Destinied Prolog

0
0
Deskripsi

'Berada di jalan yang salah' atau 'ditempatkan di jalan yang salah'?
Apapun itu, Andrea tahu posisinya tidak benar. Terlibat percintaan dengan orang yang sudah menikah bukanlah keinginannya. Di tengah keputusasaan, orang itu muncul bagai sosok pahlawan kesiangan. Apakah ini nyata atau hanya dongeng lain yang berujung pahit?

Andrea menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran kosong. Tubuhnya terasa lelah dan kepala masih pusing. Hati, apalagi. Terlalu letih rasanya untuk merasakan emosi apapun itu.
 

"Besok acaranya, datang yuk,"

Setengah mati Andrea menolak untuk hadir dengan alasan yang semoga terlihat masuk akal. Misalnya dengan mengirim screenshot fake chat yang sudah diatur bersama temannya.

Laki-laki itu akan menikah besok. 

Perasaan Andrea kebas. Sakit, sedih, kecewa, ah entahlah dia tak bisa merasakan dan tak ingin merasakan. Yang dia tahu hanyalah laki-laki itu akan jadi milik orang lain secara permanen. Besok ketika mereka bertemu kembali, Andrea akan melihat cincin melingkar di jarinya.

Efek mabuk semalam belum hilang sepenuhnya. Andrea masih merasa sangat letih, apalagi alkohol sukses membuatnya menangis semalaman. Di bar, di toilet bar, parkiran, mobil, sepanjang jalan, bahkan ketika sudah sampai di kos dia masih menangis sesenggukan.

Laki-laki itu ada di sana, sempat menemaninya. Meminta maaf karena membuat Andrea ada di dalam masalah, meminta maaf karena tak tahu diri sudah berani maju. Andrea tak tahu apakah dia harus menyalahkan laki-laki ini atau malah dirinya sendiri. Dia sendiri tak bisa mengendalikan semua hal. 

Ini ada di luar kuasanya. Dia tak pernah menyangka bahwa ternyata laki-laki yang mendekatinya dengan manis sudah punya tunangan dan akan melangsungkan pernikahan.

Satu janji, "Jangan berubah," ujar lelaki itu semalam, sebelum pergi.

Andrea tak yakin apakah dia bisa memenuhi janji itu atau tidak. Tapi yang jelas dia tahu, bahwa dia sudah terlalu lelah untuk melawan arus. Biarlah semua mengalir, kalau memang harus sakit, ya sudah. Dia bahkan sudah sangat siap jika besok timeline dan sosmednya penuh dengan foto-foto pernikahan beserta story-story orang yang datang.

"Ya sudahlah," hela nafas panjang untuk kesekian kali hari ini.

Jujur saja, Andrea sering terbayang sosok laki-laki itu. Bagaimana dia terbengong, merenung, matanya yang menatap lelah, kemudian tersenyum seperti yang biasa diperlihatkan padanya, tatapan sayang, bayangan-bayangan itu terpikir begitu saja.

Biarkan saja, mengalir.

Andrea tertidur dengan pikiran kosong. Saat bangun kembali dia melihat cahaya matahari dari celah-celah jendela. Di luar dugaan, ternyata dia bisa tertidur dengan nyenyak. Tanpa mimpi, tanpa terbangun. Tapi pikiran dan hatinya masih merasa kosong, plong.

Entah ini suatu hal yang bagus atau tidak, karena sepertinya dirinya sudah mati rasa. Heartless kalau kata anak-anak gaul. 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Destinied Ep 1 Turning Point
0
0
Andrea berusaha menata kembali hatinya dan menjalani hari seperti biasa. Walau sebenarnya semua sudah tak lagi sama, apalagi sejak laki-laki itu menikah dan Andrea sadar betapa cerobohnya ia. Bisakah ia hidup sambil membawa luka yang tak bisa ia ungkapkan kemanapun?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan