Mr.dominant [part1]

7
8
Terkunci
Deskripsi

Menurut Jeon satu satunya cara untuk menyelesaikan masalah adalah dengan melakukan seks. 

Maka dari itu, Jeon dengan berani menggiring An, istri bosnya yang kerasa kepala ke atas ranjang. 

Menjadikan tubuhnya candu bagi An, sehingga An tidak bisa memikirkan pria lain selain dirinya.

Part lengkapnya kalian bisa baca di Wattpad @aleshjung 

1,894 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
120
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Additional chapter 21
4
0
“Boleh aku egois kali ini saja?” Ucap An lembut, Jeon ingin menjawab ucapan An tapi terpotong karena An sudah berjinjit untuk mengecup bibir Jeon beberapa kali, Jeon gemas dengan tingkah laku An, tak sadar ia meremas pinggul An, membuat An meringis dan menggigit bibir bawahnya.   Jeon sudah lama menantikan momen ini, ia meraup kasar bibir mungil An, Jeon terus melumat habis bibir An tanpa sisa sampai membengkak.  Tak kalah tangannya terus bergerilya di atas kulit An.   An melepaskan cumbuannya, membuat Jeon mendesah kecewa, An berjalan mundur untuk berusaha sampai di sofa tengah ruangan.   Lalu dengan gerakan tiba tiba ia menungging tangannya bertumpu di atas sofa, dengan kemeja polos yang An kenakan,membuat An jauh terlihat lebih seksi di mata Jeon.  Pria mana yang tak suka dipancing seperti ini oleh wanitanya, apalagi Jeon begitu buas ketika sudah berhadapan dengan An.   An tak merasa menyesal karena sudah melakukan ini, karena ia sangat sadar masih mencintai Jeon.   Ia ingin bahagia bersama Jeon, walau hanya sekali saja.   An menaikan kemejanya sebatas pinggang, sehingga menampilkan bongkahan bokong yang bulat sempurna, bokong itu seolah menggoda Jeon agar Jeon cepat menyentuhnya.   Jeon berjalan sambil membuka pakaian atasnya, ia ingin tubuh atas kesukaan An terekspose sempurna.  Pria itu mengelus pantat bulat milik An yang sedang menungging, sedangkan An memejamkan mata menikmati usapan kasar dari tangan Jeon.   Seperti kehilangan akal, Jeon membalik tubuh An hingga terlentang, lalu menarik kemeja yang sedang An kenakan sampai semua kancingnya terlepas.  Jeon mendorong kembali tubuh An sampai menempel pada sofa, kemudian turun menuju payudara yang daritadi sudah menggodanya, lalu mulutnya langsung saja mengulum payudara An.  Jeon mengulumnya dengan sangat buas. Pria itu bahkan menyesapnya begitu kuat, membuat An memekik kesakitan sekaligus keenakan.  Sedangkan bagian dada yang lain Jeon remas remas, dan sesekali dia pelintir ujungnya menggunakan jari telunjuk dan jempolnya.  “Ahhhhh.” Tanpa bisa di tahan An mendesah, dan kemudian ia mendorong kepala Jeon semakin dalam untuk menyesapnya.  “Ahhh,” lagi lagi An mendesah karena kini Jeon mulai menggoda bagian intimnya, pria itu membuka belahan vagina An dengan kedua jarinya,sebelum dia membawa jari tengahnya untuk masuk,dan langsung menerobos masuk ,membelah tubuh An dari dalam.  An reflek berjingkat,jari jari kakinya menekuk karena sentuhan Jeon yang lihai, tangannya juga tanpa sadar bergerak untuk menjabak rambut Jeon.  Jeon melepaskan kulumannya dari dada An ,dia mendongak pada An “aku cuma memasukan satu jariku, tapi responmu begitu panas,sayang.”   Wajah An sudah memerah menahan gairah yang memuncak, An benar benar sudah terangsang, apalagi di bawah sana Jeon bisa merasakan cairan kental yang menyelimuti jarinya.  Jeon menyeringai,dia sedikit mundur memberikan ruang untuk An, An sudah membuka pahanya dengan lebar,tangannya mencengkram permukaan kursi dengan sangat kuat.   Jeon kembali melesakan lagi jarinya, pria itu menekuk jarinya ke atas, memberi gerakan seperti menggaruk bagian dalam An.  An menggelinjang, yang An rasakan adalah tubuh bagian bawahnya sedang di hajar habis habisan oleh jari Jeon.tubuhnya melengking dan kepalanya mendongak ke atas seolah pasrah   “ahhhh Jeon, ahhhh,” An mengejan dan sudah menggeliat tak karuan,apalagi saat jari Jeon menggaruk bagian dalam dan bergerak maju mundur tak beraturan.  An meremas kedua payudaranya sendiri dengan buas dan penuh gairah, hingga selanjutnya Jeon merasakan dinding vagina An berkedut.  Dan di saat itulah Jeon mengeluarkan jarinya.   An membuka mata, dengan rasa tak terima karena Jeon menghentikan aksinya “kenapa berhenti, aku sebentar lagi keluar?”   Jeon mendekat  untuk melumat bibir nakal Anarra.  “Tidak sayang, kau tidak boleh keluar dengan jariku.”   An menjauhkan tubuhnya, kali ini ia yang akan bergerak untuk maju terlebih dahulu.   An tanpa malu mencengkram milik Jeon.  “Sayang jangan terlalu kencang.” Jeon memekik kesakitan karena cengkraman An yang begitu kuat.  An tidak mendengarkan ucapan Jeon, yang ia lakukan hanya menggerakan tangannya naik turun pada benda yang sudah mengeras itu.  An mendekat pada dada bidang Jeon, lalu lidahnya menjulur untuk menjilat puting Jeon   Sial, umpat Jeoan, apakah Jevier yang sudah mengajari wanitanya menjadi nakal seperti ini?  Setelah puas An menghentikan kegiatannya,lalu membalik tubuhnya untuk kembali memunggungi Jeon ,dengan sengaja An menunggingkan pantatnya.   An menoleh kebelakang dengan tatapan yang sayu “tubuhku milikmu,jeon”   Langsung saja Jeon membuka ikat pinggangnya,tanpa membuka celananya Jeon  melesakan batang besar itu kedalam tubuh An menghujam miliknya kedalam sana,membelah sepenuhnya inti An.  “Ahhgh”   “Engghhh….Jeon ini terlalu dalam.”   Lengguhan mereka saling bersahut sahutan.  Jeon merengkuh pinggang An,lalu memeluknya dari belakang ,menggerakan pinggulnya dengan tempo yang sangat cepat.  “Ahhhh ..” An mendongakan kepalanya lalu bersandar di dada Jeon, dengan seperti ini Joon bisa leluasa meremas kedua payudara An.   “jeon jangan terlalu dalam ahhh….”   Jeon terus menumbuk An dari belakang, membenamkan seluruh batangnya dalam tubuh An.  An menggelengkan kepalanya saat Jeon dengan sengaja menahan pinggulnya dan milik Jeon semakin dalam dan cepat menghujam milik An.  “Kau nakal sekarang An, apa Jevier yang mengajarimu hmmm?” Ucap Jeon dengan suara rendahnya, pria itu tak henti bergerak semakin cepat dan tak beraturan  Kadang Jeon hanya memasukan setengah penisnya, kemudian di lanjut dengan Jeon yang menghentakan tubuhnya kedalam tubuh An agar semakin dalam.   Jeon merasakan nikmat yang bertubi tubi, bercinta dengan An yang sadar seratus persen benar benar membuatnya lebih puas.  An mengcengkram tangan Jeon dengan sangat kencang karena semakin dekat dengan pelepasannya, sedangkan Jeon menahan agar mereka tidak terjatuh.  “Argggghhhh…” lengguhan panjang terdengar, tubuh An bergetar hebat, di iringi dengan cairan yang membasahi penis Jeon, dan kedutan yang bertubi tubi ,terasa memijat milik Jeon dengan nikmat.   Jeon yang belum selesai dengan pelepasannya kembali merangsang An.   “Ahhhh sial, ini nikmat.” Jeon terus mengumpat, pria itu memelintir ujung payudara An, dan bergerak brural sampai membuat tubuh An terpental pental karena hujaman Jeon yang begitu kuat.  “Arghhgh aku keluar sayang, Jeon meraung seperti singa yang menerkam mangsanya, Jeon semakin menekan dan menenggelamkan penisnya.  Sedangkan tubuh An bergetar karena kembali mendapatkan pelepasannya .   Tubuh An ambruk, Jeonn memeluk An dari belakang, keduanya masih menetralkan nafas.   Tubuh An lemas, berbeda dengan tubuh Jeon yang tidak ada lelahnya.   Pria itu kembali melumat dan menindih An, tubuh keduanya mengkilat indah karena keringat.   Jari jari Jeon kembali menyentuh vagina An, kali ini tiga jari Jeon masuk kedalam vagina wanita itu, terus mengorek seolah sedang mengeluarkan apa yang sudah Jeon tumpahkan di dalamnya,   Tubuh An kembali melengking,karena Jeon terus mengeruk dalam vagina An.   Tidak berhenti sedetikpun, semakin An meminta ampun semakin dalam Jeon memasukan jarinya.   Mata An melotot ketika merasa Jeon menambah jarinya menjadi empat.   An menjerit, sakit dan nikmat menjadi satu ,tangannya reflek menarik kepala Jeon, lalu menyatukan bibir mereka.  An melahap dengan rakus bibir Jeon, sampai membuat bibir pria itu sedikit membengkak, hasratnya kembali naik, berciuman dengan Jeon benar benar bisa membuatnya lupa diri, di tambah jari pria itu yang sedang mengobrak abrik intinya dengan sangat kuat.   Jeon menarik jarinya, seketika An merasa kosong, nafasnya masih tersenggal, Jeon mengangkat tubuh lemah itu untuk membawanya masuk ke dalam kamar, sepanjang perjalanan menuju kamar, terlihat cairan yang menetes keluar dari inti An. Dan sudah di pastikan itu adalah cairan Jeon yang bercampur dengan cairannya.  “Kita akan melanjutkan kegiatan kita di kamar.” Ucap Jeon dengan suara berat.   An mendongak menatap Jeon dari bawah “ aku milikmu tuan Jeon.”   An mengecup jakun Jeon dengan lembut, lalu memeluk leher Jeon dengan erat, menyandarkan kepalanya di dada Jeon.   An tidak bisa membohongi perasaannya lagi, An masih sangat mencintai Jeon, bahkan saat dirinya masih bersama Jevier.   An siap hancur malam ini oleh Jeon, meskipun akhirnya ia harus di tinggalkan lagi.   Kedua manusia itu melanjutkan aktifitasnya sampai hampir pagi.   Jeon yang tidak ada lelahnya, dan Anarra yang tidak akan puas dengan tubuh Jeon.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan