Pendekar Sembilan Matahari 1-10 (gratis)

6
3
Deskripsi

Perjalanan Chen Long berguru di Tong Lam Pai dimulai

Bab 1 PENGELANA TANPA TANDING

Di atas sebuah gunung yang memiliki daratan yang cukup luas, seorang pria berumur 30 tahunan berdiri dengan gagahnya di tengah-tengah kerumunan hampir 200 orang jago.

Pria berumur 30 tahunan itu tidak tampak gentar meski harus menghadapi banyak musuh. Dia masih menunggu dengan seluruh kekuatannya.

Pria itu dijuluki orang-orang sebagai si Pengelana Tanpa tanding. Kedigjayaannya menjadi fenomena di dunia persilatan.

"Tunggu apa lagi? Kalian 7 partai besar golongan putih dan 4 perkumpulan golongan hitam, sudah ada semua di sini. Apalagi yang kalian tunggu, hah?" kata si Pengelana Tanpa Tanding.

Mendengar kata-kata dari si Pengelana Tanpa Tanding ini, maka mulai terjadi seruan-seruan di antara sesama orang-orang yang sejak tadi mengelilingi si Pengelana Tanpa Tanding untuk menyerang si Pengelana Tanpa Tanding.

"Bunuh! Serbu! Hancurkan dia!" Itulah teriakan-teriakan dari para jago yang kemudian langsung menyerang ke arah si Pengelana Tanpa Tanding itu.

Untuk beberapa saat, walaupun dikeroyok, si Pengelana Tanpa Tanding masih berhasil melayani lawan-lawannya walaupun dia harus dikeroyok oleh 100 orang lebih.

Si Pengelana Tanpa Tanding, bahkan berhasil mendaratkan beberapa tendangannya ke arah beberapa penjuru. Ada belasan orang yang terkena pukulan dan tendangannya ini.

Tapi sayangnya musuh terus berdatangan dan tidak pernah putus terus menyerang si Pengelana Tanpa Tanding yang harus sendirian menghadapi kalapnya seratusan orang ini.

Hingga akhirnya si Pengelana Tanpa Tanding mulai keteteran. Dia memang membunuh puluhan orang, tapi dia juga terkena beberapa tendangan dan tebasan.

Si Pengelana Tanpa Tanding terus mundur karena diserang dari tiga penjuru. Dari depan, kiri dan kanan oleh musuh yang begitu banyak.

Kalau saja pertarungan ini dilakukan satu lawan satu atau setidaknya satu lawan 30 atau 1 lawan 50 sekalian, maka keadaan pasti akan berbeda.

Si Pengelana Tanpa Tanding bisa memenangkan pertarungan satu lawan satu, lawan 20 atau 1 lawan 50. Tetapi dia tidak bisa menang saat menghadapi pengeroyokan hampir 200 orang jago ini.

Karena itu, beberapa saat kemudian, sudah ada tendangan yang berhasil mengenai si Pengelana Tanpa Tanding, juga pukulan yang mengenai dia sehingga dia menyemburkan darah segar dari mulutnya, tanda dia mulai terluka dalam.

Walaupun begitu, si Pengelana Tanpa Tanding masih berhasil mendaratkan pukulan pukulan keras dan tendangan kerasnya ke arah orang-orang yang berhasil memukul dan menendangnya.

Hanya saja gelombang serangan dari musuhnya terus berdatangan hingga dia terus-terusan mundur dan sebuah tendangan keras dari seorang Hwesio yang bernama Kong Beng Hosiang dari Shaolin Pai, berhasil membuat si Pengelana Tanpa Tanding jatuh ke jurang yang berada di belakangnya.

Semua orang terkejut melihat jatuhnya si Pengelana Tanpa Tanding karena memang mereka ingin memburu si Pengelana Tanpa Tanding, memastikan kematiannya di tempat ini dan mereka ingin menemukan barang yang berada di tubuh si Pengelana Tanpa Tanding itu.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Si Pengelana Tanpa Tanding sudah jatuh ke jurang yang dalam sehingga sesudah itu para pengeroyok mulai mengobati teman-teman yang terluka, mengangkat jenazah yang tewas dan mulai meninggalkan tempat ini dengan hati yang kecewa.

**

Beberapa waktu kemudian, di sebuah perguruan yang bernama Tong Lam Pai, terlihat ada 4 orang pemuda yang sedang mengeroyok seorang anak pemuda kurus berumur 17 tahun.

Ada banyak yang menyaksikan pengeroyokan ini sambil bersorak-sorai.

Saat ini, pemuda ini terus dikeroyok, dipukul, ditendang oleh empat orang pemuda yang rata-rata berusia 1 tahun lebih tua darinya.

Sementara ada banyak orang yang menyoraki keadaan ini. Mereka nampak sangat antusias melihat pengeroyokan atau lebih tepatnya penganiayaan yang dilakukan kepada pemuda itu.

Seorang wanita berumur 20 tahun langsung menyeruak di antara kerumunan orang dan berteriak-teriak untuk menghentikan pengeroyokan yang sekarang sedang terjadi. "BERHENTI SEMUA!"

4 orang pengeroyok itu, nampak langsung menghentikan pengeroyokan mereka tapi mereka menatap tidak puas kepada wanita yang baru datang ini.

"Ge Fei, aku kan laporkan kepada ketua kalau kamu masih juga mengeroyok Chen Long," kata wanita itu kepada si pemimpin pengeroyok.

"Bibi Liong, Bibi Liong, kami hanya bermain-main dengan Chen Long," kata si pemimpin pengeroyok yang bernama Ge Fei sambil memeluk pundak Chen Long. "Iya kan, Chen Long?"

Chen Long langsung mengangguk. "Bibi Liong, kami hanya bermain, kok."

Ge Fei yang merasa ancamannya kepada Chen Long berhasil, langsung tertawa-tawa dan langsung mengajak tiga temannya untuk pergi.

Kerumunan orang-orang yang sebelumnya bersorak-sorai menyaksikan pengeroyokan kepada Chen Long tadi, kini langsung bubar.

Bibi Liong mendekati Chen Long dan berkata, "sudah saatnya kamu melaporkan apa yang terjadi padamu ini, kalau tidak mereka akan terus-terusan seperti itu kepadamu."

"Mereka memang suka bermain denganku, bibi. Sudah, aku mau menyapu dulu." Chen Long langsung meninggalkan Bibi Liong.

Sebenarnya usia Chen Long dan Bibi Liong ini cuma berbeda 3 tahun saja tetapi karena Bibi Liong adalah murid dari ibu guru di perguruan Tong Lam Pai ini yang bernama Rahib murah senyum dan merupakan tokoh tingkat satu.

Dan ini membuat Bibi Liong yang bernama asli Xiao Liong Li ini menjadi tokoh tingkat kedua di perguruan ini, sementara Chen Long, Ge Fei dan yang lainnya adalah murid angkatan ketiga di perguruan ini. Karena itu, mereka semua harus memanggil Bibi kepada Xiao Liong Li.

Xiao Liong Li hanya bisa menghela nafas karena Chen Long, murid yang selalu dibelanya tidak mau dibela.

Selalu saja begitu, Chen Long tidak mau melaporkan kelakuan Ge Fei dan kawan-kawannya karena Ge Fei adalah keponakan kesayangan dari ketua perguruan Tong Lam Pai saat ini.

Tengah Chen Long termenung, tiba-tiba dia mendengar suara Gong berbunyi.

Suara Gong ini jarang sekali terdengar dan jarang sekali dibunyikan, harus ada acara khusus di perguruan Tong Lam Pai ini yang membuat gong itu berbunyi.

Chen Long langsung melepas sapu di tangannya dan langsung menuju ke arah Aula utama dari perguruan Tong Lam Pai ini.

Hari ini adalah sebuah acara khusus yaitu penerimaan murid secara resmi bagi para murid pemula di perguruan Tong Lam Pai.

Setelah selama bertahun-tahun bertapa di ruang rahasia di perguruan Tong Lam Pai, maka pada hari ini, para sesepuh akan keluar dan memilih murid baru dari para murid pemula untuk mereka latih.

Selama ini, Chen Long maupun Ge Fei dan kawan-kawannya cuma mendapatkan pelatihan dari murid-murid tingkat 2 di Tom Lam Pai ini.

Siapa saja yang memiliki bakat bagus maka akan diambil oleh para sesepuh ini untuk menjadi murid para sesepuh dan setiap dari para sesepuh hanya akan mengambil satu murid saja.

Karena yang bisa menjadi murid inti, hanyalah para murid yang sudah melewati umur 17 tahun ataupun prestasinya bagus sejak awal digembleng di perguruan ini.

Chen Long yang ingin menjadi murid resmi dari perguruan Tong Lam Pai ini, setelah sejak 2 tahun lalu berada di perguruan ini, memutuskan untuk mengikuti acara.

Sebagai calon murid tingkat ke 3 yang belum resmi, maka Chen Long baru akan resmi menjadi murid Chen Long sampai di hari pengangkatan ini.

Selain Chen Long, Ge Fei dan kawan-kawannya juga baru akan mengikuti acara ini.

Walaupun paman dari Ge Fei adalah ketua partai di perguruan ini tapi pamannya itu, ingin supaya Ge Fei bisa diambil murid oleh salah satu dari para sesepuh.

Dengan harapan yang tinggi, Chen Long sudah menunggu di pelataran di aula perguruan Tong Lam Pai ini.

Saat itulah Ge Fei melewati Chen Long dan tertawa sinis ke arah Chen Long. "Para sesepuh pasti tidak akan mau mengambilmu menjadi murid mereka. Jadi, kamu jangan bermimpi tinggi, Chen long. Hehehe."

Mendengar itu, Chen Long cuma bisa terdiam. Dia tidak membantah tapi masih ada harapan yang kuat dalam dirinya supaya dia bisa dipilih oleh salah satu dari sesepuh Tong Lam Pai untuk menjadi murid dari sesepuh itu.

Bab 2 EMPAT SESEPUH

Ada 4 orang sesepuh yang berada di Tong Lam Pai ini yang berusia 70 tahun ke atas dan setiap 10 tahun sekali, mereka diizinkan untuk mengambil murid dari murid tingkat kedua ataupun murid tingkat ketiga di Tom Lam Pai ini.

Murid-murid tingkat pertama, beberapa di antaranya adalah bekas murid dari 4 orang sesepuh ini pada 20 tahun yang lalu dan itu termasuk ketua Tom Lam Pai pada saat ini.

Pada saat ini, para sesepuh yang ilmunya semakin tinggi itu, diperkenankan untuk mengambil satu murid dari murid tingkat kedua maupun murid tingkat ketiga yang ada pada saat ini.

Chen Long sangat mengimpikan untuk menjadi salah satu murid dari 4 orang sesepuh ini. Itu adalah impiannya sejak dua tahun lalu, sejak dia melangkah masuk dalam perguruan Tong Lam Pai ini.

Hal itu sudah ditanamkan kepada Chen Long oleh Pamannya Chen Long yang bernama Chen Hok.

Pamannya Chen Long lah yang memasukkan Chen Long ke perguruan Tong Lam Pai ini.

Paman Chen Long yang tinggal di desa di kaki gunung Tong Lam San ini ingin supaya Chen Long menjadi murid dari salah satu dari empat orang sesepuh Tong Lam Pai yang dia dengar, ilmunya berada di tingkatan tinggi di dunia persilatan.

Hanya saja karena pamannya Chen Long tidak mampu membayar uang masuk yang besar dan juga karena Paman Chen Long mengaku sebagai orang yang tidak mampu, maka akhirnya sejak hari pertama Chen Long tinggal di Tong Lam Pai, dia selalu ditindas dan dihina dan bahkan tidak diajarkan kungfu dengan baik.

Hinaan itu dipimpin oleh Ge Fei yang selain pamannya adalah ketua partai Tong Lam Pai, juga orang tuanya sangat terpandang karena merupakan saudagar yang kaya di kota kecil di kaki gunung Tom Lam San.

Chen Long membiarkan dirinya dihina, pernah diinjak, pernah dipukul pernah diludahi, bahkan pernah dikencingi oleh Ge Fei.

Chen Long menerima semua hinaan itu. Dia menahan semua hinaan itu demi hari ini. Hari di mana para sesepuh akan keluar dari pertapaan mereka dan memilih murid untuk mereka turunkan ilmu kesetiaan mereka.

Karena itu, saat ini, Chen Long sudah menunggu dengan penuh harap. Dia berharap dirinya akan dipilih menjadi salah satu murid dari 4 sesepuh.

Empat sesepuh dari perguruan Tong Lam Pai ini, terdiri dari tiga orang lelaki dan seorang wanita.

Sesepuh yang wanita bernama Nirahai seseorang yang bukan berasal dari Bangsa Han atau bangsa yang suku bangsanya sangat dominan di negara Tiongkok. Tapi, Nirahai ini berasal dari bangsa Khitan, bangsa utara di luar Tembok Besar Cina.

(Kelak, bangsa Khitan berubah nama menjadi Manchu yang kemudian menguasai daratan Cina pada tahun 1550 an, mengalahkan bangsa Han dan akhirnya dua suku bangsa itu menyatu menjadi bangsa Tiongkok yang kita kenal pada masa sekarang ini.)

Nenek Nirahai sendiri, di dunia persilatan dikenal dengan julukan sebagai "betina perusak para lelaki" karena di masa lalu dia selalu mengejar kaum lelaki yang berani memperkosa kaum wanita. Dia melukai bahkan membunuh kaum lelaki pemerkosa kaum wanita.

Karena itu, dia mendapatkan julukan betina perusak para lelaki.

Sekarang ini, Nenek Nirahai sudah berjalan-jalan di antara para murid. Nampaknya dia sedang mencari sosok yang dia inginkan itu.

Tapi para murid lelaki tidak banyak berharap karena mereka tahu kalau Nirahai adalah pembenci lelaki jadi pastinya yang akan dia pilih adalah murid perempuan di tingkat 2 ataupun di tingkat 3.

Dugaan semua orang terjadi karena Nirahai kini sudah berada tepat di depan Xiao Liong Li dan langsung menatap Xiao Liong Li dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Walaupun Xiao Liong Li sudah 5 tahun berada di perguruan ini tapi dia tidak pernah melihat satupun dari para sesepuh karena itulah, sekarang ini, baru pertama kali dia melihat Xiao Liong Li.

"Kamu ikut aku," kata Nirahai kepada Xiao Liong Li.

Sebenarnya, Xiao Liong Li ingin menggelengkan kepalanya. Dia sebenarnya tidak ingin mengikuti Nirahai ini, karena kalau mengikuti Nirahai, berarti dalam jangka waktu paling kurang 6 bulan ke depan, dia harus berada di dalam gunung dan tidak lagi melihat dunia luar dan hanya sesekali bisa keluar.

Padahal Xiao Liong Li ingin melindungi Chen Long yang sering ditindas di dalam perguruan ini.

Dengan berada di dalam gua pengasingan, mempelajari ilmu-ilmu yang diturunkan oleh Nirahai, maka itu berarti Xiao Liong Li tidak akan bisa lagi melindungi Chen Long.

Tapi karena Xiao Liong Li tau konsekuensinya kalau dia menolak, maka dia terpaksa mengikuti langkah Nirahai ini. Sebelum pergi, dia sempat menatap ke arah Chen Long, dia cuma berharap Chen Long juga akan dipilih oleh tiga sesepuh yang lain.

Setelah itu, Xiao Liong Li duduk di belakang Nirahai. Ini berarti Xiao Liong Li sudah pasti dipilih oleh Nirahai.

Sesepuh yang kedua bernama Hok Chung Tosu. Kini dia menatap ke arah murid-murid dari tingkatan kedua dan tingkatan ketiga setelah itu matanya tertuju ke arah Jun Yung. Jun Yung adalah salah satu temannya Ge Fei.

Jun Yung langsung bersorak gembira karena dia dipilih untuk menjadi muridnya Hok Chung Tosu.

Setelah itu sesepuh ketiga yang berjuluk Tosu Kurus Makan Banyak, kini menghampiri kerumunan para murid tingkatan kedua dan tingkatan ketiga.

Dia nampak berkeliling Bahkan dia sempat memegang beberapa orang anak lelaki untuk melihat tulang mereka apakah cocok untuk mendapatkan ilmunya atau tidak.

Hingga akhirnya dia putuskan untuk mengambil Luk Chong yang juga merupakan salah satu temannya Ge Fei untuk menjadi muridnya.

Dengan demikian dari 4 orang sesepuh, sekarang ini sudah ada tiga orang sesepuh yang sudah memiliki murid masing-masing dan berarti tinggal satu orang sesepuh saja yang belum memiliki murid.

Sesepuh ini bernama Hok Bun Tosu. Dia disebut-sebut sebagai orang yang paling sakti di Tong Lam Pai pada saat ini.

Bahkan ketua Tong Lam Pai pada saat ini, juga adalah salah satu murid dari Hok Bun Tosu ini.

Karena itu, semua murid tingkat dua dan tiga yang tersisa, semuanya sangat menginginkan untuk menjadi murid dari Hok Bun Tosu ini.

Ge Fei sudah sumringah. Dia ingin sekali menjadi muridnya Hok Bun Tosu ini. Karena sejak lama, pamannya yang ketua Tong Lam Pai, sudah menanamkan keinginan itu kepada Ge Fei.

Di atas panggung Xiao Liong Li nampak terus berdoa meminta kepada yang maha kuasa supaya Hok Bun Tosu memilih Chen Long untuk menjadi murid Hok Bun Tosu itu.

Xiao Liong Li sangat khawatir kalau Chen Liong tidak menjadi murid dari Hok Bun Tosu maka Chen Long akan terus dianiaya di perguruan ini, apalagi tidak ada dirinya yang memperhatikan Chen Long, karena itu dia terus berdoa dan berharap supaya Hok Bun Tosu memilih Chen Long.

Saat ini, Hok Bun Tosu sudah berjalan berkeliling melihat ke arah semua murid yang berada di tempat ini hingga akhirnya matanya tertuju ke satu orang.

BAB 3 KOKI TUA

Xiao Liong Li sangat bahagia saat dia melihat tangan dari Hok Bun Tosu itu tertuju ke arah Chen Long.

"Aku sudah tahu kalau kamu mampu. Aku tahu kalau kamu memiliki bakat yang hebat. Aku tahu kamu bisa, Chen Long," gumam Xiao Liong Li.

Chen Long sudah sangat bahagia melihat tangan Hok Bun Tosu itu tertuju ke arahnya. Dia langsung menunjuk hidungnya sendiri dan berkata dengan , "aku? Apakah aku yang dipilih?" Matanya melotot bahagia.

Tapi Hok Bun Tosu berkata, "bukan kamu. Tapi yang di sebelah kamu itu."

"Aku yang dipilih?" tanya Ge Fei yang memang sekarang ini sudah berada di samping Chen Long.

Sebelumnya, Ge Fei berada di belakang dari Chen Long tapi karena dia ingin mengintip Chen Long. Dia mendekati Chen Long. Pada saat itulah ternyata dia ditunjuk oleh Hok Bun Tosu.

Hok Bun Tosu langsung mendelik. "Iya kamu. Ayo ikut aku." Setelah itu, Hok Bun Tosu membalikkan tubuhnya.

Ge Fei langsung tertawa mengejek ke arah Chen Long. "Hahaha. Kau kira kamu yang dipilih, kan? Hahaha. Jangan mimpi orang bodoh. Kamu itu bloon, kamu tidak akan mampu menyerap ilmu dari Hok Bun Tosu. Jadi, kamu jangan berharap untuk dipilih."

Para murid lainnya ikut mentertawakan Chen Long.

Chen Long cuma bisa menundukkan kepalanya karena harapannya selama setahun ini tidak menjadi kenyataan. Harapannya untuk menjadi murid dari Hok Bun Tosu, orang paling sakti di Tong Lam Pai ini, ternyata tidak menjadi kenyataan.

Sambil tertawa-tawa, Ge Fei langsung menuju ke arah panggung untuk menerima kehormatan menjadi murid dari Hok Bun Tosu.

Xiao Liong Li yang sangat khawatir kepada Chen Long kemudian berbisik kepada guru barunya. "Guru, bolehkah aku minta sesuatu padamu?"

"Kamu belum resmi menjadi muridku saja sudah mau minta sesuatu. Apa sih yang kamu mau?"

"Bolehkah guru menerima 1 murid lagi. Aku yakinkan kepadamu guru, kalau guru tidak akan menyesal, karena temanku ini sangat berbakat."

"Apa dia seorang lelaki?" tanya Nirahai.

"Iya, guru. Tapi aku yakinkan kepadamu kalau dia lelaki yang baik. Dia bukan tipe pemerkosa seperti yang guru dan aku sama-sama benci."

Nirahai langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak! Aku sudah bersumpah untuk tidak menerima murid lelaki."

"Tapi, guru ..."

"Diam disitu dan jangan bersuara lagi," tegas Nirahai.

Xiao Liong Li terpaksa berdiam diri. Dia cuma bisa menatap sedih ke arah Chen Long yang sekarang ini bersama murid-murid lainnya sudah diminta untuk duduk untuk mendengarkan dan mengikuti upacara pengangkatan para murid yang diambil oleh empat Sesepuh ini.

Setelah habis acara, Chen Long pun melakukan tugasnya, mencari kayu bakar di hutan.

Selain menyapu, maka inilah tugas Chen Long sehari-hari yang dibebankan kepadanya sebagai murid yang tidak menyumbang banyak untuk perguruan ini.

Untuk murid yang menyumbang banyak, maka  mereka cuma akan makan tidur dan berlatih di perguruan dan tidak diharuskan untuk bekerja di perguruan ini.

Tapi untuk murid yang masuk dengan dana cekak seperti Chen Long, maka salah satu tugas sehari-harinya adalah mencari kayu bakar untuk koki di dapur memasak makanan.

Sesudah mengambil kayu bakar untuk dibawa ke dapur, Chen Long memiliki pemikiran untuk segera keluar dari perguruan ini, karena dia tidak jadi mendapatkan impiannya, yaitu menjadi murid dari 4 orang sesepuh.

Dengan wajah muram, Chen Long langsung menaruh kayu bakar di dapur dan mengebas-ngebaskan tangannya.

Koki kepala yang berumur 60 tahunan yang namanya tidak diketahui jelas oleh semua orang dan dia hanya dipanggil dengan nama Paman Kam oleh semua orang, kini menatap Chen Long.

Paman Kam kini mendekati Chen Long dan berkata, "kamu pasti kecewa karena tidak dipilih oleh empat orang sesepuh itu, iya kan?"

Mendengar itu Chen Long cuma bisa menghembuskan nafas penuh kekecewaan. "Iya, Paman Kam. Tapi aku harus menerimanya. Mungkin aku memang tidak memiliki bakat untuk menjadi murid dari 4 orang sesepuh yang sangat sakti itu."

Mendengar itu Paman Kam membatin. "Huh! 4 orang sesepuh bodoh itu yang tidak bisa melihat bakat bagus dalam dirimu. Aku heran dengan empat orang itu, bertapa bertahun-tahun tapi keluar dengan tidak berguna, tidak bisa melihat bakat bagus di depan mata dan memilih bakat-bakat recehan. Kecuali mungkin anak gadis itu yang memiliki bakat kuat, maka tiga lainnya bakatnya recehan."

Tapi sekalipun membatin seperti itu, Paman Kam cuma berkata, "mungkin kamu memang tidak berjodoh dengan mereka tapi mungkin kamu berjodoh dengan tokoh sakti lainnya."

"Sudahlah, Paman Kam. Kamu tidak perlu menghiburku. Aku sudah menyerah. Mungkin aku memang tidak memiliki bakat untuk menjadi seorang tokoh silat karena itu aku mungkin akan mengikuti anjuran Bibiku saja untuk mengikuti ujian sastrawan di ibukota."

"Kenapa begitu?"

"Mungkin aku memang tidak berbakat untuk belajar kungfu."

"Justru kulihat kamu tidak berbakat untuk menjadi sastrawan tapi kamu lebih berbakat untuk menjadi seorang pesilat yang tangguh. Karena itu, aku bersedia mengambilmu menjadi muridku. Bagaimana?"

"Selama aku berada di perguruan ini, sudah 5 kali Paman Kam menawarkan aku menjadi muridmu tetapi, maafkan aku, Paman. Tapi, aku tidak bisa menjadi muridmu dan kalau memang aku bisa menjadi seorang pesilat mungkin aku harus mencari perguruan lain yang lebih bisa menerimaku."

"Jangan pergi. Tetaplah di sini. Ingatlah akan dendam Orang tuamu itu. Kamu bisa mendapatkan ilmu untuk membalas dendam atau menghabisi orang-orang yang telah tega menghabisi orang tuamu dan itu bisa kamu dapatkan di sini."

Chen Long sangat kaget mendengar kata-kata dari Paman Kam. "Dari mana Paman tahu tentang ceritaku itu? Aku rasa aku belum pernah menceritakan soal itu kepada siapapun di sini.".

"Aku pernah mendengar kamu mengatakannya saat kamu tertidur. Nampaknya saat itu kamu lelah setelah mengambil kayu bakar yang sangat banyak sehingga kamu tertidur pulas dan bercerita tentang semua keluh kesahmu juga tentang dendam kesumatmu pada orang yang membunuh orang tuamu."

"Iya, Paman Kam. Karena itu, pamanku memasukkan aku ke perguruan ini supaya aku mendapatkan seorang guru yang bisa mengajarkan aku untuk menuntut balas. Sayangnya ternyata aku telah gagal, Paman Kam."

"Kamu belum gagal. Izinkan aku menjadi gurumu dan aku jamin kamu akan bisa mengalahkan orang-orang yang telah menghancurkan keluargamu itu. Bagaimana?"

Chen Long menatap Paman Kam. Dia tahu keinginan Paman Kam yang sejak lama ingin mengambilnya sebagai murid.

Tetapi karena Paman Kam ini cuma menjadi koki di perguruan Tong Lam Pai ini, karena itu dia tahu kalau Paman Kam tidak memiliki kemampuan untuk mengajarkan dia ilmu silat.

Karena itu, Chen Long kembali menggeleng.

"Sebelum ini, aku bisa menerima penolakanmu, Chen Long. Tapi setelah kamu tidak dipilih oleh empat sesepuh, maka tidak ada jalan lain bagiku. Aku harus menunjukkan kemampuanku padamu," kata Paman Kam kepada Chen Long.

Belum habis Paman Kam mengatakan kata-katanya itu, tiba-tiba Chen Long merasa dirinya seperti dibawa angin dan hanya dalam beberapa saat saja, dia sudah berada di atas bukit yang dia tahu jaraknya sekitar 900 meter dari dapur tempat sebelumnya dia berada.

BAB 4 BELAJAR MEMBUAT MIE

Chen Long sangat kaget melihat dia tiba-tiba saja sudah berada di atas bukit yang jaraknya cukup jauh dari dapur restoran Perguruan Tong Lam Pay.

"Nampaknya Paman Kam adalah seorang tokoh berilmu tinggi."

Chen Long langsung merasakan harapan yang tinggi kepada Paman Kam. Dia kemudian bertanya, "paman, apakah paman yang melakukan ini kepadaku? Itu berarti Paman Kam betul-betul sangat jago. Paman Kam. Paman di mana?"

Chen Long celingukan mencari Paman Kam tapi Paman Kam tidak berada di sekitar sini. Kemudian Chen Long berjalan beberapa langkah untuk melihat ke arah dapur perguruan Tong Lam Pai yang berada jauh di bawah sana.

Chen Long sangat kaget karena dia melihat Paman Kam berjalan tertatih-tatih dari bawah sana untuk naik menuju ke arah Chen Long berada saat ini.

"Kalau Paman Kam berada di bawah sana, jadi siapa yang tadi membawaku ke atas sini?" Harapan Chen Long yang sudah sangat tinggi kepada Paman Kam ternyata jatuh ke bawah lagi.

Dengan langkah gontai, Chen Long berjalan ke arah bawah untuk menghampiri Paman Kam yang baru berjalan ke atas.

Saat Paman Kam melihat Chen Long, dia langsung berkata, "kenapa kamu meninggalkan aku, hah?"

"Hah? Jadi bukan bukan Paman Kam yang tadi membawaku naik ke atas?"

Paman Kam langsung tertawa. "Mana bisa? Lihat aja jalanku ini. Untuk naik ke atas sini saja, aku sudah tidak kuat, tahu."

Mendengar itu, Chen Long langsung ngeloyor pergi meninggalkan Paman Kam.

"Hey, kamu mau ke mana? Bukankah kamu akan belajar kungfu padaku?"

"Nggak. Aku tidak jadi belajar kungfu di Tom Lam Pai sini. Aku akan langsung turun gunung dan mencari perguruan yang lain," kata Chen Long sambil meneruskan langkah kakinya.

"Kamu tidak bisa kemana-mana."

"Kenapa begitu?"

"Karena ada beberapa pohon yang berada di depanmu yang akan menghalangi jalanmu."

Mendengar itu, Chen Long langsung membalikkan tubuhnya menatap Paman Kam. Dia merasa aneh dengan perkataan Paman Kam itu. "Tidak ada pohon yang menghadang di depanku."

Tapi baru saja Chen Long berkata seperti itu, tiba-tiba dia mendengar suara benda-benda jatuh di belakangnya.

Saat Chen Long membalikkan tubuhnya ke arah belakang, ke arah jalan menuju Tong Lam Pai, dia melihat beberapa pohon yang sebelumnya masih berdiri tegak, kini sudah roboh di depannya sehingga menutup jalan dari atas sini untuk menuju ke arah Perguruan Tong Lam Pai di bawah sana.

Chen Long merasa sangat aneh dengan kejadian ini. Sudah dua kali kejadian aneh seperti ini terjadi.

Matanya terbelalak. Chen Long kembali membalikkan tubuhnya untuk menatap ke arah Paman Kam.

Tapi entah bagaimana caranya, Paman Kam sudah tidak lagi berada lagi depannya tetapi Paman Kam sudah melambai-lambaikan tangannya di puncak gunung sana, tempat tadi Chen Long berada.

Padahal beberapa detik yang lalu sebelum Chen Long membalikkan tubuhnya, Paman Kam masih berada di dekatnya, di belakangnya, bahkan suara Paman Kam masih terdengar.

Tetapi hanya dalam satu detik saja, Paman Kam sudah berada di atas sana.

"Mungkinkah koki itu memiliki ilmu hebat tapi dia sengaja merahasiakannya? Baiklah aku akan menjadi muridnya. Aku akan selalu mencari tahu rahasia."

Setelah berpikir seperti itu, Chen Long langsung melangkah naik ke atas dan menemui Paman Kam yang terlihat ngos-ngosan di atas sana.

"Hhhh. Capek juga naik ke atas sini," kata Paman Kam di sela-sela nafasnya yang ngos-ngosan.

"Jangan pura-pura lagi, paman. Ajarkan aku apa yang kamu bisa, paman dan aku berjanji belum akan turun dan belum akan keluar dari perguruan Tong Lam Pai ini."

Paman Kam menunjukkan jempolnya kepada Chen Long. Setelah itu dia berkata, "kalau begitu, ayo. Kita akan memulai latihan kita."

"Aku yakin Anda adalah seorang yang sakti yang sengaja menyembunyikan kekuatannya karena itu aku akan mempelajari ilmu-ilmu," kata Chen Long penuh semangat.

**

Tapi beberapa jam kemudian, Chen Long kembali mengeluh karena bukannya mendapatkan pelajaran dari si koki yang bernama Paman Kam ini, dia malah disuruh Paman Kam untuk memotong pohon-pohon untuk dijadikan kayu bakar.

Setelah sempat sabar selama beberapa jam, akhirnya Chen Long bertanya, "Lalu kapan aku mendapatkan pelajaran ilmu kungf darimu guru? Kenapa aku cuma diajarkan cara menebang pohon ini, seperti yang biasa aku lakukan?"

"Sabar. Sabar. Memang sebelumnya kamu biasa menebang pohon dengan menggunakan golok. Iya kan? Nah, kan sekarang aku mengajarkan kamu dengan menggunakan tangan. Beda. Iya kan?"

"Tapi itu bukan ajaran yang baru, Paman, karena kadangkala aku juga menggunakan tangan. Cuma, untuk menghemat tenaga, aku menggunakan golok. Begitu, paman."

"Iya, tapi dengan ajaranku, kamu pasti akan melihat hasil yang lebih baik."

Mendengar itu, Chen Long hanya bisa manyun tapi dia meneruskan juga kegiatannya mencari kayu bakar dan menebang pohon dengan tangan.

"Mungkin dia masih mengujiku. Baiklah. Aku akan ikuti maunya," batin Chen Long.

"Lagi pula kayu bakar yang kamu cari selalu kurang, karena itu, aku mengajarkan kamu untuk kamu lebih giat mencari kayu bakar."

"Baik, guru."

**

Tapi hingga 5 hari kemudian, selama 2 jam per hari, waktu dihabiskan oleh Chen Long untuk memotong pohon dengan tangan dan itu saja yang terus diajarkan oleh Paman Kam kepadanya.

Sesudah 5 hari, Chen Long telah habiskan dengan tidak mendapatkan hasil apa-apa, maka dia semakin cemas.

Apalagi Chen Long tahu kalau dalam 5 hari, kemungkinan besar Ge Fei dan kawan-kawannya sudah mendapatkan hasil yang bagus karena mendapatkan ajaran dari para sesepuh Tong Lam Pai di tempat rahasia.

"Saat mereka keluar nanti, mereka pasti akan memukuliku lebih hebat dari sebelumnya." Chen Long meratapi nasibnya. "Mungkin sudah nasibku seperti ini."

**

Beberapa waktu kemudian, saat Chen Long dan Paman Kam tiba di dapur, tiba-tiba Paman Kam berkata, "mulai hari ini kamu tidak perlu lagi mencari kayu bakar atau memotong kayu, karena sekarang, kamu akan masuk ke dalam pelajaran yang lebih dalam lagi."

Mendengar itu, wajah Chen Long yang sebelumnya muram kini langsung ceria. "Benarkah? Berarti aku akan segera diajarkan ilmu silat. Iya kan?"

"Hampir tepat."

"Hah? Hampir tepat bagaimana maksudnya?" Chen Long mengerutkan alisnys

"Begini. Aku akan mengajarkanmu cara untuk membuat mie."

"Membuat mie?" Ceng Long tersentak kaget karena harapannya untuk segera mendapatkan pelajaran kungfu dari guru barunya ini ternyata tidak menjadi kenyataan.

"Kamu jangan memandang enteng. Membuat mie itu bisa membuat tubuhmu menjadi lebih kuat lebih bugar dan lebih sehat."

Akhirnya sambil menghela nafas berat, Chen Long mulai mengaduk-aduk Abu Cina untuk pembuatan mie.

BAB 5 BIAR AKU YANG BERHADAPAN DENGANNYA

Hari ini adalah hari ke-20 sejak pemilihan murid untuk 4 sesepuh Tong Lam Pai dan dengan demikian hari ini adalah hari pertama bagi keempat murid baru dari empat sesepuh untuk menunjukkan diri mereka keluar dari gua tempat mereka digembleng dengan ilmu silat oleh guru mereka masing-masing.

Xiao Liong Li, Ge Fei dan dua lainnya bisa keluar bergabung dengan para murid yang lainnya

Semua orang memuji-muji akan empat orang ini yang dipilih oleh Guru mereka masing-masing.

Ge Fei yang sangat gila pujian itu sudah langsung mendemonstrasikan kekuatan barunya yang baru dia dapat dari guru barunya itu.

Sementara itu, Xiao Liong Li sudah langsung mencari sosok yang dia rindukan selama dia digembleng di tempat pelatihan di goa di perut gunung Tong Lam San ini.

Xiao Liong Li sempat kecewa karena orang yang dicari tidak dia temukan selama beberapa saat. "Mungkinkah Chen Long sudah turun gunung untuk mencari guru yang lain?"

Teringat kalau Chen Long pernah bilang kalau impiannya adalah menjadi murid dari salah satu dari empat sesepuh Tong Lam Pai karena Chen Long ingin menjadi jagoan kungfu tingkat tinggi agar supaya dia bisa membalaskan dendam akan kematian orang tuanya Chen Long, membuat Xiao Liong Li cemas.

Xiao Liong Li khawatir kalau-kalau Chen Long sudah pergi dari Perguruan ini.

Akhirnya Xiao Liong Li bisa tersenyum lega saat dia melihat Chen Long. Dengan sangat gembira, Xiao Liong Li langsung mendekati Chen Long.

Chen Long juga sangat bahagia karena akhirnya dia bisa bertemu dengan satu-satunya orang yang sejak awal menerima dia apa adanya di sini dan sejak awal menjadi teman satu-satunya baginya. "Bibi Liong," kata Chen Long dengan wajah bahagia.

Wajah bahagia Chen Long ini membuat Xiao Liong Li agak heran karena sebelumnya Chen Long selalu agak menghindar darinya dan tidak pernah memperlihatkan rasa suka yang besar kepada dirinya seperti yang dia selalu ekspresikan setiap dia bertemu dengan Chen Long.

"Apa kamu bahagia melihat aku seperti aku bahagia melihatmu?" tanya Xiao Liong Li

"Tentu saja. Aku selalu bahagia melihatmu Bibi Liong."

Sebenarnya sebelumnya Chen Long tidak pernah memperlihatkan ekspresi bahagianya itu karena dia harus menghormati Xiao Liong Li sebagai angkatan yang lebih tua darinya yang boleh dibilang menjadi bibinya.

Bahkan karena selama dua tahun di Tong Lam Pai ini tidak ada yang mau mengajar Chen Long, maka Xiao Liong Li lah yang mengajarkan dasar-dasar kungfu, cara menghimpun tenaga dalam dan juga jurus dasar Tong Lam Pai pada Chen Long.

Selain itu, Chen Long juga sangat malu untuk mengekspresikan isi hatinya akan makna hadirnya Xiao Liong Li di sisinya.

Karena sebagai pria polos, Chen Long terlalu malu untuk menunjukkan rasa di hati untuk lawan jenis.

Hanya saja, setelah 20 hari terpisah dari Xiao Liong Li, maka dia juga merasa rindu. Karena itu, begitu melihat Xiao Liong Li, dia langsung mengekspresikan rasa bahagianya.

"Bagaimana kabarmu, Chen Long? Saat aku tidak ada, mereka tidak mengganggumu, kan?" tanya Xiao Liong Li sambil menatap wajah Chen Long dan memperhatikan sekujur tubuh Chen Long yang tidak tertutup baju.

Xiao Liong Li mencari kalau-kalau ada bekas luka di tangan Chen Long.

"Tidak apa-apa, bi. Setelah Ge Fei masuk menjalani latihan, tidak ada lagi yang menggangguku."

"Syukurlah. Nampaknya memang Ge Fei biang keroknya sehingga setiap ada dia, kamu selalu diganggu. Syukurlah karena gangguan kepadamu jadi menghilang setelah dia tidak ada. Iya kan?"

Chen Long mengangguk membenarkan kata-kata Xiao Liong Li itu.

Xiao Liong Li menatap wajah Chen Long dengan seksama dan berkata, "maafkan aku karena kamu tidak dipilih oleh empat orang sesepuh itu."

Mendengar itu, Chen Long seperti diingatkan akan impian yang tidak menjadi kenyataan. Wajahnya yang sebelumnya ceria menjadi muram lagi.

Xiao Liong Li sangat khawatir melihat perubahan di wajah Chen Long itu. "Maafkan aku. Karena kata-kataku membuat kamu teringat lagi akan hal itu. Maafkan aku." Xiao Liong Li menyentuh tangan Chen Long.

"Tidak apa-apa, Bibi Liong. Kamu tidak perlu minta maaf. Mungkin aku memang yang tidak berbakat sehingga tidak ada satupun dari 4 orang sesepuh yang mengambilku seperti mereka." Chen Long tertawa hambar.

"Aku yakin kalau empat sesepuh sudah salah karena melewatkan kamu. Menurutku, kamu adalah bakat terhebat yang seharusnya harus mereka ambil untuk menjadi murid mereka."

"Kamu mau cuma mengatakan ini untuk menghiburku, kan? Padahal kenyataannya, sebenarnya 4 orang sesepuh itu yang lebih berpengalaman untuk melihat mana yang berbakat dan mana yang tidak dan mereka sudah melihatku tapi mereka tidak tertarik padaku. Mereka melewatkan aku dan memilih yang lainnya. Iya kan?"

"Tapi kamu jangan putus asa, ya? Dan jangan pergi dari sini. Tetaplah di sini. Nanti setelah aku selesai berguru, aku yang akan mengajarkan kamu dengan ilmuku dari guruku. Bagaimana?"

"Kamu jangan khawatir, bi. Aku belum akan pergi dari sini. Aku akan tetap di sini."

"Baguslah. Aku senang karena kamu tetap di sini."

Tiba-tiba terdengar suara-suara sorai di kejauhan sana. Ternyata itu adalah suaranya Ge Fei dan para pendukungnya yang sekarang ini mendekati Chen Long dan Xiao Liong Li

Melihat kedatangan Ge Fei, Xiao Liong Li langsung berdiri di depan Chen Long dan langsung menggerak-gerakan tangannya untuk memperlihatkan jurus yang baru dia pelajari dari guru barunya.

"Hahaha. Ternyata si lelaki banci tetap saja mengandalkan wanita untuk melindunginya. Dari dulu seperti itu dan tidak pernah berubah," kata Ge Fei sambil tersenyum mengejek.

"Aku membantu Chen Long karena dia selalu dikeroyok oleh kalian. Kalau saja kalian berani melawannya satu lawan satu maka aku pasti tidak akan turun tangan," sembur Xiao Liong Li.

Mendengar itu, Ge Fei langsung berkata, "aku berjanji kalau saat ini aku akan menghadapi Chen Long sendirian. Aku tidak akan mengajak yang lain. Teman-temanku tidak akan membantuku. Kalau mereka berani membantuku, aku sendiri yang akan memukul mereka," kata Ge Fei sambil menatap tajam ke arah teman-temannyam

Mendengar kata-kata Ge Fei ini, gantian Xiao Liong Li yang takut.

Sebenarnya Xiao Liong Li tahu, kalaupun sejak awal Ge Fei memukuli Chen Long sendirian, maka Chen Long akan tetap kalah karena Ge Fei belajar ilmu kungfu di perguruan ini sementara Chen Long tidak.

Apalagi setelah pada 20 hari terakhir ini Ge Fei mendapatkan gemblengan dari orang tersakti dari empat sesepuh perguruan Tong Lam Pai ini dan dengan demikian, sudah pasti Ge Fei akan memiliki ilmu yang jauh lebih hebat dari sebelumnya, karena itu, Xiao Liong Li sangat khawatir akan keselamatan Chen Long.

"Ge Fei akan berhadapan dengan Chen Long sendirian, jadi sebaiknya kamu mundur, Xiao Liong Li."

"Mundurlah. Berikan kesempatan kepada mereka berdua untuk bertarung."

"Mundur saja."

Itulah sebagian kata-kata dari teman-temannya Ge Fei. Mereka semua bahkan sudah berdiri di kejauhan, membuat sebuah lingkaran bagi Ge Fei dan Chen Long untuk bertarung.

Xiao Liong Li yang masih ingin membantu Chen Long, langsung berkata, "kalau begitu biar aku yang mewakili Chen Long untuk berhadapan denganmu." Xiao Liong Li langsung maju satu langkah ke depan ke arah Ge Fei dan kini mulai bersiap menghadapi Ge Fei.

"Kalau memang Chen Long adalah lelaki ksatria, dia tidak boleh berlindung di bawah ketiak seorang perempuan. Dia harus maju sendiri untuk berhadapan denganku," sembur Ge Fei.

"Biar aku berhadapan dengannya." Chen Long maju selangkah. Dia menatap Xiao Liong Li dan berkata, "Mundurlah. Biar aku yang berhadapan dengannya."

BAB 6 TIDAK AKAN MUNGKIN BISA MENANG

Xiao Long Li menjadi sangat cemas dengan perkembangan yang terjadi ini.

Sebelumnya Xiao Long Li memang menantang Ge Fei untuk bertarung satu lawan satu dengan Chen Long. Tapi itu karena dia pikir Ge Fei yang terbiasa mengeroyok itu tidak akan berani untuk melakukan pertarungan satu lawan satu.

Tapi ternyata, Ge Fei malah terlihat semakin percaya diri saat akan melakukan pertarungan satu lawan satu itu.

Ge Fei melewati Xiao Long Li dan berbisik, "sebelum ini, aku sengaja mempermainkan dia dengan cara mengeroyok dia bersama teman-temanku. Tapi itu bukan berarti karena aku takut kepadanya. Tapi itu karena aku ingin mempermainkannya. Tapi saat aku bertarung satu lawan satu dengannya, maka aku tidak akan memberi ampun kepadanya."

Ge Fei mengakhiri kata-katanya dengan menatap Xiao Long Li tajam. Ini berarti Ge Fei akan mewujudkan kata-katanya itu

Hal ini membuat Xiao Long Li semakin menyesal karena kata-katanya tadi yang menantang Ge Fei hingga membuat Ge Fei sangat murka.

Karena itu Xiao Long Li kembali mendekati Chen Long dan berkata, "biar aku yang menghadapinya. Please, biar aku yang menghadapinya."

Tapi Chen Long buru-buru menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan mundur dalam pertarungan satu lawan satu. Walau bagaimanapun, aku seorang lelaki yang tidak akan mundur saat ditantang untuk bertarung satu lawan satu. Aku bisa mundur kalau dikeroyok, tapi tidak, kalau dalam pertarungan satu lawan satu."

"Dia akan menghajarmu habis-habisan, Chen Long," bisik Xiao Long Li sambil menahan tangan Chen Long.

"Aku tidak akan mundur. Aku sudah belajar ilmu kungfu selama 20 hari ini."

"Benarkah? Siapa yang mengajarimu?"

Sebenarnya Chen Long akan menyebutkan nama Paman Kam, tapi kemudian apa yang sudah di ujung lidahnya dia tahan kembali. Kemudian dia cuma berkata, "pokoknya aku sudah belajar. Jadi, jangan khawatirkan aku."

"Please ... biarkan aku yang menghadapinya," bisik Xiao long Li lagi.

Sementara itu, Ge Fei menjadi geram. Dia kemudian berkata, "Chen Long, kalau memang kamu tidak mau berhadapan denganku, biarkan Xiao Long Li yang berhadapan denganku dan lebih baik kamu segera memakai baju perempuan. Hahaha."

Mendengar kata-kata Ge Fei ini, orang-orang yang berada di sini langsung tertawa semua. Semuanya mentertawakan Chen Long.

Chen Long merasa terhina dengan kata-kata dari Ge Fei itu, karena itu, dia segera mendelik ke arah Xiao Long Li. "Bibi Liong, jangan menghalangi aku lagi. Kalau kamu terus menghalangiku maka aku tidak akan mau lagi berteman denganmu."

Mata Xiao Long Li membulat ke arah Chen Long. Tentu saja Xiao Long Li tidak akan tahan kalau tidak bisa bersama Chen Long dan kalau Chen Long tidak lagi menganggapnya sebagai teman.

Karena itu, Xiao Long Li terpaksa mundur dua langkah ke belakang membiarkan Chen Long untuk berhadapan dengan Ge Fei.

Sekarang ini, Chen Long mulai menggerakkan tangannya. Sebenarnya, bagi dia, ini bukanlah jurus kungfu tapi ini jurus menebang kayu seperti yang diajarkan oleh Paman Kam kepadanya.

Chen Long tidak tahu kalau jurus ini akan berfungsi atau tidak, yang jelas, saat ini, dia tidak memiliki pilihan lain dan dia akan menggunakan jurus ini untuk berhadapan dengan Ge Fei.

Ge Fei dan teman-temannya nampak tertawa melihat jurus Chen Long yang menurut mereka aneh itu.

Setelah itu, Ge Fei mulai mengeluarkan salah satu jurus terbaik dari Tong Lam Pai yaitu jurus Tapak Suci.

Walaupun ini merupakan jurus terendah dari Ilmu Tapak Suci, tapi Ge Fei yakin kalau ilmu yang baru dipelajarinya ini, sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan Chen Long.

"Bersiaplah menerima jurus Tapak Menabur Bunga dari Ilmu Tapak Suci milikku." Setelah berkata seperti itu, Ge Fei langsung menyerang Chen Long.

Chen Long langsung kalang kabut menghadapi jurus serangan yang begitu kuat yang dilakukan oleh Ge Fei ini.

1, 2, 3, 4 sampai 5 pukulan dari Ge Fei ditangkis oleh Chen Long dengan sangat baik.

Walaupun Chen Long terlihat keteteran, tapi sampai 30 pukulan yang sudah dilayangkan Ge Fei, tidak ada satupun yang bisa mengenai tubuh Chen Long.

Chen Long cuma menggerak-gerakkan tangannya dengan menggunakan jurus memotong kayu yang diajarkan Paman Kam. Tapi semuanya dengan efektif bisa membuat Chen Long mampu menahan serangan Ge Fei

Hingga terdengar teriakan dari seorang temannya Ge Fei. Teriakan ini membuat Chen Long kaget.

Saat Chen Long kehilangan konsentrasi itu dan lupa menggerak-gerakkan tangannya untuk menghadapi serangan Ge Fei, saat itulah pukulan yang ke-31 dari Ge Fei berhasil mendarat di dada Chen Long.

Saat Chen Long masih terhuyung-huyung, sebuah tendangan dari Ge Fei sudah mendarat. Lagi-lagi di dada Chen Long sehingga membuat Chen Long jatuh ke arah pintu keluar hingga keluar dari ruang pertemuan ini.

Terdengar suara-suara sorak-sorai tanda puas di dalam gedung sementara Xiao Long Li langsung menyusul keluar untuk melihat keadaan Chen Long.

Ada darah di bibir Chen Long tapi dia sudah berdiri. Dia ingin masuk kembali ke dalam ruang pertemuan tapi Xiao Long Li sudah menghalanginya.

"Sudahlah. Kamu tidak perlu bertarung lagi, Chen Long."

"Aku harus bertarung lagi. Aku harus."

"Menang kalah sudah terlihat. Jangan memaksakan diri lagi. Kamu sudah kalah, Chen Long."

"Tidak. Aku belum kalah."

Tapi pada saat itulah ketua dari Tong Lam Pai sudah memanggil Ge Fei dan kawan-kawannya yang tadi berada di ruang pertemuan untuk masuk ke dalam ruang latihan sehingga saat Chen Long masuk ke dalam, dia tidak lagi menemukan Ge Fei dan yang lainnya.

"Mereka sudah masuk ke dalam. Kamu akan dimarahi kalau kamu berani masuk ke dalam dan menantang Ge Fei," kata Xiao Long Li.

Akhirnya Chen Long cuma bisa mendengus dan dia langsung meninggalkan Xiao Long Li untuk menuju ke arah dapur.

Ada perasaan marah dan malu yang berkecamuk di benak Chen Long. Karena selama 20 hari ini, dia sudah mendapatkan latihan dari Paman Kam dan Paman Kam sempat berjanji kepadanya kalau dia sudah memiliki kemampuan yang cukup hebat.

Nyatanya dia tetap saja pecundang di tangan Ge Fei. Karena itu, Chen Long ingin mencari Paman Kam untuk mengungkapkan kekecewaannya.

Chen Long melihat Paman Kam sedang sendirian berada di dapur karena itu dia segera mendekati Paman Kam dan berkata, "paman menipuku."

Paman Kam yang sedang mengaduk-ngaduk adonan kemudian menatap Chen Long dan berkata, "kapan aku menipumu?"

"Paman bilang aku sudah memiliki kemampuan yang hebat tapi nyatanya aku masih tetap saja pecundang. Ge Fei baru memukuliku dan aku tidak mampu berbuat apa-apa."

"Itu mungkin karena kamu kurang fokus," Kata Paman Kam sambil menggoreng ayam.

"Paman membohongiku. Aku yakin kalau sebenarnya Paman cuma bisa memasak di dapur. Iya kan? Kemudian karena aku tidak dipilih oleh empat sesepuh, karena itu Paman berusaha mengajarku tapi sebenarnya hanya untuk mengerjai aku. Iya kan?"

Paman Kam tidak menggubris perkataan-perkataan Chen Long yang penuh amarah itu. Dia masih terus sibuk memasak.

Mulai sekarang, aku tidak ingin mengenal Paman lagi. Aku akan segera pergi dari Tong Lam Pai ini. Permisi!"

"Hmmm. Dasar bocah polos. Dia tidak menyadari kalau dirinya 20 hari yang lalu sudah sangat berbeda dengan hari ini. Hmmm," gumam Paman Kam.

Chen Long langsung berbalik menuju ke kamarnya. Dia merasa tidak berguna lagi berada lebih lama lagi di Tong Lam Pai ini, karena tidak ada orang yang menghargainya.

Tidak ada orang yang mau melatih dirinya dan satu-satunya orang yang mau melatih dirinya kenyataannya cuma menipunya.

Tapi, sesaat kemudian, saat Chen Long menyadari kata-katanya yang cukup keras kepada Paman Kam, maka sambil membawa buntalan pakaiannya, dia putuskan untuk pergi ke dapur.

Tanpa berpamitan kepada siapapun bahkan tidak berpamitan kepada Xiao Long Li, Chen Long langsung mengambil semua pakaiannya dan diam-diam dengan buntalan pakaiannya,
dia pergi ke dapur.

"Maafkan aku, guru. Mungkin guru memang ingin membantuku. Tapi, aku perlu guru yang betul-betul sakti, guru. Karena aku harus membalaskan dendam orang tuaku. Baik-baiklah kau, guru. Aku pergi dulu," kata Chen Long sambil beranjak pergi.

Chen Long segera turun gunung melewati tempat-tempat sepi yang dia tahu membuat dia tidak akan bisa bertemu dengan siapapun.

Saat berada di kaki gunung Tong Lam San, markasnya Tong Lam Pai, Chen Long melihat salah seorang paman gurunya, murid tingkat dua yang bernama To Kek Sing sedang berhadapan dengan seorang pria berangasan.

To Kek Sing sendiri adalah salah satu paman gurunya Ge Fei yang juga tidak pernah peduli saat Chen Long pernah melaporkan kepada To Kek Sing ini tentang penganiayaan yang dilakukan Ge Fei dan kawan-kawannya kepada Chen Long.

Tiba-tiba Paman Kam entah bagaimana caranya sudah berada di samping Chen Long.

Melihat kehadiran Paman Kam ini, Chen Long langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan berbisik, "pokoknya aku tidak akan kembali ke Tong Lam Pai."

"Sssstttt. Pria itu bernama Ku Kok Jin yang mendapatkan julukan si Tendangan 1000 Kati. Dia adalah anggota dari Hek I Pang, Perkumpulan Tangan Besi. Kita lihat pertarungan To Kek Sing itu dengan si Tendangan Seribu Kati."

"Aku tidak peduli. Pokoknya aku tidak akan kembali lagi ke Tong Lam Pai dan menjadi budak di sana."

Paman Kam mengelus-ngelus jenggotnya dan berkata, "kita bicarakan itu nanti. Sekarang kamu lihat dulu pertarungan yang akan segera terjadi di depan sana."

Pertarungan mulai terjadi antara To Kek Sing dengan pria berangasan itu dan ternyata hanya dalam waktu singkat, To Kek Sing berhasil dikalahkan oleh si pria berangasan.

To Kek Sing langsung mundur. Sebelum lari, dia berkata, "kamu jangan pergi. Kakak seperguanku akan berurusan denganmu."

"Aku akan menunggu di sini," kata si Tendangan Seribu Kati dengan sikap jumawa.

Paman Kam berbisik kepada Chen Long, "sekarang kesempatanmu untuk menunjukkan kemampuanmu. Hadapi si Tendangan Seribu Kati itu."

"Apa? Bagaimana mungkin, paman? To Kek Sing saja yang ilmunya berada di atas Ge Fei berhasil dikalahkan dengan mudah olehnya. Apalagi aku."

"Kamu bisa. Kamu cukup ikuti bisikanku dan fokus untuk menjabarkan hasil latihan yang aku ajarkan padamu maka aku yakin kamu akan bisa mengalahkannya."

Chen Long menatap ke arah si Tendangan Seribu Kati yang masih menunggu di luar sana dengan jarak sekitar 50 meter dari tempat Chen Long berada.

Melihat dari cara bagaimanapun, Chen Long tahu kalau dia tidak akan mungkin bisa menang melawan si Tendangan 1000 Kati itu.

BAB 7 JURUS MEMOTONG KAYU

Tapi tiba-tiba tubuh Chen Long sudah didorong oleh Paman Kam sehingga tubuh Chen Long langsung keluar dari persembunyiannya dan kini sudah berada hanya 10 meter saja, berhadapan dengan si tendangan seribu kati.

Tendangan Seribu Kati langsung melotot ke arah Chen Long. "Siapa kamu? Apa kamu orang Tong Lam Pai?"

Chen Long celingukan mencari Paman Kam yang mendorongnya keluar.

"CEPAT JAWAB PERTANYAANKU!" teriak si Tendangan Seribu Kati.

Chen Long yang memang pada dasarnya itu tidak biasa berbohong dan karena dia memang anggota Tong Lam Pai, terpaksa mengangguk.

"Apa kamu orang yang dibilang akan datang untuk melawanku, heh?" tanya si Tendangan Seribu Kati lagi.

Tentu saja Chen Long tidak mau membenarkan pertanyaan si Tendangan 1000 Kati itu, karena memang bukan dia yang dimaksud To Kek Jing itu. Karena itu, dia terus diam tapi kemudian ada angin yang memaksa kepalanya untuk mengangguk.

Chen Long langsung melotot karena ketakutan setelah menyadari akan apa yang dia lakukan ini. Apalagi saat dia melihat si Tendangan Seribu Kati nampak melotot marah ke arahnya.

"Kalau begitu, mari kita bertarung. Kita akan lihat apakah ada orang Tong Lam Pai yang bisa menghadapiku." Tendangan Seribu Kati langsung bergerak maju mendekati Chen Long.

Chen Long langsung mundur-mundur ketakutan. Dia sudah melihat hasil kerja si Tendangan Seribu Kati tadi dan dia tahu kalau Tendangan dari si Tendangan 1000 Kati itu mengenai dadanya maka akibatnya mungkin akan jauh lebih buruk dari yang diterima oleh To Kek Sing tadi.

Karena itu, Chen Long mundur-mundur ke belakang. Saat itulah Chen Long mendengar suara dari Paman Kam. "Lawan dia. Dia akan segera menyerangmu."

"Bagaimana caranya?" keluh Chen Long dalam hatinya.

Kalau Paman kam ada di sini, Chen Long akan segera menjitak kepala Paman Kam walaupun dia menghormati Paman Kam tapi keisengan Paman Kam saat ini sangat berbahaya bagi Chen Long sehingga Chen Long sangat marah kepada Paman Kam.

Tapi baru saja Chen Long hendak mencari Paman Kam, dia melihat sebuah tendangan sudah diarahkan oleh si Tendangan 1000 Kati ke arah dirinya.

"Lakukan gerakan memotong sayur untuk hadapi tendangannya. Condongkan tubuhmu ke kiri dengan satu kaki ke arah depan dan potong sayur seperti yang biasa kamu lakukan," kata suara Paman Kam di telinganya.

Tendangan dari si Tendangan Seribu Kati sudah mendekatinya maka Chen Long terpaksa melakukan apa yang diperintahkan oleh Paman Kam itu.

Selama 20 hari ini, selain menebang pohon, mengambil air, mencuci wajan dan membuat mie, maka memotong sayur adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Chen Long di bawah perintah Paman Kam.

Karena itu, Chen Long sudah sangat fasih melakukan kegiatan memotong sayur dan inilah yang sekarang ini dilakukan oleh Chen Long.

Tangannya dengan cepat melakukan gerakan memotong sayur, alih-alih menghindar dari tendangan 1000 Kati lawannya ini.

"Habis aku," keluh Chen Long dalam hatinya. Dia pikir, walaupun dia sudah berusaha secara refleks untuk melakukan gerakan memotong sayur, tapi tetap saja tendangan itu pasti akan meluncur masuk dengan mulus ke dadanya dan akan membuat dia muntah darah.

Tapi ternyata yang terjadi tidak seperti itu. Gerakan-gerakan tangan Chen Long terjadi dengan sangat cepat saat melakukan gerakan memotong sayur.

Itu membuat serangan si Tendangan Seribu Kati yang sangat kuat itu langsung terlempar ke arah kiri. Tendangan itu mencelat ke arah kiri tanpa mengenai sasaran.

Sementara tubuh si Tendangan Seribu Kati, beberapa kali mendapatkan cecaran pukulan dari jurus memotong sayur yang dilakukan Chen Long.

"Sekarang lakukan gerakan membuang air di wajan," kata suara Paman Kam.

Chen Long kembali melakukan apa yang diperintahkan oleh Paman Kam itu. Dia melakukan gerakan seperti memegang wajan dan membuang wajan ke arah depan.

Tapi tentu saja tanpa ada wajan sama sekali yang dia pegang, namun dengan gerakan tangan yang sama persis saat dia memegang wajan.

Akibatnya ada aliran tenaga dari kedua tangan Chen Long itu yang langsung mengenai dada si Tendangan 1000 Kati yang baru saja terkaget-kaget karena tendangannya berhasil ditepis dan dia dipukul oleh lawannya yang masih belia ini.

Kini, oleh gerakan-gerakan cepat tangan pemuda di depannya ini, si Tendangan Seribu Kati ini merasakan dadanya sesak.

Pukulan yang dilakukan Chen Long dengan gerakan membuang air pada wajan itu masuk dengan telak ke arah dada si Tendangan 1000 Kati yang membuat terdengar suara teriakan muntah dari si Tendangan Seribu Kati.

Tubuh si Tendangan seribu kaki terlempar hingga sejauh 5 meter. Namun karena dia melihat cuma seorang anak kecil yang berhasil mempecundanginya maka dengan penuh rasa malu dia segera bangkit namun tak urung dia harus mengusap darah di bibirnya.

Si Tendangan Seribu Kati menatap ke arah Chen Long dengan mimik kaget. Dia hampir-hampir tidak percaya kalau dia yang sudah berumur 30 tahun lebih dan sudah 20 tahun lebih mempelajari kungfu dan memperdalam ilmu Tendangan Seribu Katinya ternyata berhasil dipecundangi dalam satu gebrakan saja oleh seorang anak muda yang nampaknya belum mencapai umur 18 tahun.

Saat si Tendangan 1000 Kati masih kaget dengan apa yang terjadi padanya maka kekagetan yang hampir mirip juga terjadi pada Chen Long.

"Apa yang terjadi? Kenapa tendangannya gagal mengenai sasaran? Kenapa aku bisa memukul orang sehebat itu? Orang yang berhasil mengalahkan To Kek Jing. Padahal, melawan Ge Fei saja aku kalah. Ini? Apa yang terjadi?"

Sampai beberapa detik keduanya masih sama kaget dengan ekspresi yang hampir mirip. Dua-duanya kaget dengan apa yang terjadi.

Si Tendangan Seribu Kati yang lebih dulu menghentikan kekagetannya. "Huh! Sebelum ini aku masih menganggap remeh kamu, aku tidak mengeluarkan seluruh kekuatanku, hanya 10 persen tapi sekarang ini, hati-hatilah kau!"

Sebenarnya kata-kata si Tendangan 1000 Kati ini bukanlah kata-kata yang sepenuhnya benar karena sebenarnya dia sudah mengeluarkan 60 persen dari Tendangan 1000 Kati yang dia miliki saat tadi menyerang Chen Long.

Tapi, untuk meredam rasa malunya karena berhasil dipecundangi dalam satu gebrakan oleh seorang pemuda bau kencur, maka dia perlu ngomong besar.

"Dia belum mengeluarkan kemampuannya? Pantas saja aku bisa memukulnya. Huh, pasti sesudah ini dia akan memukulku dengan seluruh kekuatannya. Ampun. Bagaimana ini? Apakah aku lari saja?" keluh Chen Long dalam hatinya.

Chen Long mulai menatap ke arah belakang untuk mencari-cari paman Kam.

"Dia hendak menyerangmu lagi. Kamu harus fokus. Sekarang ini, gunakan jurus memotong pohon yang aku ajarkan padamu 5 hari yang lalu." Suara Paman Kam kembali terdengar di telinga Ceng Long.

Ceng Long tidak tahu cara untuk mengirim suara seperti yang dilakukan oleh Paman Kam itu.

Karena itu adalah ilmu tingkat tinggi yang cuma bisa dilakukan oleh jago-jago dan Chen Long tidak bisa melakukan itu padahal dia ingin sekali memaki-maki Paman Kam karena Paman Kam membawanya dalam situasi sesulit ini.

"Habislah aku sekarang ini. Karena dia nampaknya benar-benar akan mengeluarkan seluruh tenaganya," keluh Chen Long.

Tapi karena si Tendangan Seribu Kati sudah berteriak dan menyerbu ke arahnya maka terpaksa Chen Long mengikuti juga kata-kata dari Paman Kam yang ingin dia menggunakan jurus memotong kayu.

BAB 8 ADA BANYAK HAL AJAIB DI DUNIA INI

Saat ini, Paman Kam terus memberikan petunjuk kepada Chen Long tapi Chen Long yang merasa kalau sebelumnya dia berhasil menjatuhkan si Tendangan Seribu Kati ini, hanya karena keberuntungan semata, kini merasa dia akan dihabisi oleh si Tendangan Seribu Kati.

Karena itu, walaupun Chen Long mengikuti semua petunjuk yang dikatakan oleh Paman Kam kepadanya dan melakukan gerakan-gerakan memotong pohon seperti yang pernah diajarkan oleh Paman Kam kepadanya dengan baik, tapi sebenarnya dia tidak memiliki keyakinan untuk bisa terhindar dari tendangan keras dari musuhnya ini.

Bahkan saat Chen Long melakukan gerakannya dia bahkan harus sampai menutup matanya karena dia pikir sebentar lagi dia akan menjadi korban tendangan keras dari musuhnya yang sudah dia lihat kehebatannya itu.

Karena sedang menutup mata itu, Chen Long tidak tahu kalau gerakan-gerakan memotong pohon yang dia lakukan sekarang ini melahirkan angin badai yang sangat hebat.

Angin badai yang bahkan membuat si Tendangan 1000 Kati harus mengeluh karena dia merasa melakukan kesalahan karena masuk dalam badai yang sangat mengerikan baginya itu.

Gerakan-gerakan menebang pohon yang cepat yang dilakukan oleh Chen Long ini membuat terjadi sebuah pusaran angin yang sangat kuat yang membuat si Tendangan Seribu Kati merasa tendangannya seperti tenggelam dalam arus yang sangat kuat bahkan kini dia harus mati-matian menyelamatkan dirinya dari amukan badai yang dahsyat.

Belakangan tubuh si Tendangan 1000 Kati terkena pukulan yang keras hasil dari ayunan tangan yang dilakukan oleh Chen Long hingga membuat tubuh si Tendangan Seribu kati mencelat ke atas jauh tinggi ke atas dan jatuh ke bawah, berdebug dengan sangat keras.

Saat Chen Long merasa tangannya mengenai tubuh musuhnya, barulah dia membuka matanya dan dia menjadi sangat kaget dengan apa yang terjadi ini.

Saat Chen Long menutup matanya tadi, dia pikir dia akan segera terkena tendangan yang sangat berbahaya dari lawannya yang akan membuat dia mengalami luka dalam yang parah seperti yang terjadi pada To Kek Ching sebelumnya.

Tapi dia tidak menyangka kalau tendangan dari musuh itu tidak pernah mengenai dirinya bahkan dia masih sempat mendengar beberapa kali suara si Tendangan 1000 Kati berteriak ketakutan serta mengaduh kesakitan.

Hingga akhirnya Chen Long merasakan tangannya mengenai tubuh si Tendangan Seribu Kati hingga tubuh si Tendangan 1000 Kati itu mencelat naik ke atas dan jatuh dengan keras ke atas tanah.

Chen Long tidak menyangka akan apa yang dilakukannya ini bisa berhasil dengan sangat sukses.

Chen Long melihat si Tendangan 1000 Kati terjatuh dan tidak bergerak di sana.

Dan ini membuat Chen Long sangat panik. Chen Long mendekati si Tendangan  Seribu Kati. "Tuan, apa tuan tidak apa-apa?"

Tapi tubuh si Tendangan Seribu Kati itu masih tidak bergerak, sementara itu Chen Long bisa mendengar suara-suara di belakangnya suara-suara orang menuruni gunung dan dia mengenal beberapa suara di antaranya.

Karena itu, Chen Long langsung masuk ke dalam rerumputan, masuk ke dalam pepohonan untuk kembali ke tempatnya sebelumnya karena dia tidak mau masih berada di tempat ini, di saat orang-orang Tong Lam Pai berdatangan.

Tapi karena penasaran maka Chen Long masih tetap mengintip di balik pohon yang dia naiki saat ini. Dia ingin melihat perkembangan, melihat apa yang terjadi di luar sana.

Ternyata memang yang datang adalah beberapa kakak seperguruannya, paman guru dan juga ada Ge Fei dan tiga temannya yang selalu membully Chen Long

Mereka nampak kaget saat melihat si Tendangan Seribu Kati sudah tergeletak di tanah seperti itu.

"Apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia malah tiduran di tanah?" tanya Ge Fei.

Saat itulah si Tendangan Seribu Kati nampak bangun dan duduk. Dan ini membuat Chen Long yang melihatnya dari kejauhan menjadi lega.

"Ternyata aku tidak membunuh orang. Aku tidak membunuh orang. Tapi kenapa dia bisa kalah? Apakah dia sengaja mengalah? Apakah dia orang aneh yang suka bercanda?" gumam Chen Long sambil terus menatap ke arah bawah sana.

Si Tendangan Seribu Kati nampak bersila. Sepertinya dia sedang mengobati dirinya. Dia tidak mempedulikan pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang Tong Lam Pai yang baru datang ini.

To Kek Bung, kakak seperguruan To Kek Ching, kini, berkata kepada To Kek Ching, "nampaknya dia terluka parah. Kamu bilang kamu tidak berhasil melukainya tapi nampaknya kamu salah, sute (adik seperguruan)."

To Kek Ching nampak heran. "Aku berani bersumpah, Suheng (kakak seperguruan) kalau pukulanku malah tidak berhasil menyentuhnya sama sekali. Karena itu, aku ingin kakak yang menghadapinya pada saat ini."

"Lalu kenapa dia seperti itu? Kenapa dia bisa terluka parah seperti itu? Siapa lagi yang berada di sini tadi kalau bukan kamu."

Mendengar pembicaraan itu, Chen Long menjadi betul-betul heran. "Jadi, si Tendangan Seribu Kati itu terluka parah? Tapi, bagaimana mungkin? Apa yang terjadi? Masa sih jurus-jurusku itu bisa mengalahkannya dan bisa melukainya?"

Sementara itu, si Tendangan Seribu Kati sudah berdiri dan berkata, "aku memang kalah tapi bukan olehnya." Dia menunjuk ke arah To Kek Ching.

Mendengar itu, To Kek Bung berkata, "lalu kamu kalah oleh siapa?"

"Aku kalah oleh seorang anak muda yang belum berumur 20 tahun. Mungkin dia baru 17 tahun. Dia memakai baju Tong Lam Pai, sama seperti yang kalian kenakan ini. Dialah yang mengalahkanku."

Mendengar itu, orang-orang Tong Lam Pai ini saling berpandangan. Terjadi kasak-kusuk di antara mereka.

Mereka membicarakan akan ciri-ciri orang yang disebut oleh si Tendangan Seribu Kati itu.

Kemudian To Kek Bung bertanya kepada Ge Fei. "Apakah kamu yang tadi datang untuk mengalahkannya?"

"Tidak. Tadi aku ada di atas gunung dan kemudian mengikuti kalian karena mendengar kalau akan ada pertarungan. Jadi, sebelumnya aku tidak pernah ke sini," jawab Ge Fei.

"Tapi yang umur belum 20 tahun namun jago di Tong Lam Pai itu, hanya kamu seorang, tidak ada yang lain."

Ge Fei menggeleng-gelengkan Kepalanya. "No. Bukan aku. Aku belum pernah bertemu orang ini sebelumnya." Ge Fei menunjuk ke arah si Tendangan Seribu Kati.

Sementara itu, mendengar pembicaraan mereka, Chen Long menjadi semakin bingung. "Apakah aku memang yang mengalahkan si Tendangan Seribu Kati itu? Lalu bagaimana caranya?"

Sementara itu, si Tendangan 1000 Kati sudah berdiri dan berkata, "yang jelas, aku sudah kalah pada perguruan kalian. Aku akan mundur dan  tidak akan lagi menantang perguruan kalian. Aku akan menuntut ilmu lagi dari banyak guru, baru aku akan kembali lagi ke sini untuk menantang kalian."

Setelah berkata seperti itu, si Tendangan 1000 Kati langsung memberi penghormatan dan membalikkan tubuhnya untuk melangkah pergi meninggalkan kaki gunung Tong Lam Pai ini.

Ge Fei dan teman-temannya masih membicarakan keadaan tadi sebelum akhirnya mereka semua mengundurkan diri dan pergi naik kembali ke atas gunung Tong Lam San.

Setelah mereka pergi, barulah Chen Long turun dari pohon kemudian memanggil-manggil nama Paman Kam.

"Aku ada di sini" Tiba-tiba terdengar suara Paman Kam yang ternyata sudah berada di belakang Chen Long hanya berjarak 5 meter dan ini menandakan kehebatan ilmu Paman Kam ini.

"Apa yang terjadi tadi, paman? Tidak mungkin kan kalau aku bisa mengalahkan si Tendangan Seribu Kati itu."

"Siapa bilang tidak mungkin? Orang itu juga bilang kalau dia dikalahkan olehmu, kenapa kamu masih belum percaya?"

"Karena Ge Fei saja bisa mengalahkan aku sementara Paman To Kek Ching yang ilmunya sedikit di atas Ge Fei, bisa dikalahkan oleh si Tendangan Seribu Kati itu. Jadi bagaimana mungkin aku bisa mengalahkan si Tendangan Seribu Kati?"

"Ada banyak hal ajaib yang bisa terjadi di dunia ini. Itu saja yang bisa aku katakan." Setelah berkata seperti itu, Paman Kam langsung masuk diantara pepohonan.

Tapi kemudian Paman Kam keluar lagi dan bertanya, "lalu sekarang bagaimana? Apakah kamu masih ingin turun gunung atau masih mau tetap berguru kepadaku?"

BAB 9 NAMPAKNYA AKU TELAH SALAH

Chen Long berpikir sejenak. Dia baru saja melihat demonstrasi kehebatan Paman Kam yang dalam sekali melejit bisa bergerak seperti terbang melewati pepohonan bambu dan kemudian kembali lagi dengan sangat cepat.

Karena itu, Chen Long berkata, "nampaknya aku telah salah selama ini."

"Apa maksudmu, Chen Long?" tanya Paman Kam.

"Aku pikir Paman cuma seorang koki biasa. Tapi nampaknya Paman benar-benar memiliki kepandaian tinggi dan ilmuku benar-benar sudah meningkat sejak dilatih olehmu, paman."

"Kalau begitu, aku tanya sekali lagi, apa kamu masih mau berguru kepadaku atau tidak?"

Chen Long langsung mengangguk. "Aku mau, paman. Aku mau berguru padamu."

"Bagus. Sebelumnya aku tidak pernah menanyakan ini tapi sekarang aku harus menanyakan ini kepadamu."

"Apa itu, Suhu (guru)" Chen Long sengaja merubah panggilannya kepada Paman Kam. kalau sebelumnya dia memanggil paman atau Paman Kam, sekarang ini dia memanggil dengan sebutan guru kepada Paman Kam.

Paman Kam nampak tersenyum mendengar panggilan Chen Long untuknya itu. "Begini, mulai sekarang, aku ingin kamu fokus mempelajari ilmu dariku dan tidak boleh ada keraguan lagi padaku. Mengerti?"

"Baik, suhu. Aku sudah melihat kehebatanmu karena itu aku akan fokus mempelajari ilmu darimu."

"Oke. Satu lagi yang mau aku katakan kepadamu."

"Apa itu, Suhu."

"Apakah maksud dan tujuanmu untuk belajar kungfu?"

Chen Long terdiam. Selama ini dia memang tidak pernah mengatakan kepada siapapun tentang niatnya mempelajari kungfu.

Chen Long cuma pernah mengatakan hal ini kepada Xiao Liong Li, itupun karena terus ditanyakan oleh Xiao Liong Li selama berbulan-bulan barulah dia mengatakan kepada Xiao Liong Li, akan apa yang menjadi alasan utama dia mempelajari kungfu.

"Kenapa kamu terdiam? Jawab pertanyaan gurumu ini."

"Baik, suhu. Mungkin jawabanku ini tidak disukai oleh beberapa guru kungfu tapi aku harus jujur untuk mengatakan apa yang menjadi alasan sehingga aku ingin mempelajari kungfu."

"Oke katakan kepadaku."

"Saat aku masih kecil, setelah itu aku diasuh oleh pamanku yang bernama A Fui, dialah yang membesarkan aku dan kemudian mengirimkan aku ke sini karena dia ingin aku mempelajari ilmu kungfu supaya aku bisa membalas dendam atas kematian orang tuaku. Itulah maksud dan tujuan aku belajar kungfu."

"Ok. Aku pernah mendengar kamu mengigau soal ini dalam mimpimu. Apakah kamu tahu siapa orang yang membunuh orang tuamu itu?"

"Aku tidak tahu, suhu. Aku bahkan tidak tahu kejadiannya bagaimana. Karena pamanku bukan seorang yang berasal dari dunia persilatan karena itu dia tidak tahu siapa pembunuh itu. Dia cuma diberitahu seorang teman ayahku saat menitipkan aku kepada pamanku itu, kalau orang tuaku sudah tidak ada."

"Baiklah aku tidak akan keberatan dengan maksud dan tujuanmu untuk mempelajari ilmu kungfu. Itu terserah kamu. Malah ada banyak orang yang memang mempelajari ilmu kungfu untuk membalas dendam buat keluarganya, buat orang yang dia kasihi, jadi aku tidak akan menghalangi niatmu itu. Tapi ada satu persyaratan."

"Apa itu, suhu?"

"Begini, kamu boleh belajar ilmu kungfu dariku, tapi, kamu tidak boleh menggunakan ilmuku itu untuk berhadapan dengan murid Tong Lam Pai. Siapapun itu, termasuk Ge Fei."

Mendengar itu Chen Long langsung teringat akan penindasan dan penganiayaan yang selama ini dilakukan Ge Fei dan teman-temannya, kepadanya.

Sebenarnya sempat terbersit dalam niatnya Chen Long untuk mempelajari ilmu yang lebih tinggi dari Ge Fei supaya dia bisa mengalahkan dan balik mempermalukan Ge Fei tetapi mendengar persyaratan dari Paman Kam ini, Chen Long cuma bisa terdiam.

"Karena selama 20 tahun terakhir ini, aku berlindung di Tong Lam Pai. Jadi, aku tidak mau mengajarkan seseorang, untuk balik menindas orang-orang Tong Lam Pai, walaupun aku tahu kalau terjadi penindasan dari orang-orang Tong Lam Pai kepadamu."


"Tapi kenapa suhu berlindung di Tong Lam Pai. Kukira ilmu guru sudah sangat hebat. Atau, apakah ilmu guru masih dibawa 4 sesepuh? Jadi, selama ini, suhu berlindung di bawah 4 sesepuh itu? Apakah itu yang terjadi, suhu?"

Paman Kam cuma tertawa. "Sudahlah. suhu cuma ingin bilang kalau di atas langit masih ada langit. Orang yang sehebat dan setinggi apapun ilmunya masih ada yang lebih tinggi darinya. Itu terus yang terjadi di dunia persilatan dan cuma itu yang mau aku bilang. Jadi bagaimana? Maukah kamu mengikuti persyaratanku?"

Chen Long menimbang beberapa saat. Melihat dia sudah mampu betul-betul mengalahkan si Tendangan 1000 Kati yang sempat mengalahkan murid tingkat 2 di Tong Lam Pai ini membuat Chen Long mulai yakin akan pilihannya untuk menjadi murid Paman Kam.

Karena itu, Chen Long segera mengangguk. "Baiklah. Aku tidak akan menggunakan ilmuku untuk melawan Ge Fei dan teman-temannya dan semua orang Tong Lam Pai."

"Bagus. Kalau begitu, kamu sudah siap untuk mendapatkan pelajaran selanjutnya dariku. Ayo kita kembali ke Tong Lam Pai."

Chen Long mengangguk kemudian dia mengikuti langkah Paman Kam untuk kembali menuju ke Tong Lam Pai.

Sesudah itu, setelah Chen Long resmi menjadi muridnya Paman Kam, maka Paman Kam segera mengajukan permohonan kepada ketua Tong Lam Pai agar supaya Chen Long bisa menjadi asisten koki di dapur sehingga Chen Long tidak lagi diikut sertakan dalam tugas membersihkan gedung dan tugas itu diberikan kepada murid lain.

Setelah itu, di sela-sela membantu gurunya dalam tugas sebagai koki di dapur Tong Lam Pai, Chen Long mulai mempelajari jurus-jurus dari Paman Kam.

"Jurus apa ini namanya, suhu?" tanya Chen Long saat dia baru saja mempraktekkan jurus yang baru saja diajarkan oleh Paman Kam kepadanya.

"Ini namanya ilmu Tangan Pengacau Lautan. Terdiri dari 36 gerakan dalam satu jurus. Juga terdiri dari satu ilmu pernafasan yang ketika dilatih terus-menerus, maka tenaga dalammu akan semakin matang dan melahirkan hawa angin kuat yang bisa merubuhkan pohon-pohon.

"Hebat sekali, suhu. Dari mana suhu terpikirkan untuk menciptakan ilmu ini?" tanya Chen Long penasaran.

Buru-buru Paman Kam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak menciptakan ilmu itu. Tapi ilmu itu adalah ilmu dari perguruanku."

"Aku ingin mempelajarinya, suhu."

"Aku suka semangatmu. Bagus. Mulai sekarang, aku akan mengajarkanmu ilmu Tangan Pengacau Lautan ini."

**

Satu bulan kemudian, Paman Kam menjadi sangat senang akan kemajuan yang didapat oleh Chen Long. "Kamu betul-betul sesuai dugaanku. Kamu memiliki tulang yang baik, memiliki bakat yang luar biasa kamu mirip seperti dirinya."

"Seperti siapa, suhu?"

"Muridku yang sebelumnya. Aku mengenalnya sekitar 20 tahun yang lalu. Beberapa bulan setelah aku tinggal di perguruan ini."

"Jadi dia adalah murid pertama suhu. Begitu?"

"Sebenarnya dia adalah murid keduaku. Murid pertamaku sangat mengecewakanku. Untunglah aku mendapatkan dia sebagai murid kedua yang membanggakan diriku sehingga aku menjadi terhibur setelah merasa menyesal dengan murid pertamaku."

"Memangnya kenapa dengan murid pertamamu, suhu?"

"Dia menyerap ilmuku. Berpura-pura baik, menyembunyikan niat jahatnya. Tapi kemudian dia melakukan banyak kejahatan di belakangku dengan menggunakan ilmuku. Sehingga aku diusir dari perguruanku."

"Hah?"

"Aku sangat malu memiliki murid seperti itu?"

"Jangan khawatir, suhu. Suatu saat aku akan menghentikannya. Siapa namanya, suhu?"

"Jangan. Ilmunya sudah sangat tinggi. Bahkan aku pun tidak mampu menandinginya. Karena itu, kalau kamu cuma belajar dariku maka kamu tidak akan mampu menghadapinya. Lebih baik kamu jauhi dia."

"Baik, suhu. Baik. Setelah mempelajari ilmu darimu, aku juga akan belajar dari guru yang lain. Sekarang aku ingin tahu siapa namanya, suhu. Siapa murid pertamamu dan siapa murid keduamu itu?"

"Murid pertamaku hanya berbeda umur sekitar 5 tahun denganku. Berarti dia sekarang sudah berumur 55 tahun. Setelah berhasil mempelajari ilmu dariku dan melakukan kejahatan dengan ilmuku, kemudian dia berguru pada guru yang lain dan mendapatkan sebuah kitab kungfu yang membuat dia menjadi sangat hebat."

"Siapa nama mereka, suhu?"

"Murid pertamaku bernama
Chen Kuan Tai dan berjuluk Pendekar Angin dan Awan. Murid keduaku kupanggil dengan nama A Hua."

Tiba-tiba terdengar lonceng berbunyi di Tong Lam Pai. Tanda sesuatu yang darurat telah terjadi.

BAB 10 SI JELITA RASE TERBANG

Chen Long langsung menghentikan latihannya dan segera menuju ke arah ruang latihan perguruan Tong Lam Pai.

Saat Chen Long melewati para murid Tong Lam Pai, sekilas Chen Long Mendengar pembicaraan dari para murid Tong Lam Pai ini.

"Yang datang adalah para rampok yang mengganas di desa-desa di kaki gunung. Beberapa teman mereka baru dihabisi oleh ketua partai kita dan nampaknya mereka datang dengan kekuatan lebih untuk menuntut balas."

Setelah mendengar sekilas berita itu, Chen Long mulai mengarahkan pandangannya ke tengah ruang latihan ini.

Nampak seorang pria berumur 50 tahunan dengan memakai jubah hijau yang bergambar naga putih kini berkata, "aku ingin bertemu dengan Ketua Tong Lam Pai. Kalau dia berani, keluarlah karena aku akan menentangnya bertarung hingga tewas!"

Seorang tosu bernama To Kek Bung langsung maju dan berkata, "kamu tidak pantas untuk berhadapan dengan ketua kami. Jadi, hadapi aku dulu. Buktikan kalau kamu pantas untuk berhadapan dengan ketua kami."

Orang berjubah hijau itu cuma tersenyum mengejek. Kemudian ia memberi isyarat kepada salah satu wanita yang berada di samping kirinya untuk maju.

Gadis itu masih berusia belasan tahun. Dia maju dan langsung menyerang To Kek Bung.

Gadis itu menggunakan jurus Lembayung di Ufuk Senja, tangannya seperti ada delapan terus menyerang ke arah pertahanan To Kek Bung.

Hanya dalam sepuluh gebrakan saja, To Kek Bung terlempar hingga 5 meter ke belakang dengan darah segar mengucur dari bibirnya dan bahkan dia terus muntah darah tanda dia sudah mengalami kekalahan telak dalam pertarungan yang barusan terjadi itu.

Apa yang terjadi ini membuat banyak mata terbelalak tidak percaya melihat salah satu jagoan di Tong Lam Pai bisa dikalahkan dengan mudah oleh seorang gadis yang nampaknya baru berusia sekitar 17 tahun.

Melihat kekalahan itu, seorang tosu bernama To Hyung Seok yang juga merupakan wakil ketua di perguruan Tong Lam Pai ini langsung turun untuk menghadapi gadis itu.

"Perkenalkan siapa namamu. Karena aku tidak pernah bertarung dengan orang yang tidak memiliki nama," kata To Hyung Seok sambil menjura dengan wajah ramah.

Gadis cantik itu mendengus, kemudian dia berkata, "kamu tidak perlu tahu siapa namaku. Yang jelas, kamu hanya perlu tahu julukanku. Julukanku adalah si Jelita Rase Terbang."

Mendengar jawaban dari Gadis itu, terdengar suara jeritan tertahan dari beberapa orang yang berada di sekitar Chen Long yang tengah duduk bersila di bagian kiri ruang latihan ini.

Chen Long yang memang tidak pernah mengetahui nama julukan gadis itu dan karena memang tidak berkecimpung di dunia persilatan, kini berusaha untuk mendengarkan pembicaraan antara beberapa orang yang berada di sekitarnya.

"Si Jelita Rase Terbang itu baru saja membuat kehebohan di kota Kang Lam. Dia berhasil mengalahkan Giam Hok, salah satu jagoan terkenal dari kota Kang Lam. Ternyata gadis itu bergabung dengan para penyamun itu."

Itulah kata-kata yang ditangkap oleh Chen Long dari beberapa orang saudara seperguruannya. Kemudian Chen Long mulai menatap jelas-jelas ke arah wajah gadis itu.

"Gadis itu cukup cantik dan wajahnya enak di pandang mata. Tapi sayangnya wajahnya terlihat sombong," batin Chen Long.

Si Jelita Rase Terbang kini berkata, "aku sudah mengatakan apa julukanku. Sekarang ayo kita bertarung."

Wakil ketua Tong Lam Pai nampaknya juga kaget mendengar nama si Jelita rahasia terbang itu karena nama orang yang dikalahkan oleh si Jelita Rase Terbang itu cukup ternama.

Walaupun nama si Jelita Rase Terbang itu masih relatif baru di dunia persilatan, tapi orang yang dia kalahkan itu yaitu Giam Hok, sudah memiliki nama yang cukup harum dalam 20 tahun belakangan ini.

Karena itu, wakil ketua Tong Lam Pai ini tidak mau ayal lagi, dia mulai mengeluarkan jurus terbaiknya untuk menyerang si Jelita Rase Terbang.

Dengan menggunakan salah satu jurus andalan dari Tong Lam Pai, yaitu jurus Hati Kecil Memindahkan Gunung, maka wakil ketua Tong Lam Pai ini langsung menyerang si Jelita Rase Terbang dengan sengit.

Serangan-serangan dari wakil ketua Tong Lam Pai ini membuat si Jelita Rase Terbang untuk sementara tidak mampu balas menyerang. Dia hanya bisa menghindar, menangkis dan menghindar lagi.

Keadaan ini membuat banyak murid Tong Lam Pai mulai bertepuk tangan, bersorak membanggakan kehebatan wakil ketua partai mereka ini.

Hanya saja Chen Long tidak bertepuk tangan karena dia merasa seorang tua yang sudah berpengalaman seperti wakil ketua Tong Lam Pai, yang belum bisa mengalahkan seorang gadis muda berusia 17 tahun, maka itu adalah sesuatu yang tidak perlu dikagumi.

Bahkan itu terasa cukup memalukan bagi seorang wakil ketua Tong Lam Pai karena sampai saat ini, sampai sudah ada 30 gebrakan yang terjadi, dia masih saja belum bisa mengalahkan si Jelita Rase Terbang itu.

Wakil ketua Tong Lam Pai ini terkenal sebagai salah satu murid terkasih dari Tosu Kurus Makan Banyak yang merupakan salah satu sesepuh dari perguruan Tong Lam Pai.

Tetapi sampai 60 gebrakan, dia masih belum mampu mengalahkan si Jelita Rase Terbang, bahkan saat ini keadaan mulai berubah.

Kalau sebelumnya wakil ketua Tong Lam Pai ini terus menyerang dan menyerang tapi tidak mampu menyarangkan satu pukulan atau satu tendangan pun di tubuh si Jelita Rase Terbang maka saat ini keadaan mulai berubah.

Si Jelita Rase Terbang nampaknya mulai hafal akan pergerakan dan gerak tipu dari jurus Hati Kecil Memindahkan Gunung ini, maka kali ini, si Jelita Rase Terbang mulai melakukan gerakan-gerakan tandingannya.

Si Jelita Rase Terbang melompat ke sana kemari, ke kanan dan ke kiri.

Dia melakukan salah satu jurus ilmu Rase Terbang yang menjadi andalannya sehingga dia terlihat seperti terbang dan dengan pakaiannya yang keemasan membuat warna bajunya sangat mencolok mata.

Gadis itu terus menyerang dari sisi kanan kemudian tidak sampai 1 detik dia sudah menyerang dari sisi kiri.

Begitu terus serangan yang dia lakukan sehingga belakangan wakil ketua Tong Lam Pai ini, tidak mampu lagi menyerang gadis ini.

Sebuah pukulan dari gadis Ini akhirnya mengenai bagian dada wakil ketua Tong Lam Pai yang membuat wakil ketua Tong Lam Pai undur hingga lima langkah ke belakang dan dari bibirnya mengalir darah segar.

"Guru."

"Guru."

Beberapa murid dari wakil ketua Tong Lam Pai sudah langsung maju untuk memapah tubuh wakil ketua Tong Lam Pai yang nampaknya menjadi pecundang di tangan Si Gadis jelita,

Karena gengsi, wakil ketua Tong Lam Pai ini langsung mendorong murid-muridnya yang ingin menahan tubuhnya. "AKU BELUM KALAH!" teriaknya.

Setelah itu, wakil ketua Tong Lam Pai nampak memegang dadanya. Dia sepertinya sedang mengobati dirinya sendiri yang terkena pukulan di dada itu.

Kemudian wakil ketua Tong Lam Pai mengeluarkan jurus terbaik dari ilmu Hati Kecil Memindahkan Gunung. "Aku tidak akan segan-segan lagi kepadamu, gadis kecil!"

Wakil ketua Tong Lam Pai ini langsung menyerang dengan sepenuh tenaganya ke arah gadis kecil yang berjuluk si Jelita Rase Terbang itu.

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya (Bab 11-20) Pendekar Sembilan Matahari
7
1
Chen Long harus berhadapan dengan musuh yang berusaha mengobrak-abrik Tong Lam Pai
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan