
Happy reading
Bab 22
Dari dulu Jack adalah seorang yang disegani di Akademi. Menjadi anak dari Saint yang agung memang life hack yang memudahkan. Sudah tampan, mapan, anak orang berpengaruh tentu sangat mudah baginya mendapat teman. Namun Jack adalah tipe orang yang berteman dengan keuntungan. Prinsipnya dia tak mau jika hanya menguntungkan pihak lain well didunia ini tidak ada yang gratis. Sebutlah dia sombong, memang! Tidak hanya sombong, dia juga seorang pembully. Bukan tanpa alasan hanya saja terkadang hidup yang terlalu datar sangat membosankan. Kebetulan membully cukup menyenangkan.
Sedangkan Zoe hanyalah anak seorang rakyat biasa yang mendapat keberuntungan dapat masuk ke Akademi. Jangan berfikir dia sangat pandai hingga mendapat beasiswa atau semacamnya. Karena kenyataannya dia tak seWahh itu. Nilai standart, kemampuan pedang standart dan bela diri malah anjlok. Tidak heran dia menjadi bulan-bulanan para bangsawan. Setiap harinya dia akan pulang dengan keadaan yang buruk seperti baju basah, robek, atau kotor. Untungnya dia adalah lelaki yang memiliki sifat baik condong ke bodoh. Dia sangat percaya pada orang lain.
Sore itu kelas pedang telah selesai namun di lapangan berlatih Zoe duduk bersimpuh. Menatap keatas lebih tepatnya seorang bangsawan lelaki yang sedang menginjak tangannya.
"Sa-sakit." Rintihnya sambil mengigit bibir bawah seakan menahan suara teriakan ketika tangannya diinjak kembali.
"Sudah kubilang tahan teriakanmu baru ku lepas." Ergy Radolf bangsawan kelas atas yang merupakan anak dari seorang duke. Dia yang paling suka membyully dan sangat parah saat membully. Wajarkan saja ayahnya kan orang yang cukup mampu untuk membungkam masalah dengan uangnya.
Mata Zoe berkaca-kaca bersiap untuk meledak.
Ergy menatap dengan remeh, "Kau mau memukulku? Ayo pukul!"
Zoe ingin, sangat ingin tapi berurusan dengan bangsawan seperti Ergy sama dengan bunuh diri. Zoe tak ingin dikeluarkan dari Akademi.
"Ayo puk---"
Buag!
Sebuah tinjuan keras melayang pada Ergy. Sampai dia jatuh terduduk.
"Sialan! Siapa yang berani menin-- Ehh? Jack?" Ergy tak lagi marah tentu saja dia takut pada Jack yang merupakan anak dari orang paling berpengaruh kedua setelah Yang Mulia Raja.
"Apa? Bukankah kau yang minta dipukul?" Jack bertanya dengan datar seolah menantang. Kali ini dia mengunakan kedudukan Ayahnya untuk hal yang benar.
"Ah.... iya. Baiklah aku akan pulang dulu Ibuku pastisedang mencariku." Buru-buru Ergy berlari sesekali sambil mengumpat kesal. Begitulah siapapun yang takut atau menghormati Jack hanya didepan saja kalau dibelakang ya beda lagi. Hal yang lumrah.
Zoe ingin pergi dari tempat ini, dia tak mau berurusan dengan orang-orang berkedudukan tinggi. Tidak akan pernah.
Itu yang Zoe katakan beberapa menit lalu sebelum Jack memegang erat tangannya.
"Huh tolong lepaskan." Tangannya sakit bahkan ia berfikir bahwa Jack itu makan batu tangannya kuat sekali.
"Kau belum mengucapkan sesuatu." Cekalan itu terlepas. Membekas merah pada tangan Zoe yang seputih susu.
"Oh? Te-terimakasih." Zoe memandangi tangannya sangat sakit.
"Apa kau seorang wanita? kenapa kau sangat lembek dan bodoh!" Ucapan Jack menyerupai bentakan. Dia hanya jujur.
Zoe tersentak hampir meluncurkan tangisan membahana. Tapi itu tidak jadi karena....
"Aku punya kue bulan. Apa kau mau?" Jack ketar-ketir melihat wajah Zoe yang memerah menahan tangis. Seumur-umur dia tak pernah membuat anak orang menangis mentokan pinsan.
Zoe mengangguk wajahnya bagai bersinar terang kebetulan dia belum kenyang karena separuh jatah makannya dia berikan pada kucing tadi.
"Kalau begitu ayo ikut aku." Jack berjalan terus sampai pada asrama bangsawan. Kamar milik Jack termasuk yang istimewa karena hanya dia yang menghuni.
"Duduk dulu." Zoe menurutinya duduk diatas ranjang single bed. Jack yakin kalau Zoe sangat mudah untuk diculik.
Jack menyodorkan obat pada Zoe. Zoe kedap-kedip, "Ini bukan kue. Mana kuenya?"
"Pakai dulu, tanganmu merah."
"Tapi aku lapar."
Jack menyodorkan kue kearah Zoe dan dengan senang hati Zoe memakannya langsung dari tangan Jack. Yang artinya Jack menyuapi Zoe.
Mata Jack melebar, "Sialan maksudku ambil kue ini dengan tanganmu lalu makan sendiri."
"Maaf-maafkan aku."
Menghela nafas panjang, sepertinya dia salah menyelamatkan Zoe.
Setelah hari itu Jack baru saja tau kalau Zoe adalah teman sekelasnya. Melihat bagaimana keahlian pedang Zoe yang hanya rata-rata, Nilai akademis yang biasa saja, yang paling buruk bela diri. Jack geleng-geleng kepala pantas saja dibully. Hampir setiap hari dibully. Kesimpulannya Jack memperhatikan Zoe.
Sebulan, dua bulan, tiga bulan, berbulan-bulan... Cukup. Sepertinya Jack tak tahan dengan kebodohan Zoe yang keterlaluan.
Untuk pertama kalinya dia melanggar prinsip yang dipegang teguh. Hari ini Jack mendeklarasikan Zoe sebagai temannya, sepertinya dia ketularan kebodohan Zoe.
"Mengapa kau berteman dengan rakyat biasa yang tak berguna sepertinya? Lebih baik denganku." Ucap Ergy. Dia anak Duke jelas sekali keuntungannya besar. Itu rasional tapi Jack menggeleng.
Jack berfikir, alasannya...
Mungkin karena Jack tertarik pada aura Zoe yang bodoh, maksudnya polos.
Setelah mereka berteman Zoe tak lagi dibully dan Jack tak pernah membully. Ya begitulah cerita awal mula pertemanan Jack dan Zoe sampai akhirnya menjadi orang-orang terdekat Raja.
__________
Sementara itu di dapur istana Zoe sedang membujuk Naina untuk berbicara.
"Naina tolong dengarkan penjelaskanku dulu." Zoe sedang menangkupkan kedua tangannya.
Naina diam saja sambil tangannya sibuk memotongi sayur.
Para maid lain menatap Zoe dengan kasihan. Naina adalah maid yang paling cantik di istana ini jadi wajar saja sangat sulit mendapatkannya.
"Sir Zoe sebaiknya tunggu beberapa jam lagi setelah selesai membuat hidangan." Ucap Kepala pelayan.
Dengan lesu Zoe berjalan keluar dari dapur. Di lorong istana Jack berpapasan denganZoe tapi dilewati begitu saja.
Sebelah alis Jack terangkat prilaku Zoe sangat berbeda hari ini. Biasanya dia akan berteriak heboh seperti monyet lepas kandang. Apakah Zoe sedang ketempelan roh jahat? Jack harus memeriksanya.
Lelaki dengan badan penuh otot itu membanting tubuh kurus Zoe sampai menimpanya. Sudah dipastikan yang terdengar setelahnya adalah teriakan melengking Zoe.
"Apa yang kau lakukan Sialan!" Teriak Zoe dengan kesal. Dia bangun, mencengkram kuat kerah baju Jack dan menghimpitnya ditembok. Habis dicampakkan gebetan terus dibanting tanpa alasan ya pasti kesal.
"Setygjofsarujvkogdyibdaarygh." Jack merapalkan doa yang diajarkan Yezka untuk menyadarkan orang kesurupan.
Zoe linglung kenapa Jack membaca doa seperti itu?
Saat Zoe diam Jack berfikir rohnya sudah hilang lalu berkata, "Baguslah roh jahatnya sudah keluar."
Beberapa saat kemudian mengeplak kepala Jack dengan keras lalu tertawa.
"Kau fikir aku ketempelan?"
"Kau harusnya berterimakasih bodoh!" Jack membalas memukul tangan Zoe yang pasti tidak pakai kekuatan. Kalau pakai kekuatan pasti tangan itu patah. Merekapun berkelahi.
Ruang kerja Winstons.
Yang Mulia Raja Winstons sedang memijat pangkal hidungnya menatap kesal kedua bawahan yang merepotkan. Dia seperti bapak-bapak yang memarahi anak-anaknya. Padahal Jack dan Zoe seumuran dengannya.
Jack dan Zoe babak belur akibat perkelahian tadi. Yang parah Jack karena Zoe sedang kesal dan Zoe tak ada luka berarti.
"Kenapa kalian berkelahi?" Winstons menatap tajam kearah Zoe lalu lebih melotot lagi kearah Jack.
Baik Jack dan Zoe diam.
"Jack bagaimana bisa kau separah ini?" Winstons sangat tau kemampuan Jack seperti apa bahkan kedudukannya panglima perang. Yang otomatis orang terkuat yang memimpin pasukan.
"Itu karena saya sangat kuat Yang Mulia." Zoe memamerkan lengannya yang sedikit berotot.
Jack menghela nafas.
"Kau itu panglima perang Jack, seharusnya kau bisa mematahkan tangan Zoe." Winstons menatap penuh pada Jack khawatir kekuatan Jack menurun itu sangat membahayakan.
"Saya tidak mungkin menyakitinya Yang Mulia." Jawab Jack. Zoe merasa terharu.
"Kenapa?"
"Karena dia terlalu lemah."
Zoe bi like -_-
Bab 23
Eve memaksa kaki kecilnya untuk terus berjalan. Mengabaikan rasa sakit yang menderanya juga kaki tangan yang masih tercetak jelas kemerahan. Pakaian yang ia kenakan masih sama yaitu hitam putih khas maid junior. Untungnya malam ini sangat sepi bahkan Sang Raja sendiri tak mengunjungi kamar pribadinya tempat Eve biasa berada. Para penjaga juga sedikit sangat mudah bagi Eve untuk mengelabuhinya. Rasa nyeri di kakinya semakin terasa namun tetap lebih nyeri hatinya. Dengan sekuat tenaga ia menuju hutan dekat istana Ezekiel. Tujuan utamanya adalah teleportasi ke pasar. Sebenarnya dia kabur. Lalu kenapa tak memakai kekuatan yang diajarkan Saint Yezka? Karena kondisi tubuhnya sangat lemah. Dari kemarin malam sampai tengah malam ini dia belum makan. Jangan tanya kenapa, ini jelas hukuman dari si Raja tidak waras itu.
"Persetan dengan si Raja mesum sialan itu dan seluruh keluarganya biar sekalian mati aja." Dengan nada sangat lirih namun penuh kesal Eve mengumpat.
"Oi... kau bisa dipenjara jika terus berkata begitu." Ucap Nia dengan santai. Sebenarnya dia sedang memetik tumbuhan untuk bahan racun. Melihat Eve membuatnya keheranan. Tapi setelah mendengar Eve mengutuk keluarga kerajaan membuatnya memikirkan sedikit drama agar upayanya semakin menyenagkan.
"Bibi Nia??" Mata Eve berbinar bahagia seperti bertemu dengan seorang ibu peri yang baik hati. Tidak sadar saja dia bahwa seorang wanita yang ia temui adalah penjahat sesungguhnya.
"Eve? Bagaimana bisa kau ada disini? Apa yang terjadi padamu?" Nia memasang wajah khawatirnya, tidak benar-benar khawatir hanya sangat penasaran saja.
"Bibi bisakah kau menyembunyikanku sebentar? Aku akan ceritakan semuanya." Ucap Eve dengan penuh harapan.
"Baiklah ayo." Nia membantu Eve berjalan menuju kamar milik Nia di istana samping.
Seorang remaja tangung tengah mengintip. Dia adalah Ezekiel si pangeran sulung yang dibuang.
"Semudah itu membuat tikus keluar dari lubang persembunyian." Ezekiel menyerigai.
Jangan pikir Ezekiel bodoh, tidak mungkin Eve sangat sulit ditangkap kalau tidak ada pihak berkuasa yang melindunginya. Sengaja dia membuat kericuhan di istana membunuh sebagian selir dengan racun dari bibi Nia. Benar saja itu membuat banyak pihak sibuk dan setres lalu melampiaskannya pada hal-hal menarik seperti tawanan. Cukup mengejutkan bagi Ezekeil ternyata Eve berada dibawah jerat sang Ayah.
"Ck dasar orangtua menyusahkan. Bisa-bisa tertarik pada target anaknya. Dia begitu ingin aku menunjukkan jati diri. Sekarang ku turuti dia kelimpungan sendiri." Ezekiel tersenyum miring melihat punggung Eve dan bibi Nia mengecil.
Pagi yang cerah, sang Raja masih sibuk menyelidiki kasus pembunuhan selir dan kebakaran istana samping tempat tinggal Ezekiel. Meski hanya sebagian kecil yang hangus dan tak memakan korban tetap saja termasuk kasus yang serius. Kesibukan itu membuatnya lupa pada tahanan yang berada diruang rahasia kamar pribadinya.
Kita tinggalkan Winstons dan orang-orang kepercayaannya melakukan pekerjaan. Dibawah sinar matahari yang hangat Ezekiel memakai kemeja putih yang basah akibat keringat mengayuhkan pedang berduel dengan Sir Thomas.
Sling
Sling
Thomas mengarahkan pedangnya kekiri memfokuskan target ke tangan kanan, kepala, kaki kiri Ezekiel. Membabi buta menyerang titik-titik penting dalam tubuh, namun Ezekiel dengan mudah mengatasinya bahkan daritadi dia hanya menghalau serangan sang guru. Thomas mengangkat sebelah alisnya hari ini si murid tampak sangat bahagia. Daritadi tersenyum lebar sampai Thomas berfikir apakah tidak kering giginya?
"Pangeran apa hari ini adalah hari yang baik?" Tanya Thomas dengan tangan kirinya mempersiapkan panah latihan pedang telah selesai.
"Ini hari yang sangat indah Sir." Kekehan terdengar diakhir kalimatnya.
"Ohh? Seindah itu hingga kau tak berhenti tersenyum. Apa ini karena kasus selir kemarin?" Thomas menata target panahan.
"Bukan itu. Kau tau Sir kelinciku telah memakan wortel umpan. Sedikit lagi kupastikan dia kukandangi dan tak bisa bersembunyi bahkan dibawah tanah sekalipun." Dengan nada ceria bak anak kecil yang mendapatkan permen Ezekiel bertepuk tangan.
Thomas tersenyum kaku menebak-nebak maksud dari sang Pangeran. 'Almareakah targetnya?'
Sekalipun Ezekiel masih 12 tahun jangan kira kelinci yang dimaksud adalah kelinci sungguhan. Itu pasti seseorang yang sangat diinginkan Ezekiel.
"Baiklah Pangeran ayo latihan memanah."
Ezekiel berdiri tegak dengan sebelah kaki diatas batuan. Kemeja putih dibuka seluruh kancingnya menampilkan badan yang --Errr. Badannya bermandikan peluh menambah kesan seksi padahal umurnya masih sangat muda.
Thomas menatap Ezekiel dengan alis berkerut Apakah Pangeran sedang memamerkan tubuhnya pada Almarea? Di kursi dekat tempat latihan memang ada Almarea yang menatap penuh damba pada abs sang Pangeran yang mulai terbentuk.
Ezekiel melambai pada Almarea memberikan kode bahwa dia haus. Almarea berlari cukup kencang ingin memberikan minum pada adiknya. Tak disangka dia terpeleset, ada seorang maid yang sedang mengepel dekat situ.
"Aduh... Kau sangat tidak becus!" Alamrea memaki-maki maid kecil yang mengepel tadi.
"Kau mengapa memakai jubah sampai menutupi wajah begitu? kau pasti buruk rupa ya? Hiii pergi jauh-jauh kau." Almarea ucapnya jijik.
"Ada apa ini?" Ezekiel membantu Almarea berdiri.
"Ini Ezekiel maid jelek ini mengepel tidak becus, sakit sekali." Adu Almarea. Ezekiel melihat kaki sang kakak yang memar sedikit, lalu melirik tangan dan kaki si maid yang memar parah seperti bekas ikatan. Hatinya bergejolak merasa sangat marah melihat si maid yang memiliki bekas luka. Namun ia tahan mulai menampilkan raut kesal menunjuk si maid.
"Dasar maid bodoh, panggil bibi Nia." setelah bibi Nia datang, "Bi jangan beri dia makanan sampai besok pagi."
Nia hanya mengangguk patuh menyeret maid itu.
"Tunggu bibi aku mau memberikan pelajaran." Almarea mengambil alat pel lalu memukulkannya dengan keras pada tangan si maid kecil.
plak
plak
"Cukup kak, nanti biar aku saja yang menghukumnya." Ezekiel tak tahan melihat si maid di pukul. Dia kesal Almarea telah melukai maid kesayangannya. Dia menahan untuk tidak memotong tangan Almarea yang memukul maid itu.
"Hukum dia dengan berat." Almarea tersenyum puas.
Ezekiel diam-diam bersmirk, "Aku menantikan memberi hukuman untuknya."
Nia membawa maid kecil itu berjalan menjauh.
"Eve bagaimana bisa kau membuat kecerobohan itu." Ya maid kecil dengan jubah menutupi wajah itu Eve.
"Maaf bibi." Ada nada kecewa yang sangat besar, Ezekiel tak mengenalinya.
Awalnya Eve begitu menikmati paginya dengan mengepel dan melihat Ezekiel berlatih. Sangat Tampan dan hebat hanya minus akhlak saja. Namun pagi yang indah hancur karena Almarea yang tiba-tiba jatuh. Tanpa mendengarkan pihak lain Ezekiel langsung mengambil keputusan hanya dengan aduan Almarea.
Disisi lain Thomas melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala. Saat Almarea jatuh tadi Ezekiel membisikkan sesuatu.
"Aku ingin segera mencapai tujuanku Sir, aku akan terus berbuat hal keji agar semakin kuat sihirku......"
Thomas diam memperhatikan raut wajah Ezekiel yang penuh ambisi dan obsesi.
.... coba tebak aku akan melakukan dosa apa? Aku akan meniduri saudaraku sendiri." kekehan mengudara sejalan dengan Ezekiel yang menghampiri Almarea dan Ev.
"Apa dia sungguh bocah berusia 12 tahun?" komentar Thomas dengan wajah lelahnya.
Bab 24
Ezekiel memakai pakaiannya kembali, keringat masih bercucuran dipelipisnya. Seperti habis lari maraton, sebenarnya dia telah menghabiskan beberapa ronde yang menyenangkan bersama seorang gadis eh wanita yang pingsan diatas ranjang tanpa sehelai benangpun.
"Bibi Nia apa sudah cukup untukku melawan Ayah?" Ezekiel menoleh pada wanita paruh baya yang berusia 47 tahun namun wajahnya tanpa ada kerutan samasekali bahkan tampak berusia 25tahunan.
"Belum pangeran bahkan kau masih belum separuhnya." Bibi Nia memandangi tubuh Almarea yang penuh dengan kissmark dan lebam akibat tamparan. Lalu melirik kearah sang Pangeran.
"Dia hanya manusia biasa bi bagaimana bisa sesulit itu menaklukkannya." Ezekiel kesal menutupi tubuh Almarea dengan selimut. Dia malas melihat tubuh yang menjijikan. Bahkan area intimnya tampak lecet. Ezekiel bermain dengan kasar karena marah.
"Raja Winstons memang manusia biasa tapi dia didampingi Saint Yezka, Jack, Zoe dan saya yakin guru anda juga akan berada dikubu Yang Mulia Raja." Bibi Nia mengambil buku hitam dengan sampul aneh berbentuk mata satu yang misterius.
"Saint memang orang merepotkan, tapi Yang lainnya hanya semut bagiku. Lagipula aku ada kau dan Si Pendeta itu kan." Ezekiel berkacak pinggang melihat bibi Nia dengan malas. Dia sudah tak sabar menjadi orang yang paling berkuasa.
"Jangan remehkan Sir Jack dia bisa melihat seberapa kuat kita itu membuatnya bisa mengontrol berapa banyak kekuatan yang diperlukan. Dia perencana yang matang. Lalu Sir Zoe memang terlihat sangat bodoh..." Nia membolak-balikkan lemabaran buku.
"Dia cinta buta pada pelayan, sangat bodoh." Ezekiel tertawa konyol.
Bibi Nia melirik sinis, "Lalu apa bedanya dengan anda Pangeran."
"Aku memang mencintai Eve bi, tapi aku tidak mencintainya sampai buta. Buktinya aku bisa meniduri kak Almarea." Ezekiel takakan begitu mudahnya melupakan dendam hanya karena seorang gadis.
"Kau memang harus tegas Yang Mulia Pangeran selalu ada harga yang harus kau bayar untuk sebuah kemenangan." Bibi Nia memasang ekspresi puas. Sangat mudah membuat Ezekiel buta karena dendamnya.
"Baiklah lagipula ini hanya sampai aku benar-benar siap menghabisi semuanya. Gerakan selanjutnya aku ingin membantai dengan tanganku sendiri. Aku ingin merasakan pedangku bermandikan darah mereka. Bisakan bibi?"
"Bisa Pangeran. Tapi sebelum itu kita harus mencari tumbal dari 7 lelaki yang kuat kebetulan sebulan lagi bulan purnama."
"Dimana kita bisa mendapatkan orang kuat?"
"Arena pertarungan."
________
"Guru bagaimana bisa kau berada disini?" Eve memandang Yezka penuh pertanyaan. Bagaimana tidak Saint itu berada dikamar Eve. Maksudnya bagaimana bisa dia tau kalau Eve disini.
Yezka tersenyum, "Kau harus ingat aku ini orang hebat."
Eve membuat ekspresi wajah paling imutnya, "Jangan beritahukan Yang Mulia ya Guru saya mohon!"
"Tidak, Aku tidak akan memberitahukannya pada si Baj- eh Aku tidak boleh mengumpat, aku tidak akan memberitahukannya tentang keberadaanmu. Lebih baik kau ikut aku tak bagus juga kau disini. Ezekiel sama saja dengan Ayahnya. Bahkan kurasa disini lebih suram." Yezka meremat tangannya khawatir.
Tiba-tiba cahaya silau menampakkan Zoe dan Jack.
"Kenapa Sir Zoe dan Sir Jack ada disini juga?" Eve terbelalak bagaimanapun Zoe dan Jack adalah bawahan paling setia Raja. Eve ketakutan berniat teleportasi untuk kabur.
"Tenanglah, mereka tak akan macam-macam."
"Eve kami berada dipihakmu." Zoe menatap Eve penuh iba. Apalagi tangan dan kaki yang tampak menghitam bekas tali.
Eve menatap ragu.
"Aku ingin disini aku ingin memantau Pangeran Ezekiel guru. Kalau sampai Ezekiel membunuh lagi itu gawat." Tiba-tiba Eve merasa kalut dan cemas bimbang akan mengatakan atau tidak.
"Ada apa Zeya?" Jack yang daritadi diam mulai bertanya. Kalau urusan serius Jacklah yang paling cepat tanggap.
"I-itu tadi aku mendengar desahan di kamar Pangeran Ezekiel m-mungkinkah itu.... itu...." Eve tidak sanggup melanjutkannya.
Zoe terbelalak "Bahkan aku yang sudah 25 tahun belum pernah melakukan itu. Bagaimana bisa pangeran..." Zoe merasa sedih sebagai seorang lelaki dia merasa sangat kalah oleh Ezekiel.
Jack menatap datar temannya yang sedih karena alasan konyol.
Yezka menghela nafas, "Pangeran mengila. Apa dia bertindak brutal agar segera mendapat kekuatan lebih banyak? Memang apa tujuannya."
"...."
"Sebulan lagi bulan purnama Zeya, itu artinya akan ada ritual persembahan untuk penyihir yang menyembah iblis." Jack mengingatkan sang Ayah. Sebagai anak dari Saint dia sangat berbakat menjadi Saint selanjutnya.
"Guru apakah Ezekiel juga penyembah iblis? Dia sekarang sangat berbeda dia lebih kejam dan dingin." Beberapa hari yang lalu tak sengaja Eve melihat Ezekiel menatap seorang pelayan yang menumpahkan minuman ke bajunya. Tatapan menusuk membuat seorang pelayan menjerit. Sepertinya Ezekiel mengunakan sihir untuk melukai maid itu. Terbukti beberapa saat kemudian maid itu meninggal.
Yezka mendengarkan cerita Eve langsung terbelalak. "Kita ke arena pertandingan malam ini dengan menyamar. Kita lihat siapa saja yang berada dipihak pangeran."
"Kita? Maksudnya guru dan aku." Eve menunjuk dirinya sendiri.
"Dengan Jack dan Zoe juga."
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
