Deskripsi

Nama Desain Kaos : Mie Ayam
Desain Nomor : 75
Tahun : Juni 2023
Nama Alias : 
Seri : Bahnoo ADN
Ide : Dwiki
Ilustrator : Dwiki
Aksara : Kawi, Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Batak, Lontara
Ilustrator Aksara : Dwiki
Korektor Aksara : Salomo Christian (Pallawa, Kawi, Batak), Ibadurrahman (Sunda, Jawa), Humaidy Saidy (Lontara), Arif Budiarto (Bali), Aditya Bayu (Bali)
 

Mencoba agak keluar dari pakem dark Bahnoo selama ini. Karena terselimuti kegelapan terkadang membuahkan kengerian juga. Salah-salah juga ikut rombongan overthinking dan asam lambungnya. Maka demi alasan kesehatan, kami coba membuat desain yang lebih berwarna. Ini serius btw. Haha.

Tetap menggunakan kekhasan Bahnoo. Yang mendukung aktivitas Aksara di Nusantara untuk lebih memasyarakatkan pengetahuan tentang aksara-aksara di nusantara. Yang kemudian semoga membuahkan perhatian lebih terhadap preservasi aksara di Indonesia.

Mie Ayam kami pilih tidak lain tidak bukan karena menjadi salah satu makanan favorit kami. Menjadi salah satu upaya untuk keluar dari “kegelapan”. Dari sumpek dan bundetnya pikiran. Kuliner adalah kunci. Tapi tetep ingat, segala yang berlebihan itu tidak baik. Btw, rasanya kamu juga setuju bukan kalau Mie Ayam itu lumayan happening di Indonesia? Atau jangan-jangan di daerahmu tidak?
 

Nggak tau nama mbaknya. Kami download mockup ini di Freepik (yang premium lho, *halah)

Aksara apa aja yang masuk ke kaos? Nih aku kasih keterangan gambarnya. Ada 8 aksara yang masuk. 

Tentang aksara, sebenernya memang menarik, dan memberi cita rasa khas tersendiri. Tapi ibarat senjata makan tuan, aksara seringkali jadi bumerang untuk kami. Misalnya kalau ada salah ketik atau desain. Kaos udah terlanjur cetak, Desain udah diolah capek-capek, eh ada yang keliru. Malah jadi PR.

Ya makanya dikonfirmasi dulu ke ahlinya dong.

Iya. Tapi untuk mengkonfirmasi pun kadang nggak bisa cepat. Adakalanya orang-orang yang kami konfirmasi masih sibuk. Padahal mood ngedesain lagi tinggi-tingginya kan, eh ternyata gak ada yang bisa konfirmasi ketepatan aksaranya. Ya terpaksa tunggu konfirmasi dulu.

Terus ini aksaranya konfirmasi ke siapa aja?

Salomo Christian 

salomo_ch

Untuk aksara Pallawa, Kawi, Batak, dan Jawi, kami mengkonfirmasikan penulisan ke Salomo Christian Hutajulu. Admin dari akun IG bhumikita99 yang juga banyak membantu pengembangan aksara.dinusantara

Ibadurrahman 

ibadvrrahman

Sempat aktif membantu pengembangan aksara.dinusantara. Untuk urusan aksara Sunda dan Jawa, kami mengkonfirmasikan penulisan pada mas Ibad.

Humaidy Saidy (Lontara), 

Arif Budiarto (Bali), 

Aditya Bayu (Bali)

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Desain Bahnoo
Sebelumnya Versus 2 : Mabuk Polarisasi
0
0
Masyarakat Indonesia ini gemar sekali ya terperosok dalam kubangan-kubangan polarisasi. Dari zaman Pilpres pertama, hingga kedua, lalu lanjut ke pilkada DKI, dan kemudian kini soal tragedi Kanjuruhan. Memuakkan sekali. Apalagi orang-orang yang berusaha berada ditengah badai, mencari titik temu permasalahan, justru dihantam dengan kekuatan penuh oleh pihak-pihak yang bertikai. Pahamlah siapa yang punya power, dan corongnya yang punya kekebalan hukum. Akan susah sekali menghentikan mulut-mulut kotor yang mengalir di jemarinya.  Masyarakat digiring untuk bersuara membela aparat, jika tidak, mereka memastikan orang yang menolak opini mereka sebagai pihak yang berseberangan. Padahal momentum tragedi seharusnya dijadikan pijakan untuk revolusi total. Dari tragedi, kesalahan terjadi pada semua pihak. Tidak hanya aparat atau suporter. Jangan mau dibodohi opini-opini yang merusak keseimbangan. Kasihan otakmu. Aku sepakat jika pitch invasion itu pelanggaran. Dan perlu diberi sanksi. Setidaknya berupa 3x laga kandang tanpa suporter. Atau jika diikuti dengan kericuhan, hukum saja klubnya dengan degradasi. Namun kepolisian yang lalai terhadap penggunaan gas air mata juga wajib disanksi. Tidak hanya eksekutornya. Tokoh intelektualnya juga perlu diusut dan diproses hukum Panpel pertandingan yang mencetak tiket melebihi kapasitas stadion juga tak kalah fatalnya. Syukur ketua panpelnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.  Broadcaster, yang punya indikasi selalu memaksakan jam tayang malam hari juga tak kalah fatal. Pertandingan high risk yang dipaksakan digelar malam hari demi rating itu juga sangat nyata sebagai bagian dari pemicu tragedi. Mereka harus mempertanggungjawabkan keputusannya juga. Minimal dengan pencabutan atau pembatalan hak siar liga, dan di blacklist dalam jangka tahun tertentu. 5 tahun misalnya. PSSI sebagai pemegang kuasa kebijakan tertinggi sepakbola Indonesia harusnya yang bertanggung jawab penuh atas ini. Dari abainya terhadap verifikasi stadion, hingga lemahnya daya tawar terhadap broadcaster yang berbuah disaster. Seyogyanya pengurusnya mundur. Bukan malah minta bantuan buzzer.  Dan semoga kita makin tak lagi anut grubyuk roboh-roboh gedhang pada narasi yang bias dan basi. Yang mencederai keseimbangan dan kemanusiaan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan