
Di tengah kesedihan kami, tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar. Wanita itu masuk bersama seorang pria. Mereka memandang kami dengan tatapan penuh penghinaan dan mengejek. "Gimana, udah selesai reuni sama nangis-nangisnya?" katanya dengan nada sarkastis, senyum sinis mengembang di wajahnya.
Aku dan Rina hanya bisa diam saja, terlalu takut untuk mengatakan apa pun. Wanita itu kemudian memberi isyarat pada pria yang bersamanya. "Pasang kamera menghadap ke kasur," perintahnya tanpa emosi. Pria itu segera...
Terjerat Hutang
34
16
19
Selesai
Namaku Arman, seorang suami yang sangat mencintai istriku, Rina. Hidup kami sederhana di kota kecil yang tenang, dengan impian membuka toko kecil untuk kehidupan yang lebih baik. Namun, ketika modal menjadi hambatan, kami terpaksa meminjam uang dari Herman, rentenir terkenal dengan bunga tinggi. Awalnya, toko kami berjalan baik, tetapi tantangan mulai muncul dan utang menumpuk. Herman mulai menagih dengan ancaman, membuat situasi semakin tak terkendali.Suatu malam yang kelam, Herman dan anak buahnya membawa kami pergi dengan paksa. Kami dijual kepada sindikat perdagangan manusia. Istriku dijadikan pekerja seks dan aku dipaksa menjadi waria.Akankah Arman dan Rina berhasil keluar dari kegelapan ini?
3,986 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Takdir Menjadi Perempuan | Part 17 | Aftermath
4
0
Tiba-tiba, Ustadz Yusuf menatapku dengan mata yang penuh kehangatan dan ketulusan. Aku merasakan seolah-olah ada sesuatu yang lebih dalam yang ingin dia katakan, dan aku menunggu dengan cemas namun berharap.Rahma, Ustadz Yusuf melanjutkan dengan suara yang lebih pelan dan hati-hati, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu.Aku menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajahnya. Dia terlihat sedikit gugup, tetapi juga tegas. Aku merasa jantungku berdebar-debar, tidak tahu apa yang akan dia katakan.Aku sudah lama mengenalmu, Rahma, katanya dengan suara yang semakin lembut. Selama ini, aku selalu mengagumi kekuatan dan keberanianmu. Meskipun banyak hal yang telah kamu lalui, kamu tetap berusaha bangkit dan melanjutkan hidup.Dia berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam seolah-olah sedang mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan. Aku juga tahu bahwa perasaanku ini mungkin mengejutkanmu, tapi aku harus jujur. Aku sudah lama memiliki perasaan lebih dari sekadar teman padamu, Rahma.Aku terkejut mendengar pengakuannya. Ustadz Yusuf, yang selalu ada di sampingku, yang selalu memberikan dukungan tanpa syarat, ternyata menyimpan perasaan yang sama sepertiku. Aku tidak tahu harus berkata apa, perasaan campur aduk memenuhi pikiranku.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan