Tubuhku rasanya hancur... sedangkan yang membuat tubuhku seperti ini masih tidur sambil melilit tubuhku. Aku jadi berfikir, apakah Kakashi jelmaan ular? tapi hewan kuchiyose miliknya adalah anjing.
"Kakashi... lepas..." aku menggerakkan tubuhku agar lilitan tangan dan kaki Kakashi yang tidak tau dari kapan bisa terlepas. Aku ingin ke kamar mandi, tubuhku butuh berendam air hangat sekarang.
"hm..." hanya gumaman panjang yang aku dapat darinya. Sepertinya memang tidak ada cara lain lagi untuk pria satu ini bisa bangun.
Tubuhku rasanya hancur... sedangkan yang membuat tubuhku seperti ini masih tidur sambil melilit tubuhku. Aku jadi berfikir, apakah Kakashi jelmaan ular? tapi hewan kuchiyose miliknya adalah anjing.
"Kakashi... lepas..." aku menggerakkan tubuhku agar lilitan tangan dan kaki Kakashi yang tidak tau dari kapan bisa terlepas. Aku ingin ke kamar mandi, tubuhku butuh berendam air hangat sekarang.
"hm..." hanya gumaman panjang yang aku dapat darinya. Sepertinya memang tidak ada cara lain lagi untuk pria satu ini bisa bangun.
Tanganku dengan lembut membelai tubuh kekarnya, jariku dengan perlahan menyentuh dada dan perut Kakashi yang saat ini tanpa pakaian sehelaipun. Sesekali membuat pola melingkar-lingkar di tempat yang menurutku bisa menggoda pria ini agar bangun dari tidurnya.
"Kakashi-kun... bangunlah..." aku memanggilnya lembut dengan nada menggoda tepat disebelah telingganya.
Tanganku terus membelai tubuhnya, dibagian tubuh yang sekiranya aku bisa raih dari lilitannya. Setelah beberapa kali memanggilnya, akhirnya aku bisa melihat kelopak matanya mulai membuka, memperlihatkan mata gelap yang selalu bisa mengintimidasiku.
"Ayumi...." suara serak yang antara gairahnya kembali naik seperti semalam atau baru bangun tidur, benar-benar sangat menggoda, tapi untuk saat ini aku tidak akan menanggapi hal ini.
Aku menghentikan gerakan tanganku, menatap sorot matanya dengan lelah. "Bisa lepas? aku ingin mandi dan makan." kesalku kepadanya.
"Setelah itu kita lakukan lagi ya?" wajah pria matang yang biasanya merasa tidak tertarik dengan segala hal, kini menatapku dengan wajah seperti anak kecil meminta dibelikan permen kepada orang tuanya.
Kami-sama... tolong selamatkan aku dari pria ini.... "Kamu ingin membuatku mati?! Tubuhku rasanya remuk semua... setidaknya berikan aku istirahat dulu..." aku tidak akan menolak jika Kakashi menginginkannya lagi, karena aku juga ingin. Tapi setidaknya berikan tubuhku istirahat dulu sebelum menerima nafsu buasnya itu.
Wajah Kakashi seketika berekspresi serius menatapku, "Kamu membangunkannya, Ayumi... bertanggung jawablah." ujarnya yang saat ini aku bisa merasakan sesuatu yang keras dan berdenyut diatas pahaku.
Sepertinya aku akan mati dulu sebelum bisa menikah dengan pria ini... "Lalu kamu mau apa?! tubuhku tidak sanggup untuk melakukannya lagi sekarang. Aku kan tidak menolaknya juga..." aku pasrah,benar-benar pasrah. Terserah pria ini sajalah. Ingin membuatku mati dalam kenikmatan atau tetap membiarkan aku hidup untuk terus bisa merasakan kenikmatan itu.
Kakashi meletakkan wajahnya dibahuku, aku bisa merasakan hembusan nafas beratnya. "Maafkan aku..." ujarnya.
"Iya, terima kasih juga sudah mengertiku." aku mengelus belakang kepalanya dengan lembut.
Kakashi melepaskan lilitannya, duduk di tepi ranjang menatapku dengan serius. "Bisa bangun?" tanyanya.
Aku mencoba untuk duduk. Hanya duduk saja tubuh bagian bawahku sudah kaku dan sakit jika digerakkan. Jangan tanya bagaimana rasanya, seperti terbelah menjadi dua.
Kakashi meletakkan tangannya di punggung dan belakang lututku, mengendongku. Reflek aku melingkarkan tangaku di lehernya, "kenapa?" tanyaku heran menatapnya.
"Mau mandikan? aku bantu." jawabnya yang membawaku masuk kedalam kamar mandi.
"Hanya mandikan?" aku bertanya memastikan, jangan salahkan aku jika pikiranku saat ini memikirkan Kakashi yang memiliki maksud lain.
"Ya, hanya mandi." Kakashi menampilkan wajah seriusnya yang membuatku akhirnya percaya dengan kata-katanya. Kata 'mandi' yang memiliki arti membersihkan tubuh bagian luar dan dalam.
**
Author POV
"Ayumi kenapa?" Kakashi bertanya kepada Sakura setelah menyelesaikan pemeriksaanya, meminta perawat lainnya menyiapkan dan memasangkan cairan infus untuk Ayumi.
"Dehidrasi parah, harus diinfus untuk menambahkan cairah di tubuhnya. Setelah dua kantong cairan habis, Ayumi-san sudah boleh pulang. Pastikan setelah bangun nanti berikan makan dan minum yang cukup juga. Istirahatkan tubuhnya setidaknya 2 hari sebelum beraktifitas lagi."
"Penyebabnya?" Kakashi kembali bertanya.
Sakura diam memandang mantan gurunya itu, rasanya ia ingin menghajar mantan gurunya itu saat ini. Sakura jadi heran, apakah para pemimpin dan tetua desa tidak salah menunjuk pria di depannya ini menjadi hokage? Tapi jika dipikir, untuk dalam pekerjaan Kakashi memang sangat layak menempati posisi itu, hanya saja jika berhubungan dengan Ayumi, Kakashi akan menjadi pria bodoh. Itulah yang Sakura tangkap selama ini melihat sang mantan gurunya itu.
"Sensei melakukannya terlalu lama! Tubuh Ayumi-san juga butuh cairan, bukan hanya mengeluarkan cairan. Belum lagi jejak yang sensei tinggalkan membekas semua di tubuh Ayumi-san. Aku sangat yakin sebelumnya Ayumi-san sempat mengeluh jika tubuhnya sakit semua." Sakura merasa malu sendiri mengatakannya. Sedangkan Kakashi selama ini selalu membaca novel-novel mesum dimana ada kesempatan, tapi masalah efek samping dari melakukan itu terlalu lama malah tidak dipahaminya.
"Ah... begitu..." hanya jawaban sederhana yang bisa dikeluarkan Kakashi, sejujurnya ia memang memaksa lagi Ayumi untuk melakukannya lagi ketika mereka mandi dan setelahnya. Hingga sorenya Ayumi pingsan ketika mereka masih berhubungan.
Kakashi yang panik dengan keadaan Ayumi, setelah memakai pakaian dan sedikit merapikan penampilan keduanya, Kakashi langsung membawa Ayumi menuju rumah sakit. Bertepatan saat itu Sakura lewat dan akan pulang, langsung di tarik Kakashi untuk memeriksa Ayumi.
Sakura yang melihat Kakashi sudah memahami kondisi Ayumi, langsung meninggalkan Kakashi dengan sebuah ejekan, "baka sensei" ujarnya.
Bagi Sakura, melihat sosok Kakashi yang seperti saat ini cukup menghiburnya. Mengingat semenjak Kakashi menjadi guru sekaligus ketua tim 7, selalu memperlihatkan gestur tubuh yang serius, dingin, dan sangat sulit untuk diusik. Walau hingga akhirnya hanya ada Sakura dan Kakashi dalam tim 7, Kakashi masih tetap sulit rasanya untuk Sakura dekati. Tapi sosok Kakashi juga selalu menyemangati Sakura dengan cara-caranya sendiri, menjadi penghibur sekaligus penyemangat bagi Sakura hingga akhirnya ia dinyatakan lulus ke tingkat Chunin.
Ketika Chunin, Sakura memilih keputusan untuk menjadikan Tsunade menjadi gurunya. Ia ingin menjadi ninja medis, mengingat kedua anggota timnya yang masih genin saat itu selalu terluka ketika ia tidak sengaja bertemu di luar desa. Sasuke yang memilih keluar dari Konoha untuk berguru dengan Orochimaru yang saat itu juga memilih menjelajahi dunia. Dan Naruto yang berguru dengan Jiraiya di Gunung Myoboku.
Keduanya baru menyelesaikan latihan mereka baru ketika setahun sebelum perang dunia shinobi ke-4 dimulai. Sampai saat ini pun keduanya masih di tingkat Genin, padahal kekuatan keduanya sudah dinyatakan setingkat dewa shinobi. Sakura jadi berfikir, apakah keduanya sengaja tidak naik tingkat, atau mereka sudah merencanakan sesuatu. Sakura jadi berfikir berlebihan kepada keduanya.
**
"Bagaimana keadaanya?" tanya pria yang duduk di bangku kebesarannya di dalam ruangan itu.
"Wanita itu ada di rumah sakit, tuan." jawab pria lainnya yang menunduk hormat kepada pria itu
"Dia sakit lagi?" tanya sang tuan memandang ajudannya itu dengan heran
"Sepertinya begitu tuan. Saya tadi melihat pria Hatake itu membawanya menuju rumah sakit, sepertinya ia tidak sadarkan diri."
"Pergilah, terus awasi mereka hingga waktunya tiba." ujur pria itu kepada ajudannya.
"Baik, tuan. Saya permisi." pamit ajudan itu meninggalkan ruangan itu kembali sunyi senyap. Hanya suara nafas dari sang tuan yang menatap keluar jendela. Menatap sang bulan yang saat ini menampakkan purnamanya.
Sklera mata yang tadinya putih dengan iris dan pupil mata berwarna hitam gelap, seketika berubah warna menjadi ungu dengan 3 buah lingkaran yang semakin kecil mendekati pupil mata. Warna ungu itu terlihat sangat indah ketika terkena pantulan cahaya bulan.
Bersambung
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰