KOST CAMPUR ADUK | PART 🍭 29

10
5
Deskripsi

[M] KOST CAMPUR ADUK PART 29

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN!

KOST CAMPUR CAMPUR - 29

Anya kembali ke kostan jalan serayu karena merasa ada yang kurang jika tidak berkumpul dengan anak kostan campur. Lagipula di kostan serayu kondisinya sudah dibersihkan dari hal-hal tak kasat mata.

"Kenapa balik lagi nya? Bukannya lo udah setahunan di kostan yang mahal itu?" tanya Zivanna.

"Kontraknya habis sama mahal anjir kalau dipikir-pikir jadi mending disini," balas Anya sambil memasukkan kopernya ke dalam kamar kost-nya.

"Bukan karena cinlok sama salah satu penghuni disinikan? Soalnya gaji lu pan dah banyak." ucap Zivanna agak julid kepada Anya.

Anya memutar bola mata jengah, "Lo kok kayak sewot banget sih sama tentang percintaan disini? Udah gue bilang mau nyari yang murah sama udah sefrekuensi sama penghuni sini."

"Yaelah santai aja kali gue cuman nanya doang," balas Zivanna.

"Iya tau tapi kenapa pertanyaan lo kayak gak terima kalau gue balik kemari?"

"Terima-terima aja cuman heran gaji lo udah banyak kenapa masih mau ke kostan campur aduk?"

"Iya kalau dah banyak milih kost mahal ya tetep aja mending disini jadi ada sisa duit buat di tabung modal nikah," jawabAnya membuat Zivanna mengerutkan keningnya. "Sama siapa lo mau nikah? Bukannya lo masih pake status jomblo?"

"Kapal Feri," balas Anya membuat Zivanna kaget.

"Hah? Seriusan? Kapan pacaramnya?"

"Bercanda elah serius amat. Jangan-jangan lo lagi yang demen bang Feri," kata Anya kemudian masuk ke dalam kamarnya.

"Mana ada gue suka Feri, ogah." ucap Zivanna meninggikan suaranya.

"Bina... ade mau mam," pinta anak laki-laki berusia tiga tahunan.

"Iya bentar ya, bina ambilin." balaa Zivanna menuju dapur untuk mengambil makanan Freya.

Gavi masuk kembali ke dalam kamar terdapat adiknya berusia satu setengah tahunan tengah bermain menyusun balok dengan barbie. "Masih di ambiyin de," katanya pada sang adik.

"Mam? Nana nyam mam?" tanya Freya yang seperti menanyakan makanannya.

"Ini makanannya, makan diluar yuk jangan di kamar nanti tumpah." sahut Zivanna sambil membawa makanan Freya.

"Bang~" panggil Freya merentangkan dua tangannya mengode ingin digendong.

"Iya," balas Gavi paham adiknya ingin digendong, dengan sekuat tenaga dan hati-hati ia menggendong adiknya keluar kamar.

Zivanna gemas melihat interaksi adik dan kakak tersebut. "Mau makan sendiri atau disuapin?" tawarnya pada Freya yang duduk dikursi kecil teras kamar kostnya.

"Nah~" balas Freya menunjuk kakaknya yang duduk disebelahnya.

"Oh mau disuapin abang," Zivanna paham mengenai kebiasaan anak kedua Aisyah, ia memberikan piring plastik berisi nasi dan telur ke Gavi. "Ini bang tapi tiup dulu ya kalau mau nyuapin ke mulut soalnya nasinya panas."

Gavi perlahan mulai menyuapi adiknya dengan telaten tak lama setelah itu datanglah Viola, "Aaaa~"

"Mam?" tanya Freya diangguki Viola.

Gavi pun menyuapkan sesendok nasi ke mulut Viola yang terbuka. "Nyam!" seru Viola lalu mengunyah makanan tersebut.

Bret...

Jocelyn datang memberikan kentutnya kepada Viola membuat Zivanna langsung menyisihkan ipel bogel yang hobinya membuat kisruh. "Ya ampun ipel bogel. Gak sopan ada orang makan dikentutin."

"Ayah!" pekik Freya melihat ayahnya pulang setelah satu bulan tidak bertemu. Fajar tersenyum pada putrinya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kostan sambil membawa kantung plastik berisi mainan. "Belum ada yang pulang mbak?" tanyanya pada Zivanna.

"Belum lagian masih jam dua siang tapi kalau Feri sih katanya ikut ujian oelatihan guru siapa tau bisa ikut cpns tahun ini," balas Zivanna.

"Oh sama Anya hari ini cuti kerja soalnya pindahan kemari," sambungnya membuat Fajar manggut-manggut.

"Udah selesai makannya de?" tanya Fajar sambil mengusap pipi putrinya yang terdapat upah nasi.

"Dah," balas Freya kemudian menunjuk kantung plastik yang dibawah ayahnya.

Fajar memberikan kantung plastik itu yang berisi mainan barbie kesukaan putrinya dan buku cerita anak untuk Gavi. "Udah tidur siang belum bang?" tanyanya pada Gavi yang masih menyuapi Viola.

"Sudah," jawab Gavi.

Viola memerhatikkan Freya yang senang mendapatkan banyak mainan.

"Aci ya yah," ucap Freya kemudian memeluk ayahnya.

Fajar memeluk balik putrinya tersebut sambil mengelus-elus belakang kepala putrinya. "Sama-sama ade, nanti ayah beliin lagi kalau ade kurang."

Viola tersenyum melihat interaksi ayah dan anak tersebut.

"Ayo bang masuk ke dalem kamar kita belajar," ajak Fajar mengajak Gavi untuk masuk ke dalam kamar.

Fajar mengajak masuk kedua anaknya ke dalam kamar kembali meninggalkan Viola di teras kamar kost. Viola merangkak kearah kamar sang ibu yang terbuka. "Mah mah mah," panggilnya.

"Mamanya masih kontrol ke dokter Vi," balas Zivanna.

Tak lama setelah itu datanglah Rama tengah membonceng Felicia masuk ke dalam garasi kostan. Ia mematikan motornya lalu menoleh kebelakang tuk membuka helm Felicia yang terkunci.

"Makasih," ucap Felicia kemudian turun dari motor lalu melangkahkan kakinya ke dalam kamar.

"Gimana udah sembuh Ram si Cia?" tanya Zivanna.

"Agak mendingan pokoknya kata dokternya rajin kontrol sama obatnya harus diminum rutin biar ngurangi rasa stresnya," balas Rama kemudian duduk di sofa garasi kostan bersama Jocelyn yang tengah makan.

"Padahal Cia udah kayak keliatan normal loh kalau bersih selama enam bulan terakhir ini," kata Zivanna.

Rama manggut-manggut, "Tapi kalau kumat nyeremin Viola bisa ditendang."

"Mama pepel mana?" tanya Jocelyn tiba-tiba.

"Mama pepel belum pulang Jo paling nanti maleman," balas Zivanna.

Jocelyn tiba-tiba memeluk lengan Rama, "Igel kangen mama pepel."

"Modus banget si Jo kalau ke Om Rama," ucap Zivanna yang tahu kebiasaan Jocelyn yang suka tiba-tiba memeluk orang tampan.

Rama mengusap pipi chubby Jocelyn, "Bang Thoriq nggak pernah kesini mbak?"

"Nggak pernah sama sekali kayaknya dia lupa kalau punya anak sama Jennifer," jawab Zivanna.

"Padahal gue sempet beberapa kali papasan dia ngamen di daerah sini."

"Serius? Gue kok pernah liat ya."

"Mungkin tau kali kalau mbak Jennifer sama anaknya disini tapi kehalang malu makanya gak kesini."

"Semoga dah bang Thor kemari terus beriktikad baik buat tanggungjawab sama anaknya," ucap Zivanna.

"Tapi gak bakal di izinin mbak Jennifer kayaknya."

"Mereka berdua padahal udah cocok daripada Ipel sama Feri," kata Zivanna.

Keduanya melanjytkan pergibahan di garasi kostan hingga satu persatu penghuni kost campur aduk yang bekerja pulang. Aisyah turun dari motornya melihat Rama, Zivanna, Anya, Gio, dan Feri tengah bercengkerama satu sama lain di garasi kostan.

Ia melangkahkan kakinya kearah kamar kostnya dengan membawa totebag berisi pesanan anaknya. Saat membuka pintu kamarnya terdapat Fajar tengah mengganti pakaian Gavi dan Freya secara bergantian.

"Onda~" panggil Freya sambil melambaikan tangannya ke ibu.

"Apa sayang?" tanya Aisyah lalu duduk disebelah putrinya yang terlihat bersih dan segar setelah mandi.

"Macet ya yang? Biasanya pulang jam lima sore ini kok jam enam sore baru nyampe." tanya Fajar.

"Always macet mah kalau pulang cuman kali ini telat pulangnya perkara antri beli donat kesukaan adek," balas Aisyah kemudian membuka totebag yang berisi donat dalam box.

"Berdoa dulu," Fajar menahan tangaan putrinya yang akan langsung memakan donat tersebut. Kemudian Freya mengangguk paham, ia membuat pose salib seperti yang ayahnya selalu ajarkan padanya setiap akan makan. "Yam ma pa nananana dus! Min," ucapnya menyelesaikan doa sebelum makan.

"Adek termasuk pinter gak sih ay? Soalnya dia cepet ngikutin lingkungan sekitar." tanya Aisyah diangguki Fajar.

"Kalau nurun aku ya pinter," balas Fajar membuat Aisyah mendengus lalu mencubit lengan suaminya itu.

"Maksud mu aku nggak pinter gitu?"

"Engga."

"Ih ayang!!!" rengek Aisyah membuat Fajar terkekeh lalu memeluk Aisyah dari samping sambil mengecupi pucuk kepala istrinya. "Maap yang bercanda lagian kamu lucu banget kalau ngerengek ngambek."

"Eh ay btw aku udah nemu sekolahnya buat abang," ucap Aisyah tiba-tiba.

"Dimana? Jauh nggak darisini? Kalau bisa yang deket-deket biar nggak ngerepotin mbak Zivanna."

"Belakang sekolahnya bang Feri ngajar tapi masih satu yayasan sih soalnya bang Feri kan masih ngajar SD swasta disana namanya paud dan TK Al-Ghani,"

"Berapa biaya masuknya?"

Aisyah mengambil brosur sekolah paud dan TK untuk Gavi dari dalam tas kerjanya lalu memberikkannya pada Fajar. "Kayaknya murah deh ay, masuknya cuman sejuta lima ratus spp perbulan bisa milih ada yang seratus ribu, seratus dua puluh ribu, sama seratus lima puluh ribu."

"Boleh," balas Fajar setelah membaca brosur tersebut.

"Abang mau sekolah disini?" tanya Fajar memberikan brosur tersebut kepada Gavi yang tengah menemani adiknya memakan donat.

Gavi menganggukkan kepalanya iya.

"Tawarin anaknya mbak Jennifer juga yang biar Gavi ada temennya."

"Akte ipel bogel belum ada ay jadi kayaknya bakal susah deh buat daftar sekolah soalnya tiap mau masuk daftar sekolah kudu pake akte kelahiran." kata Aisyah.

"Yah!" panggil Freya menunjuk lubang hidungnya mengeluarkan darah membuat Gavi gercep langsung mengelapnya dengan tissue. "Habis makan bobo ya dek? Biar nggak capek-capek." kata Fajar sambil mengelap dua tangan Freya yang kotor terkena selai donat menggunakkan tissue basah.

"Eum," balas Freya.

"Aku mandi dulu ya ay, nitip anak-anak." kata Aisyah lalu keluar kamar kost karena tidak tega melihat kambuhnya penyakit putrinya. Ia berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu.

Kenapa yang penyakitan engga Gavi ya Allah? Bisa dituker ngga? Aku engga tega liat adek harus sakit begitu, batin Aisyah.
 


 

○●○
 


 

Khairul mengajak Jocely makan bakso di warung dekat kostan jalan serayu. Ia tersenyum melihat anak kecil berusia tiga tahunan itu lahap bakso. Ia jadi memikirkan putri kandungnya di Solo ikut dengan mantan istrinya, sekarang sudah usia berapa ya?

"Ayah nanti beyi yayam yah," pintanya disela-sela makannya.

"Woke siap, dihabisin dulu pentolnya." balas Khairul membuat Jocelyn mengacungkan jempolnya.

Jocelyn menghabiskan seporsi bakso yang berisi lima pentol kecil dan mie putih hingga perutnya membelendung. "Aahhh, enaknya~" pujinya.

"Berapa pak totalnya?" tanya Khairul pada abang bakso.

"Empat puluh lima ribu," balas sang penjual kemudian dibayar oleh Khairul. "Lima ribunya bungkusin goreng," ucapnya.

Abang bakso itu mengangguk lalu mengambil dua goreng sesuai jumlah yang diminta Khairul.

Jocelyn menyeruput es tehnya hingga tandas. "Ahh mantul."

"Ku yang dulu bukanlah yang sekarang," nyanyi segerombolan pengamen membuat Jocelyn salah fokus kemudian menoleh kearah para pengamen. Ia merogoh saku jaketnya yang terdapat dua koin receh lima ratusan.

Jocelyn turun dari kursinya lalu memberikan uang receh tersebut kepada sang pengamen. "Nah."

"Makasih neng," balas sang pengamen tersenyum sambil menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Jocelyn.

"Heem," balas Jocelyn kemhdian kembali ke kursi tempat makannya bertepatan dengan Kahirul yang selesai melakukan pembayaraan dan membawa goreng bakso dalam plastik.

"Ayo pulang," ajak Khairul.

"Yah ayamnya?"

"Kita beli kentucky dipinggir jalan aja, woke?" balas Khairul lalu menggendong Jocelyn kearah motor beat-nya.

Khairul sungguhan menuruti apa yang diminta Jocelyn. Ia melipirkan motornya kearah franchise yang menjual ayam goreng. "Hmmm, enaknya~" kata Jocelyn menghirup aroma ayam goreng dibungkus yang dipegang Khairul.

"Ayah maw tekolah," pinta Jocelyn tiba-tiba.

"Sekolah? Bukannya tiap hari sama Bapak dan Bina diajarin ya?" tanya Khairul.

Jocelyn menunjuk siswa yang keluar dari sekolah karena mereka hunting makanan di siang hari. "Itu yah!" serunya.

"Oalah sekolah beneran."

"Tanya mama aja jo," balas Khairul.

Setelah itu mereka sampai kostan dengan kondisi kostan yang sepi. Jocelyn turun dari moror sambil membawa kantung kresek berisi ayam goreng, "Maaa," panggilnya kepada sang ibu yang baru saja keluar kamar mandi.

"Habis kemana Jo? Kok gendut bet perutnya? Isi apa ni?" gemas Jennifer mengusap-usap perut putrinya yang ememblendung kebanyakan makan.

"Habis ngewarung bakso katanya dia belum makan tiga hari," balas Khairul.

Jennifer memicingkan matanya pada putrinya lalu mencubit ujung hidung mungil Jocelyn. "Ada aja dramanya ini ipel bogel, kamu gak makan sekali aja ngerengek gimana kalau tiga hari."

"Makasih ya bang udah diajak makan-makan ini anak," sambungnya pada Khairul.

"Yo sama-sama terus di jalan barusan dia bilang kepengen sekolah."

Jennifer menghela nafas panjang, "Susah kali masuk sekolah jaman sekarang kudu pake akte kelahiran."

"Belum dibikin emang akte-nya?" tanya Khairul.

"Belum soalnya kudu ada kartu keluarga sama fotokopi ktp orang tua." balas Jennifer.

"Mau nikah sama gue nggak? Gue serius nih nawarin bukan bercandaan kayak Feri." tawar Khairul membuat Jennifer kaget.

"Cinta bisa dipikir belakangan yang penting urusan berkas Jocelyn kelar dulu kasian kalau dia mau sekolah nggak bisa masuk perkara nggak punya kk," sambungnya makin membuat Jennifer mind-blowing, tumben sekali sesepuh kostan campur aduk bijak.

"Beda agama abang!!!" jawab Jennifer membuat Khairul menepuk jidatnya lupa, jadi malu sendiri Khairul sekarang.

"Maa ayamnya enak," kata Jocelyn sambil memakan ayam goreng.

Khairul pun masuk ke dalam kamar kostnya kembali, sedangkan Jennifer menunggu putrinya yang temgah memakan ayam goreng. "Mau sekolah ya nak?"

"Iya ma sepeti api," balas Jocelyn.

"Bisa kok ngurus akta anak diluar nikah," sahut Feri datang dengan seragam gurunya sambil menurunkan Gavi dari motornya.

"Gavi bareng lo kalau pulang? Nunggu apa gak lama?"

"Cuman hari ini doang soalnya Zivanna harus anter Viola ke posyandu gak bisa susul Gavi." balas Feri.

Gavi melepas sepatu sekolahnya didepan kamar kostnya membuat Jocelyn memerhatikkannya dengan lamat. "Mama mau sekolah," rengek Jocelyn.

"Iya nak sabar, gimana cara ngurusnya?"

"Gue kebetulan ketemu salah satu wali murid siswa yang gue ajar tadi katanya gak punya bapak soalnya anak diluar nikah pas gue tanyain punya akta apa nggak wali muridnya jawab punya, kalau ngurus aktanya katanya langsung ke dinas aja setor ktp sama surat lahir dari bidan."

"Temenin ke dinas fer besok."

"Besok gue ngajar pel kaga bisa mana ujian PPG," balas Feri.

"Bang Khairul coba soalnya bang Khai kayaknya besok shift siang jadi bisa lah ngurus pagi-pagi ke dinas," sambungnya kemudian melangkahkan kakinya kearah kamar kostnya.

"Abang!" pekik Freya berjalan dari arah dapur kearah kakaknya yang baru saja pulang sekolah.

Zivanna mengikutinya dari belakang sambil menggendong Viola.

"Udah ke posyandu Zi?"

"Udah, jam satuan baru kelar."

"Cia kemana?" tanya Feri melihat disekelilingnya tidak terdapat Felicia.

"Di kamarnya tuh, seharian gak mau keluar katanya takut didatengi dua orang gede item gitu." balas Zivanna membuat Feri kangsung mengintip Felicia dari luar jendela kamar.

Felicia di dalam kamarnya tenga memojok sambil menggigiti ujung kukunya bak orang ketakutan. "Jadi yakin yang dikatain adeknya Fajar bener,"

"Kayaknya Cia diguna-guna sama Erwin."

"Buat apa guna-guna Cia? Kalau suka Icha harusnya guna-guna Icha dong."

"Icha awalnya juga gitu kan tapi semenjak dipisah kostnya dulu sama Fajar malah nyalur ke Cia." jelas Feri.

"Tapi Icha kan balik lagi ke kostan campur aduk jadi seharusnya dia juga ikutan kena dong," kata Zivanna.

"Gatau lagi sih kalau itu gue cuman nebak-nebak ae soalnya Cia gilanya kayak dikejar-kejar setan akhir-akhir ini sering ketaukan,"

"Orang kemarin malem ae minta tidur bertiga. Gue, Rama, sama Cia katanya Cia kalau gak tidur bertiga nanti ada dua cowok badannya gede item nidurin dia." sambung Feri menceritakan insiden kemarin malam.

"Bisa gitu ya wak, jangan-jangan Cia mau dijadiin istri raja iblis lagi kayak orang yang baru-baru ini lagi viral," kata Jennifer yang selalu update dengan berita di internet.

"Tolong! Tolong!" suara teriakkan Felicia dari dalam kamar kostnya membuat Feri langsung membuka kamar kost tersebut.

Feri langsung memeluk Felicia yang tengah melempari barang sekitar dengan ekspresi ketakutan. "Mβ€”mereka mau ambil gue bang..." kata Felicia terbata sambil menunjuk kearah luar pintu kamar kost.

"Mereka siapa sih ci? Orang disini udah bersih sama udah aman."

"AAAAAA!" teriaknya kencang tiba-tiba lalu menangis membuat Viola yang melihatnya ikut menangis.

"Tenang ci," kata Feri sambil menepuk-nepuk punggung Felicia.

"Kost-nya Felicia?" tanya seseorang perempuan dari luar.

"Iya, kenapa?"

"Saya kakaknya Monica dari Balikpapan mau ambil Felicia buat pulang," balas perempuan tersebut.

"Beneran kakaknya?"

"Iya."

Bersambung...

Lampu ijo buat Jennifer x Khairul?

Beneran ga ya itu kakak Cia?

Next? Masih suka atau udah bosan?

Jangan lupa like dan komen!

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi πŸ₯°

Selanjutnya KOST CAMPUR ADUK | PART 🍭 30 - 31
7
1
[M] KOST CAMPUR ADUK 30 & 31Isi : - Kepulangan Felicia, - Khairul & Ipel Bogel, - Qt Fajar & Aisyah, - Kekeosan Pagi hari, - Fakta baru tentang Erwin, - Mature Baloon Mbledos, - Marahnya Aisyah, - Keputusan Pak Agung, - Thoriq kembali ke jurang s*t4n?NFSW AREA, KOMEDI, ROMANTIS, HOROR, SELAMAT MEMBACA! JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN.BE WISE DALAM MEMILIH BACAAN.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan