Suka duka memelihara kucing kampung

2
0
Deskripsi

Sebagai kaum kasta bawah, kucing kampung adalah hewan peliharaan mewah yang menyenangkan. Mereka itu gak ribet, Buku-bulunya gak terlalu banyak dan pandai berburu. Kadang pas gue lagi asyik molor mereka nawarin gue cemilan berupa cicak, anak ayam hingga curut buntung yang tinggal separo. Ah, seandainya mereka manusia mungkin mereka bakal nawarin gue sesuatu yang lebih berharga  

Kucing kampung sama kucing ras menurut gue sama-sama berharga. Si Geulis, kucing kembang telon yang cemburuan...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Suka duka menjadi konten kreator tanpa Privilage
2
0
Gue adalah orang yang hidup tanpa Privilage yang sering nontonin orang dengan privilage.  Apa itu privilage? Jawabannya adalah “hak istimewa.” Perlu lo garis bawahi, hak istimewa tidak menjamin sebuah kesuksesan. Namun, dengan adanya privilage kita punya peluang lebih banyak untuk sukses. Contoh privilage dalan dunia sastra, Si Joko adalah seorang penulis dan ayahnya punya pabrik buku. Tentu sebagai seorang ayah, dia bakal mengutamakan karya anaknya ini. Tiap ada bocah-bocah ingusan datang ke tokonya, si Ayah bakal berkata, “Nak, daripada beli kamus—ke Inggris juga kagak— mending lo beli buku anak gue. Bagus banget ceritanya." Setelah dibeli ternyata, buku yang dia jual adalah TTS Angka dengan koper wajah model-model erotis yang berpose liar. Anak itu menyesal seumur hidupnya, karena si Ayah tak memberikan kunci jawabannya.  Kalo “goodlooking” Termasuk salah satu privilage gue, gue rasa enggak. Followers gue aja masih 300, jauh lebih dikit dibanding duit yang sering emak gue pake buat kerokan. Bahkan, IG gue enggak ada centang birunya, kalah ama seekor anak kucing bule yang followers nya  jutaan. Gila!  Jadi penulis tanpa privilage itu susah. Admit it. Setiap orang punya alasannya masing-masing menjadi penulis. Ada yang merasa jalan ninjanya, dipaksa bokapnya yang jadi penulis, dan ada juga yang cuma ngincer cuan. Gue adalah tipe yang ke empat, gue jadi penulis karena gue gak tahu mau ngapain. Kesannya Pidi Baiq, banget yah.   Sebelum menjadi penulis gue adalah seekor komikus—yang lagi-lagi tanpa privilage. Setahun penuh ngomik di IG @Abudallang cuma makan angin duduk, tanpa sepeser pun cuan. Ah, salah satu kerugian jadi komikus tanpa privilage adalah sulit masuk “Penerbit besar”. Gue misalnya, udah ngirim naskah “ Ada Apa Dengan Corona?”  Dan kerja rodi buat ngerjainnya tapi sampai sekarang naskah itu masih belum dilirik dieditor. Mereka tak tahu gue sampai ambeyen sebulan gara gara jongkok depan layar komputer demi ngerjain tu buku.  Ada cara supaya penulis yang tak punya privilage bisa menghasilkan uang dan namanya melambung menjadi penulis terkenal. Berikut ini adalah cara-caranya supaya lo bisa jadi author terkenal yang karyanya dibaca banyak orang :
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan