
[Support author dengan memberikan tips, yuk! Bisa dengan memberikan tips di bawah, atau menggunakan QRIS di sini: https://saweria.co/arrinknight]
“Kak, tolong dong gimana caranya supaya narasi/dialog di dalam cerita saya lebih hidup, ya?”
Cobalah untuk showing, jangan hanya telling terus sampai pembaca bosan.
Showing adalah sebuah teknik yang bertujuan untuk membuat pembaca masuk lebih dalam pada cerita kamu. Di dalam showing, kamu harus berusaha menunjukkan atau menggambarkan situasi, karakter si tokoh, sifatnya, atau adegan dengan detil yang seolah tampak nyata, sehingga membantu pembaca kamu untuk membayangkan kejadian di dalam cerita itu tampak seperti film yang sedang diputar.
Contohnya, bukan hanya menyatakan bahwa tokoh A sedang sedih, tetapi kamu juga harus menunjukkan ekspresi wajahnya yang mungkin kamu tulis sebagai sendu, murung, dan air mata yang mengalir membasahi wajahnya. Dengan cara ini, pembaca dapat lebih merasakan emosi tokoh A tersebut sehingga jadi ikut larut dalam kesedihan. Teknik ini sering digunakan dalam karya tulis fiksi seperti novel, cerbung, dan cerpen, tetapi juga dapat digunakan dalam karya non-fiksi.
Lantas, apa bedanya telling dan showing? Kalau telling, kamu hanya menginformasikan kepada pembaca bahwa ini loh yang terjadi, sementara showing, kamu seolah-olah membuat pembaca membayangkan suasana di sekitarnya bagaimana, sikap si tokoh gimana, responnya apa, wajahnya punya ekspresi apa, begitu.
Contoh showing dalam narasi (ini memakai POV 3 Limited):
“Angin malam bertiup dingin dan membelai pelan wajah Hanjay saat ia berjalan di sepanjang jalan yang sepi. Lampu yang menyala remang-remang hanya menyoroti pinggir trotoar jalan tersebut. Ia merasa tidak nyaman, seperti sedang ada seseorang yang mengikutinya secara diam-diam. Hanjay lantas menoleh ke belakang, tetapi tidak ada yang terlihat. Ia lalu menghela nafas panjang, berusaha untuk tetap tenang, dan melanjutkan langkahnya.”
Dalam contoh di atas, saya menggunakan deskripsi fisik yang bisa dirasakan oleh indera manusia seperti angin malam yang bertiup dingin dan lampu jalan yang remang-remang, serta menunjukkan perasaan Hanjay yang tidak nyaman, karena tampak ada yang mengikutinya dari belakang. Dengan cara ini, saya menunjukkan suasana hati Hanjay tanpa secara langsung mengatakannya kepada pembaca.
Contoh showing dalam dialog:
“Apa yang terjadi denganmu, Hanjay?” tanya Hanjim sambil meraih tangan wanita tersebut yang terasa dingin dan gemetar.
“Aku baik-baik saja,” jawab Hanjay dengan suara lemah, tapi kedua bola matanya berkaca-kaca.
“Tidak, kau tidak baik-baik saja. Kamu menangis sepanjang hari. Apa yang sudah terjadi?” ujar Hanjim dengan lembut sambil mengernyitkan dahinya.
“Aku kehilangan pekerjaanku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi,” kata Hanjat sambil mengusap air mata yang menetes dan membasahi wajahnya.
Dalam contoh dialog di atas, saya menggunakan aksi serta emosi yang membantu pembaca untuk membentuk gambaran tentang situasi di antara keduanya. Dalam dialog tersebut, pembaca bisa merasakan kecemasan dan sedikit ketegangan yang dirasakan Hanjim dan Hanjay melalui gerakan tangan yang gemetar dan suara lemah, serta air mata yang menetes.





Saya pernah membahas soal dialog tag yang berisi aksi dan emosi agar tidak membosankan, alih-alih hanya menulis “ucapnya”, “jawabnya”, dan lain sebagainya: https://www.mrzkonpyuta.com/2023/03/12/dialogtagaksiemosi/
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
