Selanjutnya
Klub Membaca - Satu
Jam menunjukkan pukul 06.00 waktu setempat, aku harus bergegas mengejar angkot supaya tidak terlambat di hari pertamaku sekolah. Huh.. aku menghembuskan nafas berat, ini hari pertamaku di SMA tapi sarapan saja tidak sempat, gerutuku. Seharusnya aku bangun lebih awal, aku hanya sempat membuat sedikit sarapan untuk bibi dan Rahel sepupuku.Harusnya aku ambil satu potong roti saja, aku menyesal masih dini hari harus berlari mencari angkot dengan keadaan perut kosong. Semua karena kejadian kemarin malam, ada yang aneh terjadi tapi aku tidak tahu apa itu. Semalaman aku mencari tahu tapi tidak terjadi apa-apa, mungkin hanya imajinasiku saja.Aku selalu bangun jam lima pagi, menyiapkan sarapan untuk bibi dan Rahel, terkadang untuk paman jika dia ada di rumah. Kemudian sedikit beres-beres rumah dan bersiap untuk sekolah. Tapi, hari ini aku bangun jam enam pagi, rasanya seperti di kejar oleh anjing di gang sempit dan sepi. Aku sudah terbiasa dengan kegiatan pagi itu semenjak pindah kesini. Walau terkadang cukup melelahkan, namun aku juga berterimakasih kepada mereka karena telah menampungku sampai hari ini. ~โโโโโ~Angkot hari ini terasa lebih sepi dari biasanya. Mungkin karena tujuan angkot yang berbeda dari yang biasanya aku tumpangi, dan mungkin karena jalan ini biasa di lewati oleh kendaraan pribadi. Tapi, inilah sisi baiknya, aku tidak suka keramaian. Aku bersyukur angkot hari ini lebih sepi.Sudah 30 menit berlalu aku duduk diam sambil memperhatikan penumpang lain, ada ibu-ibu yang duduk di sebelah supir sambil menggodanya, kupikir ibu itu ingin mendapatkan bayaran gratis. Ada juga anak kecil yang menangis karena ibunya tidak membelikan mainan. Tapi dari semua itu aku lebih suka memperhatikan jalan, melihat diriku melewati pepohonan, awan yang bergerak, dan gedung-gedung yang terasa berjalan. Rasanya tenggelam dalam pikiran sendiri sangat menyenangkan.30 menit berlalu kembali, tidak kusangka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai di sekolah, syukurlah tidak telat. SMA Angkasa biasa memulai kegiatan pukul 08.30, namun karena ini hari penerimaan siswa baru jadwal di undur karena akan ada upacara penyambutan pada pukul 08.45.Aku memiliki waktu 10 menit sebelum upacara dimulai. Harus sengera mencari papan pengumuman dimana kelas ku berada.Bayangkan saja, jika hari pertama aku telat bagaimana? Apa aku akan berdiri di depan murid-murid lain atau terkunci di luar gerbang sekolah? Bagaimana jika bibi tahu? Apa aku akan dihukum lagi?Plak..Stop Ran, berhenti menghayal! Aku menampar pipiku untuk menghilangkan pikiran anehku. Itu adalah kebiasaan yang buruk.Cewek aneh. Sepertinya aku harus menjauh dari orang-orang aneh, kata siswa baru dengan rambut gelap yang sedikit acak-acakan.Sebentar, kenapa rasanya ada yang memperhatikanku? Ucapku dalam hati sambil memeriksa sekeliling. Kosong. Tidak ada sepasang mata yang memperhatikanku. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku lanjut melangkahkan kakiku mencari papan pengumuman.~โโโโโ~Semua siswa baru berkumpul di lapangan untuk mendengarkan sambutan dari kepala sekolah dan pengumuman-pengumu an lainnyaJika di perhatikan lebih dekat, kepala sekolah sangat cantik dan elegan mungkin usianya baru 40 tahunan. Saat beliau berbicara semua mata terasa terhipnotis untuk melihat dirinya saja. Tapi dari gosipnya, kepala sekolah adalah orang yang sangat tegas dan jarang tersenyum, hanya siswa yang berpengaruh dan berprestasi saja yang bisa mendapatkan prilaku istimewa dari beliau.SMA Angkasa adalah sekolah ternama di daerahku. Mencetak banyak lulusan yang luar biasa sehingga banyak yang berminat sekolah disana. Namun, SMA ini tidak banyak menerima siswa baru tiap tahunya. Hanya menerima sekitar 100-200 siswa tiap jurusan yang berbeda yang akan di bagi menjadi 3-5 kelas. Untuk tahun ini SMA Angkasa hanya menerima 150 siswa untuk jurusan IPA sesuai yang aku pilih yang akan dibagi menjadi 4 kelas. Sistem yang menarik di SMA ini adalah pembagian kelas yang diacak secara adil sehingga semua sama rata tidak ada yang namanya kelas unggulan, karena semua memiliki pontensi masing-masing.Setelah upacara penyambutan selesai kami di minta memasuki kelas masing-masing sesuai pembagian. Aku mendapat kelas 10 IPA-B. Semoga semua bisa berjalan dengan lancar. Tapi, aku salah saat ini adalah waktu yang paling aku benci. Kelas keakraban. Di SMA Angkasa setiap hari pertama penerimaan siswa baru akan di berikan 1 jam kosong di awal pertemuan untuk saling berkenalan dan mengakrabkan diri sesama teman sekelas. Tapi ini susah untukku, aku tidak bisa memulai pembicaraan. Payah sekali kamu Ran, payah! Grutuku.Baru satu langkah menginjakkan kaki di dalam kelas atmosfer semangat dan kegembiraan menyebar dimana-mana. Bahkan hampir semua sudah memilih tempat duduk dengan pasangannya sendiri. Apa yang harus ku lakukan? Beberapa saat aku hanya diam berdiri di depan pintu kelas sembari melihat seisi kelas. Ternyata ruang kelasku cukup besar bahkan bisa mengadakan pesta di sini. Sadar dengan apa yang aku lakukan, sehingga kuputuskan untuk mencari tempat duduk terlebih dahulu baru setelah itu memikirkan langkah selanjutnya. Aku menyapu pandangan keseisi kelas mencari keberadaan bangku yang kosong. Binggo. Ada sepasang bangku kosong di pojok belakang. Tidak ada salahnya duduk di belakang sekali-kali kan. Aku langkahkan kaki jenjangku menghampiri bangku itu. Tapi saat meletakkan tas milikku diatas meja ada tas lain yang ikut di letakkan disana.Aku menoleh, seorang cowo yang memiliki rambut gelap sedikit acak-acakan dengan menggunakan headset hitam mengantung di telinganya. Pertama kalinya aku melihat pemandangan ini, karena di SMP ku dulu tidak di perbolehkan menggunakan headset. Aku sedikit tertegun. Apa yang harus ku lakukan? Tanyaku dalam hati.Maaf, hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku. Segera ku ambil tas miliku dan mencari bangku kosong lagi. Nihil, semua sudah di tempati oleh siswa lainnya. Haruskan aku bertanya kepada guru atau duduk di sebelah cowo tadi?Hei, aku terkejut dan refleks menoleh ke sumber suara, ternyata cowo tadi. A-apa kamu berbicara padaku? Tanyaku sedikit awas.Siapa lagi? Hanya kamu yang berdiri di depanku, jawabnya sedikit ketus dan hanya melirikku sebentar.Ada apa ya?Duduk! Semua kursi sudah penuh.Aku merasa mataku hampir keluar, dia adalah orang pertama yang mengajakku berbicara di sini dan mau duduk denganku. Awalnya aku berpikir dia akan marah karena aku yang duduk disampingnya. Ternyata dia orang baik. Terimakasih! Jawabku dengan penuh semangat, segera ku letakkan tas miliku di meja dan duduk manis.Satu jam berlalu, ternyata wali kelas terlambat datang. Namun, yang paling menjengkelkan adalah suasana di sebelahku. Dia bahkan tidak berbicara satu patah kata pun. Aku merasa melihat setiap sudut kelas di sinari cahaya mentari tapi hanya di tempat duduku yang gelap gulita. Rasanya ingin menangis saja.Ayo Ran, jadilah teman yang baik. Ayo ngobrol denganya. Ini tidak susah, kamu bisa! Ucapku dalam hati untuk menyemangati diri sendiri.A-anu.. aku Ran, salam kenal.Krik.. Sepi, aku menunggu tapi tidak ada jawaban. Eh kenapa dia tidak menjawab? Apa dia tidak dengar?Sean.Astaga ayam! Apa dia dengar apa yang tadi aku bicarakan? Refleks aku menutup mulut saking kagetnya, padahal tadi aku hanya berbisik.Gak usah kaget suaramu terdengar jelas.Ka-kalau gitu kenapa kamu tidak menjawab salamku tadi?Aku tidak suka bergaul dengan orang aneh, ucapnya tegas. Rasanya ada yang retak.Kamu bilang aku aneh? Enak saja kamu mengata-ngataiku.Kalau bukan aneh lalu apa, gila?Eeeh?!Baru masuk sekolah malah menampar diri sendiri, lalu jalan mondar-mandir seperti anak ayam kehilangan induk, kalau bukan gila apa lagi?Kamu gak tau apa-apa! Jangan seenaknya ngomong ya. Kalau emang gak suka kenapa kamu menawariku tempat duduk di sebelahmu? Lebih baik aku pindah saja, Wajahku terasa memanas, dari mana dia bisa tahu?Silakan pindah jika memang ada bangku yang kosong.Jlep. Tubuhku membeku. Tidak ada bangku kosong yang tersisa. Aku dudukan pantatku kembali di kursi. Rasanya seperti kalah telak, kenapa aku harus terjebak dengan dia! Tidak bisakah wali kelas yang memilihkan tempat duduk? Hari pertamaku yang sama sekali tidak ada mulusnya. Aku hanya berharap semoga bisa kuat disini. Itu saja cukup. Sebisa mungkin menjauh dari cowok ini. Cowok kejam brengsek!~โโโโโ~