Sunflower : Sebuah Lagu yang Mengubah Sudut Pandang

Lagu yang dinyanyikan oleh seorang aktris berdarah Amerika ini yang membuat saya jatuh cinta dan berapi-api. Karena begitu mendengar lagu ini, saya merasa ini lagu yang gue banget.
Meskipun lagu ini ditulis oleh Alexandra Ashley Hughes, Lindsey Beer, Troye Sivan, dan Bram Inscore tapi berkat Shannon Purser yang nyanyiin, lagu ini berhasil terdengar epic di telinga seorang yang beraliran musik pop-indie seperti saya. 
Di balik suaranya yang ngebas dan clearly, saya menemukan sebuah sudut pandang dalam goresan suara merdu yang timbul pada lirik lagu.
Kira kira begini kutipan lirik lagu yang saya ambil dari google beberapa waktu lalu.

Rose girls in glass vases
Perfect bodies, perfect faces
They all belong in magazines
Those girls the boys are chasing
Winning all the games they're playing
They're always in a different league

Stretching toward the sky like I don't care
Wishing you could see me standing there

But I'm a sunflower, a little funny
If I were a rose, maybe you'd want me
If I could, I'd change overnight
I'd turn into something you'd like
But I'm a sunflower, a little funny
If I were a rose, maybe you'd pick me
But I know you don't have a clue
This sunflower's waiting for you
Waiting for you

But I'm a sunflower, a little funny
And if I were her, maybe you'd pick me
But I know you don't have a clue
This sunflower's waiting for you
Waiting for you

Dalam bait pertama diceritakan sebuah bunga mawar (yang melambangkan seorang perempuan) di dalam vas kaca, yang mempunyai rupa fisik yang indah. Sehingga semua orang (dalam hal ini lebih ditegaskan adalah laki-laki) yang melihatnya merasa ingin memilikinya, ingin mengambilnya.

Beberapa perempuan terkadang memilih untuk menjalin hubungan dengan seorang laki-laki. Mereka merasa dapat menyelesaikan sebuah teka-teki hubungan bersama, menyatukan diri mereka, memecahkan masalah, dan beberapa hal lainnya. Padahal, mereka sama sekali berada di jalur yang berbeda, berada di koridor yang berbeda. Mereka tidak sadar jika masih memiliki sekat satu sama lain. Hubungan seperti ini hanya berujung pada permainan yang cepat atau lambat bakal selesai dengan sendirinya.

Those girls the boys are chasing
Winning all the games they're playing
They're always in a different league

Lalu dalam bagian reff di lagu ini, adalah sebuah gambaran yang mengingatkan kita agar selalu bersyukur atas segala yang telah ditempatkan (kondisi fisikal) pada kita (perempuan). 

But I'm a sunflower, a little funny
If I were a rose, maybe you'd want me

Apapun bentuknya, fisik tidak dapat diubah dan perempuan harusnya tidak dipandang hanya karena kondisi fisik yang menarik, dan kita tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi perempuan yang laki-laki sukai.

If I could, I'd change overnight
I'd turn into something you'd like

Tidak perlu mencemaskan sesuatu yang tidak perlu dicemaskan. Mungkin kita memang tidak seindah bunga mawar sehingga jarang seseorang yang menginginkan kita, mungkin kualitas fisik kita tidak sekeren bunga mawar, tetapi kita dapat memperbaiki kualitas nonfisik kita; pengetahuan, akhlak yang baik, etika, serta nilai dan norma. Agar kita menjadi bunga yang sebaik-baiknya bunga, tidak hanya memberikan kecantikan semata tetapi juga memberikan manfaat pada sekeliling.

Perempuan ibarat bunga, dan setiap yang tumbuh memiliki keunikannnya masing-masing.

Every flower have its beauty, but not everyone could sees it.

Selalu bersyukur atas segala sesuatu dalam diri dan senantiasa memperbaiki hati adalah apresiasi untuk diri sendiri.

Selflove.

Salam,

temanmu.

gambar dari twitter.com/boychandra