
Tujuh puisi berbicara masalah yang sama: rasa rindu yang hanya dikira sebagai sia-sia. Mempertanyakan kembali rasa rindu tersebut di kepala. Hanya sebatas masa lampau semata. Namun, bagaimana dengan selanjutnya? Barangkali lebih mudah memahami setelah membaca dan mendalaminya.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Puisi
Sebelumnya
Penantian Tanpa Ujung (kumpulan senandika)
0
0
Sebuah kumpulan senandika yang ditulis selama tahun 2017-2020. Meskipun bercerita dari beragam latar, tujuan, dan sudut pandang, seluruhnya terhubung dalam satu garis benang: menemanimu hingga larut waktu dan tinggal terkenang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan