
mungkin saja saat ini, ketika aku sibuk dengan semua urusan duniawiku, mereka sedang duduk-duduk di teras, menatap langit yang tetap sama walau tubuhnya merenta. mengulang kembali berbagai peristiwa dalam hidup, lalu menangis ketika menyadari seberapa cepat waktu berjalan. karena rasanya baru kemarin, anak emasnya itu masih di dalam pelukannya.
rasanya baru kemarin, mereka gendong anaknya yang tertidur di ruang tengah. rasanya baru kemarin, mereka peluk anaknya yang baru pulang sekolah. rasanya baru kemarin, mereka bangga melihat anaknya juara lomba makan kerupuk. rasanya baru kemarin, mereka genggam tangan anaknya ketika jalan sore bertiga. rasanya baru kemarin, mereka antar anaknya pertama kali masuk sekolah, menunggu di luar, khawatir ia takut dan tidak bisa mengikuti pelajaran. membawanya makan ke kantin, lalu menunggu hingga kelas selesai—dan bertanya bagaimana kelas pertama? bagaimana teman-teman baru?
rasanya baru kemarin.
aku ingat persis bagaimana mereka kecewa sejadi-jadinya ketika aku beranjak remaja. kecewa kenapa anak kesayangannya itu bisa terjerumus dalam pergaulan yang tidak ada batasannya. namun setelah itu, entah separah apapun masalah yang anaknya hadapi, mereka tak pernah menyimpan amarah di dalamnya dengan kurun waktu yang lama. mereka hanya kecewa kenapa tidak pernah benar-benar baik mendidiknya.
mereka hanya berpikir bagaimana segala keinginan anaknya itu terpenuhi, tak peduli seberapa lelah dengan cara apapun untuk mencari.
aku ingat betul bagaimana mereka sesekalinya tak bisa memenuhi permintaan anaknya. mereka tersedu sedan di dalam senyuman. mencaci maki dalam hati. kecewa sejadi-jadinya kala mimpi anaknya mereka bunuh secara tiba-tiba. namun, seiring waktu berjalan—yang tidak sebentar—anaknya mulai mengerti arti bagaimana caranya mengikhlaskan.
lalu mereka pun menyadari, tubuhnya menua seiring anaknya tumbuh dewasa. semua sentuhan yang kini berubah canggung, hanya menjadi kenangan—sesekali menjadi angan.
akhirnya, sama seperti setiap hari, mereka hanya bisa menatap langit; memanggil seluruh kenang, tersenyum dalam kerinduan, sembari menunggu anaknya pulang.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
