
[Support author dengan memberikan tips, yuk! Bisa dengan memberikan tips di bawah, atau menggunakan QRIS di sini: https://trakteer.id/arrinknight/tip]
Ada chapter baru minggu ini!
Materi Kepenulisan by Arrin Knight
168
6
59
Berlanjut
Materi kepenulisan yang melibatkan topik, tema, ide, konsep, informasi, fakta, opini, atau pandangan yang diungkapkan dalam sebuah tulisan, bahkan menjadi dasar untuk mengembangkan tulisan yang berkualitas dan memberikan informasi, hiburan, atau pesan kepada pembaca. Materi ini saya tulis sendiri, dengan kalimat yang mudah dimengerti penulis pemula.Kamu bisa support saya dengan memberikan tips, atau pakai QRIS juga boleh: https://trakteer.id/arrinknight/tip ***Untuk join grup Facebook saya, silakan klik:https://www.facebook.com/groups/menjadipenulishttps://www.facebook.com/groups/keluhkesahpenulisberulah
Banyak sekali materi sesat di kelas kepenulisan baik yang gratis maupun berbayar, dan ini benar-benar membuat saya bingung.
“Apakah mereka ini lulus sekolah atau tidak, sih?”
Jahat-jahatnya, jujur saja, saya justru berpikiran seperti itu. Namun, tahukan kalian materi sesat apa yang mereka ajarkan tentang kata ganti?
“Semua kata ganti wajib ditulis kapital.”
Ya, sudahlah. Mari kita bahas kata ganti menurut sumber yang benar, di bawah ini, dalam banyak versinya.
- Kata ganti orang pertama: aku, saya, daku, kita, kami.
Tidak ditulis kapital, kecuali diletakkan di awal kalimat atau merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa:
> Aku ingin begini, aku ingin begitu.
> Dengan ini, Aku ingin kalian mengetahui, bahwa Aku adalah Sang Pencipta.
> Apakah kamu tahu saya ini siapa?
> Kejarlah daku, Sayang.
> Kita adalah kita, bukan mereka!
Variasi lain dari “aku” adalah: ‘ku (pakai apostrof (’)):
> ‘Ku ingin begini, ’ku ingin begitu.
Digabung dengan kata dasarnya jika menjadi kata kerja pasif dalam bentuk “ku-”, selain itu silakan dipisah. Jika merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka sebaiknya pakai tanda hubung (-), dan wajib ditulis kapital:
> Buku tadi baru saja kubaca. (Kata kerja pasif, buku itu baru saja dibaca oleh aku.)
> Rumah itu baru saja kujual. (Kata kerja pasif, rumah itu baru saja dijual oleh aku.)
> Nasihat yang baru saja Ku-berikan kepadamu, silakan renungkan baik-baik. (Kata kerja pasif, nasihat itu baru saja diberikan oleh Aku yang adalah Tuhan.)
> Apa yang kuinginkan dari orang itu, aku pun tidak tahu. (Kata kerja pasif, apa yang diinginkan oleh aku dari orang itu.)
Wajib selalu digabung jika menjadi penanda kepemilikan atau tujuan (-ku), tapi jika merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebaiknya pakai tanda hubung (-), dan wajib kapital. Jika diikuti bahasa asing atau singkatan, wajib pakai tanda hubung (-):
> Dia sama sekali tidak mengembalikan bukuku tepat waktu!
> Atas kuasa-Ku, maka akan Ku-jadikan engkau sebagai ….
> Itu give away-ku!
> Itu KTP-ku!
> Itu baju saya!
- Kata ganti orang kedua: kamu, Anda, kau, kalian, kamu sekalian.
Tidak ditulis kapital, kecuali diletakkan di awal kalimat atau merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai singkatan dari “engkau”, kata ganti “kau” tidak perlu diberikan apostrof ('):
> Apakah kamu mau makan?
> Kamu sedang apa?
> Apa pun yang Kamu butuhkan, akan kuberikan, Tuhan.
> Kau akan segera menjadi satu denganku, jadi kau sebaiknya diam sekarang juga!
> Tuhan, Kau telah memberikan perintah untukku, terima kasih.
> Apa yang sedang kalian lakukan?!
Jika berbentuk sebagai pemilik atau tujuan, bentuk “-mu” harus disingkat dan digabung, dan wajib memakai tanda hubung (-) apabila bertemu bahasa asing/singkatan:
> Bukumu tadi sudah dibaca baik-baik.
> Aku ingin mengikutimu, bersama denganmu, dan selalu menjadi milikmu.
> Sebaiknya, kau mengurus ayahmu saja.
> Tadi di mana handphone-mu?
> Itu KTP-mu.
Hanya “Anda” yang wajib ditulis dengan huruf kapital, di mana pun tempatnya, karena digunakan dalam situasi formal:
> Anda adalah CEO perusahaan ini.
> Maaf, kami tidak tahu jika Anda adalah pemiliknya.
Digabung dengan kata dasarnya jika menjadi kata kerja pasif dalam bentuk “kau-”, selain itu silakan dipisah. Wajib juga memberikan tanda hubung pada kata kerja yang diikuti “kau-” apabila merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa:
> Sudahkah kaubaca buku tadi? (Buku tadi dibaca oleh kau. Ini menjadi kata kerja pasif.)
> Apakah kau mau menulis hari ini? ("Mau" bukan kata kerja.)
> Aku ingin bersama dengan kau saja.
> Kau ikut, 'kan? (Ini adalah kata kerja aktif, engkau mengikuti.)
> Nasihat apa pun yang sudah Kau-berikan, akan kusimpan di dalam hati, Tuhan. (Ini sebenarnya digabung karena menjadi kata kerja pasif nasihat apa pun yang sudah diberikan oleh Engkau, Tuhan.)
> Kau bersenang-senang hari ini, bukan?
> Buku ini perlu engkau baca. (Tidak disingkat.)
> Buku ini perlu kaubaca. (Menjadi kata kerja pasif, buku itu perlu dibaca oleh engkau.)
> Jangan main-main terhadap orang yang baru saja kaubantu itu! (Kata kerja pasif, orang itu baru saja dibantu oleh engkau.)
> Ini semua pekerjaan paling baik yang kaulakukan. (Kata kerja pasif, pekerjaan ini adalah pekerjaan paling baik yang dilakukan oleh engkau.)
Jika ragu, silakan pisah saja bentuk “kau-”, karena tidak ada kewajiban “kau-” digabung. Bentuk “kau” ini bisa berdiri sendiri sebagai sinonim “engkau”.
- Kata ganti orang ketiga: dia, ia, beliau, mereka.
Tidak ditulis kapital, kecuali diletakkan di awal kalimat atau merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, kata “ia” bisa berarti hewan atau benda, bukan hanya ditujukan untuk manusia.
> Aku hanya menyembah Dia, Yang Maha Esa.
> Dia adalah orang yang baik.
> Aku sayang dia, bukan kamu.
> Apa yang sedang beliau lakukan?
> Apakah mereka tahu malu?
> Aku hanya menyembah Ia, Yang Maha Esa.
> Ia hanyalah hewan liar, bukan hewan ternak.
> Saya dengar, beliau tidak masuk.
> Beliau itu siapa?
“-nya” harus selalu digabung dengan kata yang mengikutinya jika menjadi kata kerja pasif atau kepemilikan dan tujuan, serta wajib memakai tanda hubung (-) jika bertemu bahasa asing/singkatan. Jika merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka wajib ditulis kapital dan gunakan tanda hubung (-):
> Itu adalah orang tuanya.
> Bukunya tadi ketinggalan di kelas.
> Itu tadi KTP-nya terlupakan.
> Jeans-nya sudah diambil, barusan.
> Apa yang baru saja dilakukannya?
> Karunia-Nya sangat luar biasa.
> Apakah kamu akan mengikutinya?
> Tadi binatang itu lepas, dan ia sudah lari jauh sekali.
> Apa yang kau baru saja lakukan kepadanya? Kucing itu masih kecil!
Dari ketiga bentuk kata ganti di atas, hanya kata ganti “kau” yang tidak wajib digabung jika disingkat, selain itu seperti “-mu”, “ku-”, “-ku”, “-nya” tidak bisa berdiri sendiri dan wajib digabung.
Demikian kata ganti ini saya bahas. Saya parafrase dan menyimpulkan dari X Ivan Lanin, X Ivan Lanin, EYD V, X Ivan Lanin, TBBBI IV, dan Dosen Bahasa.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
Selanjutnya
Act 64. Ixy yang Kebingungan
0
0
Mereka saling bertatapan satu sama lain, walaupun Hideki tiba-tiba mengernyit sambil memperhatikan raut wajah gadis muda itu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan