
Gadis yang tinggal sendirian di sebuah rumah kecil dan merindukan sesosok kasih sayang mama.
Rintik hujan turun di sore hari. Semilir angin masuk lewat celah jendela, membuat keadaan di rumah ini menjadi dingin.
Gadis ini menutup laptop yang ia matikan sejak lima menit yang lalu. Masih berada di tempat itu, dalam benaknya memikirkan sesuatu.
Ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju ke ruang tamu. Dilihatnya hujan yang sudah turun sejak tadi siang.
"Hujannya gak berhenti sejak siang tadi," gumamnya.
Dinikmati suara tetes air yang jatuh dari atap rumahnya.
"Biasanya kalau hujan gini enaknya makan mie," ia tersenyum.
"Buat mie kuah indomie ah," ucapnya.
"Kasih telur juga enak nih,"
Gadis ini segera menuju ke dapur untuk memasak sebungkus indomie rasa ayam spesial.
Sekitar 10 menit ia habiskan waktunya di dapur. Sesekali ia bersenandung dan menyanyi layaknya penyanyi yang sedang konser.
“Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?”
Gadis ini segera meletakkan semangkok indomie di atas meja. Ia ingin segera menyantapnya.
"Masih panas sih. Nunggu bentar deh, biar gak terlalu panas," ia mengaduk mie menggunakan garpu dan sendoknya.
"Duh perut sabar ya, jangan demo dulu. Masih panas nih," ujar gadis ini.
"Kayaknya udah gak begitu panas, makan sekarang aja deh," ia menyantap mie dengan perlahan.
"Enak bingit," gadis ini menggoyangkan tubuhnya karna senang.
Di pertengahan menyantap semangkok indomie, ia jadi teringat sesuatu.
Kenangan manis bersama mendiang mama tercintanya.
"Jadi kangen mama," ucapnya dengan sorot mata sedih.
***
20 tahun yang lalu…
"Ma, hujan!" ucap Naya girang.
"Iya sayang, udah selesai ngerjain tugasnya?" tanya Nayla.
"Udah ma,"
Nayla tersenyum. "Pinter anak mama," di kecup pipi chubby Naya.
"Iya dong, Naya gitu loh,"
Nayla tertawa melihat tingkah anaknya. "Iya deh. Karna Naya udah ngerjain tugas dengan baik, mama kasih hadiah buat Naya," ucap Nayla.
Naya yang mendengar kata hadiah langsung senang. "Apa tuh ma?" tanyanya antusias.
"Hadiahnya adalah..."
Nayla mencari hadiah yang ia maksut. Ia sembunyikan dengan cepat di belakang tubuhnya.
"Ih mama, apa itu!" Naya mengerucutkan bibirnya.
"Mama di cium dulu dong," Nayla memajukan wajahnya.
Cup.
"Udah ma! Mana hadiahnya?" tanya Naya tidak sabar.
Nayla gemas melihat tingkah anaknya. Di cubit pipi Naya.
"Kamu tuh kalau hadiah aja gak sabar," ujar Nayla.
Akhirnya wanita berumur kepala tiga ini mengeluarkan benda yang ia sembunyikan di punggungnya.
"Tada! Indomie kuah rasa ayam spesial!" seru Nayla.
Naya yang melihat makanan tersebut sangat senang. Matanya berbinar - binar. Anak ini jarang sekali makan mie.
"Asik!!"
"Eit, tapi Naya berdua sama mama ya, gak boleh makan satu utuh. Oke?"
Naya awalnya menunjukkan ekspresi tidak setuju, namun ia berubah pikiran.
"Oke ma! Naya bantuin ya!"
Nayla mengusap pelan rambut anak tunggalnya itu. "Terima kasih sayang,"
Mereka berdua membuat sebungkus indomie kuah dengan senang.
“Kenapa sih ma, Naya gak boleh makan mie utuh?” tanya Naya di sela - sela membuat indomie.
Nayla menghela nafas. “Karna kamu masih kecil sayang,” ucap Nayla dengan sabar.
“Emang kenapa ma, kalau Naya masih kecil?”
“Ya, gak baik dong buat pencernaannya Naya,”
Naya yang sebenarnya masih belum paham, ia hanya mengangguk.
“Masih lama, ya ma?”
Wanita ini tersenyum. “Sabar ya cantik, sebentar lagi,”
Naya tersenyum senang.
Akhirnya sekitar 10 menit, Nayla menyelesaikan masakannya. Ia letakkan semangkok indomie di meja makan.
“Yay, udah jadi!” seru Naya.
“Cuci tangan dulu,” ujar Nayla memperingati.
Dengan cepat Naya segera mencuci tangan dan duduk di kursinya.
“Baca doa dulu jangan lupa. Doa sebelum makan,”
Naya mengangguk cepat. Ia membaca doa dalam hati.
“Amin,”
“Amin,” Nayla juga telah selesai membaca doa.
“Wah komplit ya ma, ada telur dan sayurnya,” mata Naya berbinar - binar.
“Iya dong, harus. Yuk makan,”
Naya segera menyantap makanan yang ada di hadapannya. Nayla melihatnya tersenyum senang.
Terkadang mereka saling berbicara dan bercanda satu sama lain.
Dan tidak terasa makanan mereka habis dalam waktu singkat.
“Enak ma, dan kenyang juga hehe,” Naya mengelus perutnya.
“Iya bagus deh kalau Naya kenyang,”
“Ucap Alhamdulillah,” Nayla mencubit pelan hidung anaknya.
Naya menunjukkan sederet giginya. “Alhamdulillah,”
“Mau lagi ma,” bujuk Naya dengan wajah memelas.
“Dua minggu lagi ya baru boleh,”
Bibir Naya manyun. “Yah mama,”
Nayla menaikkan kedua alisnya. “Atau nggak sama sekali nih?” ia memberikan penawaran.
Naya berpikir cukup lama dan akhirnya ia menyetujui penawaran yang di berikan mamanya.
“Iya udah dua minggu lagi, tapi mama janji ya,” Naya memberikan jari kelingkingnya.
Nayla membalas jari kelingking Naya. “Iya sayang, janji,”
Jari kelingking mereka menyatu. Pinky Swear.
"Yuk sekarang bantu mama lagi,"
"Oke mama, siap laksanakan!" tangan Naya di letakkan di dahi.
Wanita ini hanya menggelengkan kepala melihat tingkah putri semata wayangnya. Sudut bibirnya naik.
"Naya bagian membersihkan meja makan ya,"
Naya mengangguk cepat dan segera melakukan apa yang di bilang mamanya.
Nayla mencuci mangkok dan peralatan yang di gunakan untuk memasak tadi.
Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka masing - masing, keduanya memilih untuk menonton televisi bersama di ruang keluarga.
Hujan sudah reda. Semilir angin masih terasa, hawa sejuk membuat mereka berdua mengantuk.
Percakapan mereka terhenti dengan sendirinya.
Perlahan Naya menutup kedua matanya. Ia tertidur di pangkuan mamanya.
Nayla masih terjaga, ia mengusap pelan kepala anaknya.
Tidak lama ia menguap, mulai mengantuk juga.
Hingga akhirnya ia tertidur dengan keadaan memangku anaknya.
Rutinitas yang mereka lakukan sekarang memang sederhana, terlihat biasa saja.
Namun suatu saat nanti, akan menjadi sebuah kenangan yang akan di rindukan.
***
Gadis ini mengunjungi makam mendiang mama tercintanya.
Setelah selesai mendoakan mamanya, ia bercerita di depan makam mamanya.
“Udah dulu ya ma, Naya pulang dulu. Dah mama,” ia melambaikan tangannya.
“Assalamualaikum,” ucapnya pergi meninggalkan makam mamanya.
***
Memang waktu tidak bisa terulang kembali, itu sebabnya kita harus menghargai waktu yang ada sekarang.
Seperti hal sederhana yang Naya dan mamanya lakukan. Ada kenangan manis di semangkok indomie yang tidak akan bisa terulang.
***
Hai! Ada bonus coretan puisi yang di buat oleh Naya saat rindu kepada mamanya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
