihat keluar jendela.
POV DANA : Pemandangan musim gugur.
CUT TO :
57. EXT. AVENUE DES CHAMPS-ELYSEES - PETANG
Dana turun dari bus. Dia berjalan sambil melihat sekitar, lalu berhenti untuk melihat ponsel.
JUNE
Excusez- moi
(Maaf)
Dana tersentak melihat June yang ada di sampingnya.
JUNE
Parlez- vous Anglais?
(Kamu bisa bahasa Inggris?)
DANA
(hampir tertawa, lalu menjabat tangan June)
Ca va?
(Apa kabar?)
JUNE
Ca va!
(Aku baik)
(tersenyum melihat Dana)
DANA
Makasih ya scrapbooknya.
JUNE
Sama-sama..
(membenarkan topi, lalu mengajak Dana berjalan)
Dana dan June berjalan bersama.
DANA
Jadi selama ini lo tinggal sama Evan?
JUNE
Sebulan ini.
DANA
Dasar kalian!
Evan nggak pernah cerita apa-apa.
JUNE
Dia kan sibuk kerja.
DANA
Lo travelling sendirian?
JUNE
Kan gue ngikutin lo.
Dana tertawa.
JUNE
Tapi gue belum ke Eiffel.
(menuruni tangga)
DANA
Sebulan di sini lo belum ke Eiffel?
JUNE
Gue mau ke sana sama orang yang spesial.
Dana tersentak menghentikan langkah, melihat plang penunjuk arah ke Eiffel, lalu melihat June yang kini berhenti dan menoleh melihatnya.
JUNE
Ke sana, kan?
(menunjuk satu arah)
Dana masih terenyak.
CUT TO :
58. EXT. TAMAN MENARA EIFFEL - PETANG
Dana memotret June dengan latar menara Eiffel. June tersenyum melihat hasilnya.
CUT TO :
Dana dan June duduk di rerumputan sambil makan snack.
JUNE
Jadi, nyokap lo belum tau?
DANA
(menggeleng)
Gue nggak tega bilangnya.
JUNE
Sampai kapan?
DANA
(lalu melihat June)
Sampai mama yang bilang sendiri ke gue.
June mengerti, lalu mengalihkan pandangan ke langit.
DANA
(ikut melihat langit, lalu jam di tangannya)
Shalat dulu yuk.
JUNE
(kembali melihat Dana)
Apa?
DANA
Shalat.
JUNE
Oh...
Iya.
(kembali melihat ke depan, sambil memikirkan sesuatu)
CUT TO :
Dana dan June beranjak dari duduk.
June mengeluarkan kotak cincin dari tas, lalu meraih tangan Dana.
Dana terenyak melihat June yang kini berlutut sembari membuka kotak cincin itu untuknya.
JUNE
Dana..
Veux-tu devenir ma femme?
(Maukah kamu menjadi istriku?)
Dana masih terpaku melihat cincin itu, lalu June.
JUNE
Sorry, ini mendadak banget.
Kita emang udah lama nggak ketemu.
Tapi, gue nggak bisa lupain semua perasaan gue ke elo.
(mencoba mengingat kata-kata, lalu kembali melihat Dana)
Je pense tellement à toi
(Aku selalu memikirkanmu)
Je t’aime beaucoup.
(Aku sangat menyukaimu)
Dana tersenyum melihat June.
JUNE
(tersenyum melihat Dana)
Veux-tu te marier avec moi?
(Kamu mau kan menikah denganku?
June lalu tersentak saat seorang pria dengan pakaian compang-camping berlari ke arah Dana.
Refleks, June menarik Dana ke arahnya.
Dana terenyak karena June mendekapnya. Sementara lelaki itu memungut sesuatu tanah.
PRIA 1
Aux.. Champs Elysees...
(bernyanyi, lalu melangkah pergi)
JUNE
(lalu melepaskan Dana)
Lo nggak apa-apa?
Dana menggeleng.
June lega, lalu teringat sesuatu.
JUNE
Cincinnya!
(melihat sekeliling)
Dana tersentak, ikut mencari.
June mengambil kotak cincin yang terjatuh dan kini kosong. Dia lalu bergegas mencari di rerumputan.
Dana melihat sekeliling, mengejar pria dengan baju compang-camping yang baru saja menabraknya.
DANA
Excusez moi.
Pria itu berhenti, melihat Dana.
June bergegas menghampiri Dana, lalu meraih tangan pria itu.
Pria itu menggenggam tangannya dengan erat.
June berkeras melepaskannya.
Pria itu melepaskan genggaman tangannya.
BCU : Rumput yang ada di tangan pria itu.
Dana dan June terlihat kecewa.
Seorang pria lain yang berada jauh dari mereka, sedang berjalan sambil melihat ke arah Dana dan June yang kini beralih mencari cincin di rerumputan. Dia lalu mengembalikan pandangan ke depan.
CUT TO :
June terduduk, lelah.
JUNE
Bego banget sih gue.
DANA
Udah, ikhlasin aja.
June mengusap wajah frustrasi, melihat sekeliling.
JUNE
Coba kalo tadi shalat dulu.
Ini hukuman.
Dana tersentak, melihat June.
CUT TO :
59. EXT. DEPAN GEDUNG APARTEMEN DANA – MALAM
Dana dan June baru sampai di depan gedung.
JUNE
Yaudah. Good Night.
DANA
Makasih ya udah nganterin sampai sini.
JUNE
(tersenyum melihat Dana)
Gue balik dulu.
DANA
(mengangguk)
Hati-hati.
June melangkah pergi dengan sedih.
DANA
June.
June menghentikan langkah, kembali melihat Dana.
CUT TO :
60. INT. APARTEMEN DANA – MALAM
Dana menutup pintu dari dalam, lalu melihat Bu Kamila yang tertidur di kamar.
Dana duduk di sofa, mengeluarkan kotak cincin, lalu teringat sesuatu..
DISSOLVE TO FLASHBACK :
61. INT. RUMAH EVAN – SORE
Dana melihat Evan sedang berdiri di dapur.
Dana tersenyum, melepas sepatu dengan hati-hati, lalu masuk ke dalam rumah, bermaksud mengejutkan Evan.
EVAN
(berbicara di telfon)
Gue yang waktu itu ngasih tahu lo di mana Airish kerja.
Dana tersentak, menghentikan langkah, memerhatikan Evan yang masih tidak mengetahui keberadaannya.
EVAN
Lo tau nggak dia sekarang di mana?
(jeda)
Kenapa?
(jeda)
Tapi dia baik-baik aja, kan?
Dana terdiam kesal, lalu menjatuhkan gelas berisi air putih di meja.
Evan tersentak mendengar suara pecahan gelas, berbalik melihat Dana.
Dana beranjak mengumpulkan pecahan gelas dengan tangannya.
EVAN
Dana.
(segera menarik tangan Dana)
POV EVAN : Telapak tangan Dana berdarah terkena pecahan kaca.
Evan lalu melihat Dana yang kini terpukul, meneteskan air mata.
Evan terenyak sedih.
FREEZE
*to be continue to Episode 7
Ending Song : Perfect - Simple Plan
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
