
Ini kisah tentang Malaikat, dalam sosok Kucing Oyen, yang bertugas menjaga manusia yang memeliharanya. Tugas utamanya adalah memastikan pasangan yang tepat untuk manusia yang menampungnya.
Wahai Manusia, Salam Kenal Ya!
Aku kucing Oranye yang biasa kalian, para manusia, menyebutnya Oren. Sebelum kisah ini dimulai aku ingin membela diri, tepatnya membela kami, para kucing yang dianugerahi warna oren. Entah kibul darimana? Kami dituduh sebagai jenis warna kucing yang tingkahnya bisa bikin manusia teriak, ANJING!
Feed Instagram pun Tiktok makin buat kami terpojok. Manusia yang katanya menolak rasisme warna kulit, nyatanya dengan seenaknya mengkotak-kotakkan kucing yang susah diatur ada dalam baluran warna oren kami.
Aku tak hendak jadi pengkhianat kaumku, ada banyak kisah hitam dari kucing putih yang kalian anggap bloon itu. Ada cerita mulia dari kucing hitam yang kalian anggap seram itu. Ada banyak yang kalian tak tahu, memang Tuan Tuhan memberi kalian akal, tapi rahasia-Nya hanya dibagi untuk kami para Malaikat-Nya yang tak punya nafsu.
Malaikat? Kucing? Warna oren lagi?
Ya aku bisa menebak isi kepala kalian membaca pernyataanku sebagai malaikat. Kalian pasti menyangka aku hanya mengaku-aku.
Itulah masalah kalian para manusia. Kalian terlalu disetir oleh gambaran media tentang malaikat; mengira malaikat adalah putih cermerlang dan bersayap, adalah bisa terbang dan gemerlap.
Kalian meremehkan Tuan Tuhan jika menyangka Maliakat hanya punya bentukan seperti itu. Baiklah kuberi sedikit bocoran. Tuan Tuhan Maha Kuasa, Beliau menurunkan Malaikatnya dalam berbagai bentuk, biasanya dalam rupa yang tak kalian anggap: gelandangan, orang gila, cacing tanah bahkan kucing buduk sepertiku.
***
Itu saja dulu perkenalan dariku. Jika kalian bisa percaya, bahwa aku adalah Malaikat dalam jelamaan Kucing Oren Buduk, bolehlah kalian melanjutkan ke bab 2.