“Aku mau ceritain ini ke kamu. Dulu pas aku masih jadi sekretaris kamu, aku sempet kepikiran kalau aku suka sama kamu. Tapi akhirnya …” Manda menggantungkan ucapannya.
“Akhirnya kenapa? Gimana?" El bertanya berturut-turut. El menegakkan sedikit punggungnya, ia tampak antusias mendengar kata-kata Manda selanjutnya.
“Kamu nggak pernah bilang ke aku,” cetus El lagi ketika Manda belum juga melanjutkan.
Manda lantas berdecak kecil. “Itu hal yang nggak mungkin. Masa aku bilang ke bosku, “Pak, saya suka sama...
2,992 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
50
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
Peristiwa Indah
44
17
Jumlah kata : 7.621 kata 6 lembar halaman (Bisa diakses full setelah payment) Manda membalas ciuman El dengan tidak kalah mesranya. Tangan Manda yang bebas mendarat di pundak El. Manda pun membuka matanya, ia ingin menatap iris legam El ketika mereka berciuman.Manda ingin menikmati setiap detik saat mereka memadu kasih, ketika ia dan El menghabiskan waktu hanya untuk berdua.Kedua netra yang saling bertubrukan itu pun tidak bisa menyembunyikan perasaan. Di bawah sana, bibir mereka masih setia saling tertaut, melakukan cumbuan panas.Dinding-dingin rumah ini pun menjadi saksi, ada kedua insan yang tengah dimabuk cinta. Ada dua insan yang ingin mempersatukan dua jiwa. Dua yang menjadi satu, kedengaran begitu indah memasuki relung telinga.El menatap memuja kepada Manda, dan Manda balas menatap El penuh afeksi.Manda sangat ingin memiliki mata indah El, tapi sayangnya ia tidak bisa. Oh, mungkin anak-anaknya yang kelak akan memilikinya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan