
Di luar gedung pernikahan, di bawah langit yang mulai memerah, terdapat seorang wanita yang terjatuh, duduk membungkuk dengan wajah tertutup tangan. Halaman depan gedung itu menjadi saksi bisu betapa hancurnya hati seseorang yang sedang meratapi takdirnya. Dialah Freen. Tangisannya terdengar jelas, mengalir deras, seolah mengeluarkan segala rasa sakit yang selama ini terpendam. Kini, semua rasa itu menyatu, menggunung, begitu berat, setelah menyaksikan puncak kepedihannya.
Becky-satu-satunya wanita...
H-30
12
1
6
Berlanjut
Di luar gedung pernikahan, di bawah langit yang mulai memerah, terdapat seorang wanita yang terjatuh, duduk membungkuk dengan wajah tertutup tangan. Halaman depan gedung itu menjadi saksi bisu betapa hancurnya hati seseorang yang sedang meratapi takdirnya. Dialah Freen. Tangisannya terdengar jelas, mengalir deras, seolah mengeluarkan segala rasa sakit yang selama ini terpendam. Kini, semua rasa itu menyatu, menggunung, begitu berat, setelah menyaksikan puncak kepedihannya.Becky-satu-satunya wanita yang begitu ia cintai-telah bersanding dengan pria pilihan hatinya."Freen!" teriak Nam, yang berlari menghampiri sahabatnya itu. Tanpa ragu, Nam memeluknya erat, ikut merasakan kepedihan yang tak terkatakan.Nam tak bisa menahan air matanya. Hatinya pun remuk melihat sahabatnya begitu hancur."Maafkan aku, Freen," ujar Heng dengan suara penuh penyesalan. “Aku... aku tak bisa mencegahnya.”Freen hanya terisak. Tanpa bisa berkata apa-apa, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, tubuhnya bergetar hebat, dan rasanya seolah dada ini akan meledak."Becky... dia sudah jadi milik orang lain sekarang..." suara Freen tercekat, semakin tertahan oleh tangisannya yang tak bisa dihentikan.Nam menggigit bibir, menunduk, seolah tak lagi memiliki kata-kata yang bisa menghiburnya."Sudahlah, Freen... kau sudah berjuang dengan sekuat tenaga," kata Heng dengan suara berat. “Kau sudah melakukan yang terbaik.”"Aku gagal, Heng... aku gagal," ucap Freen dengan air mata yang terus mengalir, membasahi pipinya. “Aku tak bisa membuatnya tetap di sini, bersama aku.”Heng menundukkan kepala, tak kuasa menahan air mata yang kini mengalir di pipinya. Yang bisa ia lakukan hanya memeluk Freen, menemani sahabatnya yang tengah hancur, menangis bersama di tengah keheningan malam.
2,050 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Eksklusif 2 Bagian (15)
2
0
Maaf sudah membuat kalian merasa tidak nyaman, karna harus berpindah membaca ke karya karsa lagi:) Terimakasih yang sudah mampir, seperti biasa disini Thor menceritakan sebuah fakta yang sedikit privasi ya, dan buat kalian yang sudah membaca semoga kalian bisa mengerti kenapa Thor tidak mempublikasikan nya di WP, enjoy ya semoga kalian suka sama ceritanya:)
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan