Before We Meet - Part 1

22
7
Deskripsi

Semua berawal dari sebuah tantangan yang Aqila sebut ‘Cinta di Udara’. 

Berniat untuk menjodohkan sang kakak dengan sahabat baiknya, Aqila memberikan Gistara sebuah ponsel lama dimana di dalamnya hanya ada satu kontak yakni kontak bernama ‘Rendra’. 

Gista menerima pemberian ponsel itu dengan keyakinan bahwa ‘mencintai seseorang sebelum bertemu’ itu adalah hal yang mustahil dan tidak logis. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan semakin intensnya komunikasi yang terjadi antara dirinya dengan...

Part 1

"Kutahu kucinta kau sebelum bertemu. Kau pasangan yang tepat, hari ini dan seterusnya." Suara senandung Gistara membuat Aqila mengangkat kepala dari tugas yang sedang dikerjakannya.

"Lagu siapa tuh, kek gak pernah denger." Ucap Aqila dengan kening berkerut. Aqila menduga kalau lagu itu adalah lirik asal yang dibuat oleh sahabatnya karena memang Gistara sering kali membuat plesetan lagu dengan lirik yang seenaknya.

"Lagunya Marshanda." Jawab Gistara atau yang akrab disebut Gista itu dengan nada tak acuh.

"Baru denger gue. Liriknya bener kan, gak asal?" Tanya Aqila tak yakin. Gistara memutar bola matanya, mematikan bluetooth di ponselnya dan menyalakan musik dalam mode lantang. "Bener ternyata, dapet darimana loe. Lagu baru?"

"Mana ada, ini lagu jadul." Jawab Gista lagi. "Lagu jaman loe lagi belajar merangkak."

"Loe juga kali." Jawab Aqila ketus.

"Enak aja. Loe baru ngerangkak gue udah bisa lari." Jawab Gista seenaknya.

"Apa?! Mentang-mentang lebih tua, kalo ngomong seenaknya." Ucap Aqila menirukan nada iklan sebuah permen lollipop rasa susu yang sangat laku pada masanya. Mereka berdua terkekeh bersamaan.

“Ini pencipta lagu ngarangnya kebangetan ya. Mana ada bisa jatuh cinta sama orang yang belum pernah ketemu. Ya kali orang yang ceritanya jatuh cinta via Facebook juga lihat dulu wajahnya sebelum bilang kesengsem.” Ucap Gistara yang diangguki oleh Aqila.

“Eh tapi bisa aja.” Aqila menjawab antusias. “Jaman dulu kan begitu. Bayangin aja, orang ngikutin perjodohan tanpa komunikasi sama pasangan sama sekali. Gak ada telepon, gak ada BBM, WhatsApp, DM, Twitter, FB. Loe bayangin gimana mereka komunikasi. Surat! Dan hubungan mereka berhasil.”

“Eh, neng. Jangan samain jaman dulu sama jaman sekarang. Beda jaman beda cara pendekatan.” Jawab Gistara dengan ekspresi mengejek. “Loe aja mau pacaran lihat tampang dulu baru mau diajak pedekate.” 

“Ya iyalah. Kalo tampangnya jelek, kan kalo diajak ngeceng ke mall malah malu-maluin.” Jawab Aqila dengan gaya sok cantiknya yang membuat Gistara memutar bola mata. “Eh tapi, loe mau gak ikutan yang begitu?” Tanya Aqila dengan tatapan ingin tahu. 

“Yang begitu gimana maksudnya?” 

“Challenge jatuh cinta sebelum bertemu.” Aqila menuturkan. 

“Maksudnya?”

“Loe komunikasi sama cowok, tapi loe gak tahu dia siapa, dimana rumahnya, nama aslinya siapa. Begitulah macam surat cinta lewat udara gitu. Itu yang bokap sering nyanyiin lagunya. Papa Alpha Charlie Alpha Romeo, mengajakku gombal di udara. Memang cinta asyik di mana saja, walau di udara.” Aqila menyanyikan lirik dengan nada cemprengnya yang membuat Gista terkekeh mendengarnya. “Loe tahu kan, yang itu.” Ucapnya yang dijawab anggukkan Gistara. 

“Trus?”

“Ya karena sekarang kayaknya cuap-cuap di radio udah jarang, gimana kalo pake hape? Kita pake hape jadul yang gak ada kamera ataupun aplikasi apapun. Trus loe chat-chatan sama cowok secara acak. Iseng-iseng gitu.” Ucap Aqila lagi dengan senyum penuh arti di wajahnya. Gistara masih memandang sahabatnya itu dengan tatapan tak mengerti. “Nanti deh gue kasih.” Ucap Aqila dan itu mengakhiri pembicaraan mereka yang menurut Gistara amatlah ambigu. 

Beberapa minggu kemudian. 

“Apaan nih?” Gista memandang ponsel keluaran lama yang ia kenali milik sahabatnya. “Loe ngasih pusaka sama gue?” Tanyanya dengan nada mengejek yang membuat Aqila memandangnya dengan mata menyipit tajam.

“Loe lupa apa yang kita bahas beberapa waktu lalu? Soal cinta di udara itu loh.” Aqila mengingatkan dengan senyum manis yang terkembang lebar di wajahnya. 

“Loe beneran mau ngelakuin ini? Ya ampun, La. Gak logis banget sih permainan loe.”

“Laahhh.. gak logis gimana. Ini justru permainan yang seru.” Ucap Aqila antusias. 

“Gak ah, gue gak mau. Gue tahu ya rencana loe. Loe mau ngasih gue cowok yang pastinya jelek, giginya amburadul, matanya…” Sebelum Gista sempat mengatakan semua isi kepalanya, Aqila sudah membekap mulutnya. 

“Loe tuh ya, pikirannya jelek mulu.” Ucap Aqila kesal. “Gue udah pastiin kalo nih cowok punya kualitas super. Dia ganteng—kalo menurut gue—orangnya juga baik. Tapi yang pasti dia ini jomblo. Jadi cocok lah buat loe yang juga sama-sama jomblo.” Ucap Aqila dengan senyum mengejek di wajahnya. 

“Iya, mentang-mentang baru jadian sama ketua osis loe mau sombong sama gue gitu?” Ejek Gistara namun menerima ponsel itu di tangannya dan membukanya. Benar saja, di dalam ponsel itu hanya ada satu buah kontak bernama Rendra, tidak ada yang lain. “Trus, gue hubungin dia duluan, gitu?” Tanya Gista tak yakin. 

Aqila menggelengkan kepala. “Nanti dia yang duluin hubungin loe. Dan gue udah kasih tahu dia kalo nama loe itu Hanna, bukan Gistara.”

“Kenapa?”

Aqila mengangkat bahu. “Ya gak apa-apa. Gue gak bohong kan, nama loe emang Hanna. Gistara Hanna.” 

“Iya sih, Cuma aneh aja kalo gue dipanggil Hanna.” Gista mengernyit sementara Aqila lagi-lagi mengedikkan bahunya. 

“Ya, Rendra juga bukan nama aslinya dia. Jadi imbang.” Ucap Aqila yang dijawab kebisuan Gista. “Anggap aja kita lagi buat semacam penelitian tentang cinta di udara. Bedanya kalo lagu itu via radio, ini via telepon sama SMS.” 

“Habis pulsa dong gue.” Keluh Gista lirih.

“Loe perhitungan amat sih jadi manusia. Ada perjuangan ada hasil.” Ucap Aqila gemas.

“Iya-iya bu guru.” Jawab Gista seenaknya dan memasukkan ponsel ke dalam tas sekolahnya sebelum kembali fokus pada buku pelajarannya. “Loe gak nulis? Bentar lagi catatannya dihapus.” Ucap Gista mengingatkan sahabatnya seraya mengedikkan kepala ke arah papan tulis. Aqila mengedikkan bahu dengan bibir mencibir. 

“Ada loe, nanti bisa gue pinjem catatannya.” Ucapnya santai yang membuat Gistara memutar bola mata. 

~Jangan lupa komen~

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori karya
Before We Meet
Selanjutnya To Be His Bride (Book 2) - Part 14
88
45
Iya iya tahu, lama gak update… makanya jangan pelit sama love sama komennya donk.. Oh ya, buat yang baca cerita Aretha-Alfatih yang sebelumnya diganti sama Arabella-Alfarel, nama mereka Mimin pulihkan ya, tapi kelanjutannya masih on proses,, maaf Jangan lupa mampir ke akun Desi Nurfitriani, baca judul Sopir Kesayangan atau klik link : https://karyakarsa.com/Sherena/undefined Canismajor, baca judul Preman Itu Suamiku atau klik link : https://karyakarsa.com/CanisMajornis/preman-itu-suamiku Nina Ang, baca judul ENIGMA atau klik link : https://karyakarsa.com/NinaAng/enigma-bab-1 Red Velvet99, baca judul Love Me, Uncle atau klik link https://karyakarsa.com/redvelvet99 Follow, Baca, Love dan komen di cerita mereka ya
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan