Lovietta: The Duke's Obsession [09]

2
0
Terkunci
Deskripsi

[mature audience only]

“Lovietta sayang,” ucap Bibi Harriet pelan, suara yang tidak benar-benar memecah keheningan, tapi Lovietta tahu bahwa ada sesuatu di baliknya. Wanita itu menatap dirinya dengan tatapan sendu sebelum kemudian dia melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti di udara. “Sebelum kau kembali ke Elmsworth sore ini… ada sesuatu yang ingin Bibi perlihatkan padamu.”

Lovietta menatap bibinya dengan mata penuh pertanyaan. Harriet tidak tersenyum, tetapi pandangan matanya menghangat, seolah...

5,641 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
50
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Lovietta: The Duke's Obsession [10]
3
0
[mature audience only]“Yang Mulia—”“Mikael.” Pria itu kembali berucap, menjawab panggilan Lovietta untuknya. “Mikael untukmu. Kau tahu betul kita sudah jauh melewati batas dari sekadar kenalan formal, Lovy.”Napas Lovietta kembali tercekat dan dia kembali menatap Mikael dengan tatapan yang setengah tidak percaya, setengah terkejut.Lovietta kembali terdiam, kedua tangannya mencoba untuk tergenggam, mencoba untuk melindungi dirinya sendiri sebisa mungkin dia lakukan, dan Mikael rupanya menyadari gerak-gerik yang dia lakukan karena pria itu kembali menatap Lovietta seolah memperingatkan. Dia kembali menarik tangan Lovietta, lebih dekat padanya, dan memintanya untuk membuka tangannya kembali. Kemudian, daripada kembali mengusap dan meniup tangan Lovietta untuk menghangatkannya seperti sebelumnya, kali ini Mikael justru bergerak untuk memberi ciuman di tangannya yang telanjang—tanpa sedikitpun melepaskan tatapan mereka.Bibir Lovietta terbuka sesaat—terkejut—Mikael tidak hanya berhenti di sana, tetapi juga terus melanjutkan apa yang dia lakukan—menciumi tangan Lovietta hingga ke bagian lengannya, membuat Lovietta segera bersemu merah kembali hingga ke telinganya. Dia mengerjap berulang kali, mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri apakah ini sungguhan, tetapi dia tahu bahwa dia mengalami hal ini—Lovietta mulai berpikir apakah mungkin bertahan di kereta kudanya sendiri di tengah hujan akan jauh lebih baik dari pada ini.“Yang Mulia—” napas Lovietta tercekat saat ciuman Mikael semakin bergerak lebih tinggi, lebih intim—dan Lovietta tahu Mikael tidak seharusnya melakukan ini. Dia seharusnya sudah cukup hanya menggenggam tangannya kalau pria itu memang hanya peduli pada Lovietta yang kedinginan—tetapi dia melakukan hal yang lebih dari itu.“Kau kedinginan.” Mikael kembali berucap rendah, napasnya memburu, di bergerak semakin dekat pada Lovietta—hingga dia kini sudah bangun dari posisi duduknya tepat di depan Lovietta. Sementara gadis itu, napasnya ikut tersengal, dan dia hanya bisa diam di tempatnya sementara memperhatikan apa yang Mikael lakukan—bibir pria itu menelusuri lengannya, kemudian semakin tinggi, dan semakin tinggi hingga tubuh Lovietta terdorong ke belakang karena perbedaan tubuh mereka. Pria itu hampir sepenuhnya melingkupi dirinya.Di antara apa yang sedang Mikael lakukan padanya, Lovietta bahkan tidak menyadari saat tangan pria itu kini bergerak untuk melepaskan ikatan mantelnya yang berada di bagian depan tubuhnya, kemudian dengan mudah, melepaskan mereka, mendorongnya hingga terlepas sepenuhnya dari tubuh Lovietta.Gadis itu tanpa sadar terkesiap kecil, karena napasnya yang terengah, dia melepaskan sebuah suara kecil yang sepertinya justru membuat Mikael menjadi semakin bersemangat melakukan apa yang sedang dia lakukan—pria itu menatap Lovietta lekat-lekat, tatapannya sudah gelap dan pekat sepenuhnya, dan tidak lagi menunggu lebih lama, Mikael kemudian bergerak semakin jauh dan mempertemukan bibir mereka.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan