
"Umhh… Chan… Ayo ke kelas sebentar lagi dosen masuk”
WARNING: Haechan x Oc, BxG, 100% Fiksi tidak ada kaitannya dengan kehidupan idol di dunia nyata
MENGANDUNG KONTEN DEWASA! Bijaklah dalam memilih bacaan
Dilarang melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun
***
“Umhh… Chan… Ayo ke kelas sebentar lagi dosen masuk”
Aeri menatap Haechan setelah berhasil melepaskan pagutan mereka. Wajah Aeri dengan Haechan masih begitu dekat. Haechan terus memandang Aeri dengan tatapan sayu karena merasa belum puas mengecap bibir manis milik gadisnya.
Mereka kini masih berada diparkiran kampus, tepatnya masih berada di dalam mobil pemuda berkulit tan itu. Bukannya bergegas masuk ke kelas, mereka malah bercumbu di dalam mobil. Untung kaca mobil pemuda bernama Haechan itu tidak tembus pandang. Bisa malu jadi tontonan gratis mahasiswa yang lewat.
Aeri sebenarnya masih kesal dengan kelakuan Haechan di rumahnya tadi (dipart sebelumnya). Untuk pertama kalinya Haechan bermain sedikit keterlaluan. Biasanya kalau di rumah mereka lebih sering bermain aman. Paling jauh hanya sebatas kecupan dipipi. Tapi kejadian tadi pagi itu benar-benar seperti uji nyali bagi Aeri. Sementara si pelaku malah mau lanjut part 2.
“Aku ingin melanjutkan yang tadi pagi sayang~” Haechan menatap Aeri dengan pandangan sensual sambil mengedipkan sebelah matanya.
Mendengar itu, langsung saja Aeri menggeplak kepala Haechan. Otomatis si korban mengaduh sambil memegang kepalanya.
Kenapa Aeri suka sekali menggeplak kepalanya, dipikir pukulannya tidak sakit? Untung pacar (suara hati seorang Lee Haechan).
“Sialan.. sebentar lagi kita akan ada quiz. Aku tak mau mengorbankan nilaiku hanya demi meladeni otak mesummu.”
Setelah itu Aeri segera membuka pintu mobil sang sepupu dan pergi menuju kelasnya tanpa menghiraukan sepupu yang juga menjabat sebagai kekasihnya itu memanggil-manggil nama Aeri minta ditunggu.
.
.
.
Setelah berkutat dengan quiz di dua mata kuliah sekaligus. Aeri kini mengistirahatkan tubuh dan otaknya sejenak dimeja kantin fakultasnya. Satu porsi mie ayam dan segelas es jeruk sudah ia tandaskan. Namun sepupu tampannya belum juga menunjukkan batang hidungnya. Setelah selesai quiz tadi Haechan pamit sebentar untuk rapat hima. Tidak seperti dirinya yang dapat dikatakan sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), Haechan cukup aktif di kampus. Kekasihnya itu menjabat sebagai ketua hima. Dengan kemampuan bersosialisasinya, Haechan dengan mudah dapat menarik perhatian orang dan menjadikannya teman. Tak heran lelaki tersebut mempunyai teman dimana-mana. Bahkan Haechan memiliki fansnya sendiri karena dapat dikatakan kalau Haechan cukup populer di jurusannya.
Seperti sekarang Haechan tengah berjalan ke kantin bersama dengan teman-teman himanya yang kebanyakan perempuan. Mereka tengah tertawa-tawa membahas sesuatu sehingga secara tidak sadar menarik atensi orang-orang yang berada di kantin termasuk Aeri.
Bagi Aeri, Haechan selalu bisa menguji kesabarannya dengan sikap social butterflynya. Haechan terlalu mudah menarik perhatian orang terutama kaum hawa. Dan yang membuat Aeri jengkel adalah Haechan akan menerima perhatian itu dengan senang hati tanpa memikirkan perasaannya.
Fokus Aeri masih tetap mengawasi gerak-gerik Haechan. Tak lama Haechan mulai melihat keberadaannya lalu berbicara sebentar pada kawannya. Mungkin berpamitan untuk duduk bersama Aeri. Namun seorang gadis yang daritadi berada di sebelah Haechan menarik tangan lelaki itu kemudian mengecup pipinya.
Tentu saja kejadian itu tak luput dari pandangan Aeri. Aeri dapat melihat Haechan yang sempat terkejut, tapi selanjutnya hanya tersenyum ke arah gadis yang tak tau malu itu. Hey! hampir seluruh mahasiswa di fakultasnya tau kalau Haechan adalah kekasih Aeri. Dan dengan lancangnya gadis itu mencium pipi lelaki yang sudah memiliki kekasih.
Haechan dan Aeri memang dikenal sebagai sepasang kekasih di kampusnya. Serta tak ada yang tau dengan hubungan saudara mereka.
Aeri terus menatap tajam Haechan yang sekarang berjalan ke arahnya. Aeri benar-benar ingin mengumpati Haechan sekarang juga. Namun ia tak ingin membuat keributan. Aeri kesal sekali dengan respon Haechan terhadap gadis tadi yang telah menciumnya. Bukannya ditegur karena sikap lancangnya tapi malah diberi senyuman. Benar-benar sialan.
Haechan yang sudah dekat dengan meja Aeri merasakan hawa yang sangat mencekam. Pasti kekasih cantiknya ini melihat kejadian tadi. Haechan sampai dibuat merinding disko mendapati kekasihnya yang terus menatapnya dengan tajam. Seolah ingin mengulitinya hidup-hidup.
Mencoba bersikap biasa padahal dalam hati deg-degan takut dibunuh, Haechan mendudukkan dirinya di samping sang kekasih. Belum juga sedetik Haechan meletakkan bokongnya di atas kursi, Aeri segera mengemas barangnya kemudian berlalu meninggalkan Haechan tanpa sepatah kata apapun.
Haechan meringis, kekasihnya benar-benar marah. Jika seperti ini Haechan harus buru-buru mengejar Aeri agar tidak dibunuh sungguhan.
Haechan melihat Aeri sedang menunggu di samping mobilnya. Hal inilah yang paling disyukuri Haechan dari kekasihnya jika mereka sedang bertengkar. Aeri tak akan kabur darinya. Kekasihnya itu lebih suka menyelesaikan masalah mereka langsung ketimbang lari kucing-kucingan. Namun Haechan juga harus menyiapkan badan sebagai samsak sang kekasih untuk menyalurkan kekesalannya.
Haechan segera menakan kunci remote mobilnya kemudian membukakan pintu mobil untuk Aeri seperti seorang gantle man. Setelah Aeri masuk ke dalam mobil, Haechan menutup pintunya dan segera menuju sisi lain mobil. Haechan tak segera melajukan mobilnya, tapi malah menghadap sang kekasih.
Merasa ditatap, Aeri pun balik menatap Haechan. Bisa dilihat sekarang lelakinya tengah memasang muka memelas minta dikasihani. Sialan, walaupun kelakuannya menyebalkan tapi Haechan memiliki wajah imut yang dapat meluluhkan amarahnya. Aeri lantas menghela nafas.
“Haechan, bukannya kau sudah memiliki kekasih?” Aeri mulai membuka suara membuat suasana sedikit tegang. Haechan menganggukan kepalanya dengan cepat sebagai respon.
“Apakah baik membiarkan seorang gadis menciummu disaat kau telah memiliki seorang kekasih?”
Haechan menggelengkan kepalanya menatap Aeri dengan raut menyesal.
“Kalau begitu kenapa tadi kau hanya diam dan malah tersenyum? Gadis itu bisa salah paham dengan sikapmu dan menganggap bahwa kau memberinya kesempatan untuk mendekatimu. Apa kau tak menegerti dengan hal sepele seperti ini? atau kau memang sengaja memberinya kesempatan dan berencana putus dengan kekasihmu? Iya?”
Sontak saja Haechan terkejut dengan perkataan Aeri. Demi Tuhan, tak sekalipun terbersit dalam pikirannya untuk menyudahi hubungan dengan kekasihnya ini. Haechan sudah terlalu cinta dengan Aeri. Mana bisa ia putus dengan kekasih cantik nan sexynya itu.
Haechan segera berhambur kepelukan Aeri. Haechan akui bahwa ia salah dengan sikapnya pada gadis yang menciumnya tadi. Seharusnya ia menegur gadis itu apalagi kejadian tadi dilihat oleh sang kekasih. Haechanpun kalau ada yang berani mencium Aeri di depannya akan marah mungkin saja ia bisa mengamuk tak terima gadisnya disentuh orang lain.
“Maafkan aku, seharusnya tadi aku menegurnya. Aku hanya tak ingin membuat keributan karena sebentar lagi event hima akan berlangsung dan aku tak mau bermasalah dengan anggotaku. Aku janji tak akan membuat masalah seperti ini lagi.” Ucap Haechan sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh gadis tercintanya.
Aeri ingat jika sebentar lagi hima fakultasnya akan mengadakan acara. Sebagai ketua, pasti sulit bagi Haechan untuk menangani anggotanya jika ada yang bermasalah dengannya. Aeri paham bahwa Haechan memikul beban berat sebagai penanggung jawab acara tersebut. Jadi Haechan tak ingin mencari masalah. Apalagi gadis yang menciumnya tadi adalah bendahara di hima.
Aeri mulai membalas pelukan Haechan kemudian membelai rambut lelaki itu. Pasti Haechan lelah setelah mata kuliah ia harus memimpin rapat hima dan belum makan siang ditambah ia harus meladeni kecemburaan kekasihnya.
“Baiklah aku maafkan, tapi lain kali jangan diulangi lagi.” Aeri merasakan anggukan Haechan dalam dekapannya.
“Sayang.. kau belum makan siang.” Aeri melapaskan pelukan mereka kemudian menangkup wajah Haechan. Lucu sekali lelakinya ini, rambutnya acak-acakkan karena ia usak sedari tadi.
“Kita pulang saja, nanti masakkan aku seseuatu di rumah.”
Aeri mengangguk. Masih betah menatap wajah tampan kekasihnya dari jarak dekat seperti ini.
“Tapi kita ke mini mart dulu ya ada sesuatu yang ingin ku beli.” Haechan kembali berucap.
“Iya sayangggg….” Kemudian Aeri mengecup-ngecup pipi Haechan dengan brutal tepat dipipi yang dicium gadis tadi. Haechan dibuat tertawa dengan kekakuan pujaan hatinya.
.
.
.
Aeri kini menunggu Haechan di mobil pemuda itu. Setelah beberapa saat Haechan kembali dengan sekantung plastik di sebelah tangannya. Haechan kemudian memberikan kantong plastik itu kepada Aeri. Gadis itu menatap bingung kekasihnya lalu memeriksa isi dari kantung tersebut.
Lantas Aeri menatap Haechan dengan wajah terharu. Isi kantung plastik itu adalah jajan kesukaan gadis tersebut ditambah beberapa coklat dan ice cream. Haechan tersenyum melihat reaksi gadisnya lalu mengusap kepala Aeri dengan sayang.
“Itu sebagai permintaan maafku”
Aeri mengangguk kemudian memeluk pemuda kesayangannya. Setelah itu Aeri kembali memeriksa jajanannya. Sekarang ada satu benda yang menarik perhatian Aeri. Sebuah kotak kecil persegi empat dengan merek seperti merek nugget kemasan ditambah varian rasa strawberry, buah kesukaan Aeri.
“Haechan, apa ini?” Aeri bertanya sarkas sambil menunjukkan benda yang menarik perhatiannya tadi.
“Itu kondom sayang, memangnya apalagi?” Jawab Haechan dengan santai.
“Maksudku untuk apa kau membeli ini?”
“Tentu saja untuk bercinta dengan kekasihku, aww.. aww.. aww.. sakit sayang pukulanmu terlalu keras.”
Aeri memukul brutal lelaki itu menggunakan kondom yang dibeli Haechan. Baru juga reda kekesalannya pada lelaki itu tapi sudah dibuat naik pitam lagi. Ia lupa kalau Haechan akan melakukan apapun untuk mencapai keinginannya. Dan keinginan lelaki itu tadi pagi belum tercapai.
“Apa salahnya sayang, lagi pula orang tuaku hari ini tidak ada jadi kita bisa bebas di rumah.” Ucap Haechan sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Aeri memijat pelipisnya menghadapi tingkah sepupu sekaligus kekasihnya itu. Kenapa ia bisa menyukai pria menyebalkan nan mesum ini. Pusing sekali rasanya.
.
.
.
END
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
