Deskripsi

Nama Desain Kaos : Mie Ayam
Desain Nomor : 75
Tahun : Juni 2023
Nama Alias : 
Seri : Bahnoo ADN
Ide : Dwiki
Ilustrator : Dwiki
Aksara : Kawi, Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Batak, Lontara
Ilustrator Aksara : Dwiki
Korektor Aksara : Salomo Christian (Pallawa, Kawi, Batak), Ibadurrahman (Sunda, Jawa), Humaidy Saidy (Lontara), Arif Budiarto (Bali), Aditya Bayu (Bali)
 

Nama Desain Kaos : Mie Ayam
Desain Nomor : 75
Tahun : Juni 2023
Nama Alias : 
Seri : Bahnoo ADN
Ide : Dwiki
Ilustrator : Dwiki
Aksara : Kawi, Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Batak, Lontara
Ilustrator Aksara : Dwiki
Korektor Aksara : Salomo Christian (Pallawa, Kawi, Batak), Ibadurrahman (Sunda, Jawa), Humaidy Saidy (Lontara), Arif Budiarto (Bali), Aditya Bayu (Bali)
 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Desain Bahnoo
Sebelumnya Versus 2 : Mabuk Polarisasi
0
0
Masyarakat Indonesia ini gemar sekali ya terperosok dalam kubangan-kubangan polarisasi. Dari zaman Pilpres pertama, hingga kedua, lalu lanjut ke pilkada DKI, dan kemudian kini soal tragedi Kanjuruhan. Memuakkan sekali. Apalagi orang-orang yang berusaha berada ditengah badai, mencari titik temu permasalahan, justru dihantam dengan kekuatan penuh oleh pihak-pihak yang bertikai. Pahamlah siapa yang punya power, dan corongnya yang punya kekebalan hukum. Akan susah sekali menghentikan mulut-mulut kotor yang mengalir di jemarinya.  Masyarakat digiring untuk bersuara membela aparat, jika tidak, mereka memastikan orang yang menolak opini mereka sebagai pihak yang berseberangan. Padahal momentum tragedi seharusnya dijadikan pijakan untuk revolusi total. Dari tragedi, kesalahan terjadi pada semua pihak. Tidak hanya aparat atau suporter. Jangan mau dibodohi opini-opini yang merusak keseimbangan. Kasihan otakmu. Aku sepakat jika pitch invasion itu pelanggaran. Dan perlu diberi sanksi. Setidaknya berupa 3x laga kandang tanpa suporter. Atau jika diikuti dengan kericuhan, hukum saja klubnya dengan degradasi. Namun kepolisian yang lalai terhadap penggunaan gas air mata juga wajib disanksi. Tidak hanya eksekutornya. Tokoh intelektualnya juga perlu diusut dan diproses hukum Panpel pertandingan yang mencetak tiket melebihi kapasitas stadion juga tak kalah fatalnya. Syukur ketua panpelnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.  Broadcaster, yang punya indikasi selalu memaksakan jam tayang malam hari juga tak kalah fatal. Pertandingan high risk yang dipaksakan digelar malam hari demi rating itu juga sangat nyata sebagai bagian dari pemicu tragedi. Mereka harus mempertanggungjawabkan keputusannya juga. Minimal dengan pencabutan atau pembatalan hak siar liga, dan di blacklist dalam jangka tahun tertentu. 5 tahun misalnya. PSSI sebagai pemegang kuasa kebijakan tertinggi sepakbola Indonesia harusnya yang bertanggung jawab penuh atas ini. Dari abainya terhadap verifikasi stadion, hingga lemahnya daya tawar terhadap broadcaster yang berbuah disaster. Seyogyanya pengurusnya mundur. Bukan malah minta bantuan buzzer.  Dan semoga kita makin tak lagi anut grubyuk roboh-roboh gedhang pada narasi yang bias dan basi. Yang mencederai keseimbangan dan kemanusiaan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan