MATERIAL BOY - CHENLE AU

2
0
Deskripsi

"Tiba-tiba banget?"

"Ayolah mau kemana hm? Sepertinya Maldives cukup untuk menghiburmu"

WARNING: Chenle x Oc, BxG, 100% Fiksi tidak ada kaitannya dengan kehidupan idol di dunia nyata

MENGANDUNG KONTEN DEWASA! Bijaklah dalam memilih bacaan

Dilarang melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun

***
 

Mobil Ferari putih baru saja terparkir apik di basement apartemen mewah di daerah Gangnam. Tentu saja penghuni apartemen ini adalah orang-orang yang tak mungkin makan mie instan ditanggal tua.

Pastinya warga yang menempati apartemen ini adalah orang dari kalangan atas. Dimana dari ujung kaki hingga ujung kepala mereka terdapat luxury brand yang harganya sangat fantastis. Begitu juga dengan pemuda bernama Zhong Chenle.

Setelah memarkinkan mobil mewahnya, Chenle bergegas menuju apartemen sang pujaan hati. Barusan ia mendapatkan panggilan dari sang kekasih yang menangis sambil menelponnya.

Pemuda itu tentu sangat khawatir apalagi gadisnya hanya menangis tanpa mengucapkan sepatah katapun saat di telepon.

Sesudah menekan password unit kamar sang terkasih. Chenle segera masuk dan mencari-cari keberadaan gadis yang bernama lengkap Kim Aeri.

Chenle dibuat terperangah oleh keadaan kamar yang super berantakan. Seperti habis diterjang angin topan.

Pakaian yang sebelumnya tertata rapi di walkin closet kekasihnya tersebut kini tercecer di lantai. Apakah apartemen kekasihnya ini baru saja dirampok? Tapi tidak mungkin mengingat sistem keamanan di apartemen ini sudah bertaraf internasional.

Sementara si pemilik kamar duduk lesu di ranjang dengan mata yang cukup sembab. Chenle segera menarik Aeri dalam dekapannya. Mengusap pelan punggung sempit sang kekasih yang kembali menangis setelah ia memeluknya.

"Sayang ada apa? Kamu baik- baik saja? Apa terjadi sesuatu?"

Pertanyaan beruntun dari Chenle kentara sekali menyiratkan rasa khawatir.

Aeri tak menjawab, hanya mengeratkan pelukannya pada tubuh pemuda itu. Kalau sudah begini Chenle tau jika sang kekasih belum ingin menceritakan masalahnya. Jadi ia membiarkan kekasihnya tenang dulu sebelum berbicara.

Setelah beberapa saat hanya diam saling memeluk membuat Chenle merasa haus. Tapi sayang sang kekasih tak mau melepas pelukannya barang sebentar saja.

Karena sudah kepalang haus dan ia tak mau berakhir dehidrasi. Chenlepun menggendong Aeri ala koala menuju dapur. Mencari minuman segar di dalam kulkas gadis yang sedang berada digendongannya itu.

Chenle duduk di kursi meja makan setelah menemukan apa yang ia cari. Otomatis Aeri kini berada dipangkuannya. Masih betah memeluk dan menenggelamkan kepalanya diceruk leher pemuda itu.

Chenle menawarkan minumannya kepada si perempuan terlebih dahalu, namun dibalas dengan gelengan. Ya sudah Chenle meminumnya sendiri.

Saat sedang mengecek handphone yang tadi ia ambil dari saku celananya. Chenle merasakan sesuatu yang basah kini menyapu lehernya.

Tentu saja pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah lidah pacarnya sendiri. Chenle tak protes dengan kelakuan sang kekasih, malah mengelus dengan sayang surai panjang perempuan tersebut.

Fokus Chenle masih memandang handphone dengan sebelah tangannya lagi menggulir timeline di sosial media.

Selanjutnya sapuan basah itu berubah menjadi hisapan dan gigitan yang cukup kuat dan sedikit menyakitkan, membuat Chenle mengaduh tanpa sadar.

"Sayang jangan terlalu keras nanti berdarah"

Perempuan itu mulai menampakkan wajahnya. Menatap Chenle dengan pandangan sendu. Entah kenapa hari ini Aeri begitu melankolis.

"Kamu ga suka?" tanya Aeri dengan mata mulai berkaca-kaca

"Suka, tapi kalau lakuinnya keras-keras leher aku sakit. Pelan-pelan aja lebih enak. Hisap leher aku yang sebelah sini aja ya, yang tadi masih sakit"

Mana tega Chenle memarahi kekasihnya. Pemuda itu berusaha agar berhati-hati memberi penjelasan pada Aeri karena mood sang gadis sedang tidak bagus. Jika ia salah bicara bisa rumit masalahnya.

Ponsel yang tadi ia mainkan kini sudah tergeletak di atas meja makan. Kedua tangannya ia gunakan untuk mengelus pinggang ramping sang kekasih.

Aeri mengangguk sebagai respon. Menuruti perkataan kekasihnya, Aeri kembali menyesap sisi leher Chenle yang satunya. Kali ini lebih pelan dan berhati-hati, tidak mau menyakiti kesayangnnya lagi.

"sayang, sebenarnya tadi kamu kenapa hm?"

Aeri menghentikan aktivitasnya memilih menyandarkan kepalanya pada bahu yang selalu ada untuknya itu.

Hening sejenak..

"Tadi mama datang"

Ah, masalah keluarga. Setelah cukup lama berpacaran dengan Aeri, tentu saja Chenle tau bagaimana tabiat keluarga Aeri. Apalagi si calon mama mertua.

Chenle akui mama Aeri cukup cerewet dan sangat ikut campur terhadap kehidupan anaknya. Terutama masalah penampilan.

"Mama yang berantakin semua pakaian saat aku masih di kamar mandi. Katanya bajuku semua udah kuno. Padahal aku membelinya baru sebulan yang lalu saat acar Paris Fhasion Week. Dia juga bilang aku tambah gendut seperti babi, kulitku kusam, bisa-bisa kamu berpaling dari aku kalau aku tak merawat diri."

Chenle tercengang mendengar pernyataan Aeri. Gendut apanya! berat badaan Aeri saja hanya mencapai 45kg dengan tinggi badan 170cm. itu sudah termasuk kurus. Heran, mungkin penglihatan calon mertuanya sudah terganggu.

Chenle dulu pernah bersitegang dengan mama Aeri saat dirinya baru kembali dari kuliah di Amerika. Keadaan Aeri pada saat itu sungguh memprihatinkan.

Bayangkan karena disuruh diet oleh mamanya, Aeri hampir mengidap anoreksia. Belum lagi penyakit asam lambung dan maag akut. Dan parahnya Aeri tak pernah memberitahukan apapun padanya karena tidak mau membuat Chenle khawatir.

Bahkan Chenle hampir serangan jantung melihat keadaan kekasihnya di rumah sakit. Chenlepun naik pitam kemudian menuntut mama Aeri.

Pada akhirnya mama Aeri meminta maaf dan tak akan memaksakan kehendaknya lagi pada putri semata wayangnya dan tuntutan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Pastinya atas bujukan Aeri yang ingin agar Chenle mencabut tuntutan tersebut. Dan semenjak itu pula mama Aeri terlihat segan saat bertemu dengan calon mantunya.

Karena kejadian itu pula Chenle memarahi kekasihnya agar selalu terbuka padanya. Serta selalu melaporkan apapun yang terjadi pada gadis itu. Aeripun mengangguk patuh.

.
.

Aeri mengeratkan pelukannya pada leher Chenle seolah tak mau ditinggalkan. Suaranya pun bergetar menahan tangis. Chenle kembali mengelus kepala Aeri, sesekali mencium pelipis sang kekasih.

"Tenang, jangan dipikirkan nanti biar aku yang bicara dengan mama kamu. Mau kamu segede hulk juga aku tetap cinta."

Chenle kemudian menangkup wajah Aeri membuat netra mereka saling bersitatap. Chenle kecup setiap sisi wajah dari pujaan hatinya

"Kamu cantik"

Setelah membisikkan kata itu Chenle segera mencium mesra bibir pink milik kekasihnya. Sudah cukup gadis kesayangannya ini berada di keluarga yang aneh menurutnya itu. Chenle akan segera meminang Aeri menjadi istrinya. Oleh sebab itu ia harus segera membicarakan masalah ini kepada keluarganya.

"Bagaimana kalau sekarang kita berkencan?" setelah melepas tautan mereka, Chenle mengajak Aeri berkencan untuk mengembalikan mood gadisnya itu.

"Tiba-tiba banget?"

"Ayolah mau kemana hm? Sepertinya Maldives cukup untuk menghiburmu"

Chenle berusaha membujuk kekasihnya.

"Sekarang?"

"Tentu saja cantik, ayo sekarang kita pergi ke Bandara"

Tanpa membuang waktu lagi Chenle megajak Aeri menuju mobilnya dengan Aeri yang masih berada di gendongannya.

Mereka benar-benar pergi hanya dengan membawa diri dan ponsel masing-masing karena dokumen perjalanan mereka selalu ada di mobil Chenle.

Begitulah orang kaya, sangat tau bagimana cara menghibur diri.



 

.
 

.

.

End

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya INDIGO? - JISUNG AU
2
0
Sudah ku usir.Setelah mengatakan itu, Jisung kembali menarik Aeri ke dalam ciumannya. Ia pastikan tak akan ada hantu yang berani mengganggunya bersama pacar cantiknya ini.WARNING: Jisung x Oc, BxG, 100% Fiksi tidak ada kaitannya dengan kehidupan idol di dunia nyataDilarang melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan