
Pernikahan bagaikan rantai dari cincin emas, diawali dengan secercah sinar terang dan diakhiri oleh keabadian. Pernikahan yang bahagia adalah menyatunya dua insan yang bersedia saling mengerti, memahami, dan saling memaafkan. Terkadang keindahan pernikahan tidak selalu terlihat sejak awal, melainkan ketika cinta tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.
🍃
Lucia dan Ansel.
Sepasang suami istri yang menikah karena suatu kondisi yang tak bisa mereka hindari. Bahkan usia pernikahan yang sudah menginjak...
LuciAnsel
66
10
4
Selesai
Pernikahan bagaikan rantai dari cincin emas, diawali dengan secercah sinar terang dan diakhiri oleh keabadian. Pernikahan yang bahagia adalah menyatunya dua insan yang bersedia saling mengerti, memahami, dan saling memaafkan. Terkadang keindahan pernikahan tidak selalu terlihat sejak awal, melainkan ketika cinta tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.🍃
Lucia dan Ansel.
Sepasang suami istri yang menikah karena suatu kondisi yang tak bisa mereka hindari. Bahkan usia pernikahan yang sudah menginjak dua tahun rupanya tak membuat keduanya semakin dekat layaknya sepasang suami istri.Lucia mengeratkan gaun tidurnya saat angin malam berhembus menusuk pori-pori kulitnya. Kedua netranya menatap langit hitam yang dihiasi oleh ribuan bintang-bintang seakan memamerkan keindahannya. Lucia pun tersenyum pahit. Hingga tak lama kemudian, suara bariton seorang pria membuyarkan lamunannya." Angin malam tidak baik untukmu. Masuklah, kau bisa sakit. "Lucia menarik napasnya dalam. Kedua netranya lalu terpejam sesaat tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari bibirnya." Sampai kapan kau akan seperti itu? " Ucap Ansel kembali." Jangan pedulikan aku. " Balas Lucia acuh tak acuh dengan masih mempertahankan posisinya yang tidak bergeming dari tempatnya.Ansel menghela napasnya kasar. Netranya bahkan menatap Lucia dengan sorot mata tajam. Tanpa mempedulikan sang istri, ia masuk ke dalam kamar meninggalkan Lucia seorang diri.
2,135 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Luciansel
Selanjutnya
LuciAnsel | Epilog
26
4
Pernikahan bagaikan rantai dari cincin emas, diawali dengan secercah sinar terang dan diakhiri oleh keabadian. Pernikahan yang bahagia adalah menyatunya dua insan yang bersedia saling mengerti, memahami, dan saling memaafkan. Terkadang keindahan pernikahan tidak selalu terlihat sejak awal, melainkan ketika cinta tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.🍃
Lucia dan Ansel.
Sepasang suami istri yang menikah karena suatu kondisi yang tak bisa mereka hindari. Bahkan usia pernikahan yang sudah menginjak dua tahun rupanya tak membuat keduanya semakin dekat layaknya sepasang suami istri.Lucia mengeratkan gaun tidurnya saat angin malam berhembus menusuk pori-pori kulitnya. Kedua netranya menatap langit hitam yang dihiasi oleh ribuan bintang-bintang seakan memamerkan keindahannya. Lucia pun tersenyum pahit. Hingga tak lama kemudian, suara bariton seorang pria membuyarkan lamunannya. Angin malam tidak baik untukmu. Masuklah, kau bisa sakit. Lucia menarik napasnya dalam. Kedua netranya lalu terpejam sesaat tanpa sepatah kata apapun yang keluar dari bibirnya. Sampai kapan kau akan seperti itu? Ucap Ansel kembali. Jangan pedulikan aku. Balas Lucia acuh tak acuh dengan masih mempertahankan posisinya yang tidak bergeming dari tempatnya.Ansel menghela napasnya kasar. Netranya bahkan menatap Lucia dengan sorot mata tajam. Tanpa mempedulikan sang istri, ia masuk ke dalam kamar meninggalkan Lucia seorang diri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan