
Ghinana benar akan menikah dengan Jonas. Tapi ada sebuah kesepakatan yang harus dilaksanakan.
“Ohh, jadi perusahaan yang kamu maksud itu Dazzle Organizer? Loh, kalian bos dan karyawan dong? Udah saling kenal?”
“Dia baru interview hari ini dan masuk besok, Ma. Gimana mau kenal.”
“Ya maksudnya udah saling tau kan jadinya?”
Ghiana memerhatikan betul raut wajah Jonah yang ada di depannya. Sangat santai sambil memotong steak di piringnya. Begitu elegan.
“Iya. Pantes namanya kayak nggak asing. Gadis yang Mama ceritain ternyata.”
“Gitu aja nggak ngeh. Harusnya tau dong dari nama.”
“Nama kan bisa mirip. Mama nggak kasih lihat fotonya.”
“Namanya juga surprise.”
Ciri khas ibu-ibu yang tidak mau mengalah sekali Diana.
“Heh, kalian kok malah jadi ribut sendiri.” Widodo menegur istri dan anaknya.
“Biasa gitu, Pak. Kayak Ghiana sama Maminya kalau di rumah.”
“Heh, Pi. Ngawur.” Retno berucap lirih sambil menyukut pinggang Gandi tak terima hingga menimbulkan sedikit tawa dari yang lain.
“Oh ya, ini kita jelaskan sedikit ya, Ghi. Kalian nggak akan langsung nikah kok. Ada fase pendekatan dulu biar saling kenal satu sama lain. Sekiranya tiga bulan gimana? Urusan nikahan dan lainnya biar kita yang urus kalian terima jadi aja.”
Ghiana tak sadar membuka mulutnya cukup lebar. Tak menyangka masa lajangnya akan berakhir begitu cepat. Untung saja orang itu Jonah, jadi ada rasa sedikit ikhlas di hatinya.
“Pa, ada kendala.” Jonah meletakkan pisau dan garpunya dan menatap sang ayah serius. “SOP di Dazzle pegawai baru dilarang menikah sebelum satu tahun bekerja, Ghiana pegawai baru di Dazzle.”
Jantung Ghiana rasanya ingin melompat tajam dengan perut yang melilit. Ia meneguk ludahnya susah payah. Ia juga sudah membaca SOPnya tadi. Ia jadi ketahuan berbohong pada Jonah.
“Kan kamu bosnya, Jo. Ya biarin aja kalau Ghiana sama kamu.”
“Itu nggak wise, Ma. Aku pembuat penuh keputusan ini. Ini juga dibuat bukan karena alasan sepele. Aku nggak bisa asal gunain wewenangku seperti itu.”
Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya Widodo menjawab, “kita gelar pernikahan sesederahana mungkin. Kita invite keluarga terdekat aja, dan kalian bisa rahasiakan pernikahan dulu. Tiga bulan perkenalan, berarti cuma perlu sembilan bulan untuk dirahasiakan.”
Semua terdiam sejenak.
“Satu tahun terlalu lama, Jo. Kamu tahu kalau ini semua juga buat Oma. Oma nggak bisa tunggu terlalu lama.”
Tampak Jonah menghela napasnya panjang. “Yang menikah bukan cuma aku. Bukan aku aja yang butuh consent.” Jonah menatap keluarga Gandi Wijaya yang sedang kebingungan sendiri.
Diana yang berada di samping Retno hanya berbisik sekilas, “nanti sambil ku jelasin ya, Jeng.”
“Jadi, gimana buat keluarga Pak Gandi sendiri? Sembilan bulan Ghiana sembunyi dari status istri Jonah dulu di kantor.” Widodo kembali mempertegas.
“Kalau saya ya serahkan aja gimana sama Ghiana?” Gandi menoleh ke arah putri sulungnya.
Merasa jadi pusat perhatian Ghiana jadi gugup sendiri. “A-aku sih ikut aja. Nggak masalah. Sembilan bulan bukan waktu yang lama.”
Semua mendesah lega. Bagi Ghiana sendiri memang tak masalah. Yang terpenting kan tetap menikah dengan Jonah.
“Oke untuk masalah pernikahan sudah clear ya. Untuk masalah lainnya….”
Jangan kira Ghiana dan Jonah tak paham apa yang dimaksud Widodo.
"Kalian rundingin berdua aja, itu urusan kalian. Yang bisa kita duga pasti Ghiana pasti mau nunda dulu, dan itu nggak masalah kok buat kita."
Begitulah finalnya. Dalam waktu tiga bulan ke depan status Ghiana akan segera berganti menjadi istri sah Jonah. Rasanya masih seperti mimpi, ia sungguh tak menyangaka jika takdir kadang selucu ini.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
