ZEUS XAVIER 03

0
0
Deskripsi

Kelas Kembali hening yang terdengar hanya suara madam Gie yang sedang menjelaskan pelajaran.

" jadi x ditambah y adalah 76. Paham?" Tanya madam Gie pada semua siswa. Semua siswa yang ada di sana mengangguk mengiyakan. Bahkan madam Gie tidak perlu untuk menjelaskan kedua kalinya pada siswanya. Mereka bukan hanya sekedar anak orang kaya tapi mereka juga saling Bersaing untuk menjadi yang terpintar diantara mereka.

Madam Gie menuliskan satu soal di papan tulis dan menyuruh salah satu siswa untuk maju mengerjakannya. Tapi tidak ada satupun ingin mengerjakan itu dan mereka malah sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

" bagaimana jika anak baru saja yang mengerjakannya." Kata Clara memecahkan kesibukan para siswa lain. Semua seakan setuju dan mengiyakan apa yang dikatakan Clara.

" ok, kali ini gue setuju dengan ide lo." Balas Frans, sang ketua kelas. " Ya sekolah ini kan hanya bisa dimasuki oleh orang kaya, tapi melihat dandanan si Alice?" Frans memandang Alice dengan tatapan merendah. " dia miskin dan mungkin karena dia sedikit pintar bisa masuk ke sekolah ini."

Alice yang sedari tadi menjadi objek pembicaraan dan hinaan mereka hanya diam sambil menunduk menahan amarah dan kenikmatan di saat bersamaan. Bagaimana tidak? Jari terampil Zeus tengah mengelus bagian bawahnya. Ia tidak konsentrasi tapi dia ingin melawan perkataan konyol dari teman-teman sekelasnya.

" katakan lo pulang bareng gue. Maka gue bakal lepasin lo sekarang." Kata Zeus sambil mengelus kasar bagian bawah Alice yang benar-benar sudah sangat lembab.

" sial. Lo maunya apasi anjing?" Tanya Alice yang tidak bisa lagi menahan perkataannya. " gue kesini cuma pengen belajar."

Zeus menatap Alice dengan pandangan datar. " gue mau lo jadi budak gue."

" ALICE, ZEUS, KALIAN DARITADI DENGARIN PERKATAAN SAYA TIDAK?" Teriakan itu membuat Zeus dan Alice menatap ke depan dan baru menyadari jika kini semua tatapan mengarah ke mereka.

" ah, gue semakin gak nyangka kalo Zeus benar-benar tertarik dengan tu cewek." Kata Fayes pada Rega yang diangguki oleh Rega. " pertama kali gue ngelihat Zeus se-effort ini. Biasanya dia yang dikejar."

Clara mendengkus. Ia tidak menyangka jika akan ada gadis lain yang bisa membuat Zeus tertarik selain dirinya. Menatap Alice dengan tatapan menilai, Clara hanya semakin kesal karena baginya tidak ada hal yang istimewa pada diri Alice yang harus orang lain lihat apalagi jika harus dibandingkan dengan dirinya yang memiliki segalanya.

" maafkan saya, mam." Kata Alice sambil berdiri tegak dan otomatis tangan Zeus harus keluar dari roknya jika tidak ingin semua yang ia lakukan terlihat oleh orang lain. Tapi sayang, pergerakan tangan Zeus terlihat di mata Clara. Ia mendengkus dan semakin yakin jika Alice hanya gadis murahan, miskin yang bersekolah di sini.

Alice maju ke depan kelas dan mulai menjawab pertanyaan yang tertulis di papan tulis dengan santai. Ia bahkan dengan cepat menyelesaikan soal yang diberikan. Membuat tatapan takjub oleh beberapa siswa. Untuk pertama kalinya Clara sang gadis yang selalu menempati kursi pertama dalam juara memiliki saingan seperti Alice.

" wah sepertinya lo ada saingan clar." Kata Frans dengan nada menyebalkan. " gak sabar liat mereka adu pintar." Frans tertawa senang karena baginya Clara juga harus diberi pelajaran agar tidak seenaknya hanya karena ia selalu menjuarai apapun. Ia akui Clara memang pintar tapi gadis itu terlalu sombong untuk sekelas anak SMA yang masih menggunakan uang orang tua.

" sepertinya Clara bakal turun dan..." belum sempat Vee mengatakan kelanjutannya ia tertawa ketika membayangkan apa yang terjadi.

" dan apa maksud lo?" Tanya Clara sambil berdiri dan menatap Vee dengan pandangan penuh kekesalan. Jarak tempat duduk Clara dan Vee yaitu sekitar empat kursi, jadi cukup jauh bagi Clara untuk menjabak rambut Vee yang sudah melontarkan perkataan seperti itu.

" dan lo gak bakal bisa lagi berlaku semena-mena hanya karena lo murid idaman guru-guru disini." Jawab Vee dengan santai. Rambutnya yang panjang bergelombang membuatnya terlihat sangat menawan. " apalagi sepertinya Zeus mulai tertarik sama ni cewek baru."

Zeus yang mendengar perkataan Vee menatap gadis itu dengan tatapan malas. " ah, dia cuma mainan. Lagian lo mikir aja, masa gue mau sama modelan kek dia. Miskin."

Alice yang mendengar itu hanya menunduk diam. Dia tidak tahu harus membalas apa dengan perkataan Zeus yang tidak membelanya. Dia memang miskin tapi tidak seharusnya Zeus memperlakukannya seperti ini.

Zeus menatap Alice dengan pandangan merendah. Gadis miskin seperti itu tidak akan bisa di terima oleh keluarganya bahkan circle pertemannya. Walaupun ia mau sepintar apapun. Karena percuma miskin itu bakal tetap ada di dalam dirinya. Semakin si miskin berusaha, semakin si kaya yang menang.

Clara menatap Vee dengan pandangan cemooh. Setidaknya kalimat Zeus tadi sudah menjadi balasan untuk Vee dan menandakan jika Zeus tetap memilihnya bagaimanapun ia tertarik dengan gadis lain.

" untuk apa dijadiin rumah hanya karena lo kaya?" Vee tertawa. " Clar, buka mata lu, Zeus kembali ke lo karena strata sosial kalian aja yang sama dan pasti dua keluarga kalian tidak bakal menolak."

" kalo lo miskin juga gak bakal Zeus ke lo." Kata Fayes. " noh kalo miskin lo jadi kek Alice ntar dimainin doang."

" lo kaya lo aman. Lo miskin ya lo kaga aman. Say goodbye to the world." Ucap Rega sambil melambaikan tangannya.

Madam Gie yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya diam. Beginilah pertarungan siswa siswi penerus perusahaan turun temurun keluarga. Mereka di didik untuk menjadi manusia yang harus memandang orang lain dalam aspek kekayaan. Kamu kaya, kamu aman. Beberapa siswa siswi di sekolah ini sangat enggan berteman dengan orang yang berada di golongan kurang mampu karena bagi mereka itu bisa merusak citra mereka sebagai orang kaya.

" sudah selesai bahas tentang kekayaan dan kemiskinan?" Tanya madam Gie. " saya daritadi perhatiin ya. Kalian ini masih kecil saja sudah memikirkan hal-hal seperti itu. Bertemanlah dengan siapapun tanpa memandang dia kaya atau miskin."

" ah begitulah kata orang yang tidak pernah menjadi kaya." Kata Zeus. " kami dididik bukan untuk berteman dengan orang miskin."

Madam Gie menghela napas. " Zeus, tidak semuanya harus dilihat dari harta."

" tapi bagi kita harta penentu segalanya." Balas Zeus dengan santai dan diangguki oleh siswa lainnya. " Lihat betapa kesenjangan terjadi antara orang kaya dengan orang yang penerima bantuan peduli sosial. Kek langit dan bumi mam."

" jangan berpikir untuk bisa masuk circle orang kaya, kalo lo miskin. Dilihat dari segi apapun kita jelas jauh berbeda." Timpal Fayes. " menjadi kaya itu pilihan si, leluhur lo yang gak pengen lo kaya makanya mereka bermalas-malasan."

Madam Gie semakin pusing mendengar perkataan para siswanya. Dalam hatinya ia menggerutu bagaimana bisa anak SMA berpikir seperti ini. Memikirkan harus berteman dengan orang kaya atau orang miskin. Benar-benar tidak habis pikir.

" mam, kamu miskin ya?" Tanya Rega tanpa dosa sama sekali. Wajah polosnya membuat semua orang menatapnya dengan tatapan tidak percaya dengan pertanyaan bodoh seperti ini. " gue cuma nanya, yaelah. Lo pada ngeliatin gue segitunya, anjir."

Madam Gie menghela napas. " ya saya miskin."

Jawaban dari madam Gie membuat semua murid terdiam dan kembali sibuk sendiri. Sedangkan Alice yang sedari tadi berdiri tegak di depan mendengarkan perdebatan konyol anak orang kaya hanya diam dan sesekali menguap. Lagian siapa yang peduli kaya atau miskin, dia gak peduli. Dapat temen dari orang kaya raya syukur, kalo gak juga gak masalah. Sedangkan tanpa ia sadari empat pasang mata menatap Alice dengan pandangan yang berbeda.

" kamu boleh duduk, Alice." Kata madam Gie. Alice hanya mengangguk lalu berlalu duduk.

Madam Gie melihat pengerjaan Alice dengan seksama. Dan harus ia akui jika Alice cukup pintar karena bisa mengerjakannya. Padahal soal yang ia berikan harus menggunakan dua kombinasi dan ia belum menjelaskannya tapi Alice bisa menyelesaikannya.

" tepuk tangan untuk Alice. Jadi benar ya cara yang dilakukan oleh Alice." Kata Madam Gie. " jadi jika kalian ketemu soal seperti ini kalian harus melakukan dua metode yaitu kombinasi dan eliminasi agar mudah mendapatkan nilai x dan y yang digunakan."

" see? Siap-siap Clar. Gue yakin banget kalo ni cewek bisa ngalahin lo. Gue bertaruh Porsche gue kalo semester nanti ni cewek ada di atas lo." Kata Vee dengan santai. Ia semakin Ketika melihat wajah Clara yang sudah sangat merah karena menahan emosi.

" lo liat aja nanti." Kata Clara dengan nada datar.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya ZEUS XAVIER 04
0
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan