68 Planet Bumi dan Planet Halida

0
0
Deskripsi

HALIDA” ADALAH BAGIAN KEDUA DARI SERI “THE XBREED'S CURSE”.

QRCBN: 62-2437-8436-097

Pangeran mahkota dari Halida, Higarashi, mencari seorang gadis dengan energi kosmik yang sangat kuat, yang pernah ditemuinya sepuluh tahun lalu, di Planet Bumi. Hati sang pangeran menjadi sangat berbunga-bunga begitu berhasil menemukan gadis tersebut, Keira, di dalam planet yang sama.

Tidak ingin kehilangan lagi gadis yang ternyata adalah seorang Crossbreed itu, Higarashi memutuskan untuk cepat melamar dan menikahi...

Hari demi hari, bulan bahkan sudah berganti tahun. Tidak terasa, sudah enam tahun berlalu sejak Anexta tiada. Galaksi Metal mendadak damai, tanpa kegaduhan. Sebelumnya, setiap hari secara bergantian, para prajurit Palladina akan berpatroli ke seluruh penjuru galaksi. Namun, setelah beberapa waktu tidak ada pergerakan keluar dari dalam Planet Silverian, Xyon memutuskan untuk mengubah aturan tersebut menjadi satu minggu sekali.

Langit Planet Bumi yang cerah pada pagi hari, serta kesibukan dari sebuah kota kecil, membuat seorang anak perempuan berambut biru tua dan bola mata biru muda dengan memakai baju terusan berwarna sama dengan rambutnya, yang tinggal di dalam sebuah toko minuman, merasa sangat semangat untuk memulai hari baru.

“Ayah! Ibu!” seru anak perempuan tersebut, yang terburu-buru duduk di atas kursi kosong di hadapan meja makan, di sebelah seorang pria yang baru saja tersenyum kepadanya.

“Keira, kau sangat bersemangat sekali,” ucap Eleina, yang sedang menyajikan sarapan bagi anak perempuan itu, Keira.

“Ya, karena aku akan pergi ke taman dan mengambil kelopak-kelopak bunga krisan itu lagi!” balas Keira sambil menunggu sarapan dari sang ibu angkat.

Pria di sebelahnya, Dairu, kemudian berkata, “Kau selalu pergi ke sana sendirian. Apakah aku harus menemanimu kali ini?”

Keira menggelengkan kepala sekali, lalu berujar sambil mengernyit, “Tidak! Aku bisa melakukannya sendiri! Ini adalah produk minuman baru yang dibuat oleh Ibu, dan tentu saja, aku sangat tertarik untuk membuatnya sendiri! Ayah pasti akan banyak menjualnya!”

Eleina dan Dairu langsung tersenyum setelah mendengarkan jawaban itu. Setelah sarapan sudah tersaji di atas meja, mereka kemudian mulai mengisi perut masing-masing.

“Kau akan bangun jam enam pagi setiap hari, sarapan bersama dengan kami, lalu pergi ke taman bunga krisan itu. Esoknya, aku akan bergantian denganmu, tanpa lupa membawa keranjang. Letak taman itu agak jauh dari sini, dan kau sering kali lupa membawanya, bukan?” tanya Eleina sambil menatap Keira dengan senyum hangat.

Anak perempuan itu lantas berhenti makan untuk sesaat, lalu menjawab, “Keranjangku ada di sebelah pintu masuk. Ukurannya tidak terlalu besar, sampai aku terkadang tidak melihatnya berada di sana! Lain kali, Ibu harus membelikanku keranjang yang sedikit besar, agar aku tidak lagi melupakannya!”

Mereka lantas tertawa kecil. Jika Eleina yang pergi ke taman bunga krisan pada hari itu, Keira yang akan membersihkan toko minuman sebelum dibuka pada pukul sembilan pagi, begitu pula sebaliknya. Sementara, Dairu hampir tidak pernah ke sana, karena harus membereskan beberapa kaleng serta botol minuman di atas etalase. Setiap hari dilewati dengan penuh canda, tawa, senyum, juga cinta. Benar-benar tampak seperti keluarga sempurna yang saling mencintai satu sama lain ..., untuk sekarang.

Keduanya sudah merawat dan membesarkan Keira seperti anak kandung sendiri. Walaupun demikian, mereka sama sekali tidak merahasiakan apa pun, bahwa ia adalah anak yang ditemukan di depan pintu toko minuman itu enam tahun lalu, termasuk tentang seorang pria yang meninggalkan Keira di sana. 

Di sisi lain, di dalam ruang makan istana Planet Halida, kedua pemimpin planet tersebut, Yang Mulia Raja Neriya dan sang istri, Yang Mulia Permaisuri Klafina, serta anak laki-laki mereka satu-satunya, Pangeran Mahkota Higarashi, terlihat sedang menikmati sarapan pagi yang baru saja disajikan oleh para pelayan. 

Neriya langsung saja menghabiskan makanan di atas piringnya, seolah terburu-buru ingin melakukan sesuatu setelah itu. Melihat hal tersebut, Klafina lantas tersenyum dan menatap sang suami sambil bertanya, “Apa yang sudah menyebabkan sang raja menghabiskan sarapannya begitu cepat?” 

Raja dari Halida tadi kemudian menatap Klafina, membalas senyuman tadi, lalu meletakkan kembali sendok yang baru saja digunakannya di atas meja sambil membalas, “Ah, Sayang. Ada yang ingin sekali aku sampaikan kepadamu dan putra kita.”

Klafina yang baru saja selesai menikmati sarapannya, langsung menatap Neriya serta berujar, “Katakanlah, Yang Mulia Raja.”

Sang raja berdehem sekali, dan lantas berkata, “Begini, Higarashi sudah selesai menempuh pendidikan menengahnya, dan itu berarti, bukankah ia sekarang sedang menikmati libur panjang? Ah, aku sebenarnya ingin sekali mengajak kalian untuk kembali mengunjungi Planet Bumi yang indah, hanya sekadar melepas penat dari seluruh tugas-tugas kerajaan ini. Ah, bagaimana setelah selesai menghabiskan sarapan, kita langsung pergi ke sana?”

Klafina langsung tersenyum lebar sambil berucap, “Kau sangat menyukai planet biru itu, bukan? Sampai kau memberikan nama kepada anak kita ini dengan nama yang sangat ... ke-bumi-an.”

Neriya hanya tertawa kecil sambil tersipu malu setelah mendengarkan ucapan tersebut. Sang permaisuri kemudian menatap Higarashi yang terlihat masih menikmati sarapan paginya dan bertanya, “Bagaimana menurutmu, Nak?”

“Mengapa tidak? Itu adalah ide bagus, Ibu. Lagi pula, sudah lama sekali dari terakhir kita mengunjungi Planet Bumi,” jawab Higarashi sambil masih berusaha mengunyah makanannya.

Senyum lebar langsung terlihat begitu Neriya mendengar istri dan anaknya setuju dengan ide liburan tersebut, bahkan sampai berseru, “Pelayan! Segera siapkan Interplanetary Train dan kebutuhan lainnya untuk menginap selama tiga hari di dalam Planet Bumi, untuk tiga orang! Aku, permaisuriku, dan pangeranku! Katakan kepada Sekretaris Kerajaan Leino, bahwa selama aku berada di dalam Planet Bumi, maka ia akan menjaga Planet Halida untuk sementara waktu. Aku tidak akan menerima pekerjaan formal selama liburan ini!”

“Baik, Yang Mulia,” balas beberapa pelayan istana yang berada di belakangnya, yang lalu menunduk, kemudian berjalan ke luar untuk melaksanakan perintah itu.

Neriya menjadi sangat gembira, bahkan tersenyum lebar kepada Klafina sambil berkata, “Oh, ayolah, cepat siapkan semuanya! Aku sangat menantikan liburan ini! Ah, sebelum lupa, aku akan segera mengambil uang bumi yang masih kusimpan di dalam lemari baju!”

“Lihatlah ayahmu, Higarashi. Ia lebih menyukai perjalanannya ke Planet Bumi, daripada memikirkan tentang keturunan, dan bahkan tidak ingin lagi memiliki anak lain karena trauma ketika ia harus menyerahkan lima puluh persen energi kosmiknya untuk Wormbye demi dirimu yang masih berada di dalamnya, pada waktu itu,” ujar sang permaisuri sambil tersenyum kecil.

Neriya adalah seorang pemimpin yang sangat bijak, memiliki rambut pendek berwarna coklat dengan bola mata merah terang, memakai baju lengan pendek coklat serta celana panjang hitam. Istrinya, Klafina, adalah seorang wanita yang sangat lembut, berambut pendek merah sebahu, juga bola mata emas dan memakai baju terusan lengan pendek berwarna merah. Mereka sudah menjadi pemimpin Planet Halida selama hampir empat puluh tahun.

Sementara, Yang Mulia Pangeran Mahkota Higarashi, baru saja menginjak dua belas tahun. Ia memiliki rambut berwarna merah seperti sang ibu, dengan bola mata yang berwarna sama, memakai baju lengan panjang biru tua dan celana panjang putih. Ia sangat tampan, bahkan beberapa pelayan perempuan istana, putri-putri dari pejabat serta bangsawan baik dari Planet Halida ataupun planet lain, banyak yang mengagumi ketampanannya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 69 Gadis Berambut Biru Tua
0
0
Keluarga kerajaan Planet Halida yang baru saja mengunjungi Planet Bumi setelah empat tahun lamanya tidak ke sana, mendadak dikejutkan oleh seorang gadis kecil.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan