Cowok Tengil Vs Cewek 1/2 Matang — Prolog

2
0
Deskripsi

Masih awal permulaan, ikuti aja alurnya biar gak bingung~

Prolog

7 Tahun yang lalu…

Lelaki berparas tampan ini hanya diam mematung dengan tatapan kosong. Sudah hampir seminggu ia mengurung diri di kamar. 

Sejak hari itu setelah selesai pemakaman mama tercintanya, lelaki ini hanya diam membisu. Tanpa ada sepatah atau dua patah kata yang keluar dari mulutnya. 

Kedua matanya sembab karena bekas menangis. Tidak ada lagi air mata yang keluar, sepertinya air matanya sudah mengering.

Dan, keadaan itu sama seperti keadaannya yang sekarang. Ia merasa separuh jiwa dan raganya hilang.

Suara ketukan pintu dari luar memecah kesunyian di dalam kamarnya. Lelaki ini hanya melirik sekilas ke arah pintu. 

"Ren, papa boleh masuk?" suara berat yang khas itu milik papanya.

Ren hanya diam. Tidak menjawab. 

Dev berusaha sabar menghadapi sikap anak semata wayangnya ini. Meskipun keadaannya juga hancur setelah kepergian istri tercintanya.

Ia menghela napas berat. "Papa tunggu di ruang keluarga ya," 

Ren tetap diam. Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Kemudian langkah kaki terdengar mulai menjauh dari pintu kamarnya. 

Ren menghela napas panjang. Ia memejamkan kedua matanya. Cukup lama, sekitar lima menit. 

Dalam benaknya terlintas, mau sampai kapan seperti ini? 

Mau sampai kapan menyiksa diri seperti ini? 

Mungkin memang ia merasa terpuruk dengan kepergian mamanya, merasa hancur dan merasa alam semesta tidak berpihak kepadanya. 

Ia merasa tidak adil dan murka dengan semua yang terjadi. Namun, ini memang takdir yang di gariskan oleh Allah untuk dirinya. 

Lalu, apa dengan keadaannya yang seperti ini, mendiang mamanya akan kembali di sisinya?

Lalu, apa dengan keadaannya yang seperti ini, mendiang mamanya akan bahagia di atas sana? 

Tidak lama kemudian, Ren membuka kedua matanya. 

Baginya, tidak ada gunanya berlarut dalam kesedihan hingga seperti ini. Sudah cukup untuk semuanya. Ia harus menerima dan berdamai dengan keadaannya saat ini. 

"Maaf ma, Ren bakal berusaha ikhlas dengan kepergian mama," gumamnya. 

Ren beranjak dari kasurnya. Dengan langkah gontai ia berjalan ke arah pintu kamarnya. 

Mulai hari ini, seorang Renaldo Assegaf akan memulai kehidupannya yang baru.

Meskipun ia kehilangan mamanya, namun ia lupa. Ren masih memiliki orang yang sangat menyayanginya.

Kasih sayang yang dicurahkannya pun juga sama seperti kasih sayang mamanya. 

Siapa lagi jika bukan papanya, Devanka Assegaf.

                                          ***

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Cowok Tengil VS Cewek 1/2 Matang — Ziarah
2
2
Rindu yang paling menyakitkan adalah ketika merindukan orang yang telah tiada di dunia ini.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan