
Alex tidak sadar sudah berapa detik ia berdiri di depan pintu dan tubuhnya hanya bergeming di sana.
“Kenapa?” Maya spontan bertanya karena ia merasa sedikit bingung dengan tatapan Alex.
“Nggak papa,” Alex langsung menjawab pertanyaan itu. “Cuma, aku baru pertama kali liat kamu tanpa makeup.”
“Ohh,” ucap Maya. “Aku … jelek ya? Pucet banget pasti. Aku pake liptint dulu deh. Soalnya tadi habis pulang kerja langsung hapus makeup."
Maya lantas mempersilakan Alex masuk ke apartmennya. Maya menutup pintu...
5,259 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
You, Wine, and I'm Sorry
61
3
“Aku bukan orang yang religius dan suci, aku punya banyak dosa dan kesalahan, tapi kenapa ya Tuhan menghadirkan kamu di hidup aku? Kamu terlalu sempurna buat aku, aku ngerasa nggak pantes buat kamu, buat ada di sisi kamu,” Maya berujar cepat seperti kereta api yang sedang melaju. “Liv dengerin aku yaa, apa pun yang terjadi pasti ada alasannya. Yang udah dipertemukan, itu adalah takdir yang terbaik menurut Tuhan.” Jawaban Alex seperti biasa, singkat, pada, dan jelas, tapi Maya bisa memahami maknanya. “I’m sorry,” Maya berucap lagi. “Sorry for what?” tanya Alex. Kedua mata Maya berkaca-kaca. Alex terlihat bingung karena sepertinya Maya akan menangis. Alex akhirnya memutuskan tidak akan bertanya lagi, ia tidak ingin membuat Maya sampai menangis. Tanpa mengatakan apa pun, Alex memutuskan merengkuh torso Maya ke pelukannya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan