
"Eveline," suara ayahnya terdengar rendah namun tajam. Ia berdiri di depan perapian, jubah panjangnya menjuntai rapi, tangan menggenggam cangkir porselen yang belum disentuh. "Kau tahu, sudah waktunya kau menunaikan tugasmu sebagai anak di rumah ini."
Eveline menoleh perlahan dari jendela. Matanya, yang biasanya tenang, kini menyipit tajam. "Apa maksud Ayah?"
"Eveline," suara ayahnya terdengar rendah namun tajam. Ia berdiri di depan perapian, jubah panjangnya menjuntai rapi, tangan menggenggam cangkir porselen yang belum disentuh. "Kau tahu, sudah waktunya kau menunaikan tugasmu sebagai anak di rumah ini."
Eveline menoleh perlahan dari jendela. Matanya, yang biasanya tenang, kini menyipit tajam. "Apa maksud Ayah?"
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
