KOST CAMPUR ADUK | PART ๐Ÿญ 16

9
7
Deskripsi

[M] Serba-serbi anak kost dengan kearifan lokal bercampur aduk di cerita ini

Preview bab yang terkunci bisa dibaca di wattpad akseraaaa

Jangan lupa like dan komen!

KOST CAMPUR ADUK - 16

Gio dan Felicia subuh-subuh sudah berangkat ke pasar terdekat untuk membeli perlengkapan jualan gorengan. Menggunakkan modal yang sangat terbatas, mereka berdua harus mencukupkan uang yang dibawa untuk membeli bahan baku gorengan.

"Wortel sekilo berapa?" tanya Gio pada sang penjual.

"Dua kilo lima belas rebu sekilo sepuluh rebu."

"Sekilo gak tujuh rebu gitu buk?"

"Kagak ada ntar saya rugi say."

"Beli dua kilo aja Gi lebih murah," kata Felicia.

Jadilah keduanya harus melakukan tawar-menawar di pasar supaya mendapatkan harga yang murah. Bahkan saking terbatas budgetnya keduanya membeli beberapa barang yang hampir rusak dijual murah.

"Nanti yang bagian rusak-rusak dipisah dulu jangan ikut dicuci," ucap Gio turun dari motornya setelah belanja dari pasar.

Felicia manggut-manggut membawa barang belanjaan dari pasar tersebut ke dapur yang sudah ada Anya dan Jennifer tengah membuat kulit lumpia.

"WELKAM BEK TO DAILY IN KOSTAN CAMPUR ADUK!" serunya heboh membuat Jennifer langsunh menampol wajahnya dengan sayur selada didekatnya. "Gak usah teriak anak gue lagi tidur tolol!"

"Eh iya maap, ini bahan-bahannya udah dibeli. Si Gio pinter bet kalau nawar bisa dapet sebanyak ini." ucap Felicia meletakkan barang belanjaannya keatas meja dapur.

Anya membuka belanjaannya tersebut, "Kok jelek-jelek gini beberapa sayurannya?"

"Murah, katanya yang jelek-jelek bisa dipotong terus dibuang." jawab Felicia membuat Jennifer menghela nafas panjang.

"Kalau jelek murah jangan dibeli! Kan kita mau jualan harus kasih barang yang bagus ke pembeli. Lo mau pembeli pada kapok kalau beli makanan dikita pake bahan-bahan layu begini?"

Kepala Felicia menggeleng dengan polos lalu bersembunyi dibalik tubuh Gio. "Dia  yang ngide gue ngikut aja!" katanya menunjuk orang didepannya.

Gio hanya menyengir sambil mengusap tengkuknya canggung. "Nyukupin dananya mbak biar bisa beli bahan-bahan lainnya."

"Bukan nyukupin ini mah ngerugiin," balas Jennifer.

"Udah lo tinggal olah isian lumpianya biar Anya sama Felicia siap-siap buka kedainya," sambungnya memerintah Gio.

"Gak kepagian? Masih jam lima pagi ini."

"Lebih pagi lebih baik. Biar tutupnya gak kesiangan soalnya siang nanti dibuat jual ayam geprek sama mie aceh."

"Siapa yang bikin mie aceh?" tanya Felicia sambil menyomot salah satu gorengan yang sudah matang.

"Orang yang asalnya Aceh."

Kedua bola mata Felicia terbelalak atas jawaban dari Jennifer. "Erwin?! Tumben dia mau join jualan?"

"Gue paksa kebetulan dia kemarin masak mie Aceh rasanya enak."

"Oh mie kemarin buatan Erwim?"

"Iya, kemana aja lu? Perasaan Erwin udah bilang."

"Paling kelayapan si jablay satu ini," sahut Rama mendatangi mereka dengan wajah segar sehabis mandi serta handuk kecil menyampir dibahunya.

"Seger banget bos. Tumben subuh udah mandi? Habis nokep?" tanya Gio pada Rama.

"Jablay-jablay gini juga cantik gak freak!" seru Felicia tidak terima sambil mendorong bahu kanan Rama kesal.

Rama menggelengkan kepalanya sambil membuka kulkas kostan. "Gue habis tindihan njir terus gak bisa tidur lagi akhirnya mandi dah gue."

"Tindihan apa emang? Emang gimana sih rasanya tindihan?" tanya Felicia penasaran.

"Tindihan itu kayak lo tidur tapi ngerasa udah bangun dengan kondisi yang gak bisa gerak terus tindihan gue tadi kayak ada cewek gitu bawa lampu lilin jalan gue."

Rama meminum air mineral dari dalam botol yang barusan diambil dari dalam kulkas. Ia meneguknya sebelum melanjutkan ceritanya. "Gue mau teriak gak bisa jadi gue ngerasa tuh kalau tindihan."

"Terus cara banguninnya gimana?"

"Gue berdoa dalem ati biar bisa kebangun. Tapi gue dari kecil emang sering ketindihan sih." balas Rama.

"Habis main kemana lo emang tadi malem?" tanya Jennifer pada Rama.

Rama terdiam sejenak karena teringat sesuatu yang terjadi padanya tadi malam. "Anjir gue baru inget, kemarin kan gue ada kelas sore terus pulang jam tujuh malem. Nah diperempat tugu kampus ada cewek minta nebeng ke gue."

"Gue tebenginlah soalnya kasihan kan udah malem. Lo pada tau turunnya dimana?"

"Gang melati indah?" tanya Jennifer.

"Bener! Kok gue baru nyadar ya anjir?!" kata Rama.

"Jangan-jangan itu bukan orang lagi." ucap Felicia menebak-nebak.

"Orang, orang kakinya napak terus ceweknya juga cakep." balas Rama mengingat perawakan wanita yang ia barengi tadi malam.

"Ya bisa jadikan memedi sana cosplay, untung dia gak minta diturunin pas didepan kostan daerah sana. Kalau lo kesana bisa bahaya."

"Lain kali gak usah ngebarengi cewek malem-malem dah ngeri. Daripada lo digondol terus dijadiin tumbal," sambung Jennifer disetujui oleh lainnya.

Klek.

Pintu salah satu kamar kost terbuka menampilkan lelaki memakai sarung berwarna biru tua tanpa menggunakkan atasan. "Innalillahi mas Erwin," takjub Felicia langsung ditonyor oleh Anya.

"Subahannallah lu kira mati Innalillahi," ucap Anya.

"Loh loh win? Tumben umbar-umbar aurat?" tanya Jennifer membuat Erwin dengan wajah bantalnya melihat kearah badannya.

"Astagfirullah," terkejut Erwin baru menyadari dirinya tidak memakai atasan, ia pun langsung masuk kembali ke dalam kamarnya.

"Pesona pria beda agama emang menggoda." ucap Felicia masih takjub dengan tubuh shirtless Erwin baru saja.

"Emang teknik marketing neraka the best kalau nyusun dosa manusia."

"Eh gue habis ketindihan," ucap Erwin keluar kamarnya dengan pakaian sudah lenglap sambil berjalan kearah dapur.

"Lo sama Rama kan sekamar jadi efek setannya Rama nyalur ke lo soalnya Rama tadi malem habis nebengin memedi jalan melati." jelas Jennifer pada Erwin.

Erwin membasuh wajahnya di wastafel dapur. "Gue kemarin ketemu Rihanna di warung mie ayam depan kampus langganan. Terus dia kayak liatin gue aja gitu, firasat gue udah gak enak maybe yang bikin gue ketindihan barusan."

"Rihanna sebenarnya manusia apa setan sih?"

"Jelmaan? Kok serem ya mainnya udah sampe daerah kampus."

"Masa iya masih incer kita?"

"Saran gue kalian kalau kemana-mana jangan sendirian deh kalau bisa berdua-dua biar ada temennya kalau ada apa-apa. Soalnya gak lucu kalau hantu kostan lama masih ngincer kita," ucap Jennifer khawatir sendiri mendengar cerita teman-temannya.

"Sama kuatin ibadah sama doa," timpal Erwin.

"Sebenarnya makhluk-makhluk begituan takut sama manusia kalau kitanya berani sama mereka," sambungnya.

"Tapi insiden di kost lama mereka kok gak takut?"

"Buktinya kita selamet? Berarti mereka takut." balas Erwin.

"Udah-udah kembali ke aktifitas awal keburu pagi," lerai Jennifer supaya masakkan mereka tidak tertunda dengan pergibahan horor di pagi hari.

Mereka kembali ke aktifitas semula, Rama dan Erwin membantu menata meja garasi kostan yang digunakkan untuk berjualan nantinya. Sekitar pukul enam pagi gorengan Jawirnis sudah matang siap untuk dijual, ada yang beriktikad membelinya?

Gorengan jawirnis lima rebu tiga~

Lumpia, tahu mercon, risol, bakwan dan gorengan lainnya~

Suara toa yang sudah diisi audio suara Gio diatas meja jualannya. Felicia dan Anya membantu Gio berjualan didepan garasi.

"Huh akhirnya bisa istirahat," lega Jennifer sambil mengipasi wajahnya dengan potongan kardus.

Keluarlah Khairul dari dalam kamar dengan menggunakkan seragam kerjanya. "Loh udah bisa kerja bang?" tanyanya.

"Iya daripada kena phk, gue paksain lah." balas Khairul.

"Naik motor sendiri?"

"Iya laki harus kuat untuk menafkahi keluarganya," balas Khairul.

"Siapa keluarganya?"

"Lu mau gak kiw kiw," balas Khairul membuat Jennifer langsung menaboknya dengan potongan kardus dari tangannya. "Sorry ya di hati gue cuman ada aa Thoriq tercinta."

"Aelah bercanda," balas Khairul kemudian salim ke tangan Jennifer. "Bunda, ayah pamit berangkat kerja dulu ya," pamitnya membuat Jennifer langsung menarik tangannya sendiri.

"Bang Khai anj!" serunya.

"Mwach," Khairul memberikan kiss jauh pada Jennifer sambil memakai helm. "Bye bunda sayang," pamitnya sekali lagi lalu mengegas motornya keluar.

"Ew geli anying," geli Jennifer.

"Geli-geli ntar sayang." sahut Feri menghampirinya.

Jennifer merenggangkan otot-otot pinggang dan lehernya tanpa menghiraukan sahutan tersebut. "Ntar tolong anterin ke penjara laki-laki dong jengukin Thoriq. Udah lama gue gak jengukin."

"Jam berapa? Kalau siang gak bisa gue mau ke kampus ngurus revisian."

"Revisian terus kapan lulusnya," cibir Jennifer.

"Lu juga belum lulus skripsi tuh."

"Kan gue cuti lagi bunting." balas Jennifer sambil menyibakkan rambutnya kebelakang.

"Dasar cewek ada aja alesannya." kata Feri mengalah kemudian membuka pintu kamar kostnya terdapat bayi perempuan yang tidur diatas kasurnya. "Wak anaknya kok diletakkin sini?" tanyanya.

"Joce lebih nyaman diatas kasur lo kalau gue taruh di kamar kost gue dia nangis mulu."

Feri menyemprotkan deodorant kebagian lehernya sambil menatap cerkin di dalam kamarnya. "Kamar anak soleh jadi adem hawanya."

"Soleh tuh kayak Erwin rajin ibadah anti nokep. Lah lu udah kayak atheis, ibadah pas jumat doang biar dapet berkatan gratis dari mesjid."

"Sssttt... diam madam ndoro Ipel, biarkan itu menjadi urusan paduka kau tidak usah ikut-ikut." balas Feri dramatis lalu keluar kamar kostnya.

"Joce dititipin saha kalau lo mau jengukin Thor?"

"Fajar sama Icha," balas Jennifer.

Feri melihat waktu di hp androidnya. "Udah jam delapan pagi, sekarang ae gimana? Keburu siang."

"Yaudah ayo, bentar gue titipin Joce." balas Jennifer lalu menggendong bayinya yang ada di dalam kamar kost Feri, kemudian kakinya melangkah ke kamar Fajar dan Aisyah yang masih tutupan. Ia mengetuk pintu kamar tersebut. "Jar cha udah bangun belum?" tanyanya.

Klek.

Pintu kamar kost terbuka menampilkan Aisyah dengan tampilan bersih dan seperti baru mandi. "Kenapa mbak?"

"Mau nitip Joce bentar. Gue mau jengukin Thor di penjara." ucap Jennifer memberikan Jocelyn pada Aisyah.

Aisyah menerimanya Jocelyn digendongannya. "Yakin dititipin gue?"

"Gak sih, tapi cuman ada lo yang nganggur yang lain pada sibuk pejuang cuan." balas Jennifer.

"Titip bentar wak gue lagi kangen sama bebeb, asinya ada di dalem platik kulkas." sambungnya diangguki Aisyah.

"Bye Joce mama mau ke ayah Thor dulu, dadah." pamit Jennifer pada putrinya lalu naik ke boncengan motor yang sudah ditumpangi Feri.

Feri mengedipkan sebelah matanya genit pada Aisyah. "Sayang aku berangkat dulu ya, mwach."

Klek.

Pintu kamar kost Aisyah langsung ditutup oleh Fajar karena Fajar melihat dari tingkah genit Feri dari belakang tubuh kekasihnya. "Bang Feri hobi bet usilin kamu," kata Aisyah lalu meletakkan anak Jennifer diatas kasurnya.

"Takutnya kalau genit ke kamu terus-terusan nanti kamu yang kecantol." balas Fajar.

"Nggak lah aku udah kecantol sama bocah darjoan nggak suka cowok soloan."

Fajar mengukung tubuh kekasihnya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya. "Yang bener gak suka cowok soloan?"

"Ay jangan nyeremin!" seru Aisyah sambil merangkul leher kekasihnya. "Cowok soloan belum tentu sebaik cowok darjoan yang ada diatas aku sekarang." katanya.

"Udah baik ganteng siapa? Pacar akuuu," sambungnya membuat Fajar langsung memeluk kekasihnya tersebut dari samping supaya perut kekasihnya tidak penyet.

Fajar mulai mengelus-elus pipi kekasihnya membuat Aisyah menatapnya dengan senyuman manisnya karena kekasihnya ini walaupun posesif tapi sangat menyayangi dirinya. Lalu sang lelaki mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir kekasihnya.

Chu~

"Anaknya cowok," kata Aisyah tiba-tiba sambil mengusap perutnya.

"Tau darimana?"

"Feeling sih, semoga muka sama sifatnya mirip sama Fajar Dewantara."

Fajar menumpu tangan kekasihnya yang tengah mengusap-usap perut berisi janin berusia empat lima bulanan. "Jadi anak baik ya nak, jangan nakal kalau sama bunda."

"Ih gamau dipanggil bunda."

"Terus mau dipanggil apa, hm?"

"Ndoro putri," balas Aisyah membuat Fajar langsung menggelitikin bagian perutnya. "Ayy kkkk~ geli tau nanti ngompol ih!"

"Baiklah ndoro putri." ucap Fajar menghentikkan aksinya lalu Aisyah memeluknya, kekasihnya itu menyembunyikan wajahnya didada bidangnya. "Maafin aku ay hiks...," tangisnya tiba-tiba.

"Kok nangis sama minta maaf? Semuanya udah terjadi, tinggal kita yang jalanin." ucap Fajar tenang sambil mengelus surai rambut panjang kekasihnya.

Entah kenapa Aisyah malah menangis karena perasaannya tiba-tiba gelisah karena batinnya bertanya, Ada ya pria yang mau menerima perempuan tengah mengandung anak dari pria lain? Jadi ini termasuk keberuntungannya mendapatkan pria seperti Fajar yang keyakinanya berbeda?

"Nggak usah nangis, Tuhan nggak pernah tidur. Percaya sama aku pasti suatu saat nanti mereka yang nyakitin kamu bakal kena karmanya." kata Fajar  sambil mengusap air mata Aisyah.

Kepala Aisyah menggeleng dengan menangis dan meremat kaos kekasihnya. "Tuhan udah enggak sayang aku ay," ucapnya disela-sela tangisannya.

"Mau nyoba disayang sama Tuhan ku?"

"Huwaa enggak."

Oek~ oek~ hikss~

Jocelyn jadi ikut menangis membuat keduanya menoleh secara bersamaan.

"Loh Joce nggelundung!" pekik Aisyah melihat Jocely sudah berada diatas lantai sambil menangis.

Buru-buru Fajar menggendongnya lalu membawanya keluar kamar diikuti Aisyah. Ternyata diluar kamar kedai gorengan sudah ditutup karena terdapat Felicia dan Gio yang nyebat di sofa garasi.

"Lo apain wak? Kok nangis?" tanya Felicia sambil menyebulkan asap rokoknya.

"Emm anu ini tadi kesenggol deh kayaknya terus gelundung." balas Aisyah canggung sambil ikut menenangkan Jocelyn digendongan Fajar.

"Bisa-bisanya gelundung, mami ipel tau ngamuk ntar." kata Felicia mengetukkan ujung abu rokoknya ke asbak.

Fajar mengelus-ngelus bagian dahi Jocelyn dan sesekali menepuk-nepuk pelan bagian paha bayi tersebut. "Cup cup cup, anak napi gak boleh nangis."

"Fajar anj ngakak," tawa Gio mendengarnya.

"Ay jangan gitu ah gak baik," protes Aisyah sambil mencubit pelan lengan kekasihnya.

"Coba lu berdua ajak cari angin dipinggiran jalan raya. Biasanya mami sih begitu kalau Joce rewel tinggal diajak jalan ke depan terus diem udah," saran Felicia membuat Fajar dan Aisyah langsung memakai sendalnya lalu mengikuti sarannya.

"Udah kayak keluarga muda," ucap Gio melihat kepergian keduanya.

"Ya emang udah keluarga cuman belum sah aja soalnya peri cintaku," balas Felicia.

Gio manggut-manggut lalu menyebulkan asap rokoknya kebawah. "Fyuh, Ada ye cowok kayak Fajar. Kalau gue sih ogah nerima cewek bunting dari laki-laki lain."

"Gue jadi cowok juga ogah malah kayak 0,001% cowok yang kayak Fajar di dunia,"

"Mana setau gue rata-rata malah cowok yang buntingin pacarnya si cowoknya malah kabur gak mau tanggungjawab. Lah ini bukan yang buntingin mau tanggunjawab." jelas Felicia sesuai dengan pemikirannya.

"Apa Icha pake pelet ya?" tanya Gio membiat Felicia mengendikkan dua bahunya tidak tahu. "Menurut gue sih lebih karena sefrekuensi sama udah bener-bener demen kayak beberapa komen netizen yang cintamya udah habis di pasangannya, jadi kayak gak ada yang bisa gantiin mereka satu sama lain gitu."

Pergibahan keduanya membuat telinga Aisyah tiba-tiba panas ditengah ia mencoba menghibur Jocelyn yang masih menangis. Ia mengusap salah satu telinganya yang panas. "Siapa sih yang ngomongin gue."

"Maklum manusia cantik banyak yang ngomongin." balas Fajar.

"Ya emang aku cantik jadi ada aja yang iri," kata Aisyah percaya diri pada sang kekasih, "Lagian kalau nggak cantik kamu mana mau sama aku."

"Bukan perkara rupa sih lebih ke rasa nyaman kalau cantik bukan rumahku ya gak cocok." balas Fajar.

Aisyah memasang puppy eyes dan duck mouth. "Jadi aku rumahmu? Soalnya mewmew ku pas di kamu?"

"Kekecilan dikit kurang pas sebenernya tapi enak."

"Enak yang kecil atau lebar kayak jalan tol?" tanya Aisyah sambil bersmirk.

"Kecil biar gak gampang dingin."

"Kalau lebar kayak jalan tol gampang kemasukkan angin bikin bunyinya kayak kentut. Bunyi brot brot brot," sambung Fajar memperjelas membuat Aisyah memasang raut shock.

"Jadi kamu pernah nyoba yang selebar jalan tol? Omo, siapa ay?"

"Coba dengerin Jihane kalau lagi tabrak-tabrak masuk sama mainannya di kamar kost pasti dengernya brot brot."

"Kata Gio dia kira suara kentut ternyata waktu dia ngintip ada kue apem masuk angin belum diplester sebelum ditembakki pistol mainan."

Keduanya kini jadi saling bercerita sesekali dengan pertanyaan yang mengarah adult and mature di taman mini pinggir jalan raya dekat area kostan. Terlihat bak keluarga muda karena sang lelaki menggendong bayi sedangkan sang perempuan terlihat tengah hamil muda. Akan tetapi perlu diingat status mereka masih menjadi sepasang kekasih belum menjadi pasutri resmi secara agama maupun negara.

to be continue...

Next kisahnya cinta monyetnya siapa? Couple kca yang diharapakan selanjutnya siapa nih?

Khairul x Jennifer

Jennifer x Feri

Feri x Felicia

Felicia x Gio

Rama x Felicia

Zivanna x Feri

Anya x Feri

Jihane x Feri

Aisyah x Feri

Fajar x Feri atau Fajar x Erwin eh atau couple lain yang akan menampakkan diri, penasaran sama siapa?

Teror beneran masih mau dilanjut?

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA! TERIMAKASIH YG SUDAH MENDUKUNG

MAU GRATIS LAGI?

NEXT KE BAB SELANJUTNYA?

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya KOST CAMPUR ADUK | PART ๐Ÿญ 17 - 19
7
1
[M] KOST CAMPUR ADUK PART 17, 18, 19.Isi : - Kelanjutan hubungan Jennifer - Thoriq, - Apesnya Zivanna, - Hampir putus asa dengan kehidupan, - Terror horor masih berlanjut?, - Kebenaran pemilik kost lama, - Perpisahan demi perjuangan kelanjutan hidup Fajar, - Gosip terbaru mengenai penyebab kematian anak pertama Bu Ayu, - plot twist dengan rasa penasaran.BE WISE DALAM MEMILIH BACAAN! NSFW AREA
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan