Scandal With You (Bab 9, 10)

2
0
Deskripsi

Selamat membaca dan semoga suka ๐Ÿ–ค

Bab 9

"Kita duduk dulu saja ya," ujar Arkan mengajak Runa duduk di depan restoran karena mereka sudah berdiri cukup lama. 

"Okay," jawab Runa mengikuti Arkan.

Runa memutuskan memakai maskernya lagi karena melihat banyak orang berlalu lalang. Ia juga menopang siku di pahanya sambil berusaha menutupi wajahnya, takut ada orang yang memotret mereka lalu ia akan menjadi bahan kejar-kejaran wartawan lagi. Arkan yang melihat Runa seperti itu menjadi tidak enak.

"Mau masuk dulu ke dalam?" tanya Arkan akhirnya.

Runa diam sejenak sebelum memutuskan, ia takut sebentar lagi Vina datang. Tapi jika Vina lama, ia juga tidak nyaman berada di luar seperti ini.

"Hm... boleh." Putus Runa akhirnya.

"Ayo kita masuk dulu," ujar Arkan sambil berdiri.

Runa hanya mengekorinya, tapi baru saja mereka akan masuk. Runa sudah melihat mobilnya berhenti di depan restoran.

"Sorry Arkan, ternyata Vina sudah menjemputku. Kalau begitu aku permisi dulu." Runa tersenyum menatap Arkan sebelum berjalan kearah mobilnya.

Sebelum masuk, Runa membalikkan badannya untuk menatap Arkan lagi, "Makasih sudah menemaniku," ujar Runa dengan tulus.

Arkan hanya membalasnya dengan senyuman sopan. Ia lalu berbalik kearah mobilnya sendiri saat melihat mobil Runa mulai menjauh.

***

"Jadi?" tanya Vina sambil melipat tangan di depan dada saat Runa baru saja duduk di dalam mobil. 

"Jadi apa?" tanya Runa berpura-pura tidak tahu. 

"Jangan buat gue kesel ya," ujar Vina sedikit keras hingga membuat Runa terlonjak kaget di tempatnya duduk. Di depan, Bobi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Vina. 

"Nggak sengaja ketemu Vin," jawab Runa akhirnya. 

"Kok bisa nggak sengaja?" 

Runa menghela napasnya pelan. Ia sudah paham jika Vina tidak akan berhenti mengganggunya sampai ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. 

"Jadi, Arkan adalah temennya sutradara Leo. Dia juga diundang buat makan siang tadi." Jelas Runa. 

"Jadi kalian makan bertiga?" 

"Berempat," jawab Runa sambil memberikan cengiran khasnya. 

"Sama siapa lagi emang?" 

"Selena," jawab Runa sambil bersiap menutupi telinganya karena ia yakin sebentar lagi Vina akan berteriak. 

"Aruna!" Bentak Vina tidak habis pikir dengan tingkah artisnya ini, "Bisa-bisanya lo makan sama mereka, gue udah nggak ngerti lagi sama tingkah lo. Udahlah terserah, kalau ada apa-apa gue nggak mau tanggung jawab." Vina mengalihkan tatapannya keluar jendela. Ia sudah kehabisan kesabaran menghadapi Runa. 

"Ya gimana lagi. Awalnya gue juga nggak tahu kalau akan ada Arkan sama Selena," ujar Runa sambil memelas berharap Vina tidak marah lagi kepadanya. 

"Harusnya lo tanya dulu tadi." Sahut Vina masih kesal. 

"Udah terlambat Vin, karena gue udah mengiyakan ajakan makan siang sutradara Leo." 

"Kalau ada wartawan yang motret lo gimana?" 

"Yaudah, paling gue jadi trending topik lagi dan lo yang harus jelasin ke wartawan sama agensi," jawab Runa tanpa dosa. 

"Dasar ngeselin," gumam Vina masih belum mau menatap Runa. Sedangkan Runa hanya terkikik geli melihat Vina yang uring-uringan seperti sekarang. 

***

Sudah satu minggu berlalu semenjak Runa makan siang bersama Selena, Arkan dan sutradara Leo. Runa bisa bernapas lega karena tidak terjadi apa-apa. Tidak ada berita maupun foto-fotonya yang tersebar di internet. 

"Lihat nggak ada apa-apa kan waktu gue makan siang minggu kemarin," ujar Runa menyombongkan diri karena ia berhasil tidak membuat ulah. 

"Anggep aja minggu kemarin hari beruntung lo. Meskipun begitu, lain kali lo wajib izin sama gue kalau mau ketemu Arkan dan Selena," ujar Vina memperingatkan. 

"Iya iya," jawab Runa. 

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, mereka masih berada di jalan karena Runa baru saja melakukan pemotretan. 

"Lo mau mandi atau makan dulu?" tanya Vina ketika mereka sudah sampai di rumah. 

"Mandi dulu deh, gerah banget gue." Runa bersiap masuk ke dalam kamarnya. 

"Yaudah habis mandi buruan makan." 

"Okay siap." Runa segera menutup pintu lalu memulai acara bersih-bersihnya. 

***

Runa mengeringkan rambutnya dengan handuk setelah keramas. Ia malas memakai hair dryer karena perutnya sudah kelaparan sekarang. 

Runa keluar kamar sambil mengecek ponselnya yang belum ia sentuh sejak siang tadi. Ia mengerjapkan matanya berulang kali, saat membaca salah satu pesan yang ia terima. Ia tidak salah lihat bukan? Itu pesan dari selena. 

Selena : "Run kamu besok sibuk nggak?" 

Hanya itu pesan yang Selena kirim. Selena mengirimkan pesan sekitar pukul empat tadi, dengan segera Runa melihat jam dinding. Sekarang sudah pukul sembilan lebih, ia ingin segera membalas pesan dari Selena tapi Runa belum tahu jadwalnya besok seperti apa. Entah kenapa sebagian hati kecilnya merasa senang saat Selena menghubunginya. 

Tanpa menjawab pesan dari Selena, Runa segera keluar kamar dengan handuk yang masih menutupi kepalanya. Ia duduk di meja makan, bersebrangan dengan Vina yang sudah duduk di sana. Runa mengambil salad wrapnya lalu mulai memakannya. 

"Besok gue nggak ada jadwal kan ya?" tanya Runa berbasa-basi. 

"Nggak ada, kenapa?" Vina balik bertanya. 

"Nggak kenapa-napa sih. Besok lo mau kemana?" 

"Entahlah. Lo mau jalan-jalan?" 

Runa berpikir sebentar. Jika ia bilang Selena menghubunginya, pasti Vina akan marah. Ia harus memikirkan cara, agar rencananya besok tidak ketahuan. 

"Enggak deh. Gue istirahat aja di rumah," jawab Runa akhirnya. Runa hanya berharap semoga besok Vina ada acara atau paling tidak, Vina akan ke agensinya untuk membahas jadwal kerja selanjutnya. 

"Yaudah, istirahat aja. Lo pasti capek karena akhir-akhir ini sibuk banget," jawab Vina. 

"Hmm," gumam Runa sambil menganggukkan kepalanya dan melanjutkan makan. 

Setelah selesai makan Runa langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan segera membalas pesan dari Selena. 

Runa: "Ada apa Sel?" 

Hanya itu balasan yang Runa kirim ke Selena. Ia mengetuk layar ponselnya sambil menunggu balasan dari Selena dengan tidak sabar. Saat mendengar suara notifikasi Runa langsung mengeceknya. 

Selena : "Aku mau ketemu sebentar besok. Apa kamu bisa?" 

Tebakan Runa ternyata benar, Selena ingin bertemu dengannya. Ia bingung harus menjawab apa. Runa berbaring di ranjang dan menatap langit-langit kamar sambil berpikir bagaimana cara supaya ia bisa menemui Selena, tanpa membuat Vina khawatir. Setelah menemukan jawaban yang tepat, Runa akhirnya membalas pesan Selena. 

Runa : "Lihat besok ya Sel. Jadi atau enggaknya aku kabarin." 

Runa lalu menyimpan ponselnya setelah membalas pesan Selena. Lebih baik malam ini ia segera istirahat, urusan dengan Selena bisa ia pikirkan lagi besok. Runa tidak mau memaksakan diri untuk menemui Selena. Jika memang tidak bisa bertemu, hal itu bukan masalah besar untuknya. 

***

Bab 10

Runa bangun agak siang keesokan harinya. Ia keluar kamar dengan keadaan cukup berantakan. Apalagi rambutnya, terlihat acak-acakan seperti singa karena belum disisir.

Ia berjalan kearah meja makan untuk minum air putih. Ia melihat Vina sedang memunggunginya, sibuk dengan wajan di depannya.

"Ngapain lo?" tanya Runa penasaran.

"Masak nasi goreng," jawab Vina sambil melirik Runa sekilas.

"Buat gue ada juga nggak?" tanya Runa lagi.

"Ada di kulkas. Gue udah bikinin overnight oats buat lo semalam."

Runa langsung mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Vina. 

"Mau gue siapin sekarang?" tanya Vina sambil menaruh nasi gorengnya yang sudah matang di meja makan.

"Boleh, gue udah kelaparan."

Runa melirik jam dinding, ternyata sudah pukul sembilan. Pantas saja perutnya sudah berbunyi minta untuk segera diisi.

"Tunggu bentar gue siapin dulu." Vina lalu menyiapkan sarapan untuk Runa.

Melihat Vina yang sedang sibuk, dengan iseng Runa memakan nasi goreng milik Vina sesuap.

"Kurang asin nasi goreng lo." Komentar Runa setelah menelan nasi gorengnya.

"Runa!" Teriak Vina kesal karena sudah kecolongan.

"Cuma sesuap doang," jawab Runa tanpa dosa seperti biasa.

"Iya bilangnya cuma sesuap. Tapi nanti nambah lagi. Udah lo makan ini aja." Vina menaruh semangkok overnight oats di depan Runa.

"Thanks. Kelihatannya enak nih."

"Jelaslah siapa dulu yang buat," ujar Vina dengan sombong.

Runa lalu memakan overnight oatsnya yang terlihat sangat menggoda.

"Enak," ujar Runa saat sudah mencobanya sesuap.

Overnight oats adalah salah satu sarapan favoritnya, apalagi jika ditambah topping buah pisang dan buah berry seperti yang Vina bikin sekarang.

"Run hari ini gue kayaknya mau pergi deh," ujar Vina di sela-sela sarapan mereka.

"Kemana?" tanya Runa dengan senang tanpa sadar.

Vina langsung menyipitkan matanya, menatap Runa curiga, "Kenapa? Kok lo kayak seneng banget gue tinggal pergi."

"Apaan sih. Gue cuma tanya lo mau kemana?" tanya Runa berusaha menetralkan nada suaranya.

"Gue mau main sama temen SMA gue, gapapa kan?" tanya Vina.

"Gapapa lah. Lo udah kerja keras akhir-akhir ini, apalagi lo juga selalu temenin gue kerja. Pergi sana sama temen-temen lo, sekalian refresh pikiran."

"Yaudah, nanti gue pergi agak siangan. Lo jangan kemana-mana. Kalau ada urusan penting, telpon Bobi minta buat dianterin."

"Okay," jawab Runa.

Ia menahan senyum bahagianya. Jika Vina pergi, itu tandanya ia bisa menemui Selena. Lebih baik sebentar lagi ia mengabari Selena jika bisa bertemu dengannya.

***

Runa menatap dirinya dari pantulan cermin. Ia sedang bersiap-siap untuk menemui Selena, ia memakai one set rok dan outer dengan heels setinggi tujuh cm. Setelah sarapan tadi, Runa langsung mengabari Selena jika ia bisa menemuinya. Mereka akhirnya janjian untuk bertemu pukul dua siang. Selena yang menentukan tempatnya sementara Runa hanya mengikutinya saja. 

Runa melirik jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul satu kurang. Ia rencananya akan berangkat pukul satu sambil menunggu Bobi datang. Bel rumahnya yang berbunyi menyadarkan Runa. 

"Itu pasti Bobi," gumam Runa. 

Ia lalu mengambil tasnya dan bersiap untuk membuka pintu. 

"Kita berangkat sekarang?" tanya Bobi ketika Runa sudah berdiri di hadapannya. 

"Iya, sekarang aja. Takut macet nanti." 

"Nggak ada yang perlu di bawa kan?" tanya Bobi lagi. 

"Nggak kok. Gue cuma mau main, bukan kerja," jawab Runa sambil masuk ke dalam mobilnya. 

"Lo nggak salah Run mau pergi ke hotel." 

"Enggak bob. Lo tahu nggak hotel itu di lantai bawahnya ada cafe yang bagus banget. Makanannya juga enak-enak, itu sih yang gue liat dari reviewnya," ujar Runa. 

"Gue yakin lo belum pamit sama Vina." Tebak Bobi.  

Runa hanya bisa terkikik geli karena apa yang Bobi katakan memang benar. 

"Mau ketemu siapa emang?" tanya Bobi penasaran. 

"Selena," jawab Runa. 

"Nggak salah lo mau ketemu Selena?" 

"Enggak dong," jawab Runa dengan yakin. 

"Kalau ada apa-apa, kabarin gue. Gue akan tunggu lo di parkiran. Nggak tenang gue, kalau harus ninggalin lo."

"Lo mending pulang aja. Gue takutnya nanti lama." 

"Enggak, gue akan tungguin lo. Karena kalau sampai lo kenapa-napa, bisa habis gue di gorok sama Vina." 

"Terserah, tapi jangan ngomel ya kalau nanti lo harus nunggu lama." 

Mereka sudah sampai di hotel yang Selena maksud. Dengan segera Runa turun dari mobil. 

"Ingat, kalau ada apa-apa kabarin gue." Pesan Bobi sebelum Runa pergi. 

"Iya bawel, gue pergi dulu. Bye!" Runa berjalan memasuki hotel dan meninggalkan Bobi yang tidak bisa tenang karena mengkhawatirkan Runa. 

***

Runa masuk ke dalam hotel dan menuju cafe yang Selena maksud. Runa memperhatikan tamu lain yang datang, semuanya terlihat sangat berkelas. Dan memang betul cafe ini tidak hanya didatangi oleh orang yang menginap di hotel saja, banyak terlihat tamu dari luar. Runa bisa tahu hanya dengan melihat gaya dan cara berpakaiannya. 

Ia memutuskan untuk memesan terlebih dahulu. Ia memesankan Selena kopi dan minuman coklat untuk dirinya sendiri. Lalu ia juga memesan dua red velvet yang merupakan cake favoritnya dan Selena. 

Runa menyesap minumannya sambil melihat sekeliling. Pantas saja Selena mengajaknya kesini. Runa perhatikan semua tamu yang datang terkesan bodo amat dan tidak mempedulikan sekitar. Banyak yang tidak menyadari kehadiran Runa, sehingga membuat Runa merasa tenang.  

"Hai." 

Runa menolehkan kepalanya saat mendengar suara yang cukup familiar. Ternyata Selena sudah datang sambil tersenyum kearahnya. 

"Hai Sel," sapa Runa membalas senyum Selena. 

"Maaf ya buat kamu nunggu lama. Tadi sempat macet saat di jalan." 

"Santai aja, aku lagi free kok hari ini," sahut Runa, "Oh iya, aku sudah pesankan minuman dan kue untuk kamu. Semoga kamu suka." Runa menunjuk cake dan minuman di depannya.

"Thanks ya Run, aku suka kok." Selena mengambil latte dinginnya dan langsung meminumnya. 

"Ada apa kamu mengajak aku ketemu Sel?" tanya Runa penasaran.  

"Sejujurnya aku sangat malu untuk mengakuinya. Aku ingin meminta maaf sama kamu. Maafin aku ya Run, kalau selama ini semua perbuatanku udah nyakitin perasaan kamu," lirih Selena. 

Runa sedikit tidak percaya saat mendengat ucapan Selena, "Kamu tahu kan Sel, aku selalu menganggap kamu sebagai sahabatku. Aku udah maafin semua kesalahan kamu." 

"Harusnya aku sadar kamu orang yang sangat baik, terbukti kamu tidak pernah menyimpan dendam sedikitpun sama aku," sahut Selena.

Runa tidak bisa menahan senyum bahagianya, ia sangat senang karena akhirnya bisa berbaikan dengan Selena. Ia selalu menantikan kapan hari ini akan datang dan ternyata hari itu adalah sekarang. 

Mereka lalu mulai membicarakan banyak hal. Mulai dari kesibukan mereka akhir-akhir ini, hingga membahas hal lain yang tidak penting.

"Enak banget kamu bisa liburan bersama Mamamu besok," ujar Runa merasa iri saat mendengar cerita Selena yang akan berangkat liburan besok. 

Sedangkan Runa sendiri sudah lama tidak bertemu dengan kedua orang tuanya, karena orang tuanya tinggal di luar kota. Terakhir Runa bertemu saat premier filmnya dulu dan itu sudah hampir enam bulan yang lalu. 

"Semoga kamu bisa segera bertemu dengan orang tuamu ya, untuk sekarang nikmati saja dulu kesibukanmu," ujar Selena berusaha menghibur Runa. 

"Sepertinya aku juga harus meluangkan waktu untuk liburan dengan mereka," gumam Runa sambil melamun dan membayangkan wajah kedua orang tuanya. 

"Kak Runa?" 

Pembicaraan mereka harus terhenti sejenak karena ada seseorang yang memanggil Runa. 

"Ya?" tanya Runa bingung menatap perempuan dihadapannya sekarang karena jujur ia tidak mengenalnya. 

"Maaf mengganggu waktu Anda, Anda kenal dengan Pak Arkan bukan?" 

Runa diam mencerna pertanyaan wanita itu. Hanya ada satu nama Arkan yang Runa kenal, yaitu Arkanza Arion. 

"Arkan pemilik stasuin televisi itu?" Runa balas bertanya. 

"Iya benar." 

"Ada apa dengan Arkan?" tanya Runa bingung. 

"Dia sedang berada di kamar hotel, entah kenapa ketika saya memanggilnya tidak ada respon. Saya takut terjadi sesuatu di dalam sana." 

"Lalu apa hubungannya denganku? Dan kamu siapa?" tanya Runa lagi. 

"Saya pegawai di hotel ini. Pak Arkan tadi sempat memesan layanan kamar, tapi ketika saya mengetuk pintu kamarnya tidak ada respon sama sekali. Bisakah Anda membantu saya untuk menemui Pak Arkan, saya takut dia kenapa-napa." 

Runa diam mencerna apa yang sedang terjadi. Entah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan perempuan di hadapannya ini. 

"Kamu bisa ikut nggak Sel?" tanya Runa menatap Selena. 

"Maaf Run, aku harus pulang sekarang karena kebetulan aku belum sempat packing untuk liburan besok." 

"Gitu ya. Yaudah kalau memang seperti itu, selamat liburan ya Sel." Runa berusaha mengerti keadaan Selena. 

Setelah kepergian Selena, Runa akhirnya mengikuti pegawai tadi menuju kamar hotel yang katanya terdapat Arkan di dalam sana. Runa hanya bisa berharap semoga tidak terjadi apa-apa dengan pria itu. 

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Scandal With You (Bab 11, 12)
2
0
Selamat membaca dan semoga suka ๐Ÿ–ค
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan