
"Dimanapun kalian berada, aku selalu mengintaimu."
Semua thread horror yang ada di sini sudah diadaptasi ke dalam bentuk podcast. Silahkan kunjungi Youtube ini : Youtube : Sini Gue Ceritain (Podcast)
Cerita ini sendiri ditulis oleh pengguna quora dengan nama akun Rembulan. Namun agar lebih menarik untuk didengarkan, naskahnya telah disempurnakan kembali oleh saya. Bagi teman-teman yang mau baca thread aslinya atapun mampir ke penulis aslinya, link sumber sudah dicantumkan di bawah.
SUMBER : https://id.quora.com/Bagaimana-pengalaman-terhorror-yang-kamu-miliki/answer/Rembulan-19?ch=10&oid=318111988&share=f6c74620&target_type=answer
PENULIS : https://id.quora.com/profile/Rembulan-19
======================================================================
Kisah horor ini pernah dirasakan oleh salah satu pegawai kantor, sebut saja namanya Mbak Mulan. Dan kisah horrornya ini, merupakan kejadian yang dialaminya saat Mbak Mulan dan rekan kerjanya sedang berlibur ke Dieng.
Mbak Mulan adalah seorang pegawai kantor. Ia bekerja di sebuah gedung perkantoran di pusat kota Semarang. Kebetulan, hari libur minggu ini, Mbak Mulan beserta teman-teman kantornya, berniat untuk pergi liburan, menyegarkan kembali penat yang menumpuk di kepala setelah lelah bekerja. Setelah melakukan diskusi cukup alot, akhirnya mereka sepakat, bahwa Dieng akan menjadi destinasi tujuan mereka untuk mengisi hari libur.
Ada alasan dasar mengapa Dieng yang dipilih menjadi tujuan destinasi kali ini. Rekan kerja Mbak Mulan banyak yang belum pernah pergi ke sana, mereka pun menjadi penasaran pula, karena begitu sering mendengar rumor tentang lokasinya yang menarik untuk dikunjungi, terlebih, jaraknya pun tidak terlalu jauh dari Semarang. Meski bagi Mbak Mulan, Dieng justru menjadi tempat yang biasa saja. Mau bagaimana lagi? Kampung halamannya berasal dari daerah sana. Asal naik sedikit, Mbak Mulan bisa langsung sampai di Dieng. Bukan menganggapnya tidak istimewa, hanya saja Mbak Mulan sudah cukup familier dengan suasananya. Tapi tidak apa, Mbak Mulan berpikir, jika ini menjadi keinginan banyak orang, ia akan menghormati keputusan tersebut.
Singkat cerita, hari Sabtu tanggal 21 Mei 2021 pun tiba. Mereka berencana berangkat hari ini. Saat inipun, waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mereka telah janjian untuk kumpul di mess perempuan, yang letaknya berada di perumahan elite daerah Kedungmundu. Ya, awalnya janjian jam 6 pagi, meski pada akhirnya, jam 7 pagi barulah mereka semua berkumpul di lokasi. Setelah molor satu jam, akhirnya Mbak Mulan dan rekan kerjanya yang lain mulai berangkat pada pukul setengah 8 pagi. Dengan rombongan, mereka mulai memacu kendaraan mereka masing-masing seperti beronvoi, yang terdiri dari 1 mobil, dan juga 4 motor.
Mereka terus jalan beriringan. Ardian yang membawa mobil, berjalan di paling depan. Sedangkan mbak Mulan dan rekan lain yang membawa motor mengekor di belakang. Mereka akan menuju lokasi lewat rute bandungan-temanggung-wonosobo.
Dan sekitar jam 11 siang, kurang lebih posisi sudah sampai di Parakan, Temanggung, terjadi sebuah kendala. Salah satu motor mengalami ban bocor. Tanpa pikir panjang, mereka memutuskan berhenti dan melipir sebentar untuk menambal ban. Aji mumpung, Mbak Mulan mampir di minimarket untuk beristirahat, dan rekan lain mencari sarapan untuk mengisi perut.
Setelah kondisi motor telah siap kembali, mereka langsung bersiap untuk melanjutkan perjalanan, dimana waktu kini sudah memasuki tengah hari.
Tapi saat semua motor sudah dalam kondisi menyala, tetiba saja kendala lain pun muncul. Kala ingin berangkat, mobil yang dikendarai Ardian tidak bisa di starter. Berulang kali ia mencoba menyalakan mesin, tapi tetap saja mobilnya tidak mau menyala. Sempat kebingungan, akhirnya Ardian turun dari mobil, dan mendapati bahwa aki mobilnya sudah soak.
Tapi keberuntungan sepertinya sedang berpihak kepada mereka, karena masalah pelik itu dapat teratasi segera. Tidak jauh dari dari minimarket mereka beristirahat tadi, berdiri sebuah ruko yang menjual jasa service Aki. Tanpa berlama-lama, Ardian pun menuju ke sana, lalu meminta bantuan sang penjual mengecek aki mobil miliknya.
Tapi karena tahu waktu sudah terlalu siang, Ardian pun memilih beli aki baru ketimbang memperbaiki aki mobilnya yang sudah soak. Ia tahu, bahwa akan memakan waktu yang cukup lama jika harus memperbaikinya ulang. Kalau memaksakan diri, bisa bisa liburan mereka hari ini akan gagal total. Jadi tanpa pikir panjang, Ardian langsung meminta sang montir untuk mengganti aki mobilnya yang sudah soak dengan yang baru.
Meski pada akhirnya semua kendala dapat teratasi dengan segera, tapi Mbak Mulan merasakan sebuah firasat buruk sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Bagaimana tidak? Tadi ada kendala ban motor yang bocor. Dan baru saja, aki mobil ikut rusak. Seakan, semua hal itu seperti menjadi pertanda bahwa mereka lebih baik untuk tidak melanjutkan perjalanan. Karena merasa suasana hatinya menjadi sedikit buruk, Mbak Mulan pun menyuruh teman-temannya untuk shalat Zuhur terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Saat ini waktu sudah hampir menunjukkan pukul 1 siang. Mbak Mulan dan yang lain pun, terus memacu kendaraan mereka menyusuri jalan beriringan. Hingga kemudian, hujan mulai mengguyur deras. Dengan cepat, mereka melipir sebentar untuk memakai jas hujan. Lalu kembali melanjutkan perjalanan, menerabas hujan sembari menahan hawa dingin yang menusuk tubuh.
Hingga akhirnya, mereka sampai di perbatasan Temanggung-Wonosobo. Lalu berhenti di ujung jembatan untuk saling berdiskusi. Di bawah langit yang masih mengguyur hujan dengan deras, Mbak Mulan berkata kepada rekannya dengan bertitah, "Kalo mau ke Wonosobo, kita tinggal lurus aja. Ikutin jalan besar aja." Itulah yang dititahkan Mbak Mulan barusan, khususnya, kepada Ardian yang menyetir mobil.
Tapi alih-alih mengikuti perkataan Mbak Mulan barusan, Ardian justru lebih memilih mengikuti google maps. Alhasil, mereka dibawa ke beberapa jalan tembusan yang berliku dan sempit, hingga akhirnya, mereka pun malah kesasar. Mereka jadi masuk ke pemukiman yang berada di pelosok, sebuah perkampungan dengan jalan yang sempit. Jalan setapak yang mereka ikuti berdasarkan maps pun berakhir buntu di sana. Dengan sedikit susah payah, akhirnya mereka berhasil keluar kampung, dan kembali masuk ke jalan raya. Mulai dari titik ini, semua orang mengikuti apa yang dititahkan Mbak Mulan, untuk terus mengikuti arah jalan yang diperintahkan olehnya.
Hujan masih mengguyur deras, membuat Mbak Mulan pun semakin menggigil kedinginan. Tapi, perjalanan mereka sepertinya akan sampai sesaat lagi.
Dan sekitar jam 4 sore, akhirnya mereka semua sampai di Wisata Alam Dieng, dengan keadaan baju basah dan juga kotor. Tapi sesampainya mereka di lokasi, Mbak Mulan dan yang lain pun, langsung mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Setelahnya, barulah mereka menuju tempat wisata. Tapi sayang, karena sudah terlalu kesorean, akhirnya mereka dibuat kecewa, karena tempat wisata yang mereka ingin kunjungi ternyata sudah ditutup. Tidak mau berakhir begitu saja, Mbak Mulan dan yang lain, akhirnya memutuskan mengunjungi kawah sikidang.
Mereka pun sampai di kawah sekitar pukul 5 sore. Mereka pun hanya bisa berdiri di pinggiran, karena sudah dilarang untuk berjalan lebih jauh, sebab kabut yang sudah menggulung pekat di sana. Dan sebagai kenang-kenangan, mereka pun mulai berfoto-foto.
Setelah dirasa cukup, Mbak Mulan dan yang lain memutuskan untuk menyudahi kunjungan. Mereka keluar dari area kawah tepat sebelum azan Maghrib berkumandang. Sebuah situasi yang jika orang Jawa bilang sebagai wayah sorop, atau disebut sandikala, yaitu waktu pergantian siang dan malam, momentum saat terbenamnya matahari, yang biasanya ditandai dengan azan maghrib.
Orang jawa percaya itu adalah waktu dimana jin dan setan menunjukkan eksistensinya dan mulai berkeliaran. Tapi, Mbak Mulan dan yang lain lupa akan hal itu. Jadi alih-alih menunggu azan Maghrib selesai berkumandang barulah pulang, mereka justru langsung tancap gas saat azan Maghrib masih berkumandang.
Mbak Mulan yang bawa motor pun, sempat bergantian dengan rekan lain yang menebeng mobil Ardian. Rekannya itu berkata ingin merasakan sensasi mengendarai sepeda motor di lokasi pegunungan. Tanpa ada perdebatan sama sekali, Mbak Mulan pun setuju. Lalu dengan cepat mereka bertukar posisi.
Dan untuk rute pulang kali ini, mereka memilih jalur yang berbeda dari berangkat tadi. Sekarang, mereka memilih jalur via Bawang-Batang, kemudian ke Semarang via pantura agar lebih cepat. Dan mulai dari titik inilah, suasana mulai terasa mencekam.
Jalan yang mereka susuri dipenuhi oleh kabut tebal yang menutupi jarak pandang. Suasana jalan pun terasa begitu sepi, bahkan penerangan disekitar hanya mengandalkan lampu kendaraan. Entah kenapa, Mbak Mulan mulai merasakan firasat aneh saat ini.
Munculnya firasat tidak mengenakan itu pun semakin diperkuat, kala Ardian yang sedang menyetir mobil tetiba saja menunjuk cepat ke arah depan sembari berkata, "Itu apa putih-putih yang terbang?"
Sontak, Mbak Mulan pun langsung melirik ke arah jari Ardian yang sedang menunjuk. Ia pun melihat sosok putih memang terbang barusan. Meski tidak tahu apa yang barusan mereka lihat, tapi mereka yakin hal barusan bukanlah pertanda baik.
Tak lama kemudian, mobil yang sedang dikendarai Ardian dibalap dan disetop, oleh salah satu rekan yang mengendarai motor dari belakang. Tahu ada hal penting, mereka pun melipir di pinggir jalan yang gelap. Setelah turun, akhirnya Mbak Mulan dan Ardian tahu bahwa salah satu motor rekannya mengalami rem blong. Tapi untung saja ketahuan lebih awal, hingga tak sampai membuatnya celaka.
Posisi mereka sendiri kini sedang berada Bawang, daerah gelap gulita yang dikeliling hutan pinus yang rimbun. Dan di sanalah mereka mulai memperbaiki motor dengan peralatan seadanya. Meski belum benar-benar sempurna, tapi akhirnya motor tersebut dapat dipakai kembali. Lalu bersama-sama mereka melanjutkan perjalanan kembali dengan kecepatan sedang.
Setelah melihat sosok misterius yang terbang, sekaligus ada motor rekannya yang blong, firasat Mbak Mulan semakin tidak mengenakan kini. Entah kenapa, ia berpikir bahwa akan ada kejadian aneh lainnya sebentar lagi. Dan saat meneruskan perjalanan, benar saja, hal aneh nan janggal kembali terjadi.
Kini, spion mobil yang ditumpangi Mbak Mulan mulai bergerak-gerak sendiri beberapa saat. Bunyi deritnya pun sampai terdengar hingga ke dalam mobil. Tentu, mereka yang berada di dalam mobil, menjadi ngeri karenanya. Sembari mengucap istighfar dengan penuh yakin, mereka pun memutuskan untuk terus melaju.
Hingga kemudian, Mbak Mulan sampai di pemukiman setempat. Ardian pun meminta waktu sebentar, melipir untuk shalat Maghrib sekalian beristirahat di SPBU Bawang.
Tapi sekali lagi, hal kurang menyenangkan pun kembali terjadi. Setelah mereka memarkirkan kendaraan masing-masing, mereka baru menyadari, bahwa ada 2 rekan yang tidak ada di sana. Sebut saja namanya Rista dan Dwi. Keduanya berboncengan di satu motor matic yang sama. Dan menurut rekan yang lain, Rista dan Dwi memang berkendara di posisi paling belakang selama ini.
Takut terjadi hal buruk, Mbak Mulan pun bergegas menghubungi keduanya via WhatsApp. Beberapa kali gagal, hingga akhirnya Dwi mengirimkan lokasi dimana mereka berada sekarang melalui fitur share lokasi. Dan berdasarkan maps mereka saat ini, Rista dan Dwi ternyata masih ada di daerah yang bernama Limpung. Dan jika merunut jarak keduanya saat ini ke SPBU Bawang, maka Rista dan Dwi tertinggal sangat jauh, sementara, selama ini rekan lain mengira bahwa keduanya terus mengekor selama diperjalanan. Dan tak cukup sampai di sana, Dwi pun mengirim pesan bahwa mereka saat ini seperti sedang tersesat. Meski sudah memakai google maps sekalipun, keduanya seperti berputar-putar di lokasi yang sama. Ditambah, Dwi mengirim pesan kalau Rista sedang menangis saat ini.
Mengetahui hal tersebut, Ardian pun langsung berceletuk, "Udah gak wajar ini. Jadi was-was aku, takut ada apa-apa." Tutur Ardian yang memang sangat percaya dengan hal mistis.
Setelah menunaikan ibadah shalat Maghrib, tanpa pikir panjang, Ardian, Mbak Mulan dan yang lain pun langsung mencari keberadaan Rista dan Dwi, menuju lokasi yang mereka kirimkan tadi.
Tapi aneh, setelah sekian lama mencari, setelah berkeliling ke sana kemari, mereka tak kunjung menemukan dimana Rista dan Dwi berada. Bahkan, ciri-ciri tempat yang mereka sebut pun juga tak ada. Dan saat sama-sama kebingungan, seorang rekan pun berkata, "Mungkin gak sih kita ini lagi dikerjain? Soalnya pas kita lewat kampung gelap gulita tadi, aku lihat ada orang di pinggir jembatan lagi semedi, di sampingnya juga ada sesajen. Kalian liat gak?" Ucapnya sesuai dengan apa yang dilihatnya tadi saat menyusuri jalan dengan sepeda motor.
Alih-alih sepakat dengannya, Mbak Mulan, Ardian dan yang lain justru menyanggahnya dengan berkata 'Tidak'. Bahkan, semuanya malah mengheran dengan apa yang diceritakan olehnya. Apanya yang kampung gelap gulita? Rasanya sejauh ini, mereka tidak melewati sebuah kampung. Apalagi jembatan, orang semedi dan juga sesajennya, mereka tidak melihat hal itu sama sekali.
Mulai kebingungan, akhirnya mereka sepakat untuk berhenti di kantor kepala desa yang mereka lihat. Dari titik ini, mereka berinisiatif untuk berpencar mencari Rista dan Dwi. Tapi tetap saja, hasilnya pun tetap nihil. Terkhususnya bagi Mbak Mulan dan Ardian yang mencari dengan mobil, alih-alih menemukan Rista dan Dwi, mereka justru malah masuk ke rumah tusuk sate yang jalannya buntu. Tapi di sana, mereka bertemu dengan seorang bapak-bapak. Ardian pun berinisiatif turun untuk bertanya kepadanya. Kepada Ardian, bapak-bapak itupun berucap, "Saya gak tahu. Barusan, ada juga yang nanya kayak gitu pake motor. Lagi nyariin temennya juga."
Mendengar jawaban itu, Ardian pun paham bahwa yang dimaksud bapak tadi pasti adalah salah satu rekannya yang juga sedang mencari Rista dan Dwi. Merasa percuma, mereka pun saling menghubungi satu sama lain, lalu memutuskan untuk kembali ke tempat kumpul mereka tadi, yaitu kantor kepala desa.
Setelah mereka kumpul lagi di sana, Mbak Mulan berinisiatif untuk menghubungi Rista dan Dwi via telepon. Tapi jaringan yang tidak stabil akhirnya membuat komunikasi diantara mereka terputus. Mencoba peruntungan, Mbak Mulan pun mengirimkan lokasi dimana mereka berada sekarang kepada Dwi. Awalnya pesan itu tidak dapat terkirim karena sinyal yang buruk. Tapi beberapa menit kemudian, akhirnya pesan itu sampai juga kepada Dwi. Dan secara ajaib, tidak sampai 15 menit, Rista dan Dwi sampai juga di depan kantor kepala desa. Mereka semua sudah berkumpul lagi sekarang.
Tapi ada satu hal janggal yang terjadi. Sesampainya Rista dan Dwi di sana, tetiba saja Rista langsung muntah-muntah. Yang awalnya ia dibonceng di sepeda motor, kini Mbak Mulan berinisiatif untuk membawanya masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, Rista pun mulai menangis kencang, raut wajahnya pun terlihat ketakutan dan linglung. Dalam kondisi yang histeris, Rista pun berkata, "Ada sosok serem di belakang mobil. Aku takut."
Merasa ada yang tak beres, Ardian bergegas memacu mobilnya menuju arah pulang dengan segera. Sementara Ardian yang fokus berkendara, Mbak Mulan dan rekan lain terus mencoba menenangkan Rista yang masih menangis histeris. Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk berhenti di SPBU sebelum masuk alas roban.
Disana mbak Mulan dan yang lain terus mencoba menenangkan Rista, tapi alih-alih diam, Rista malah semakin histeris, berteriak takut takut terus menerus, seolah-olah ia sedang diganggu oleh sosok tak kasat mata yang berada di belakang mobil. Wajahnya pun terus menengok ke arah belakang sembari menangis. Sontak, Mbak Mulan dengan cepat memeluk Rista sembari melafalkan ayat suci Al-Qur'an.
Sementara bibirnya yang terus bertasbih, sekujur badan Mbak Mulan tetiba saja terasa menggigil dan bergidik. Bukan hanya itu, semakin ia memeluk erat Rista sembari terus mengucap ayat suci Al-Qur'an, badan Mbak Mulan pun mulai gemetaran. Dalam sekejap, ia pun langsung mengucap istighfar dengan terbata-bata. Tapi dengan tenang dan yakin, Mbak Mulan terus mendekap Rista sembari melantunkan do'a do'a.
Tapi merasa tak sanggup lagi hingga merasa seperti ingin pingsan, akhirnya Mbak Mulan mulai melepas pelukannya dari Rista. Dan secara ajaib, tubuh Mbak Mulan kembali pulih, ia merasa kondisi tubuhnya menjadi normal kembali. Kesadarannya mulai kembali. Badannya yang gemetaran serta kedinginan pun, seakan langsung sirna seketika kala ia melepas Rista barusan.
Tapi Mbak Mulan yang melepas pelukannya barusan, membuat Rista menjadi meronta hingga ingin keluar dari mobil, gelagatnya pun sudah seperti mau pingsan pula. Dengan perasaan yang sama-sama bingung, akhirnya Mbak Mulan menyuruh Ardian untuk memacu mobilnya menuju orang pintar yang sudah dikenalnya di daerah Batang.
Setelah diobati, mereka pun lekas pulang ke Semarang.
Di dalam perjalanan pulang, Mbak Mulan masih terus melantunkan do'a do'a di samping Rista yang masih terlihat linglung. Tapi anehnya, saat Mbak Mulan melantunkan istighfar ke kuping Rista, Rista pun segera menghindar, seakan ia tak suka mendengar kalimat suci tersebut. Rekan Mbak Mulan lainnya yang bernama Fio pun, sempat berucap kepada Rista dengan berkata, "Ris, coba istighfar."
Tapi alih-alih mengikuti nasehat Fio, Rista justru hanya menganggukan kepalanya sembari menggumam tak jelas. Ia pun mulai banyak tersenyum kali ini. Yang bagi Mbak Mulan, karakter Rista saat ini berbeda dari biasanya. Tapi menganggap Rista sudah diobati tadi, Mbak Mulan dan rekan lain, beranggapan bahwa masalah yang dialami Rista pun sudah selesai.
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Masih dalam posisi berkonvoi, mereka terus menyusuri jalan menuju Semarang. Tapi ternyata, perjalanan mereka kembali dipersulit. Kini, mobil yang dikendarai Ardian mengalami bocor ban. Di titik ini, baik Mbak Mulan dan yang lain mulai merasa jengah dengan situasi yang rasanya kacau sedari tadi pagi. Dan seakan belum cukup, Rista yang sedang duduk manis di kursi mobil tetiba saja teriak kencang satu kali. Ardian, Mbak Mulan, Fio dan yang lain, hanya bisa mengheran dan menaruh rasa curiga di dalam benak.
Lalu saat melipir dipinggir jalan raya, kepada semua rekannya yang naik motor, Ardian pun berkata, "Pada pulang duluan aja. Nanti aku cari tambal ban sendiri. Masih bisa lah mobilnya dipake kalo pelan-pelan." Ucap Ardian dengan dewasa.
Tapi setelah kalimat itu terucap, tetiba saja Rista langsung berkata lantang dengan berucap, "Gak boleh kayak gitu. Berangkat bareng, pulang juga harus bareng." Ucapnya dengan tegas. Dari sini, Mbak Mulan dan yang lain mulai berpikir bahwa Rista sepertinya sudah sadar sepenuhnya. Mereka pun menuruti keinginannya untuk terus bersama-sama. Dan setelah berhasil menambal ban mobil, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang.
Di dalam mobil, Mbak Mulan, Fio dan yang lain mulai tertidur, Ardian sendiri masih fokus berkendara. Sementara Rista, saat ini dirinya sedang manja kepada Mbak Mulan. Tapi Mbak Mulan yang sudah tertidur lelap karena capek, tidak menggubris Rista. Hanya ada Ardian, yang terus memantau perilaku aneh Rista sedari tadi lewat cermin dashboard mobil. Benak Ardian pun tidak yakin kalau Rista sudah sembuh total. Tapi menganggap kondisi saat ini masih baik-baik saja, Ardian pun tetap melanjutkan perjalanan tanpa ragu. Hingga akhirnya, pada pukul 2 pagi, mereka semua pun sampai di mess masing-masing. Lalu beristirahat di kamar masing-masing hingga keesokan harinya pun tiba.
Di hari minggu pagi. Mereka pikir, kejadian super aneh kemarin sudah usai. Mereka pikir, situasi saat ini sudah kembali normal seutuhnya. Tapi ternyata, dugaan itu salah besar. Kini, tingkah Rista menjadi berubah. Bagi rekan Rista, semuanya tahu kalau ia adalah sosok perempuan yang nyablak dan heboh. Tapi sekarang, Rista justru terlihat begitu kalem, bahasanya pun halus, bahkan dirinya yang terbiasa memanggil Mbak Mulan dengan sebutan 'Cuk', kini malah menyebut nama Mbak Mulan dengan nama lengkapnya. Suara yang ia keluarkan pun terdengar begitu lembut, seakan-akan Rista yang kini mereka lihat bukanlah Rista yang mereka kenal.
Lalu dengan gerakan yang anggun, Rista mendekati Mbak Mulan, mendekati wajahnya, lalu berbisik, "Mulan, tadi ada orang yang masuk ke kamar depan. Dia nembus tembok." ucap Rista sembari tertawa cekikikan di akhir kalimat. Tahu maksud perkataan Rista barusan, Mbak Mulan pun langsung panik dalam hati. Ia tahu bahwa orang yang dimaksud Rista adalah sosok gaib yang masuk ke dalam kamar Mbak Yul, yaitu teman satu messnya. Dan perilaku ganjil Rista itu, terus berlanjut di sepanjang hari, hingga akhirnya malam pun datang.
Dan saat malam harinya, Mbak Mulan mulai mengintrogasi Rista perihal sosok gaib yang ia katakan tadi pagi. Kepada Rista, Mbak Mulan pun bertanya, "Ris, kamu lihat makhluk itu hari ini berapa kali?"
Dengan nada mengayun, Rista pun menjawab, "Aku lihat dia 3 kali. Yang pertama masuk ke kamar Mbak Yul. Yang kedua naik ke atas. Dan yang ketiga... ikutin kita pas lagi cari makan." Tutur Rista sembari mengayun-ayunkan kepalanya.
Merasa ada yang tidak beres dengan Rista dan situasi sekarang, akhirnya Mbak Mulan mengabari hal ini kepada cowok-cowok yang kemarin ikut jalan-jalan, yang juga tahu tentang kejadian aneh kemarin.
Tak lama berselang, akhirnya cowok-cowok pun datang. Dengan berkumpul di beranda mess, mereka semua mulai berdiskusi untuk memecahkan masalah ini.
Di titik ini, Rista pun bertingkah semakin aneh. Ia semakin manja dan usil kepada Mbak Mulan. Dan sebenarnya, mess dimana Mbak Mulan dan yang lain tinggali sekarang pun, memang cukup seram.
Sebelum-sebelumnya, Mbak Mulan dan yang lain pun pernah diganggu oleh penunggu mess yang lumayan jail. Lalu dengan ditambah aura dan tingkah Rista sekarang, kehadiran mereka pun seakan lebih intens lagi, seakan, tingkah laku Rista saat ini, seperti mengundang makhluk lainnya untuk ikut gabung di sekitar mereka, membuat beberapa gangguan tak kasat mata menjadi lebih intens di sana. Mulai dari suara-suara, hingga beberapa barang yang bergerak dengan sendirinya. Tapi karena sedang berkumpul beramai-ramai, Mbak Mulan dan yang lain pun menjadi sedikit lebih tenang.
Masih berada di beranda mess, mereka semua pun berkumpul untuk membicarakan kronologis yang sebenarnya terjadi kemarin, saat Dwi dan Rista terpisah dari rombongan. Kepada semua yang berada di sana, Dwi pun mulai bercerita, "Kemarin itu, aku gak sadar kalau kalian semua belok. Karena dipenglihatan aku, kalian semua ya jalan lurus. Aku juga gak tau kenapa. Terus pas jalanan mulai gelap sama berkabut, aku ngerasa kalian tuh bawa kendaraannya makin kencang. Aku gak bisa ngejar, jadi yaudah, kita ke pisah. Nah, pas mulai ke pisah, Rista katanya denger suara orang teriak. Terus pas dia nengok ke atas, kupingnya mulai kesakitan. Mulai dari situ dia nangis terus di jalan. Tapi anehnya, aku gak denger apa-apa." Tutur Dwi tanpa sedikitpun kekeliruan.
Dan anehnya, saat Dwi mulai bercerita panjang lebar, Mbak Mulan rasanya ingin terus menoleh ke arah tangga menuju balkon yang ada di belakangnya. Dan ternyata, bukan hanya dirinya seorang yang merasa demikian, temannya yang lain pun merasakan hal yang sama pula, seperti ada hawa misterius dari arah belakang mereka. Seperti ada sosok yang sedang mengawasi mereka dari sana.
Dan diskusi pun terus berlanjut hingga larut malam. Dan saat tengah malam benar-benar datang, cowok-cowok pun kembali pulang ke mess mereka masing-masing untuk bekerja besok. Tapi dari pertemuan ini, disepakatilah sebuah ide, yaitu untuk menapak tilas apa yang sebenarnya terjadi kepada Dwi dan Rista Sabtu malam kemarin, dengan kembali mendatangi lokasi perkara. Tempat dimana Rista mendengar suara teriakan dan mulai menangis kesakitan.
Dan di keesokan harinya, sekitar pukul 4 sore, setelah selesai bekerja, Mbak Mulan, Fio, Dwi dan Ardian telah bersiap kembali menuju Batang. Mereka berniat menelusuri apa yang sebenarnya terjadi kepada Dwi dan Rista di malam itu.
Sebelum meluncur ke TKP, Mbak Mulan pun sempat mengecek history chat di ponselnya, kembali cek lokasi yang dikirimkan oleh Dwi Sabtu malam kemarin kala ia ke sasar. Dan ia pun terkejut, kala tahu bahwa chat lokasi itu ternyata tidak ada di maps. Dwi pun mencoba hal yang sama pula, dan ia pun menemukan bahwa lokasi tersebut memang tidak ada di maps. Sembari melirik-lirik satu sama lain, mereka pun mulai melongo kebingungan.
Tapi karena Ardian lumayan mengingat jalan kemarin, ia pun tetap kekeh menuju lokasi. Sementara Mbak Mulan, Fio dan Dwi, hanya bisa manut mengikuti keyakinan Ardian. Lalu dengan cekatan, Ardian mulai memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat kejadian.
Singkat cerita, mereka pun sampai di lokasi. Lalu dengan seksama, mereka mulai mereka adegan, dengan mengikuti jalan yang kemarin dilewati, atau lebih tepatnya, saat Dwi dan Rista mulai kesasar. Dan saat menyusuri jalan, Dwi pun terkejut. Di dalam rasa syoknya, ia pun berkata, "Serius, ini beda banget loh. Kemarin aku lewat sini jalannya Alus banget, gak gradakan kayak gini. Terus, jalan yang aku lewati malam itu juga gak ada garis jalannya kayak gini."
Dan dengan cepat, Mbak Mulan langsung menimpal perkataan Dwi barusan dengan berkata, "Serius kamu Dwi?"
Dwi pun langsung menjawabnya dengan berkata, "Kemarin itu, suasananya sepi banget. Gak ada kendaraan yang lewat. Gak ada pemukiman juga kayak gini. Pokonya benar-benar sepi, gelap. Aku cuma ngandelin lampu motor aja buat nyusuri jalan. Tapi ya, beda banget." Tutur Dwi meyakinkan teman-temannya.
Dan setelah menyusuri jalan cukup jauh, Ardian pun memutar balik mobilnya untuk pulang, dengan mendapati sebuah kesimpulan, bahwa Dwi dan Rista malam itu, telah nyasar entah kemana. Karena jalan yang mereka cek barusan, benar-benar berbeda dari apa yang dilihat oleh Dwi malam itu. Setelah tahu bahwa keduanya mengalami fenomena mistis, mereka pun memutuskan untuk pulang.
Lalu masih berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang, tetiba saja ponsel Mbak Mulan berdering. Temannya yang bernama 'Kama', mengabarkan bahwa Rista saat ini sedang mengamuk. Hari inipun, Rista izin bekerja karena kondisinya yang masih labil. Ia pun dijaga bergantian oleh tetangga mess lain.
Dan saat Mbak Mulan, Ardian, Fio dan Dwi sampai di mess, mereka mulai ngumpulin semua orang yang kemarin ikut liburan ke Dieng, berdiskusi untuk membahas jalan keluar terbaik untuk Rista. Karena mau bagaimana lagi? Ia sudah pernah diobati sebelumnya, dan hasilnya berakhir nihil. Hari ini pun, ia tidak bisa bekerja karena kondisinya yang labil. Ditambah, orang-orang di sekitarnya pun merasa takut saat menjaga Rista. Itulah sebab mengapa rekan Rista mulai mencari jalan keluar terbaik untuknya saat ini. Bahkan mereka yang saat ini sedang berdiskusi, melihat jelas bahwa tingkah Rista semakin aneh daripada sebelumnya. Ia mulai berteriak, lalu tersenyum dan mulai bersikap manja kepada Mbak Mulan. Dan hal tersebut terus terjadi di sepanjang malam, membuat mereka jadi harus begadang menjaga Rista bersama-sama.
Dan di keesokan harinya, atau lebih tepatnya pada tanggal 1 Juni 2021, yang bertepatan dengan tanggal merah, mbak Mulan dan yang lain sepakat untuk memulangkan Rista ke rumah orangtuanya. Mereka yakin, bahwa ini adalah jalan terbaik bagi Rista.
Lalu Mbak Mulan, Ardian, Fio, Dwi, Kusuma dan Rista sendiri, mulai memasuki mobil. Di mobil, Rista pun mulai menangis dan marah, ia meronta untuk turun dari mobil karena tidak mau pulang. Dengan bersikukuh, ia mengatakan kepada semuanya, bahwa dirinya itu sehat wal afiat, ia juga marah karena di anggap bertingkah aneh. Untuk menenangkannya, semua yang berada di sana pun mulai menasehati.
Kepada Rista, Mbak Mulan pun berkata, "Ris, kita gak mungkin pulangin kamu kalau kamu tuh gak kenapa-kenapa. Tingkah kamu tuh sekarang beda. Kita pengen kamu sembuh, tapi kita gak bisa berbuat apa-apa." Ucap Mbak Mulan dengan nada pelan.
Mendengar perkataan Mbak Mulan barusan, Rista pun langsung menimpalnya dengan berkata, "Kalian itu jahat. Rista itu sehat tau. Kenapa Rista harus dipulangin? Rista masih mau di sini. Besok juga kan kerja." Ucapnya dengan nada merengek.
Lalu Ardian pun ikut menasehatinya dengan bertutur, "Kita gak jahat, justru kita semua sayang sama Rista. Ini semua demi kebaikan Rista." Tutur Ardian sembari menyetir mobil.
Rista pun terus menyanggah ucapan mereka semua dengan berkata kalau dirinya baik-baik saja. Tapi jelas itu hanyalah tipu muslihat makhluk gaib yang sedang bersemayam di dalam raga Rista semata. Masih dalam kondisi yang menangis histeris, Rista pun tetap dibawa pulang ke rumah orangtuanya.
Lalu sesampainya di rumah orang tua Rista, Mbak Mulan dengan dibantu rekannya yang lain, mulai menceritakan semua kejadian pelan-pelan kepada orang tua Rista. Lalu meminta maaf berkali-kali kepada mereka atas apa yang menimpa putrinya.
Ayah Rista pun berkata bahwa anaknya memang sensitif dengan hal-hal semacam itu. Ia pun memaklumi kejadian ini dan berterima kasih pula karena sudah menjaganya dalam kondisi yang demikian. Lalu setelah sekitar 2 jam lebih berbincang, Mbak Mulan dan yang lain pun pamit pulang kepada orang tua Rista.
Sementara Mbak Mulan dan yang lain memasuki mobil, Rista mulai menangis dan marah. Ia pun semakin histeris, kala melihat mobil itu mulai melaju jauh.
Tapi keputusan Mbak Mulan dan yang lain untuk memulangkan Rista ke rumah orangtuanya adalah hal benar. Setelah 2 hari dirawat di rumah orangtuanya, diobati oleh seorang sepuh di sana, akhirnya Rista kembali ke kondisi normal, dengan meninggalkan satu fakta besar, bahwa saat kesasar malam itu, Rista diikuti oleh kuntilanak. Dan selama beberapa hari, kuntilanak tersebut terus nempel dengan Rista. Yang akhirnya, membuat tingkah laku Rista pun mulai aneh.
Tapi, itu hanyalah cerita lalu. Kini, Rista sudah balik ke jati dirinya yang seperti biasa, menjadi perempuan yang nyablak dan heboh. Setelah yakin sudah sembuh, ia pun kembali lagi ke Semarang untuk bekerja.
Tapi saat Mbak Mulan menceritakan kepada Rista tentang dirinya yang beringkah aneh kala itu, Rista pun tak percaya dengan itu semua, dan malah menganggap Mbak Mulan sedang berbohong kepadanya. Meski Rista sendiri sadar, bahwa hal ganjil itu mungkin benar-benar terjadi kepadanya. Apalagi semua rekan kerjanya pun mengatakan hal yang sejurus pula. Ya, itu adalah pengalaman tak jelas yang akan menjadi cerita tersendiri bagi mereka.
Tapi kabar baiknya, berkat kejadian aneh dan ganjil itu, Mbak Mulan, Rista dan semuanya menjadi lebih dekat, kompak bagaikan sebuah keluarga. Dan dari kejadian itu pula, khusunya bagi Mbak Mulan sendiri, ia memetik sebuah pelajaran berharga, bahwa kejadian mengerikan itu mungkin terjadi karena mereka mengabaikan nasehat para orang tua untuk tidak berpergian kala waktu Maghrib membentang.
Jika azan Maghrib sudah berkumandang, alangkah lebih bijak untuk berhenti sebentar, lalu menunaikan ibadah bagi para pemeluknya. Atau setidaknya, melipir sebentar untuk menghormati waktu sakral tersebut. Dari dalam hati Mbak Mulan, ia pun berpikir, mungkin ia dan teman-temannya menjadi diganggu karena sudah menyalahi sebuah aturan. Yaitu, pulang dari Dieng... di waktu yang salah.
END.
===============================
## Makasih banyak yang udah baca cerita ini sampai habis.
## Tolong di vote ya manteman :)
===============================
Note :
Cerita ini juga bisa dinikmati dalam bentuk podcast. Silahkan kunjungi youtube di bawah :
Youtube : Sini Gue Ceritain (Podcast)
https://www.youtube.com/channel/UCFtMSLJ45g63Hou1yZw7Dlw
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
