Awalnya, menulis baginya adalah healing, cara perempuan rumahan yang ingin melepaskan segala kepenatan rutinitas ibu rumah tangga yang tak ada habisnya. Namun, sejak menjadi bagian dari kaum diaspora Indonesia, menulis tidak hanya sekadar aktualisasi diri. Menulis menjadi cara baginya untuk tetap mencintai dan melestarikan bahasa dan budaya Indonesia, di manapun dia berada,

Beberapa karya berupa antologi, resensi, terjemahan cerpen, memoir, dan kisah perjalanan sudah dituangkan dalam bentuk buku dan artikel media. Cerpennya juga pernah dimuat di Koran Tempo. Isu kemanusian, kehidupan migran, pendidikan, dan tentu saja romansa menjadi topik mengasyikan yang mendorongnya mengangkat pena.

Melalui karyakarsa ini, dia ingin terus belajar dan berbagi. Karya-karyanya akan berupa fiksi dan non fiksi, dari cerpen, cerbung, terjemahan cerpen, terjemahan puisi, book review, movie review, travelogue, esai, hingga memoir.

Ketika tidak menulis, dia suka melukis, bertualang, dan mendidik langsung kedua putranya yang homeschooling sejak 2015.