
BXB, OMEGAVERS, YIZHAN FAN FIC
CHAPTER 5, 6, 7🔞, 8
FREE!
Find Your Way Home
Chapter. 05
New Friend
XIAO Zhan sampai di apartemen saat hari mulai malam. Melihat ada sepatu lain di lorong tempat penyimpanan, ia segera tahu bahwa Yibo sedang memiliki tamu.
“Zhan Ge, sudah pulang?” Xiao Zhan diam saat Yibo berdiri dan menyambutnya. Namun tangan pemuda itu yang berniat menyentuh ditepis Zhan yang kemudian melirik Zanjin yang terlihat sibuk memilah kertas yang berseakan di meja ruang tamu.
“Hai, Zhan.” Menyadari tatapan yang dilayangkan istri sahabatnya, Zanjin lalu menyapa.
Xiao Zhan hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamar. Lelaki itu kemudian menoleh bergantian antara Zanjin yang duduk di sofa ruang tamu dan Yibo yang masih berdiri di sampingnya. “Aku hari ini lelah sekali, jadi aku akan istirahat dulu. Tolong layani diri kalian sendiri, ya.”
“Oh, jangan khawaatir, semua yang aku butuhkan ada di sini.” Zanjin mengangkat gelas kopi miliknya pada Zhan yang mengangguk dan menutup pintu kamr tanpa memedulikan tatapan kebingungan Yibo.
“Kalian bertengkar?” tanya Zanjin melihat Yibo yang menggedikkan bahu dan akhirnya duduk kembali di depan Zanjin.
“Belakangan dia sering begitu, biarkan saja, nanti aku akan coba bicara dengannya.” Yibo menatap beberapa berkas di depan Zanjin. “Jadi, film mana yang kau rekomendasikan?”
“Ada banyak yang kukira berpotensi. Berdasarkan kesuksesanmu setelah memerankan Lan Wangji dalam The Untamed, kurasa semua film yang akan kau mainkan pasti laku keras, tetapi kusarankan kau meneken kontrak degan dua ini dulu. Judulnya Legend of Fei dan Luoyang.”
Yibo menngambi dua berkas di tangan Zanjin dan melihat isinya sekilas.
“Pelajari saja dulu. Dan ini jadwalmu untuk besok. Juga dokumen perjalanan dan segala macam lainnya.” Zanjin menyerahkan lembaran dokumen yang diambil dari tas kerjanya.
“Apa semua sudah siap?”
“Apanya? Persiapan untuk tur duniamu? Tentu sudah. Minggu besok kau dijadwalkan mulai berangkat.” Zanjin merapikan berkas di atas meja lalu melihat Yibo yang diam melihat dokumen perjalanannya. “Usahakan sebelum minggu ini, kau sudah menerima keputusan dari Xiao Zhan. Agar aku bisa meminta orang membantu kita melakukannya. Aku sudah memberimu plan A dan B, kan?”
Yibo mengangguk dalam diam.
“Baiklah, aku pulang dulu.” Zanjin berdiri. “Dan Yibo, aku sungguh berharap kau sudah menyelesaiakan masalah bayi ini secepatnya. Semakin lama, dia akan semakin besar di dalam sana. kau tidak mau Zhan terluka, kan?”
Yibo mendongak pada Zanjin yang menatap serius padanya. “Aku mengerti.”
Zanjin mengangguk. “Baiklah, aku percayakan ini padamu. Bagaimanapun, masa depan kita tergantung pada keberhasilanmu membujuk Zhan kali ini.”
Yibo kembali mengangguk saat Zanjin kemudian berlalu pergi. Pemuda itu menghela nafas melihat kertas-kertas di depannya. Sejenak terdiam, ia lalu masuk ke kamar di mana Zhan telah terlelap di atas ranjang yang biasa mereka pakai berdua. Perlahan mendekat, Yibo mengusap lembut kepala lelaki itu dan mengecup keningnya.
“Selamat malam. Mimpi indah, Ge,” bisiknya lalu mengusap pipi Zhan dan keluar dari kamar, kembali ke ruang tamu untuk membaca dua skript film yang diajukan untuk ia bintangi. Zanjin bilang dia harus meneken kontak dengan dua judul itu, jadi keduanya pasti film yang bagus.
Meski sedikit gila harta, tapi Yibo tidak pernah meragukan kesetiaan manajernya itu. Zanjin selalu ada untuk membimbingnya saat dirinya bahkan masih menjadi artis baru. Dengan sabar mensupport perjuangannya hingga kemudian kesuksesan dalam memerankan tokoh Lan Wangji membuat Yibo begitu populer hingga saat ini.
Bagi Yibo, Zanjin bukan sekedar manajer atau sahabat, tetapi juga seorang kakak yang pengertian. Yibo telah mengenal Omega itu sejak awal, berbeda dengan Zhan yang baru ia kenal saat syuting The Untamed dimulai.
Saat itu, Yibo yang tidak mengenal siapa orang tuanya dan Zhan yang juga yatim piatu membuat keduanya dengan cepat menjadi akrab karena merasa senasib, perlahan menjadi sahabat, dan akhirnya jatuh pada perasaan suka dan keinginna untuk memiliki.
Ketakutan Yibo akan kehilangan Zhan jika dia tidak segera menyatakan rasa cintanya, membuat Zanjin memperbolehkan keduanya menjalin pernikahan, asalkan itu tidak diekspos ke pubik demi menjaga perasaan fans.
Manajernya itu juga yang mengatur pembelian di apartemen mewah yang cukup sepi ini hingga tidak banyak yang menyadari identitas keduanya.
Zanjin banyak berjasa dalam hidup Yibo, dia adalah orang pertama yang mengatakan bahwa Yibo mampu untuk meraih kesuksesan. Mentor yang sedari awal selalu dengan sabar mengajarkan Yibo segala hal tentang industri hiburan, dan orang yang kemudian tanpa kenal Lelah mempromosikan dan mendorong Yibo untuk megambil peran pada The Untamed yang akhirnya membawanya ke dalam lingkara kesuksesan.
.
.
.
Yibo membuka mata saat suara pisau yang beradu dengan telenan dari arah dapur membangunkannya. Perlahan menguap dan pemuda itu tersenyum saat aroma masakan menguar hingga memenuhi ruangan.
Sembari menggeliat, Yibo berjalan ke meja makan dan mengambil beberapa potong lauk di sana dan memakannya.
“Pagi Ge.” Sebuah pelukan ia berikan dari belakang lelaki yang mengenakan apron di depan counter dapur, terlihat sibuk dengan semua masakan yang ia buat. Tidak mendengar adanya balasan, Yibo lalu mengecup leher Zhan hingga lelaki muda di depannya terkejut dan menghentikan pekerjaannya.
“Aku sedang memasak!” protes Zhan.
“Aku tahu.” Yibo menghidu wangi dari leher Zhan. Seperti biasanya, lelaki itu sudah mandi di pagi hari sebelum menyiapkan sarapan. Di beberapa kesempatan, Zhan bahkan tidak sadar saat bepergian dengan baju yang masih beraroma bumbu.
“Kalau begtu lepaskan aku.”
“Tidak mau.” Yibo semakin mengeratkan pelukannya. Dia sangat suka momen seperti ini, di mana dirinya dan Zhan terlihat seperti pasangan yang harmonis. Dan Yibo sungguh tidak sabar menantikan hari di mana dirinya memiliki cukup banyak uang dan ketenaran untuk memperkenalkan Zhan sebagai Omeganya, pasangannya, dan Ibu dari anak-anaknya.
Yibo dalam diam mengusap perut rata Zhan yang dengan cuek melanjutkan kegiatannya.
“Bayiku ...,” lirih Yibo mengecup pundak Zhan. Sungguh, jika saja bayi itu hadir di saat dirinya telah siap, maka Yibo akan dengan senang hati menyambutnya.
Namun saat ini ... kariernya lebih penting. Dia butuh banyak uang untuk biaya resepsi pernikahan, membeli rumah dengan halaman luas, dan tabungan untuk menopang kehidupan Zhan dan anak-anak mereka kelak. Saat ini Yibo tidak bisa melepaskan pekerjaannya. Tidak saat ia tinggal memanen buah dari kerja kerasnya selama ini.
...
“Zhan Ge juga mau pergi? Apa kau ada pekerjaan?” Yibo bertanya saat dilihatnya Zhan bersiap.
“Tidak. Aku akan bertemu Gegeku.” Zhan memakai mantel dan melirik Yibo yang diam melihatnya. “Kenapa?”
“Zhan Ge, bukankah beberapa hari ini kau terlalu banyak bermain dengan kakakmu itu? Jika kau tidak punya job, aku bisa meminta Zanjin mencarikannya untukmu.”
Tangan Zhan yang tengah menyisir rambut terdiam di udara. Perlahan dia menoleh pada Yibo yang kini menatapnya. “Apa maksud ucapanmu itu? Apa kau merasa begitu terkenal hingga berhak mengomentari kehidupanku? Bagaimanapun aku seniormu dalam bidang ini, Yibo. Kau terlalu menyepelekanku!”
“Apa? Aku tidak bermaksud begitu, Ge!”
“Lalu apa maksdumu dengan meminta Zanjin mencarikanku pekerjaan? Kau pikir setelah tidak laku dalam industri ini maka aku menjadi tidak berguna?”
“Apa?”
“Ya, aku mengerti, kesusksesan ini teramat penting bagimu lebih dari apapun di dunia ini, kan? Tapi seharunya, meski telah menggenggamnya di tanganmu, jangan menjadi begitu sombong.”
“Zhan Ge! Ada apa sebenarnya denganmu? Aku hanya ingin menolongmu.” Yibo menatap Zhan yang terlihat marah di depan sana. Pemuda itu berniat bicara kembali saat dering ponsel membuat Zhan memalingkan wajah dan keluar ke balkon kamar untuk bicara.
“Ada apa, Bu?”
Yibo menoleh mendengar Zhan mengatakan panggilan Ibu. Itu pasti adalah Nyoya Chen, dan kepentingan wanita itu setiap kali menelefon Zhan hanya satu. Meminta uang.
“Aku sudah mengirimkannya pada Kak Chen Duling kemarin, Bu. Jika aku mengirimkan lagi, maka tidak ada biaya yang tersisa untukku bulan ini. Ibu tahu pekerjaanku sedang tidak banyak, kan?”
Yibo yang mendengar dari sisi pintu balkon mengepalkan tangan. Dia sangat membenci keluarga Chen. Mereka selalu saja memperlakukan Zhan seperti mesin pencetak uang. Bahkan di masa jayanya, Zhan tidak pernah bisa makan enak karena dituntut diet hingga badannya begitu kurus, lelaki itu juga tidak bisa menikmati semua uang kerja kerasnya saat Nyonya Chen menjadi manajer Zhan. Baru setelah Yibo mencarikan manajer lain lah kehidupan Zhan sedikit membaik. Omega itu masih rutin mengirim pada Nyonya Chen, tapi setidaknya dia juga menyisihkan untuk dirinya sendiri.
Yibo pikir setelah Zhan dalam keadan seperti ini, mereka akan membantu, atau setidaknya berhenti memerasnya, tetapi dia salah. Entah Nyonya Chan, atau Duling. Keduanya sama saja.
“Aku tidak bohong, Bu. Tanya saja pada Kakak. ... tidak. Tolonglah, aku tidak mau meminjam uang, Bu.”
Gigi Yibo bergemeretak saat meliaht Zhan dengan frustasi mencoba menjelaskan pada wanita di seberang telefon yang makiannya terdengar begitu keras walaupun Zhan tidak menyalakan Loudspeaker.
“Bu, aku-”
Zhan terkejut saat ponselnya direbut Yibo. “Yakk! Wanita tua! Apa kau sungguh tidak tahu diri? Zhan Ge bukan budakmu! Berhenti meminta uang padanya! Minta pada suami dan putramu sana!”
“Yibo!” Zhan berusaha merebut kembali ponselnya dari sang suami yang langsung memeluknya erat dan menahan kedua tangan Omega itu dalam dekapannya saat Alpha muda itu dengan sepat mencari kontak Nyonya Chen lalu memblokirnya.
“Yibo, apa yang kau lakukan!” Zhan merebut ponselnya kembali setelah Yibo melonggarkan dekapannya.
“Kau harus lebih tegas pada mereka, Ge. Orang-orang brengsek seperti itu hanya akan terus mengambil keuntungan darimu. Mereka bahkan tidak bisa menerima keadaanmu sekarang, kan?”
Xiao Zan diam menatap Yibo, lelaki itu segera mengantungi ponselnya dan mengambil tas. “Kau tidak berhak berbicara begitu pada mereka, Yibo. Meski mereka memang memanfaatkanku untuk mencari uang, setidaknya itu karena mereka telah membesarkanku selama ini. Tapi kau, setelah mengambil keuntungan dariku, kau bahkan berniat membu-” Zhan mengatupkan bibirnya. Dengan langkah tergesa, ia segera pergi meninggalkan apartemen di mana Yibo masih diam berdiri dengan wajah tidak mengerti.
Apakah kehamilan ini membuat Zhan semakin sensitife dan menyebalkan? Kenapa Omega itu belakangan selalu memberontak padanya?!
.
.
.
Find Your Way Home
Chapter. 06
Plan to Run Away
RUANG ganti segera menjadi sepi setelah Zanjin memerintahkan penata rias dan penata busana keluar saat waktu makan siang. Yibo akan makan di dalam ruangan, dan jika melihat aktor itu makan dari kotak bekal, entah gosip apa yang akan timbul nantinya.
Sebagai bintang besar, setiap tindak tanduk Yibo akan selalu menjadi pusat perhatian. Bukan hanya saat berada di depan fans, atau publik, tetapi juga saat alpha itu berada dalam ranah kerjanya. Dan sebagai manajer, Zanjin harus memastikan bahwa setiap perkataan dan berita yang keluar dari mulut para kru hanya tentang sisi baik aktornya saja. Bagaimanapun, bagi Zhanjin, Yibo adalah bintang baru yang sangat bersinar di dalam pekerjaannya. Dan dia akan melindungi bintang ini agar kilaunya tak mudah redup.
Alpha Wang ini baru saja ‘mekar’ dan meski Zanjin paham betul bahwa setiap aktor akan menemui masa dimana mereka akan dianggap ‘layu’, tetapi ia akan selalu berusaha agar karier alpha itu bersemi lebih lama demi mengingat bagaimana kerasnya dia memupuk bunga kesuksesan untuk Alpha muda ini.
“Apa jadwalku setelah ini?” Yibo membuka kotak bekalnya, memasang senyum lebar dan mulai menikmati makan siangnya.
“Kau ada pemotretan unuk majalah mode setelah ini, wawancara TV, lalu menjadi bintang tamu di talk show terbaru ‘Rain’.” Zanjin mengambil botol minum Yibo dan meletakannya di meja tanpa mengalihkan tatapan dari tabletnya.
“Kau tidak makan?” Yibo melirik Zanjin yang menggeleng.
“Kau sdah bicara dengan Zhan?”
Yibo mendengkus. “Belakangan suasana hatinya seperti roler coaster, turun dan naik tanpa bisa diprediksi. Pagi tadi saja kami bertengkar karena aku memutus sambungan telefon Mak lampir Chen yang seperti biasa, selalu meminta uang padanya.”
Zanjin kini melirik Yibo yang masih dengan kesal bercerita tentang keluarga Chen yang menurutnya hanya memanfaatkan Xiao Zhan saja.
“Kau juga salah, untuk apa kau berdebat dengan Zhan tentang mereka. Seharusnya langsung datangi mereka dan katakan untuk berhenti memeras Zhan. Menjelekkan mereka di depan Zhan sama saja mencari masalah. Apa pun yang dilakukan keluarga itu, Zhan telah menganggap mereka orang tua, dan saudaranya. Mereka adalah orang pertama yang mengulurkan tangan pada istrimu saat dia kelapara dan haus kasih sayang sebuah keluarga.”
Wang Yibo diam. Tentu saja dia berpikir bahwa hal itu adalah hal yang sungguh bodoh. Mengapa harus menutup mata pada banyaknya keburukan yang mereka lakukan hanya karena di masa lalu mereka pernah berbuat baik padanya?
Namun ia mengerti bahwa begitulah Zhan. Hati lelaki itu memang terlalu baik untuk dapat membalas keburukan orang lain. Dan dia sungguh memiliki sikap mambalas budi yang terkadang bahkan membuat Yibo kesal. Namun karena itu juga lah Yibo sangat mencintainya, hal ini juga yang membuat Alpha itu ingin sekali membawa Zhan ke dalam pelukannya, menjaganya dari dunia yang penuh tipu muslihat.
Akan menyenangkan jika Zhan hanya di rumah dan mengurus anak mereka sementara dia pergi bekerja. Lalu di beberapa waktu dia dan Zhan akan membawa anak-anak mereka berlibur dan menikmati waktu Bersama.
Kehidupan sederhana seperti itulah yang diimpikan Yibo. Hanya saja, saat ini semua itu belum bisa terwujud sampai dia mengumpulkan banyak uang untuk setidaknya memulai usaha. Alpha muda itu sadar bahwa semakin banyak umurnya, ia akhirnya akan menemui nasib yang sama seperti Zhan, tidak laku lagi di dalam industri hiburan.
“Jika kau kesulitan memintanya menyingkirkan bayi itu, bukankah kita sudah punya plan B? Bagaimana dengan obatnya? Sudah kau berikan?”
“Belum.”
Zanjin menghela nafas. “Cepatlah buat keputusan, dua minggu bukan waktu yang lama, kau harus fokus pada saat itu.”
“Aku tahu.” Yibo menelan makanannya dan melirik Zanjin yang hanya mendengkus kesal sembari mengomel tidak jelas tentang semua hal, dari pakaian yang disiapkan penata busana, pengaturan tempat dan lain hal. Ini juga salah satu yang harus Yibo hadapai. Mendapat manajer Omega yang handal tetapi begitu rewel akan semuanya.
.
.
.
“Aku tidak mau mengakuinya, tapi perkataan si bocah aktor yang sedang naik daun itu benar juga.” Joon Gi melirik Zhan yang terdiam dengan kedua telapak tangan memeluk gelas minuman dingin.
“Jangan membelanya, Ge. Itu tidak akan membuat amarahku padanya berkurang.”
Joon Gi mengalihkan tatapan dari tumpukan kertas yang diberikan Zhan padanya. Proposal tentang usaha yang akan keduanya jalankan bersama. “Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku? Yang kutahu, kau itu sangat bucin pada si Yibo hingga apa pun pendapat orang tentang hubungan kalian, kau tidak peduli selama kalian bahagia, jadi kenapa untuk urusan seperti ini kau dengan cepat menjadi emosi?”
Xiao Zhan terdiam, dia tidak mungkin mengatakan tentang obat penggugur kandungan yang ia temukan di kemeja Yibo. Karena Joon Gi pasti akan murka dan mungkin berakhir dengan memukuli alpha itu.
“Aku tidak tahu, Ge ....” Zhan menundukkan wajah. Berusaha menghindari tatapan Joon Gi yang terlihat curiga.
“Yah, mugkin ini karena kehamilanmu.” Joon Gi kembali menekuri berkas di depannya. Sejatinya dia telah mengatahui alas an sebenarnya sang adik menjadi sedemikian murka pada pasangannya yang berbeda umur. Hanya saja, sejujurnya, meski sangat teramat tidak menyukai Yibo, Joon Gi juga ntidak percaya bahwa Alpha muda itu benar-bear bermaksud membunuh bayinya.
Jadi, mulai kemarin, dia mengirim mata-mata untuk mengawasi bagaimana kehidupan Yibo dan Zhan.
“Kau yakin akan menjalankan ini? Soal tempat dan biaya aku bisa membantu, tetapi mengurus berkas untuk mendirikan sebuah lembaga pengawalan aku tidak bisa, aku bukan warga sini, dan itu pasti akan merepotkan.”
“Aku akan melakukannya, aku punya beberapa koneksi untuk hal ini.”
“Kenapa usaha pengawalan?” Joon Gi melihat pada Zhan yang tersenyum. Sepertinya Omega itu memang menyukai bidang ini, karena Joon Gi bisa melihat bagaimana adik angkatnya itu begitu lepas dan menikmati ketika menjelaskan perihal proposalnya pada Joon Gi.
“Selama aku berada dalam industri hiburan, satu yang aku tahu adalah sangat sulit mendaptkan seorang asisten dan pengawal yang dapat dipercaya. Karena itu, mereka yang sangat berdedikasi untuk menjaga kehiduan orang lain akan dibayar tinggi. Jadi, selain bermanfaat bagi orang lain, kurasa ini juga cukup menguntungkan.”
Joon Gi mengangguk. “Baiklah, hari ini aku mendapatkan beberapa tawaran tempat, kau mau melihatnya bersamaku? Jika cocok, ini akan menjadi kantor dari perusahaan barumu.”
Zhan mengangguk senang. “Tapi, Ge ... aku ingin kantor ini berada jauh dari Gusu.”
“Jauh dari Gusu? Kenapa?”
Zhan terdiam sejenak sebelum menatap Joon Gi lekat. “Aku ... mungkin akan pergi dari sini, Ge ... aku dan anakku membutuhkan tempat yang tenang.”
Joon Gi diam menatap Xiao Zhan. Kali ini dia tahu ada yang disembunyikan adik angkatnya itu. Dan ini psatia da sangkut pautnya dnegan obat yang Zhan ceritakan pada Hae Soo. Hanya saja ... kesedihan yang kini terpatri jelas di wajah omega itu membuatnya takut untuk bertanya. Jika Zhan telah memilih untuk tidak mengatakan hal ini padanya, maka rasanya terlalu lancang untuknya terus bertanya.
“Baiklah, aku akan menuruti semua kemauanmu. Kalau begitu, di mana kau ingin kantormu berada?”
Zhan mengulas senyum kecil sebelum mendekat dan meraih lengan Joon Gi. “Seoul.”
“Apa? Seoul? Korea?!”
Zhan mengangguk. “Percaya atau tidak, aku punya banyak kenalan yang bisa membantuku di sana, Ge.”
“Tapi itu sangat juah dari Gusu, dan sangat jauh dari Yibo.”
Zhan mencoba kembali tersenyum. “Memangnya kenapa? Dia akan mengadakan tur dunia, dia tidak akan ada di Gusu. Tidak akan ada di sisiku.” Zhan menarik napas dan kembali menyunggingkan senyum yang terlihat nyata dipaksakan. “Jadi, sekalipun aku berada di Seoul, dia tidak akan keberatan.”
Joon Gi hanya kembali mengangguk. Sejatinya sungguh tidak masalah baginya Zhan ingin tinggal di manapun, selama tempat itu bisa dirinya jangkau agar dirinya bisa datang dan melindungi sang adik.
Hanya saja, jika Zhan berniat kabur dari Yibo tanpa menyelesaikan masalah obat itu, Joon Gi sejujurnya tidak setuju.
Dia ingin adiknya ini memilih dengan jelas jalan mana yang akan ditempuhnya. Ditambah melarikan diri dari Yibo tidak akan membuat hubungan pernikahannya terputus. Bagaimanapun Zhan dan Yibo telah menikah meski memang catatan pernikahan mereka belum didaftarkan secara resmi karena keduanya hanya melakukan upacara adat.
Joon Gi diam sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah. Jadi kapan kau akan ke Seoul untuk mulai merealisasikan ini?’
Zhan tersenyum, satu tangannya terulur kea rah perutnya sendiri dan mengusap lembut. Omega itu menghela napas sebelum kemudan menatap sang kakak lekat.
“Semingguan lagi, saat Yibo pergi tur. Kami juga akan pergi dari sana.”
.
.
.
Find Your Way Home
Chapter. 07
Our World
MALAM telah larut saat Yibo kembali ke apartemen, karena tidak ada sapaan hangat yang menyambutnya, Alpha itu kemudian berpikir bahwa Zhan mungkin telah terlelap, meski hal itu kemudian dia tepis setelah mendengar suara samar TV dari ruang tengah apartemen mereka.
“Zhan Ge?” Yibo melangkah, deretan makanan di atas meja makan membuatnya yakin Zhan belum tidur, tapi keheningan itu membuatnya dengan segera memeriksa apartemen dan menemukan Zhan di balkon kamar, duduk di ayunan gantung sembari memangku laptopnya dengan dua telinga yang tersumbat headset.
“Ge.” Sebuah ciuman di pundaknya yang terbuka membuat Zhan terkejut, ia menoleh sembari melepas perangkat yang memperdengarkan lagu di telinganya.
“Oh, kau sudah pulang?”
“Ng, dan aku takut sekali saat kau tidak menjawab panggilanku.” Yibo maju ke depan Zhan, mendudukkan pantatnya di lantai yang dingin dan menaruh kepala pada pangkuan lelaki di depannya yang segera mengangkat laptopnya demi menghindari benturan dengan kepala Yibo yang singgah ke sana.
Zhan diam sejenak lalu menaruh laptop ke atas meja di samping ayunan, menata dengan seksama aggar bisa muat berdesakan dengan minuman dan setoples camilan yang ia bawa.
“Aku sudah menyiapkan makan malam, mungkin sudah dingin, menyuingkirlah, biar aku menghangatkannya”
“Tidak, biarkan saja Ge. Saat ini aku hanya ingin begini.” Yibo memeluk pinggang Zhan dan semakin mengusap kepalanya pada pangkuan lelaki itu yang tertutup selimut.
“Kenapa? Kau punya msalah?”
“Iya.”
“Jika kau mau, kau bisa bercerita. “
“Aku memikirkanmu, Ge.” Yibo memejamkan mata mendapati ketenangan di hatinya.
“Memikirkanku? Apa aku masalah bagimu?”
Yibo mendongak dan menatap wajah Zhan lekat. “Ng, kau adalah masalah untukku, tahu kenapa?”
Zhan membuang muka, lidahnya terlalu kelu untuk berkata bahwa itu pasti karena bayi yang dikandungnya. Bayi yang berusaha alpha itu bunuh tanpa sepengetahuan Zhan.
“Aku tidak tahu.”
“Kau tidak mungkin tidak tahu, Ge.” Yibo meraih kepala Zhan dan mempertemukan kembali tatapan keduanya. “Kehadiranmu menjadi masalah karena aku terlalu mencintaimu.”
“Kau mencintaiku?”
Yibo tersenyum. “Bukankah sudah jelas?”
Xiao Zhan hanya diam saat sebuah kecupan ringan mendarat di bibirnya. Satu, dua, tiga, hingga ia memejamkan mata kala ciuman itu menjadi semakin intens. Yibo perlahan berdiri, tanpa melepaskan ciuman panas keduanya, ia meraih pundak Zhan dan mengalungkan kedua lengan sang omega ke atas bahunya. Dengan sekali sentak, dan Yibo telah sukses mengangkat tubuh Zhan di kedua lengannya.
Ciuman keduanya masih berlanjut, hanya terjeda beberapa detik agar Zhan bisa mengambil udara sebelum dia kehabisan napas, lalu Yibo segera menutup kembali bibir merah yang terasa manis itu dengan bibirnya.
Yibo memang selalu lembut ketika keduanya melakukan penyatuan, hal yang kemudian membuat Zhan selalu menyerah dan menuruti semua kemauan alpha itu pada akhirnya.
Terkadang Xiao Zhan merasa hatinya kini telah terbelah menjadi dua. Satu sisi dia begitu kecewa setiap kali mengingat bagaimana Yibo menyembunyikan obat untuk membunuh bayinya. Namun satu sisi hatinya yang lain tetap bisa menerima Yibo sepenuhnya.
Yibo membaringkan Zhan di atas ranjang. Menatap lembut wajah lelaki di bawahnya yang terlihat sayu. Alpha itu mendekat dan mengusap wajah Zhan sebelum berbisik dan menjilat cuping telinga sang omega hingga remasan tangan lelaki itu di punggungnya menguat.
“Zhan Ge, aku menginginkanmu malam ini.”
Xiao Zhan diam. Dia sunguh benci perasaannya. Padahal dirinya berada dalam kekecewaan yang begitu bensar, jadi bagaimana dia masih tidak bisa menolak pemuda tampan itu.
Hingga pada akhirnya, Zhan hanya diam dan membawa bibir Yibo untuk kembali bertemu dengan bibirnya, bertukar saliva dan segera saja aroma feromon sang alpha membuat Omega itu terbawa suasana.
...
“Ngh.” Zhan menggeliat saat Yibo lidah Yibo menyapu tubuhnya, meninggalkan jejak saliva pemuda itu yang sedikit beraroma alkohol. “Kau habis minum?”
“Hm?” Ybo mendongak untuk melihat Zhan yang kini menatapnya. Lelaki yang tengah sibuk mempemainkan kejantanan Zhan itu hanya menganguk dan menghisap penis Zhan seolah itu adalah batang lolipop kesukaannya.
“Akh! Hah ... hah.”
Xiao Zhan mendesah saat Yibo mempermainkan bagian bawah tubuhnya. Panas, dan membuatnya menggila. Bagaimana Yibo melumuri penisnya dengan saliva, menghisapnya, sedang tangannya yang lain menusuk hole Zhan di bawah sana. Menciptakan rasa yang membuat otaknya tersendat bekerja.
Ada deretan kunang-kunang yang kini menari di atas kepala Zhan ketika air matanya tumpah oleh kenikmatan. Lelaki muda itu bahkan lupa memperingatkan bahwa ada bayi dalam perutnya saat Yibo dalam sekali entakkan menenggelamkan penis besarnya di dalam lubang di bawah sana.
Batang besar yang mengacung dengan perkasa itu membelah lubang Zhan dan menabrak segala titik kenikmatan yang dapat dijangkaunya. Semakin dalam ia masuk, semakin kencang desahan Zhan terdengar.
Dengan segera seluruh sudut kamar dipenuhi feromon alpha dan omega yang bertambah kuat seiring berlalunya detik waktu saat keduanya menikmati waktu bercinta.
Tubuh Wang Yibo basah oleh keringat yang bahkan mulai menetes pada ujung rambutnya yang sedikit berantakan. Hela napasnya berantakan. Ia begitu bernafsu setelah hampir seminggu setiap interaksinya dan Zhan selalu berujung salah paham.
Wang yibo merasa dia telah cukup menjelaskan, tetapi entah bagaimana Zhan selalu menanggapinya dengan kekesalan.
Yibo benci saat keduanya bertengkar, tapi lima tahun hidup bersama Zhan telah memberinya pengalaman bahwa tidak apa-apa sesekali jika pasangan bertengkar atau mencari waktu tenang sendirian. Yang terpenting adalah bagaimana keduanya berusaha untuk menemukan jalan pulang.
Dan sampai saat ini, mungkin hingga selamanya, Xiao Zhan dalah rumah bagi Yibo. Tempat terakhir di mana ia ingin mencurahkan semua cinta dan segala yang dia miliki untuk omega manis yang kini mengerang dalam kenikmatan di bawah tubuhnya.
Sungguh, jika saja bayi mereka ini lebih lambat datang, tentu rencana untuk menyembunyikannya tidak akan Yibo pilih.
Yibo sungguh berharap seluruh sudut bumi tahu bahwa seorang Xiao Zhan telah menjadi miliknya seutuhnya, dan Yibo ingin memberitahukan kabar baik pada dunia ketika benihnya tumbuh di dalam tubuh pasanganya.
Nanti ... saat dia sukses merintis usaha dan menyiapkan segalanya.
Nanti.
“Angh! Yibo!”
Wang Yibo tersentak dari lamunan, tanpa sadar gerakan pinggulnya yang dengan buas terus menusuk Zhan hingga lelaki muda itu kembali mendapatkan kepuasan.
Alpha itu tersenyum saat mendapati perih di kedua lengannya yang menjadi tumpuan ketika tubuhnya menindih. Kelinci kecilnya telah mencakar dengan baik, meninggalkan bekas kentara di lengan dan pasti punggungnya yang juga terasa perih.
“Ungh!”
Yibo menyentak keras saat miliknya menemui pelampiasan. Napasnya kian memburu bersamaan kedua lengan Zhan yang terjatuh lemas dari punggungnya.
Keadaan lelaki muda itu berantakan, rambut dan tubuhnya basah oleh keringat dan air cum. Kedua dadanya memerah, dan bekas gigitan berwana merah dan ungu kini mulai terlihat jelas di sekujur tubuhnya.
“Tidurlah, aku akan membereskan semuanya.”
Sebuah kecupan di kening Yibo daratkan sebelum bibirnya menyapu kembali leher Zhan dan pipi kenyal yang bersih itu. Zhan tidak menjawab, tubuhnya lelah setelah digempur, dan perlakuan manis Yibo membawanya dengan segera menapaki tangga mimpi.
.
.
.
Pagi ini Zhan bangu lebih lambat. Keadaan tubuhnya yang masih sakit membuat lelaki itu mengaduh saat kakinya dipijak pada lantai kamar yang dingin.
“Sudah bangun?” Suara lembut Yibo membuat Zhan menoleh. Pemuda itu menyambar handuk dan mendekati Zhan, dengan mudah mengangkat tubuh omega di sisi ranjang untuk dia baringkan di bathup.
“Kau belum berangkat?” Zhan melirik jam tangan Yibo yang menunjukkan pukul delapan lebih.
“Aku meminta Zanjin mengundurkan jadwal pemotretan, Zhan Ge belum bangun dan aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di kamar dalam keadaan begini.”
Zhan menghela napas menghadapi sikap lembut Yibo padanya. Jika alpha itu memang begitu mencintainya, kenapa dia berusaha mmembunuh bayi mereka diam-diam?! Apa yang salah dengan memiliki keturunan?
“Yibo.”
“Hm?”
Zhan terdiam sejenak merasakan pijatan lembut di kepalanya saat Yibo memberinya sampo dari belakang. Hatinya diliputi ketakutan yang besar. Tetapi, dia harus menanyakan ini. “Apa kau mencintaiku?”
Suara kekehan Yibo terdengar dari belakang bersama guyuran lembut air pancuran shower di kepala Zhan. “Kenapa kau masih menanyakan itu? Meski saat ini aku tidak bisa memberitahu dunia tentang cinta kita, tetapi apa perlakuanku tidak mencerminkan bagaimana hatiku telah terpenjara oleh wajah cantikmu ini?”
Satu tangan Yibo menggapai dagu Zhan dan membuat lelaki muda itu menengadah untuk mencuri satu ciuman dari bibir merah yang basah.
Saat tatapan keduanya beradu, Xiao Zhan tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada obsidian milik Yibo yang seringkali berubah warna menjadi Hazel saat pemuda itu berada dalam mode alpha.
“Apa kau mencintaiku sepenuhnya? Atau hanya tubuhku saja?”
Yibo mengerutkan kening. Melepas shower di tangannya, pemuda itu lalu berjongkok di samping Zhan. “Ge, kenapa sikapmu akhir-akhir ini menjadi aneh? Ada apa denganmu?”
Zhan menggigit bibir. “Mungkin karena hormon kehamilan, apa kau lupa aku sedang mengandung anakmu?”
Yibo terkejut, pemuda itu terdiam sejenak sebelum menggenggam tangan Zhan yang tergerai di sisi bathup. “Maafkan aku tentang hal itu. Aku sungguh sama sekali tidak bermaksud mengabaikan kehamilanmu.”
“Tapi kau melakukannya.”
Yibo terdiam sejenak, “Ya, dan kita akan secepatnya memperbaiki itu.”
“Bagaimana caranya? Kau bahkan akan pergi untuk tur dunia dan meninggalkanku sendirian dalam kondisi ini.”
“Ge,” Yibo menjeda ucapannya. Dia tidak bisa menjadi kesal saat ini atau pembicaraan mereka tidak akan menemui akhir yang baik, seperti sebelumnya. “Aku mohon kau mengerti akan posisiku saat ini, aku tidak mungkin memperkenalkanmu atau bayi itu sekarang. Jika kulakukan, karierku akan hancur, kau tahu betapa kerasnya aku bekerja untuk sampai pada posisi ini, kan?”
“Jadi kau lebih memilih pekerjaanmu?”
“Tidak seperti itu. Aku melakukan ini untuk masa depan kita, Ge.”
“Masa depan kita? Apa bayiku termasuk di dalamnya?”
Yibo berdiri dan menghela napas jengah. “Tolong jangan egois. Aku sudah berkali-kali menjelaskannya padamu! Tidak bisakah kau menjadi dewasa dan mengerti?!”
Xiao Zhan diam dan mengalihkan tatapannya pada biru air bathup yang beraroma Lily.
Yibo memegangi kepalanya ketika melihat mode diam sang pasangan. Ia tahu, dibanding omelan, heningnya Zhan adalah tingkat marah dan kecewa yang lebih mendalam. Dan baginya, itu menakutkan.
“Aku ingin kita bahagia, Ge. Dan masalah bayi itu, kau tidak perlu khawatir. Aku tahu kau tidak mau menghadapi meja operasi, jadi aku telah menyiapkan obat yang akan menolongmu.”
Xiao Zhan sontak menatap Yibo. “Maksudmu yang kau simpan di kemeja hitam?”
“Oh, kau sudah melihatnya? Itu adalah-”
“Obat penggugur kandungan.”
.
.
.
Find Your Way Home
Chapter. 08
Quarreling
“OH, kau sudah melihatnya? Itu adalah-”
“Obat penggugur kandungan.”
“A, apa?”
Yibo masih terdiam syok saat Zhan berdiri dengan susah payah dari bathup lalu menunjuk dada sang alpha dengan wajah penuh kebencian. “Kau berniat mmembunuh bayiku dengan diam-diam, kan?!”
“Apa?! Tidak!” Yibo mengerutkan keningnya, “apa yang kau katakan, Zhan?! Itu tidak mungkin! Zanjin tidak akan memberiku obat seperti itu setelah mengatakan rencananya tentang membantumu melahirkan di tempat jauh dari kota, tempat yang tenang.”
“Tunggu, Zanjin?! Dia yang memberikanmu obat itu?!”
Saat Yibo mengangguk, Zhan tidak bisa menahan amarahnya. Lelaki itu keluar dari bathup dan menyambar bathrobe. Dengan tertatih berjalan kembali ke dalam kamar, ia kemudian mengambil botol kecil di saku mantel yang kemudian dia tunjukkan pada Yibo.
“Ini obatnya, kan?! Ini obat untuk menggugurkan kandungan!”
“Tidak mungkin.” Yibo segera mengambil botol kecil di tangan Zhan dan melihatnya. Memang, botol itu tidak memiliki keterangan apapun, karena itulah Yibo juga tidak bisa menebak apa isi kandungan di dalamnya. Hanya saja ... Zanjin tidak akan mungkin melakukan hal sekeji itu padanya. Pada bayinya.
“Zhan, pasti ada kesalahan, Zanjin tidak akan melakukan ini pada kita. Dia orang baik, terlebih dia juga seorang omega.”
Xiao Zhan mengepalkan tangannya. “Jadi kau piker aku yang berbohong?”
“Tidak. Bukan begitu, tapi-”
“Aku berkata jujur, Yibo. seorang perawat mengatakan itu obat penggugur kandungan setelah mencium aroma salah satu pil yang tumpah di sana.”
“Tidak, Zhan, pasti ada kesalahan.”
“Apa kau lebih mempercayai Zhanjin dari pada aku?”
“Bukan begitu, Zhan. Tapi Zanjin tidak akan melakukan hal keji pada kita. Kau pasti hanya mengalami kecemasan berlebihan karena kehamilanmu.”
Xiao Zhan menatap syok. Lelaki muda itu mengepalkan tangan lalu dengan cepat mendekat untuk merebut botol kaca kecil di tangan Yibo dan membantingnya tanpa ampun hingga botol kaca itu hacur berantakan, membuat pil-pil kecil di dalamnya menyebar ke seluruh lantai.
“Kenapa kau lebih mempercayai Zanjin?!”
“Zhan, kau!” ucapan Yibo berhenti saat suara dering ponsel kembali terdengar dari arah ruang makan. Melihat bahwa emosi Zhan masih terlalu tinggi untuk dia padamkan, maka pemuda itu kemudian beranjak meninggalkan kamar dan menuju ruang makan untuk mengangkat ponselnya.
“Ini Wang Yibo.”
“Yibo kau harus datang sekarang, jadwal pemotretanmu sudah terlalu lama diundur, para kru sudah menunggu sedari tadi, jangan sampai membuat mereka memiliki pandangan buruk tentangmu.” Suara di seberang sana terdengar tergesa.
“Baiklah aku ke sana, tapi Zanjin, ada yang mau aku tanyakan soal obat yang kauberikan padaku tempo hari.”
“Tanyanya nanti saja, datang saja dulu dan jalani pemotretan lalu kau bisa bertanya padaku tentang semuanya. Ok?!”
Wang Yibo tidak sempat bicara banyak. Zanjin telah mematikan sambungan dan itu berarti omega itu sedang sangat sibuk. Maka Alpha muda itu tidak memiliki pilihan kecuali enyelesaikan urusan pekerjaannya terlebih dulu.
Ia melangkah kembali ke dalam kamar, menatap dalam diam Zhan yang duduk di sisi ranjang dengan masih mengenakan bathrobe. Wajah oega itu masih diselimuti amarah. Sungguh, bukan dirinya tidak percaya, hanya saja ia sungguh yakin bahwa Zhanjin memang tidak akan melakukan hal buruk padanya. Tidak ketika lelaki itu masih begitu bergantung pada penghasilannya terhadap pekerjaan Yibo.
Yibo mendekat dan mengambil satu stel pakaian di lemari lalu menaruhnya di samping posisi duduk Zhan. “Pakailah, jangan begini terus, kau bisa masuk angin.” Alpha itu lalu beranjak mengambil sapu dan membersihkan pecahan kaca dan obat yang tercecer di lantai lalu membuangnya.
“Ge, sebaiknya jagan dilewati dulu lantainya, pulang nanti aku akan mebersihkannya lagi.”
Namun, melihat kebisuan Zhan, pemuda itu kembali menghela napas. ”Aku akan berangkat bekerja. Jangan pergi dalam keadaan marah, terlebih tubuhmu masih lemah. Kalau lapar, ada banyak makanan di dapur. Atau jika Zhan Ge menginginkan menu lainnya, maka telefon aku saja, aku akan meminta kurir mengantarnya ke sini, hm?” Yibo mengambil satu kecupan di kening Zhan yang memalingkan wajah darinya. Namun Alpha itu tidak menyerah, ia kembali menciumsembari berbisik, “Maaf, aku tidak bermaksud tidak mempercayaimu.”
Zhan masih bergeming saat Yibo kemudian meraih tas ranselnya dan keluar dari apartemen yang mereka tingali selama ini.
.
.
.
Hari itu berlalu begitu saja dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan Yibo. Baru saja selesai satu kerjaan, dia sudah harus naik ke dalam mobil dan menuju tempat lain untuk job berikutnya. Pemuda itu bahkan tidak sempat menanyakan apa yang dituduhkan Xiao Zhan pagi ini mengenai obat yang diberikan Zanjin karena konsentrasinya yang harus terfokus pada script film dan panduan adegan bertarung yang akan dijalaninya.
Kesibukan ini berlangusng hingga hampir dini hari saat Yibo akhirnya bisa beristirahat di dalam mobilnya.
“Di mana Zanjin?” Yibo melihat pada lelaki di depan sana yang hanya melirik ke arahnya dan kembali melihat ke jalanan.
“Zanjin bilang punya acara malam ini, jadi dia pergi duluan dan memintaku mengantarmu langsung ke apartemen.” Sang sopir, lelaki bernama Li Bowen yang telah setahun ini bergabung sejak Agensi Wang Yibo dibentuk, dulunya adalah kakak kelas sekaligus sahabat semasa keduanya sekolah.
Meski berbeda angkatan, ketiganya dulu akrab tapi jarang berkomunikasi karena kesibukan. Kebetulan Bowen baru berhenti dari pekerjaannya saat Yibo membutuhkan seorang supir dan pengawal. Maka jadilah ketiganya bersama lagi.
“Besok pagi Zanjin akan datang ke tempatmu untuk menjelaskan jadwal. Dia juga memintaku bersiap untuk tur dunia.”
“Baiklah.” Yibo melirik jam tangannya yang menunjukkan angka satu. Alpha itu menatap jalanan dalam terdiam.
Dia sangat lelah dan ingin sekali beristirahat, tapi jika dia pulang ke rumah, Zhan mungkin akan menanyakan padanya apa dia sudah memastikan tentang obat itu pada Zanjin, sementara Yibo sama sekali tidak mendapat kesempatan hari ini. Dia dan Zanjin sedang sangat sibuk oleh banyaknya pekerjaan dan persiapan untuk tur nanti.
Yibo menghela napas. Berdebat dengan Zhan saat tubuhnya selelah ini tidak akan baik, dia mungkin akan berakhir dengan mengatakan sesuatu yang menyakiti Omega itu.
“Bowen.”
“Ya?”
“Carikan hotel di sekitar sini yang tidak ramai dikunjungi orang.”
“Apa?” Bowen sempat melirik sebentar. “Kau tidak pulang ke tempat istrimu?”
“Kami sedang berselisih paham, dan aku sedang tidak ingin memulai pertengkaran yang akan memperburuk situasi.”
Bowen diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Memang tidak seperti Zanjin yang sering masuk ke apartemen Yibo dan bertemu aktor senior bernama Xiao Zhan yang dia tahu adalah pasangansa habatnya itu, Bowen lebih sering berada di kantor agensi dan mengawal Yibo saat dalam pekerjaan saja.
Lelaki itu kemudian berbelok arah menuju sebuah hotel berbinatang lima yang menyediakan pintu khusus bagi para tamu VIP. Setelah check in, Yibo masuk ke kamar bersama Bowen.
Alpha muda itu langsung melempr dirinya ke atas kasur dan tertidur sementara Bowen merapikan kertas dan perlengkapan di dalam tas Yibo yang dilempar pemuda itu dengan sembarangan ke atas sofa hingga isinya berceceran, tidak lupa ia lalu men-charge ponsel alpha itu yang rupanya kehabisan baterai.
Saat ponsel itu akhirnya menyala. Rentetan pesan dan panggilan tak terjawab terpampang hingga membuat Bowen merinding. Tidak, bukan karena jumlah chat dan panggilan tak terjawab itu, tapi karena nama ‘My Sexiest Bunny’ yang terpampang nyata di sana.
Bowen menggelangkan kepala pada alpha di atas ranjang yang sudah terdengar dengkurannya. Tidak habis pikir bagaimana sahabatnya yang dahulu begitu terkenal karena berhati dingin dan tidak bisa romantis itu menamai seseorang dengan ... ah sudahlah.
Dalam hatinya ia sejatinya tidak mengerti, mengapa Yibo nekad melakukan pernikahan dengan Zhan jika pada akhirnya hubungan ini hanya membuatnya tidak nyaman.
Bukankah akan lebih baik jika keduanya tetap menjaga Batasan hingga Yibo memiliki cukup tabungan dan tidak lagi begitu ketakutan kehilangan kejayaan kariernya saat nanti dia akhirnya memutuskan untuk mengesahkan hubungan?
Yah … Bowen tahu dirinya telah lama tidak berhubungan dengan Yibo, jadi tidak ada alasan baginya untuk berkomentar apa lagi melarang keinginan sahabatnya itu. Hanya saja … ia pikir pada akhirnya, hubungan yang dibangun ini berakhir dengan menyakiti keduanya, bukan?
“Aish, sudahlah, itu urusan mereka.”
Bowen memeriksa sekitar kamar dengan alat pendeteksi, saat tidak menemukan kamera pengintai atau hal mencurigakan, lelaki itu kemudian merebahkan diri di sofa dan menutup mata. Seperti Yibo, ini juga hari yang melelahkan untuknya karena seharian megikuti aktor super sibuk itu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
