
"Dimanapun kalian berada, aku selalu mengintaimu."
Semua thread horror yang ada di sini sudah diadaptasi ke dalam bentuk podcast. Silahkan kunjungi Youtube ini : Youtube : Sini Gue Ceritain (Podcast)
Kisah horror ini pernah dirasakan oleh seorang pria berusia 33 tahun yang kita samarkan namanya menjadi Eko. Sekitar 10 tahun lalu, atau kurang lebih pada tahun 2013 silam, pertama kali dalam hidupnya, Eko mengalami peristiwa horor yang bahkan sampai membuatnya sakit selama beberapa hari. Dan bahkan, sampai membuatnya trauma kini. Tapi peristiwa tidak mengenakan itu sendiri, sebenarnya terjadi karena ulah dari sikapnya yang sembrono kala itu. Dan tidak perlu berlama-lama lagi, mari dengarkan, kisahnya yang akan saya ceritakan, di video kali ini.
Tahun 2013, sebuah desa di Semarang, Jawa Tengah. Pada waktu itu, kurang lebih semingguan terakhir, Eko resmi menjadi seorang pengangguran. Di awal minggu, ia memutuskan untuk berhenti bekerja, sebagai penjaga toko di sebuah agen bahan kue dan plastik. Ekspektasinya di awal ternyata tidak sesuai kenyataan. Dengan jam kerja dan beban kerja yang gila-gilaan, Eko diberi upah yang ia rasa tidak sebanding dengan tenaga serta waktu yang dikorbankan. Jam kerja mulai dari 8 pagi, dan berakhir pada pukul 9 malam. Sementara upah yang ia terima adalah 40 ribu perhari, bersih tanpa ada embel-embel uang lainnya.
Kala jam istirahat siang datang, Eko pun akan pulang ke rumahnya untuk makan. Memang bisa mengirit uang, tapi sebagai gantinya, ia harus bolak-balik naik sepeda menyusuri jalan yang cukup jauh, mungin sekitar 4 km sekali pergi, dan 8 km jika harus pulang pergi. Dan Eko hanya sanggup melakukan itu semua selama 5 bulan bekerja. Lalu setelah mendapat gaji ke lima-nya akhir minggu kemarin, ia pun memutuskan untuk resign. Dan langsung aktif mencari lowongan pekerjaan kini.
Setelah berhenti bekerja, kegiatan Eko sekarang hanya membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai buruh tani. Sementara untuk mengisi waktu luangnya, ia akan datang ke rumah teman atau tempat tongkrongan untuk main, ngobrol-ngobrol santai membicarakan banyak hal. Kalaupun ada hal lain, Eko bisa dapat info terkini seputar lowongan pekerjaan dari teman-temannya itu. Persis, seperti apa yang kini Eko lakukan.
Saat ini, Eko sedang berada di rumah salah satu temannya. Tidak ada alasan khusus ia datang ke sana, hanya untuk ngobrol-ngobrol santai sembari merokok. Lalu di sela-sela obrolan ringan tersebut, kepada Eko, temannya yang bernama Wisnu ini pun berkata, "Ko, tetangga gw ada yang lagi nyari orang tuh. Gak lama si cuma seminggu aja, buat ngurusin ternak babinya. Peternakannya tapi gak gede, kecil-kecilan doang. Mau gak lu?"
Dengan cepat, Eko pun menjawab, "Boleh aja. Tapi bayarannya berapa per hari?"
Wisnu pun sempat mikir sejenak. Setelah yakin, ia pun menjawab, "Kalo gak salah bilangnya sih 30 ribu per hari. Lumayan kan?"
Informasi barusan pun langsung membuat Eko terlihat sumringah. Dengan wajah antusias, ia kembali berkata, "Boleh tuh. Gede juga seharinya kalo 30 ribu, cuma ngurusin babi. Daripada kerjaan gw sebelumnya, 40 ribu tapi kayak kerja sama penjajah." Ucapnya dengah terkekeh. Lalu ia pun melanjutkan, "Tapi, kenapa cuma seminggu doang?"
Wisnu pun langsung menjawab, "Tetangga gw tuh ternak babi kayak cuma buat iseng-iseng aja. Tiap hari juga sebenernya ya si bapaknya yang ngurusin. Cuma Minggu depan, keluarga mereka rencananya mau ke luar kota selama seminggu. Ada acara keluarga katanya. Nah, dia sekarang lagi nyari yang mau ngurusin babi-babinya pas dia pergi. Kalo lu mau, nanti gw bilangin. Tapi siap gak? Kandang babi tuh baunya sedap banget. Udah gitu, kandang babinya juga ada di lahan belakang kampung. Tempatnya sepi, mana banyak pohon bambunya. Berani?"
Tanpa sempat memikirkannya lebih dulu, Eko pun langsung berkata, "Santai. Gw siap. Bilangin kalo gw minat. Walaupun cuma seminggu, ya lumayanlah buat jajan. Kalo bisa sih malah nerus hehe."
Mendengar kesiapan Eko, Wisnu pun menimpalinya dengan berkata, "Yaudah, ntar gw bilangin ke orangnya." Tutupnya mengakhiri kalimat. Percakapan serius diantara mereka pun berakhir di sana. Setelah obrolan penting tersebut selesai, berikutnya, mereka mulai ngobrol membicarakan hal-hal yang tak penting.
@ @ @ @ @
Lalu saat keesokan harinya datang, kira-kira pukul 5 sore, Eko yang sedang menonton TV di dalam rumah bersama ayahnya tetiba saja mendengar suara ketukan pintu. Dengan sigap, ia pun langsung berderap membukakan pintu. Saat pintu terbuka, Eko melihat orang yang tak asing di hadapannya kini. Ternyata tamu yang tak diundang itu adalah Wisnu temannya. Ia pun mampir ke rumah Eko dengan membawa sepeda motor. Lalu mereka berdua mulai duduk di teras rumah untuk mengobrol-ngobrol.
Kedatangan Wisnu ke sana bukan tanpa alasan. Ia datang ke rumah Eko dengan membawa sebuah kabar baik untuknya. Tentang lowongan kerja mengurus ternak babi yang kemarin mereka bicarakan, Wisnu pun memberitakan kembali hal itu kepada Eko dengan berkata, "Ko, tetangga gw bilang, lu boleh aja kalo mau ngurusin ternak babinya. Tapi dia mau ketemu sama lu dulu sekarang. Kalo lu emang mau, ayo gw anterin ke rumahnya." Tutur Wisnu dengan serius.
Tanpa ada perdebatan sama sekali, Eko langsung menyetujui tawaran tersebut. Dengan membonceng motor Wisnu, mereka pun langsung menuju lokasi tujuan.
Sesampainya di sana, rumah dengan cat berwarna krem serta berukuran lumayan menyapa Wisnu dan Eko. Lalu kedatangan mereka disambut baik oleh si pemilik rumah, seorang laki-laki agak tua keturunan Tionghoa. Setelah bersalaman, kepada Wisnu dan Eko, beliau pun menyuruh mereka berdua untuk duduk di kursi beranda rumah. Setelahnya, ia pun berkata kepada Eko, "Saya akan pergi ke luar kota selama seminggu. Ternak saya pasti gak akan ada yang urus. Kalau kamu mau, nanti akan saya bayar 200 ribu deh buat seminggu. Kamu bersedia?" Ucapnya dengan ramah.
Dipertemuan sebelumnya, Eko ingat betul jika Wisnu pernah bilang upah mengurus ternak sehari adalah 30 ribu, dan akan berlangsung selama seminggu. Jadi jika ditotal, maka jumlah upah yang akan diterima Eko adalah 150 ribu. Dan sekarang, si pemilik rumah justru menawarkan upah menjadi genap 200 ribu. Sebagai pekerjaan iseng-iseng, tentu ini adalah nominal yang menguntungkan bagi Eko, setidaknya benak Eko beranggapan demikian. Jadi tanpa ada negosiasi alot, ia pun sepakat untuk menerima tawaran tersebut. Kepada Eko, beliau pun menegaskan satu hal dengan berkata, "Pekerjaan kamu itu nanti memberi makan sama membersihkan kandang setiap harinya. Pagi dan sore. Kalau mau mulai bekerja, nanti saya kasih tahu caranya. Tapi saya tegaskan, kalau kamu mau ngurus pas waktu sore, mulainya jangan telat. Kalau kamu kemalaman, bisa-bisa kamu diganggu sama lelembut di sana. Gak mau kan?" ucap beliau dengan sedikit terkekeh. Lalu beliau pun kembali melanjutan, "Jadi kalau pagi, kamu ngasih makannya sekitar jam 7-an. Kalau sore, usahakan mulainya jam 3 atau setengah 4, supaya selesainya gak kemalaman. Karena pengalaman saya, kalau udah mau maghrib, pasti lelembutnya mulai iseng. Kayang goyang-goyangin pohon bambu atau bikin suara-suara berisik. Saya bilang begini bukan buat nakut-nakuitn kamu. Karena saya pikir lebih baik berterus terang aja, ya kan?" kurang lebih itulah berita yang ingin disampaikan oleh beliau kepada Eko.
Mendengar penjelasan panjang lebar beliau barusan, termasuk resikonya yang akan diganggu oleh makhluk halus, Eko tetap berpegang teguh menerima pekerjaan tersebut. Soal setan, hantu, lelembut atau apapun itu namanya, Eko sama sekali tidak peduli. Baginya itu cuma tahayul semata. Yang Eko pedulikan adalah uang 200 ribu sebagai bayarannya. Hanya itu. Jadi tanpa berlama-lama, Eko pun menyanggupi pekerjaan tersebut.
Setelah sepakat, keduanya pun pamit pulang. Tapi sebelum pulang, Eko diberitahu, bahwa ia akan mulai mengurus ternak 3 hari lagi.
Singkat cerita, 3 hari kemudian pun datang.
Saat ini waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi. Si pemilik ternak beserta keluarganya, sudah pergi keluar kota tadi malam menggunakan mobil pribadi. Meninggalkan babi-babi peliharaan yang berada di lahan kosong belakang kampung untuk diurusi oleh Eko.
Pagi ini, Eko akan memulai tugasnya untuk mengurus ternak. Semua yang di butuhkan pun sudah disediakan di sana, termasuk pakan dan beberapa nominal uang untuk membeli bahan tambahan lainnya. Setelah diberitahu cara memberi makan para ternak, Eko mulai menyiapkan pakan sesuai dengan SOP. Di setiap pagi, ia diminta untuk memberikan ransum kepada 12 babi di sana, demi menjaga gizi para ternak. Sementara di sore harinya, ia diminta untuk memberikan mereka dedak dengan dicampur sayur-sayuran, mungkin daun kangkung atau wortel yang sudah dihancurkan. Kurang lebih itu adalah tata cara yang harus dipatuhi Eko saat memberi makan para ternak.
Tak lupa juga, ia dimandatkan untuk membersihkan kandang babi beserta para hewannya setiap hari. Dengan cara, mengguyur banyak air ke dalam kandang, serta menyiramkannya pula ke tubuh para babi, yang mana nanti pembuangan airnya akan menuju kali yang berada di belakang kandang. Air untuk membersihkan kandang serta memandikan para babi pun, di dapat dari sumur pompa tangan yang sudah disediakan di sana. Dan selama seminggu, itulah 2 tugas utama Eko dalam hal mengurusi hewan ternak. Memberi makan 2x sehari, serta menjaga kebersihan kandang.
Tapi ada satu hal lain yang harus Eko patuhi. Si pemilik ternak telah mewasiatkan kepadanya, agar jangan sampai kemalaman berada di sana. Ditakutkan, para lelembut akan mulai menganggu.
Soal SOP kerja mengenai cara memberi makan atau membersihkan kandang, Eko tentu akan menuruti perintah. Tapi kalau soal di ganggu makhluk halus, siapa yang peduli? Eko sama sekali tidak takut dengan mereka. Bahkan, Eko adalah orang yang sama sekali tidak percaya akan keberadaan mereka. Baginya, hal seperti itu hanyalah tahayul semata. Eko akan bersikap cuek dengan hal semacam itu. Ya, Eko adalah sosok laki-laki pemberani, yang anti dengan setan dan semacamnya. Tidak pernah sekalipun di dalam hidupnya melihat setan barang sebijipun.
Dan dihari ke-empat ia bertugas, entah muncul darimana, tetiba saja Eko ingin membuktikan keberadaan mereka dengan mata kepalanya sendiri. Sore nanti, Eko berniat melanggar aturan agar tidak ke sana saat menjelang malam. Dari lubuknya hatinya yang paling dalam, ada rasa keinginan untuk menantang makhluk halus yang begitu banyak ditakuti oleh orang.
Hingga akhirnya, waktu yang dinanti pun tiba. Kini waktu sudah menunjukan pukul 5 sore lebih sedikit. Di jam segini, seharusnya Eko baru pulang mengurus ternak, tapi untuk hari ini, ia justru baru berangkat menuju lokasi.
Dibawah langit sore yang bersahaja, ia menyusuri jalan dengan mengayuh sepedanya santai. Ia pun melipir sebentar ke warung sayur untuk membeli daun kangkung yang akan digunakan sebagai campuran dedak untuk makanan para babi. Setelah selesai bertransaksi, ia kembali mengayuh sepedanya menuju lokasi. Dan sekitar 15 menit kemudian, Eko pun sampai di sana.
Seperti biasa, pemandangan pohon bambu menyapanya kala ia sampai. Angin menerjang lembut pula tubuhnya kini. Langit pun terlihat memudar cahayanya, bentang malam sedikit lagi akan menyebar luas. Lalu setelah memarkirkan sepedanya di pinggir kandang, Eko mulai berjalan pelan menuju dalam kandang.
Dan saat ia ingin memasuki kandang, suara motor terdengar melintas di sana. Eko tidak tahu siapa orang itu, tapi ia berkata kepadaya dengan nada lantang dengan berucap, "Belum pulang? Udah mau malam ini. Lanjut besok aja lagi. Nanti diganggu loh." Ucap bapak-bapak yang sedang mengendarai sepeda motor itu.
Eko tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya tersenyum sembari menganggukan kepala untuk merespons orang tersebut. Lalu orang itupun kembali memacu sepeda motornya setelah selesai menasehati Eko.
Mengerti maksud dari perataan orang tadi, Eko pun bergumam sendiri dengan berkata, "Diganggu apa? Setan? Percaya kok sama hal begituan. Aneh." Lalu ia mulai masuk ke dalam kandang dengan wajah menyeringai seperti meremehkan.
Sesampainya di dalam kandang, ia mulai menyiapkan makanan para babi dengan cukup cekatan. Wadah yang sudah terisi penuh oleh dedak serta campuran daun kangkung pun, langsung dikerumuni 12 babi di sana kala Eko menaruhnya di pojokan kandang. Sementara para babi yang sedang makan, Eko mulai membersihkan kandang mereka dengan mengguyur banyak air ke dalamnya. Sumur pompa tangan di sana terus mengeluarkan banyak air kala Eko menggerakan tuas pompanya. Mulai memenuhi kembali wadah ember berwarna hitam itu yang sudah kosong.
Lalu saat ia menyiram kandang dengan air, tetiba saja terdengar suara gemerisik dari samping kandang beberapa kali. Tapi seakan tidak peduli, Eko terus melakukan pekerjaannya tanpa menaruh rasa curiga.
Dan hal yang sama pun terjadi lagi. Suara gemerisik itu terdengar semakin keras kala Eko sedang memompa sumur. Yang akhirnya, membuat Eko pun menjadi penarasan. Lalu ia mulai berjalan mendekati sumber suara.
Saat ini Eko sudah berada di samping kandang dimana suara gemerisik tadi terdengar. Di ujung matanya, tidak ada apapun saat ini selain pohon bambu yang menjulang tinggi. Ia pun sempat berjalan mengelilingi kandang dengan maksud mengecek darimana suara barusan sebenarnya berasal. Tapi, tidak ada satupun petunjuk yang ia dapatkan. Suara itu malah menghilang kala ia mencarinya. Merasa cukup, Eko kembali bekerja, memompa air untuk memenuhi ember di sana.
Dan sekali lagi, saat Eko sedang bekerja, suara gemerisik itu mulai terdengar lagi. Seiring dengan suara itu yang berbunyi, Eko pun tetiba saja berceletuk dengan berkata, "Woy, kalo lu emang bener setan, maaf-maaf aja, gw gak takut." Ucapnya dengan raut wajah penuh keberanian. Lalu mulai menyiram kandang dengan ember yang sudah terisi penuh oleh air.
Sementara Eko yang terus bekerja, suara gemerisik itupun terdengar lebih kuat lagi. Seakan-akan ingin membuat Eko menghampiri sumber suara dengan segera. Dan akhirnya, hal itupun berhasil. Untuk kedua kalinya, Eko mulai berjalan mendekati sumber suara itu berasal lagi. Sama seperti sebelumnya juga, ia berjalan menuju samping kandang, dimana suara itu terdengar dominan dari sana.
Tapi sama seperti sebelumnya pula, saat Eko berjalan mendekati sumber suara, suara gemerisik itu justru tetiba saja menghilang. Merasa dipermainkan, Eko pun mengumpat dengan berkata, "Woy setan jancok, kalo beneran ada keluar lu. Jangan cuma pake suara doang. Emang lu pikir gw takut?" ucapnya seakan meremehkan. Ia pun berjalan mengeliling kandang lagi. Tapi sama, tak ada hal apapun yang Eko temukan di sana. Lalu ia kembali bekerja memompa air.
Suara gemerisik itupun kembali terdengar kala Eko sedang memompa air. Tapi tidak mau terjebak dengan permainan serupa, Eko kini enggan untuk mengecek sumber suara seperti yang tadi ia lakukan. Alih-alih merasa takut atau penasaran, ia justru meneruskan pekerjaannya dengan santai. Hingga kemudian, segenggam taburan pasir tetiba saja menghujam tubuhnya dari atas. Eko yang jengah pun mulai kesal, lalu ia mengumpat dengan nada yang lantang, "Setan asu. Setan jancok. Keluar lu asu. Lu pikir gw takut jancok? Keluar lu sini setan." Ucapnya dengan kesal. Eko pun langsung berjalan menuju samping kandang dimana suara gemerisik itu masih terdengar kini.
Lalu sesampainya ia di sana, sekali lagi, suara gemerisik itu tetiba saja berhenti. Merasa sedang dipermainkan, Eko pun mengumpat lantang lagi dengan berkata, "Keluar lu setan asu, setan jancok." Dan sesuai dengan permintaannya, pohon bambu di sana tetiba saja bergetar. Eko pun melihatnya dengan jelas. Dan saat ia melihat pohon bambu itu bergetar dengan sendirinya, tetiba saja seperti ada air yang jatuh menetes di kepalanya.
Sementara pohon bambu yang masih terus bergetar, Eko pun mengusap kepala, dan menemukan cairan agak lengket menempel di tangannya. Baunya sangat tidak enak. Aromanya seperti kandang babi yang tidak pernah dibersihkan. Merasa heran dengan itu, Eko pun mendongakkan kepalanya ke atas. Dan seketika, dirinya terperanjat kala melihat setan wewe yang sedang duduk menangkring di batang-batang bambu di atas sana.
Untuk pertama kali di dalam hidupnya, Eko melihat wujud rupa setan yang ternyata begitu mengerikan dan menakutkan. Tanpa lagi peduli dengan pekerjaannya yang belum selesai, Eko langsung lari terbirit-birit ketakutan, bahkan sepedanya yang ia parkirkan di samping kandang pun sampai ia tinggalkan.
Dan setelah kejadian itu, Eko pun sakit di keesokan harinya. Ia merasa meriang, tubuhnya demam. Entah karena rasa syok atau hal lain, yang pasti kejadian kemarin-lah yang membuat Eko menjadi sakit sekarang.
Setelah dibawa ke orang pintar, 2 hari kemudian Eko pun mulai sehat kembali. Tapi ia trauma dengan kejadian hari itu, dimana untuk pertama kali di dalam hidupnya, ia melihat wujud setan yang membuatnya syok bukan kepalang. Bahkan setelah kejadian tersebut, Eko enggan untuk kembali datang ke kandang babi itu. Perihal pekerjaan, sang ayah-lah yang akhirnya turun tangan menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh Eko. Dan karena kejadian tersebut pula, Eko yang dulunya adalah sosok laki-laki pemberani, kini menjadi orang yang takut dengan hal-hal mistis.
TAMAT.
===============================
## Makasih banyak yang udah baca cerita ini sampai habis. Tolong di vote ya manteman :)
## Sekali lagi terima kasih banyak :)
===============================
Note :
Cerita ini juga bisa dinikmati dalam bentuk podcast. Silahkan kunjungi youtube di bawah :
Youtube : Sini Gue Ceritain (Podcast)
https://www.youtube.com/channel/UCFtMSLJ45g63Hou1yZw7Dlw
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
