
Kepada puisi; akan selalu ada doa-doa lain yang lebih baik, dariku, kepadamu.
Pukul satu dini hari, di ruang ini
Kata-kata menjadi sepi, semata hening
Napas berat kita dan suara detak jarum jam perlahan menghilang
menuju puncak keheningan yang lain
Pukul dua dini hari, di tepi sofa biru ini
Kita duduk berjauhan
Cahaya kuning lampu tidur meraih tubuhmu lebih dulu
Memberi jarak; tepi-tepi jangkauan tak tergapai bagi diriku yang bukan siapa
Pukul tiga dini hari, di ruang ini
Segala keresahan; sepi, senyap, dan hal-hal di luar kendali
Tetap berakhir pada jalan buntu yang tak punya pintu lain, selain kerelaan
Sampai di ujung malam kita menyadari
Di tangan takdir, doa-doa memilih perwujudan yang lain.
Bogor, 2022.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
