
Sudah sepekan ronda diadakan di komplek kami. Memang gak masuk akal, selain parang, beberapa orang membawa sapu lidi dan sendok nasi. Konon katanya, benda seperti itu ditakuti kuyang. Aku juga tak mau protes dan malas berdebat. Bisa saja ilmuku yang kosong sehingga tak mempercayai keampuhan benda-benda itu untuk menangkal kuyang.
Desas-desus warga yang melihat penampakan kuyang juga kian santer terdengar. Gosip terbesar tentu saja diembuskan oleh istri pak Hariyono. Dan lagi-lagi yang dituduh adalah...
Kuyang Pengantin Di Perkebunan Sawit
28
17
4
Selesai
Komplek perumahan guru di salah satu perkebunan sawit di Kalimantan Tengah mendadak gempar akibat teror sepasang kuyang pengantin. Korban mulai berjatuhan sementara fitnah dan saling tuduh mulai menyebar.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Kuyang Pengantin part 4 : Kuyang Pengantin (Tamat)
6
1
Aku terpaku dengan pikiran buntu. Dunia terasa berputar-putar. Di pojok kulihat badan Halimah masih berdiri tanpa kepala. Kedua telapak kakinya bergerak-gerak, sepertinya sedang kesakitan.“Pasti Hariyono sialan itu bikin ulah lagi. Dia harus dibikin babak belur!” Dengan emosi yang berkecamuk, aku meraih tongkat baseball lalu beranjak ke pintu depan. Namun, langkahku terhenti. Pak Budi keburu menahanku.“Heh, Bro, tahan! Jangan kepancing! Masih belum pasti dia yang menahan kepala Halimah. Kalau kau buat keributan di sana, orang-orang justru akan menggeruduk rumahmu.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
