Celoteh [Bagian 02] - Teman

0
0
Deskripsi

Kemarin belajar lagi tentang memilih. 

memilih mana yang kiranya baik, ataupun cukup. Bukan buruk.

gue yakin di dunia ini ga ada yang buruk kalau kita mau belajar dari suatu kesalahan, dan lagi-lagi hidup ini tentang bagaimana kita belajar, tumbuh, dan berproses kan?

Masuk dunia luar terlalu banyak menawarkan pilihan, dan kenyamanan selalu jadi jebakan. di masa-masa yang memang terlalu tabu untuk melihat mana yang kiranya layak dan pas untuk diri sendiri, dimana  'katanya' yang enak-enak...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Sebelumnya CELOTEH [Bagian 01] - Menuju Kepala Dua
1
2
Menjadi dewasa ga semudah yang dibayangin yaKadang full power banget buat ngejar target-target yang udah dibuat, kadang juga gampang bosen jadi terkesan segalanya hampa banget. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang selalu ngerumuni kepala, besar nanti jadi apa ya? Ya mungkin bahasa sekarangnya mah 'overthinking' gitu ya. Banyak definisi-definisi baru tentang hidup, dimana setiap orang yang kita kenal pasti punya pikiran masing-masing dan disaat masa transisi ini juga semua seakan berlomba mengutarakan pendapatnya. Ada rasa tenang yang bilang akhirnya gue lulus SMA. Tapi dilain sisi, rasanya semakin deg-degan buat hadapin apa yang bakal terjadi setelah ini. Dan nyatanya benar, banyak kejutan di dalamnya. Mulai dari temen-temen SMA yang dulu rasanya akrab banget perlahan mulai lost contact, entah sekarang gimana kabarnya. Di tambah lagi kadang penyakit yang namanya 'comparing self' itu suka muncul tiba-tiba, ngeliat temen kita seolah udah nemu jalan hidupnya masing-masing, rasanya suka bandingin sama apa yang kita capai sekarang, padahal kita tau itu toxic buat diri sendiri, tapi suka spontan berfikir kaya gitu. Juga bermunculannya temen-temen baru yang kadang ragu buat kenalan, entah mungkin masa-masa ini kita perlahan bahkan dituntut untuk selektif dalam banyak hal ya. Dan akhirnya yang bisa diandelin cuman diri sendiri.Tapi apakah diri sendiri selamanya akan kokoh jadi sandaran?That's the point, i think.Buat ngejadiin diri kita sebagai tempat pulang terbaik, tempat paling nyaman disaat yang ada hanya kekang, tempat paling baik disaat lainnya kian sulit.Gimana caranya?Jujur, gue pun belum tau. Yang bisa gue pegang untuk saat ini cuma yakin. Yakin kalo semua akhirnya bakalan baik-baik aja, bahkan ketika terpuruk sekalipun. At least we learn it, buat ga ngulang apa-apa yang salah. Yakin kalo setiap kita punya jalannya masing-masing, semua berproses dan semua punya definisi berhasil masing-masing. Dan yang selalu gue inget kata ibunya temen gue ga ada yang salah dalam berproses :)Dan lagi-lagi cuma yakin, gue ga sendiri, kita ga sendiri. Bahkan ketika raga kita sendiri pun kita ga benar-benar lagi sendiri. Ada Tuhan, Keluarga, Teman, dan do'a-do'a baik yang melangit dari mereka yang mencintai.ูุฅู†ู‘ ู…ุน ุงู„ุนุณุฑ ูŠุณุฑู‹ุง ุŒ ุฅู†ู‘ ู…ุน ุงู„ุนุณุฑ ูŠุณุฑู‹ุงKalau Dia Yang Maha Kuasa menjamin bahwa disetiap kesulitan ada kemudahan. Bahkan disebutan sampai dua kali.Lantas kenapa 'saya' harus takut ketika masalah datang?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan