
CHAPTER 17 :
KJ Grup
“Direktur, tuan muda ditangkap polisi.”
“Dimana dia sekarang? Minta Jaksa Park untuk membawanya ke Kejaksaan sekarang! Dia harus keluar dari kejaksaan besok.”
“Aku akan usahakan.”
“Kerahkan semua pengacara untuk membantu Eun Jae, dan aku mau orang mengikuti Kim Sok Ji dari sekarang.”
-
PJ Entertainment
Sok Ji dan Jung Ho masuk ke dalam ruangan Direktur Jang, namun Jae Young sudah berada di depan pintu dan menahan Sok Ji.
“Hyung, kenapa?”
“Jae Young, Sok Ji di panggil Direktur Jang, kau mau masuk sekalian?”
“Kau tahu di dalam ada siapa?”
“Siapa?”
“Pengacara Kwon Hyun Bin, kau tahu dia siapa kan?” tanya Jae Young.
“Pengacara terkenal itu? Tapi kenapa dia di sini?”
“Dia mengajukan diri sebagai pengacara-mu, aku tidak sengaja mendengar sesuatu, kau tahu apa yang terjadi di hari itu?”
“Aku akan menjelaskannya nanti tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Biarkan aku menjelaskannya nanti,” ujar Sok Ji.
Jung Ho membuka pintu ruangan Direktur Jang. “Aku datang,” ucap Sok Ji.
“Sok Ji ya, ini pengacara Kwon Hyun Bin.”
“Aku tahu, lalu apa yang mau kau lakukan?”
“Aku harus menanyakan ini walau kau tidak suka, kau punya rekaman itu?” tanya pengacara Kwon.
“Tidak ada yang tahu tentang rekaman itu selain Jung Ho hyung, lagi pula siapa yang mengirimmu?”
Pengacara Kwon hanya tersenyum. “Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa memberitahu siapa klienku. Klienku memintaku untuk menjadi pengacara-mu, dia mengatakan bahwa kasus ini akan mudah karena sebenarnya kau punya bukti untuk melepaskan diri dari kasus ini.”
Sok Ji menghela nafas dia mengerti dia tahu siapa yang memberitahu hal itu, tapi bagaimana caranya dia tahu Sok Ji masih tidak mengerti.
“Aku tahu siapa yang kau maksud, Kang Soo Hee kan? Darimana dia tahu aku punya rekaman?”
“Aku tidak bilang bahwa itu adalah Kang Soo Hee.”
“Oke stop. Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi?”
“Aku tidak bisa melakukan apapun, aku tidak akan mengatakan apapun. Aku harus mengatakannya di kantor Jaksa, atau orang lain bisa terluka,” ujar Sok Ji.
“Orang itu mengatakan itu?”
“Hmm, dia juga mengatakan bahwa jika aku benar pergi kesana, dia akan memberikan hadiah, entah apa yang dia maksud.”
“Kalau begitu kau mau pergi ke kantor Jaksa?” tanya pengacara Kwon.
“Ya, aku akan pergi besok. Aku tahu Soo Hee yang mengirimmu, jadi kita ikuti kemauannya.”
“Kau yakin?” tanya Jae Young.
“Aku harus melakukannya. Hyung aku minta kunci mobil.”
“Ya kau sedang di cari banyak wartawan,” ujar Jung Ho.
“Aku tahu, karena itu biarkan aku pergi sebentar,” ujar Sok Ji.
“Berikan saja,” jawab Jae Young.
Jung Ho memberikan kunci mobil pada Sok Ji, dia pun pergi dari sana, mengendarai mobil, melewati beberapa pintu tol dalam kota hingga akhirnya dia berakhir di sebuah tempat pemakaman, cukup aneh jika datang ketika waktu hampir tengah malam.
Dia turun dan berjalan sebentar. Hingga dia sampai di sebuah makam yang masih sangat segar, yang baru saja meninggal 2 bulan yang lalu.
“Aku datang, karena aku dengar kau meninggal, tapi maaf aku tidak datang di acara pemakaman.”
Sok Ji terdiam sebentar.
“Aku bersyukur karena selama kau hidup kau tidak mengusik waktu dan karirku sama sekali, tidak membuat orang-orang tahu bahwa aku adalah anakmu. Kurasa karena kau memang tahu bahwa hanya itu yang bisa kau lakukan.”
Sok Ji mengadahkan kepalanya sambil menahan tangis. Bukan karena orang ini meninggal, tapi hal lain yang membuatnya teringat tentang sesuatu.
“Kupikir jika aku mati saat itu kau pasti senang melihatku di neraka. Aku tidak tahu kau sekarang di neraka atau surga, tapi lihatlah aku, aku akan melawan orang-orang itu.”
Sok Ji menaruh satu tangkai mawar putih di atas makam itu.
“Aku akan mengunjungimu lagi,” ujar Sok Ji lalu pergi.
-
Soo Hee House
Soo Hee membuka kulkas dan mengambil bir, bunyi desisan dari bir itu cukup menenangkan walau sebenarnya tidak membuat apapun untuknya.
“Soo Hee ya.”
Suara dari ruang kerja mengejutkannya.
“Ada apa?”
“5 tahun aku bersama denganmu seperti ini, tapi kenapa rasanya aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentangmu?”
“Bukankah kau juga? Kita sudah 5 tahun bersama tapi aku sama sekali tidak mengerti siapa dirimu,” jawab Soo Hee.
“Kau yang mengirim pengacara Kwon Bin untuk Sok Ji?”
Soo Hee tertawa sambil meneguk kembali birnya. “Kau bahkan tahu tentang itu?”
“Jawab aku!”
“Ya aku melakukannya. Kenapa kau tidak suka tentang itu?”
“Tidak, aku hanya memastikannya. Kau sebenarnya punya koneksi sebesar apa?”
“Kau tahu segalanya tentangku kan? Aku hanya mantan wartawan KCC, Kang Soo Hee. Sedangkan aku sama sekali tidak tahu siapa kau sebenarnya.”
“Sabarlah, sebentar lagi kita akan bertemu.”
Ucap Soo Hee sambil minum bir-nya lagi.
-
Chicago, America
“Ini benar? Yang kau katakan padaku ini benar?” tanya Michael.
“Itu adanya, Mike, kita harus bergerak sebelum sesuatu terjadi.”
Michael menghela nafasnya. “Tapi memangnya apa yang akan terjadi?”
“Aktivitas Sunny sudah mulai tercium oleh Madam Kei, hanya tunggu waktu sebelum dia akhirnya melakukan sesuatu padanya.”
“Tapi kau tahu kan, Sunny bukan orang yang mudah untuk dikalahkan, badannya keras baja dan mentalnya cukup kuat, bahkan saat harus mengangkat senjatanya.”
“I know, tapi kau tahu betapa banyaknya orang munafik di sebelahnya.”
Michael menghela nafasnya sekali lagi. “Garv, menurutmu aku harus melakukannya?”
Garvin menganggukkan kepala-nya. “I think so. You need to step up.”
“Ayo kita lakukan, siapkan supaya aku bisa pergi besok.”
-
Kantor Kejaksaan Seoul
“Jaksa Lee, wartawan sudah menunggu,” ujar Nayeon yang masuk ke dalam ruang kerjanya.
“Jaksa Lee aku sudah melihat wartawan yang ada, dia ada di sini,” ujar Hyun Jae yang baru saja datang.
“Siapa?” tanya Nayeon.
“Orang itu, Kang Soo Hee.”
“Apa yang dia lakukan disini? Jaksa Lee kau mau menundanya atau mengusir dia?”
“Tidak, biarkan saja. Lagi pula cepat atau lambat dia juga akan datang ke sini.”
“Tapi, aku tidak suka dengannya apalagi yang dia lakukan.”
“Sudahlah, terkadang apa yang terjadi memang harus terjadi, dan apa yang terjadi diantara aku, Soo Hee dan Tae Guk memang sudah seharusnya terjadi, jika tidak kita tidak akan pernah tahu, bahwa betapa pentingnya hubungan itu.”
Drrt~
Ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk dan dia hanya tersenyum sambil mengambil dokumen penyampaiannya hari ini. Dia cukup percaya diri hari ini. Jaksa Lee keluar dari ruangannya sambil membawa dokumen penyampaian hari ini.
Jaksa Lee berumur 33 tahun tapi perjalanan karirnya tidak seperti Jaksa yang lain, dia sudah pernah membuat masalah dan bersambung dengan skandal yang dibuat oleh Soo Hee.
Kepala Jaksa Seoul sudah memperingatkannya untuk tidak mengusut kasus Park Su Won tapi dia, Soo Hee dan Tae Guk tetap melakukannya.
Sampai di satu titik, Tae Guk dan Jaksa Lee tidak melanjutkannya kembali karena tahu bahwa ada yang tidak beres dengan kasus ini.
Dan benar saja, sesuatu terjadi, padanya dan Soo Hee, dan itu terjadi 5 tahun lalu.
“Terima kasih telah datang untuk mendengarkanku bicara hari ini. Aku yakin banyak dari kalian yang terkejut melihatku berdiri di sini, mengingat skandal yang kubuat dulu.”
Para wartawan tertawa mendengar pembukaan Jaksa Lee, bagaimana tidak, biasanya orang pasti menyembunyikannya namun Jaksa Lee justru mengungkit-nya kembali.
“Tanggal 13 Juni pukul 3 dini hari tadi kami telah menerima berkas tentang kasus di sebuah Klub dengan dugaan tersangka actor Kim Sok Ji.”
“Kami berencana untuk mempercepat proses penyelidikan, dari kasus ini. Karena itu secara terbuka saya meminta kepada para saksi, korban dan Kim Sok Ji sendiri untuk kembali ke Kantor Kejaksaan untuk memberikan keterangan lagi.”
“Kami juga telah memberikan surat pemanggilan untuk dugaan tersangka Kim Sok Ji, kami juga berharap publik tidak perlu resah dengan penyelidikan kasus ini, karena kami akan bekerja secara netral dan mencari kebenaran dari kasus ini dan pelakunya.”
Soo Hee di belakang sana tersenyum, begitu juga dengan Tae Guk yang duduk di sebuah meja bersama dengan wartawan lain.
Sedangkan beberapa wartawan lain sedang harap-harap cemas takut jika Soo Hee berulah lagi. Takut dia akan menarik perhatian lagi.
Jaksa Lee memandang para wartawan dan akhirnya melihat Tae Guk dan Soo Hee yang ada di sana, dan dia tersenyum.
“Jaksa Lee, apa maksud anda dengan kebenaran dari kasus ini dan pelakunya?”
“Saya sudah membaca dan mempelajari kasus ini, tidak ada bukti konkrit yang membenarkan bahwa tersangka dari kasus ini atau Kim Sok Ji benar memukul korban, yang kami terima hanya video berdurasi 12 detik bahwa tersangka menyeret korban dari panggung dan keluar.”
“Kalau begitu itu benar kan? Itu sudah jadi bukti, mungkin saja mereka baru merekam setelah kejadian pemukulan itu selesai.”
“Benar, itu mungkin saja terjadi, tapi kami belum mendapatkan buktinya. Dan perlu diperhatikan memukul dan menyeret adalah 2 hal yang berbeda.”
“Lalu kau punya bukti bahwa tersangka tidak bersalah?”
“Aku tidak mengatakan bahwa dia tidak bersalah bukan?”
Tae Guk mengangkat tangannya.
“Jaksa Lee apa yang anda maksud mungkin saja bahwa Sok Ji sedang berada di situasi yang tidak seharusnya? Seperti berada di tempat dan waktu yang salah?”
Jaksa Lee tersenyum dia ingin tertawa tapi dia menahannya. “Aku tidak bisa berkomentar tentang itu. Jaksa tidak bisa mengatakan spekulasi pribadi.”
Pertanyaan terus berdatangan Tae Guk mulai curiga dengan sikap Jaksa Lee yang seakan mengulur waktu, namun ketika dia melihat Soo Hee, Soo Hee hanya memintanya untuk diam.
Tae Guk berjalan menghampirinya. “Kau merasakannya? Dia seakan mengulur waktu.”
“Kau tahu bagaimana dia, Jaksa Lee selalu melakukan sesuatu dengan perhitungan, tidak ada langkah yang dia ambil sembarang.”
“Jadi menurutmu apa yang akan terjadi?”
Soo Hee melihat ponselnya, lalu memberikannya pada Tae Guk. “Sok Ji akan datang hari ini.”
“Kalau begitu terima kasih atas kedatangannya,” ujar Jaksa Lee.
Jaksa Lee keluar dari ruang konferensi pers, dan begitu pula dengan Soo Hee dan Tae Guk mereka mengikuti langkah Jaksa Lee.
Jaksa Lee tidak kembali ke ruangannya, namun pergi ke Lobby dan berdiri di sana bersama dengan Hyun Jae dan Nayeon.
5 menit kemudian pintu terbuka dan Sok Ji, Pengacara Kwon dan Jung Ho berada di sana. Sok Ji datang setelah konferensi Pers selesai, bahkan sebelum surat pemanggilan sampai, ini membuktikan bahwa dia mungkin tidak bersalah.
Sok Ji berdiri di sana dengan tegak tanpa menutupi wajahnya. Dia menundukkan kepalanya menyapa Jaksa Lee.
“Aku tidak masalah menyerahkan kesaksian sekarang bukan?”
“Kurasa harusnya aku tidak bisa menerimamu sekarang.”
“Jaksa Lee,” sapa pengacara Kwon.
“Oh Pengacara Kwon, baiklah, kurasa kita bisa melakukannya sekarang.”
Sok Ji menengok ke arah kerumunan wartawan, matanya tertuju pada satu sosok. Dia melihat Soo Hee ada di sana.
CHAPTER 18:
Sok Ji House (Beberapa Jam yang lalu)
Sok Ji masih berada di rumahnya menunggu apa yang harus dia lakukan hari ini, apa dia harus pergi ke Kantor Jaksa atau tetap menunggu surat pemanggilan.
Namun nomor misterius itu memberikan waktu sampai hari ini, dan dia harus pergi sekarang juga, karena kalau tidak, dia tidak tahu apa lagi yang akan terjadi.
“Ya nyalakan TV konferensi pers-nya sudah di mulai,” ujar Jae Young.
“Tunggu, aku sudah bilang aku tidak akan pergi kemana-mana tapi kenapa kalian semua di rumahku?”
“Hmm, karena kau pergi kemarin malam kami tidak mau kecolongan lagi,” ujar Jung Ho.
“Arghh, sudahlah, bilang pada pengacara Kwon kita pergi ke Kantor Jaksa sekarang.”
“Kau yakin?”
“Ya, aku yakin, disana banyak wartawan, dan itu bisa membuat orang yang mengirim pesan ini tahu, bahwa aku pergi kesana, lagi pula aku harus menyerahkan bukti yang ku punya.”
“Tapi kita juga belum tahu dia siapa, kau yakin dia tidak akan berbalik menyerangmu?” tanya Jung Ho.
“Aku sudah mencari tahu tentang nomor itu, dia memakai ip dari China, Rusia, bahkan Greenland, aku tidak tahu dia siapa,” ujar Jae Young.
“Kau mencari tahunya sendiri?”
“Aku meminta seseorang mencari tahu.”
“Aku akan telpon pengacara Kwon, kau siap-siaplah,” ujar Jung Ho.
-
Kantor Kejaksaan Seoul
Jaksa Lee turun dari podium Hyun Jae dan Nayeon menunggunya sambil mereka berjalan bersama. Jaksa Lee mengendurkan dasinya dan memberikan dokumen pengarahan pada Nayeon.
“Jaksa Lee apa benar Kim Sok Ji akan kesini?” tanya Hyun Jae yang merupakan penyidik dari kantornya.
“Kau pikir untuk apa aku berlama-lama memberikan pengarahan jika bukan untuk mengulur waktu.”
“Kudengar pengacara yang membantunya, Pengacara Kwon,” sambung Nayeon.
“Hmm, karena itu kau tahu kan berarti kasus ini berhubungan dengan siapa.”
“Lee Min Tae,” panggil seseorang dari belakangnya.
Jaksa Lee berhenti berjalan, dia menatap ke Hyun Jae. “Dia kah?” tanya Hyun Jae.
“Hmm, bukan, kau dan Nayeon pergi dulu,” mereka berdua pun menghindar dan pergi dari sana.
Jaksa Lee berbalik dan melihat seorang seniornya yang perutnya sudah membesar, kehamilannya sudah masuk ke bulan ke empat.
“Ah, sunbae, apa kabar?”
“Apa kabar? Kau pikir kau bisa menanyakan kabarku, ketika temanmu membuat keributan dengan membuat polisi menangkap Kim Eun Jae dan kurang dari 3 jam dia dipindahkan ke kejaksaan?”
“Dia disini?” tanya Jaksa Lee.
“Aku tahu dia tersangka utama dari kasusmu, aku akan usahakan untuk mengambilnya, kau urus kasus Kim Sok Ji secepatnya.”
“Sunbae,” Jaksa Lee mendekat dan memeluk Jaksa Shin lalu mengelus perutnya.
“Kumohon jangan membuatku melahirkan anak prematur, cepat selesaikan kasus ini.”
“Baik.”
Dia segera berlari ke lobby Nayeon dan Hyun Jae sudah berada di sana, di ujung koridor dia melihat Soo Hee dan Tae Guk yang berada di sana.
Jaksa Lee hanya terdiam sambil tersenyum ke arah mereka berdua, suatu hari, suatu hari dia ingin kembali duduk bertiga sambil minum bersama, atau juga sambil memecahkan sebuah kasus.
Masa lalu yang cukup menyenangkan dan membahagiakan untuknya, walau itu mengharuskannya mengalami kecelakaan yang cukup hebat.
5 menit kemudian pintu terbuka dan Sok Ji, Pengacara Kwon dan Jung Ho berada di sana.
Jaksa Lee dan Kim Sok Ji berjabat tangan hal ini menunjukkan bahwa Jaksa Lee menerima kedatangan Sok Ji dan akan melakukan interogasi sekarang.
“Mereka benar-benar akan melakukannya?” tanya Tae Guk.
“Sebentar lagi semuanya akan selesai,” ujar Soo Hee.
-
Sok Ji dan Pengacara Kwon sudah berada di ruang interogasi, kali ini situasinya mungkin saja berbeda tapi Sok Ji masih merasa gugup dan takut.
Dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, apakah akan membaik atau justru memburuk.
Jaksa Lee akhirnya masuk sembari membawa kopi di tangannya. “Pengacara Kwon kopi hitam, Kim Sok Ji, Ice Americano.”
“Terima kasih,” jawab Sok Ji.
“Kau masih ingat kopiku?” tanya pengacara Kwon.
“Kita di rekam jadi nanti saja kita nostalgia. Jadi Kim Sok Ji, kau sudah siap?”
Sok Ji menganggukkan kepalanya. Dia mengeluarkan ponsel yang di bungkus plastik, dan dia mengeluarkan ponsel pribadinya dan membuka pesan dari nomor misterius.
“Ini apa?”
“Kurasa Kejaksaan yang bisa menentukan hal itu, klienku terpaksa dijadikan tersangka karena dia merekam kejadian di malam itu, rekaman penjelasan dari video 12 detik itu,” ujar pengacara Kwon.
“Jadi kau benar merekam sesuatu di malam itu?”
“Aku awalnya tidak mau mengeluarkan rekaman itu tapi nomor ini memintaku untuk ke sini, dan dia mengatakan hal yang cukup aneh.”
“Kurasa yang orang itu maksud adalah rekaman CCTV. Menurut berita yang sudah beredar rekaman CCTV itu hilang satu jam setelah kejadian,” sambung pengacara Kwon.
“Ah, berita yang sudah dibuat Soo Hee dan Tae Guk? Aku juga merasa aneh, klub semewah itu tapi bisa kehilangan rekaman CCTV.”
“Soo Hee, Jaksa Lee kenal dengan Soo Hee?”
“Daripada itu, kau bisa jelaskan apa yang terjadi hari itu?”
“Aku datang kesana, karena minggu itu aku sedang libur, seharusnya aku bertemu dengan beberapa temanku, tapi mereka berhalangan hadir. Aku duduk di depan meja bartender, 40 menit kemudian orang itu dan teman-temannya datang.”
Sok Ji berhenti sebentar sambil menghela nafasnya.
“Hingga akhirnya anak yang paling mencolok itu naik ke atas panggung, dan temannya yang lain menarik waitress dan menggodanya, tidak ada yang menghalangi hal itu, bartender yang melayaniku minum tiba-tiba saja naik ke atas panggung.”
“Naik? Maksudmu si korban yang di maksud?”
“Iya dia mencoba untuk menyelamatkan perempuan itu, tapi dia justru menerima pukulan terus menerus. Saat dia turun dari panggung aku menariknya keluar, mencoba menyadarkannya tapi sulit, butuh 15 menit sampai akhirnya dia sadar,” ujar Sok Ji.
“Semua cocok dengan rekaman-rekaman itu.”
“Sisanya kalian tahu sendiri apa yang terjadi. Tapi aku tidak mengerti kenapa dia memberi kesaksian bahwa aku yang memukulnya.”
“Dia mungkin belum memberi kesaksian apapun, atau juga sesuatu membuatnya bersaksi seperti itu.”
“Orang yang memukul itu memang sama dengan apa diberitakan oleh Soo Hee, Kim Eun Jae. Tapi ku dengar dia di tangkap polisi kemarin?” tanya Pengacara Kwon.
“Ya, dia sedang di ruangan lain Jaksa Shin sedang mencoba menariknya kembali, dengan bukti ini kurasa cukup.”
Di ruang sebelah dimana Hyun Jae dan Nayeon berada mereka sangat kaget dan tidak menyangka hal ini akan terjadi.
“Hyun Jae ah, ini bukannya,”
“Hmm, kita harus siap tidak tidur dan menginap di sini. Jaksa Lee tidak akan pulang.”
Jaksa Lee menyerahkan kertas Sok Ji harus menuliskan pernyataannya secara tertulis.
“Aku akan harus memintamu untuk menuliskan apa yang katakan tadi, dan ponsel ini kurasa harus aku sita untuk bukti.”
“Ah tidak apa-apa bawa saja.”
“Ah satu lagi, Kim Sok Ji kau mengenal Kang Soo Hee? Aku tahu mungkin saja dengan agensi-mu kau bisa meraih Pengacara Kwon tapi kurasa Pengacara Kwon jarang mau menangani kasus dunia entertainment.”
“Pengacara Kwon di kirim oleh Kang Soo Hee, dan jika kau bertanya apa aku kenal dengannya sebelum ini, jawabannya, tidak, aku mengenalnya karena skandal ini terjadi, aku tidak tahu bahwa dia sebenarnya adalah wartawan terkenal dan bahkan mengenal Jaksa sepertimu.”
“Aku dan Soo Hee sudah kenal cukup lama. Dan yang aku tahu, dia tidak pernah menyembunyikan siapa dirinya, dia hanya butuh waktu untuk berpikir.”
“Aku tahu, semua orang butuh untuk berpikir dan mengambil keputusan. Tapi ketika dia menanyakan padaku apa yang terjadi padahal dia tahu lebih banyak.”
“Soo Hee tidak pernah menulis berita dengan nama samaran, dia selalu menulis dengan namanya sendiri, bahkan jika sekarang kau mencari namanya di mesin pencari, namanya akan tetap ada di paling atas serta skandal yang dia buat 5 tahun lalu.”
“Soo Hee tidak pernah menyembunyikan apapun, dia selalu ingin mengetahui lebih dulu semuanya baru bicara,” sambung pengacara Kwon.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
