
[Support author dengan memberikan tips, yuk! Bisa dengan memberikan tips di bawah, atau menggunakan QRIS di sini: https://trakteer.id/arrinknight/tip]
Konjungsi atau kata ganti, tidak kalah penting ketika menulis sebuah karya fiksi. Tampak sepele, tapi jika kita tidak terlalu mementingkan posisi kata ganti, bisa saja nanti ada penulis atau tukang kritik yang menyerang karya kamu.
Walaupun memang, karya fiksi sebenarnya tidak begitu dibatasi oleh kaidah kepenulisan, tapi menulis sesuai kaidah akan lebih enak dibaca, serta membuat penulisnya terlihat “pintar”.
Ada 4 jenis konjungsi, beserta contohnya di bawah ini:
- Konjungsi koordinatif: Kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih unsur kalimat setara. Tidak boleh diletakkan di awal kalimat.
- Dan (penambahan): Ayah sedang mencuci mobil di garasi dan ibu sedang memasak di dapur.
- Atau (pemilihan): Setelah lulus, Doni akan melanjutkan ke jenjang S2 atau bekerja?
- Melainkan (perlawanan): Seseorang yang menelponku kemarin ternyata bukan Rio, melainkan Henri.
- Padahal (pertentangan): Dia pura-pura berani, padahal badannya gemetar hebat.
- Sedangkan (pertentangan): Ayahku merupakan seorang guru, sedangkan Bibi adalah seorang koki.
- Serta (pendampingan): Presiden serta rombongan disambut dengan tarian selamat datang.
- Tetapi (perlawanan): Shaun bermain bagus, tetapi dia kalah.
- Dan/atau (jumlah atau pilihan): Inti itu dapat didahului dan/atau diikuti oleh satu konsonan atau lebih.
- Konjungsi korelatif/berpasangan: Kata hubung yang menghubungkan dua kata atau frasa, atau klausa, di mana keduanya memiliki unsur sederajat.
- Tidak hanya …, tetapi juga ….: Si jago merah tidak hanya melahap rumah penduduk, tetapi juga sebuah sekolah di dekatnya.
- Baik … maupun ….: Baik Pak Hasan maupun istrinya suka makanan yang pedas.
- Bukan hanya …, melainkan juga ….: Bukan hanya dia yang berprestasi di bidang akademik, melainkan juga dia adalah seorang atlet yang handal.
- Demikian … sehingga ….: Demikian banyaknya tugas yang harus diselesaikan, sehingga dia tidak sempat untuk beristirahat.
- Sedemikian rupa …, sehingga ….: Sedemikian rupa kebaikannya, sehingga semua orang di desa itu menghormatinya.
- Apa(kah) … atau ….: Apakah kamu mau makan di rumah atau di restoran?
- Entah … entah ….: Entah diterima entah tidak, yang penting kita sudah memberi saran dengan baik.
- Jangankan …, … pun ….: Jangankan orang lain, nasihat orang tuanya pun tidak pernah didengarnya.
- Konjungsi subordinatif: Kata hubung yang menggabungkan dua atau lebih unsur yang tidak sederajat, dan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Bisa diletakkan di awal kalimat.
- Waktu: Sejak, sedari, dan semenjak (awal); Begitu, demi, ketika, sambil, selagi, selama, sementara, seraya, tatkala, dan sewaktu (awal yang ditandai dengan kejadian lain); Setelah, sebelum, sesudah, sehabis, selesai, dan seusai (awal yang didahului dengan kejadian lain); Hingga dan sampai (lamanya kejadian yang ditandai dengan kejadian lain).
Contoh: Sejak dia pindah ke kota besar, dia menjadi lebih mandiri dan percaya diri.
- Syarat: Asal(kan), apabila, jika, jikalau, kalau, manakala.
Contoh: Manakala pengendara mobil mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak akan terjadi kecelakaan.
- Pengandaian: Andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, andai kata.
Contoh: Andaikan ia tidak menepati janji, apa tindakanmu?
- Tujuan: Agar, biar, supaya.
Contoh: Kita sebaiknya banyak makan sayuran agar selalu sehat.
- Kondisi berlawanan: Biarpun, kendati(pun), meski(pun), sekalipun, sungguhpun, walau(pun).
Contoh: Meskipun hujan lebat, ia berangkat juga.
- Pembandingan: Alih-alih, daripada, ibarat, laksana, seakan-akan, sebagai, sebagaimana, seolah-olah, seperti.
Contoh: Buku ini lebih bagus daripada buku itu.
- Sebab: Karena, sebab, oleh karena, oleh sebab.
Contoh: Berani karena benar, takut karena salah.
- Hasil/akibat: Maka(nya), sehingga, sampai(-sampai).
Contoh: Makanya belajar yang rajin biar mendapat nilai yang bagus.
- Alat/cara: Dengan, tanpa.
Contoh: Ia menjawab dengan tersenyum.
- Pelengkap: Bahwa.
Contoh: Ia mengira bahwa hari ini libur.
- Atributif/penjelas: Yang.
Contoh: Dijumpainya seorang pengemis yang sedang berteduh di bawah pohon asam itu.
- Perbandingan: … sama …. dengan, … lebih … dari …. atau dari(pada).
Contoh: Prestasi yang diraih oleh Budi sama baiknya dengan prestasi yang diraih oleh Andi.
- Konjungsi antarkalimat: Kata hubung yang berfungsi menghubungkan satu KALIMAT dengan KALIMAT lainnya. Selalu ditulis setelah titik dan sebelum koma, dan diletakkan di awal kalimat.
- Pertentangan: Biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun begitu, akan tetapi, namun.
Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun demikian, kami tetap menghargainya.
- Lanjutan dari kejadian: Kemudian, sesudah itu, selanjutnya.
Regu A sudah memulai perjalanan ke lokasi pertama dengan berjalan kaki. Kemudian, regu B menyusul dengan menggunakan sepeda.
- Kejadian lain: Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
Ian menyumbangkan buku pelajarannya ke panti asuhan. Lagi pula, ia sudah tak membutuhkannya.
- Kebalikan: Sebaliknya.
Saya sangat menyukai makanan manis. Sebaliknya, dia sangat membenci makanan manis.
- Kejadian sebenarnya: Sesungguhnya, sebenarnya.
Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin.
- Menguatkan/menegaskan: Bahkan, malah(an).
Pak Sigit sudah tahu tentang itu. Bahkan, ia sudah mulai menanganinya.
- Kejadian yang termasuk/tidak: Kecuali itu, di samping itu.
Ayah dan Budi bermain sepeda bersama. Di samping itu, mereka juga mencoba bermain layangan.
- Akibat/konsekuensi: Oleh karena itu, oleh sebab itu.
Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya.
- Kejadian sebelumnya: Sebelum itu.
Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar.
Demikian materi ini. Saya kutip dan parafrase dari Narabahasa, X Ivan Lanin, KBBI.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰